Anda di halaman 1dari 9

28/01/2019

KONSEP DASAR
BELA NEGARA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. ADRIAN RAHMAN
(03021181823018)
2. FATIMA ASAHRA
(03021181823020)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bangsa dan negara di dunia ini senantiasa berusaha untuk


mewujudkan cita-cita dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya
dengan bangsa dan negera Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke
4, tujuan bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan negara
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Kesadaran dalam bela Negara harus perlu ditumbuhkan dikalangan


masyarakat. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Maka sumber daya manusia menjadi
titik sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang
mampu melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.

upaya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu menjamin


kelangsungan hidup bangsa dan negara dapat dilakukan melalui pembelaan
negara, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30
UUD 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bela Negara?
2. Apa saja unsur dasar Negara?
3. Apa dasar hukum bela Negara?
4. Apa manfaat, fungsi, dan tujuan dari bela Negara?
5. Apa pentingya jiwa bela Negara bagi masyarakat?
BAB 2

ISI/PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara

Pembelaan Negara atau Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang dilandasi
oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Bagi warga Negara Indonesia, usaha pembelaan Negara dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan
keyakinan pada Pancasila sebagai dasar serta berpijak pada UUD 1945 sebagai
konstitusi Negara. Wujud dari usaha bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan
setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan Negara serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan
wilayah Nusantara dan yaridiksi nasional, serta nilai- nilai pancasila dan UUD
1945.

B. Konsep Dasar Bela Negara

Bela Negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, Secara fisik dapat
diartikan sebagai bentuk usaha untuk pertahanan dalam menghadapi serangan
fisik maupun agresi dari pihak lain yang dapat mengancam keberadaan suatu
negara tersebut. Sedangkan, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala
upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela Negara adalah wajib militer. Bela Negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya,
baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar
(wajib militer). Beberapa Negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu
dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga Negara (kecuali
untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan
keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan
krisis perekrutan selama masa perang. Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan Negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan
diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela Negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada Negara dan kesediaan berkorban membela Negara. Spektrum bela
Negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai
dari hubungan baik sesama warga Negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

C. Unsur Dasar Bela Negara :

Unsur dasar bela Negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah sebagai
berikut

Cinta Tanah Air


Kesadaran Berbangsa & bernegara
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
Rela berkorban untuk bangsa & Negara
Memiliki kemampuan awal bela Negara

D. Dasar Hukum

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep pembelaan Negara di


tengah masyarakat, salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela
Negara. Mars ini diubah oleh salah seorang musisi Indonesia yang memiliki
nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.

Selain itu, dalam upaya menjaga kesadaran bela Negara, dibuatlah sebuah momen
untuk memperingatinya. Hari yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara
dipilih tanggal 19 Desember. Penetapan ini dimulai tahun 2006 oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, yang dituangkan melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.

E. Manfaat, Fungsi Dan Tujuan Bela Negara


a) Manfaat Bela Negara
 Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
 Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
 Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
 Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
 Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
 Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
 Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
 Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
 Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin.
 Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

b) Fungsi bela Negara


 Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman
 Menjaga keutuhan wilayah Negara Indonesia.

c) Tujuan bela Negara


 Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara
 Melestarikan budaya dan menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
 Menjaga identitas dan integritas bangsa/ Negara

F. Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara


Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan
mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh Negara lain
yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi
bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau
memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas tersebut tidak hanya
dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia/
bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap
mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya
bela Negara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia
yang saling berbhineka tunggal ika. Sikap bela Negara terhadap bangsa Indonesia
merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakterristik
bangsa Indonesia. Dengan adanya kesadaran akan bela Negara, kita harus dapat
memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus
bangsa hendaknya ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan
mereka terhadap bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih dalam.

Dalam sikap bela Negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri


dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung di Negara kita, tidak
mungkin kita tunjukan sikap bela Negara yang bersifat keras seandainya situasi
keamanan nasional terkendali.

Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu sikap
bela Negara dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain
sebagainya. Bahkan menyanyikan lagu bela Negara yang diciptakan oleh Dharma
Oratmangun atau mengenang hari bela Negara yang jatuh pada tanggal 19
Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 adalah salah satu
bentuk bela Negara sekala kecil. Sehingga ketika kita sebagai warga Negara sudah
terbiasa melakukan hak dan kewajiban sebagai warga Negara dengan baik dan
benar maka seandainya ada konprontasi atau intervensi terhadap Negara, kita akan
peka menyikapinya bahkan dengan mengangkat senjata pun kita akan berani
karena jiwa bela Negara dalam diri kita sudah terlatih dan terbiasa.

G. Budaya Indonesia Yang Perna Diklaim Pihak Asing Dan Cara Mengatasinya
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan budaya karena
beragam suku yang ada di Indonesia. Beberapa negara tetangga mempunyai
kemiripan budaya dengan Indonesia karena kesamaan akar budaya.Namun
tentunya hal tersebut bukan alasan untuk mengklaim warisan budaya yang jelas-
jelas asli Indonesia.

Contohnya saja Malaysia. Negara tetangga ini kerap mengklaim budaya-


budaya asli Indonesia sebagai warisan budaya mereka. Hal ini tentu saja
memancing kemarahan masyarakat Indonesia. Salah satunya kuda lumping meski
berasal dari Jawa, Malaysia perna mengklaim kuda lumping sebagai budaya
mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya orang-orang Jawa yang menetap di
Malaysia mewariskan budaya tersebut kepada anak-anaknya di sana. Tidak hanya
kuda lumping, Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange, Wayang Kulit, Angklung,
dan lain-lain. Perna di klaim oleh negara malayasia sebagai budaya asli mereka.

Untuk mencega hal seperti itu , kita sebagai penerus generasi mudah,
harus paham dan mengerti mengenai budaya-budaya yang ada di indonesai agar
hal tersebut tidak terulang lagi dan kita harus memiliki kesadaran untuk
melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka
ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya pengakuan dari Negara lain yang
menyebutkan kekayaan daerah Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka.
Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar. Sehingga pada
nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas serta mampu
menyaring berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. Dengan
demikian, masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya informasi yang
menyesatkan dari budaya asing. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum
yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa.
Karena dengan taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan
ketentraman bagi lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah
masyarakat. Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena
merampas hak warga Negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan
meninggalkan korupsi, kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam
meningkatkan kualitas kehidupan

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Sebagai warga
negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia
seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.
Sikap warga yang harus dimiliki apabila NKRI terancam adalah waspada dan
berusaha keras untuk mengatasi berbagai ancaman dan gangguan terhadap
berdirinya NKRI. Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh rakyat, juga oleh
TNI antara lain mempertahankan kemerdekaan dari ancaman pihak Belanda.
Menumpas PRRI/PERMESTA, APRA, Gerakan Separatis Aceh (GSA),
Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan contoh lainya.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bela Negara adalah sikap dan prilaku warga Negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan undang undang dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan Negara yang seutuhnya. Dasar hukum bela Negara yaitu pasal 27
ayat (3) UUD 1945 “ Semua warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan Negara.” dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 “ Tiap-tiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
Negara.” Salah satu tujuan bela Negara adalah mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan Negara, sedangkan manfaat bela Negara adalah
menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri. Upaya bela Negara selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga Negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
Negara dan bangsa.

B. Saran
Belum ada perundang-undangan yang mengatur mengenai
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
undang No.3 Tahun 2002. Apabila nantinya telah keluar undang-undang
mengenai pendidikan kewarganegaraaan, pelatihan dasar kemiliteran secara
wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk
keikutsertaaan warga Negara dalam upaya pembelaan Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Budianto.2004.Kewarganegaraan SMA Kelas XI.Jakarta:Erlangga.

Budiarjo, Mariam.2001.Dasar-Dasar Pendidikan Kewarganegaraaan.Jakarta:


PT.Gramedia.

Hadi, Yulianto.2014.Bela Negara.Jakarta:Erlangga.

Hasim.2015.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Bogor:Quadra.

Kaelan.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.

Tim Nasional Dosen Kewarganegaraaan.2013.Pendidikan Kewarganegaraan,


Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa.Bandung:CV. Alfabeta.

Winarto.2013.Paradigma Baru Pendidikan Kewaganegaraan.Jakarta:PT.Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai