Theo Salim1
Abstract
The name ofLe Corbusier is found among the great architects in this world, and maybe the greatest
architect that ever live. The dynamic thought of Le Corbusier in architecture cannot be denied. During his
life, he thought the development of architecture and theories and had been applied at their eras due to the
development of culture and technology. His theories have exagerated a dynamic development in architecture
and at last he talked about changing the language in architecture.
Keywords: the thought
Abstrak
Di antara arsitek besar dunia terdapat nama Le Corbusier yang mungkin terbesar diantara semua
arsitek yang ada sampai saat ini. Pemikiran Le Corbusier yang dinamis dalam bidang Arsitektur tidak dapat
dipungkiri. Sepanjang hidupnya, dia selalu memikirkan perkembangan arsitektur yang sesuai dengan
perkembangan budaya dan industri dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Banyak teori arsitektur yang
lahir dari pemikirannya dan menjadikan perkembangan arsitektur lebih dinamis.
Kata Kunci: pemikiran
PENDAHULUAN
Dalam karirnya sebagai arsitek mula-mula dia mendesain dengan beberapa macam
gaya dan pada tahun 20-an muncullah teori yang pertama dengan nama "Purism" dan pada
tahun 50-an desainnya berubah kearah pahatan (sculptural form) dengan bahan beton yang
tidak dihaluskan permukaannya dan aliran ini dinamakan "Brutalism". Sebenarnya
"Purism" adalah nama artikel mengenai filsafat estetika yang ditulis oleh Amedee
Ozenfant, seorang penulis mengenai seni, estetika dan arsitektur, pada tahun 1921.
Ozenfant juga dikenal sebagai rekan kerja Le Corbusier. Untuk tulisan mengenai seni dan
estetika dia tetap memakai nama Ozenfant sedangkan untuk tulisan mengenai arsitektur dia
memakai nama keluarga ibunya yakni Saugnier.
1
Dosen Tidak Tetap Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan
Gambar 1
Dom-Ino System
(Sumber: Jencks, Charles, "Le Corbusier and The Tragic View of Architecture",
Harvard University Press, 1974)
Juga ada sketsa villa dengan bentuk dasar diambil dari villa Italia, atap datar dan struktur
dari beton bertulang dan untuk pertama kalinya dia memakai "roof garden" dalam
desainnya. Dalam periode sebelum tahun 20-an dia memakai nama aslinya Jeanneret dan
kemudian pindah ke Paris dan lahirlah Le Corbusier. Sebenarnya "roof garden" telah
dipakai dalam gaya Renaissance Italia.
Pada tahun 1923 terbitlah tulisan dengan judul "Towards a New Architecture"
(menuju arsitektur yang baru) dimana dunia mengakui dan mengagumi buku tersebut. Le
Corbu tiba-tiba menjadi sangat terkenal. Mahasiswa Bauhaus di Wiemar langsung minta
alternatif selain Expressionism dan mereka mengagumi motto Le Corbu yang sangat
berbau teknologi yakni "machines to live in".
Gambar 2
Ronchamp
(Sumber: Jencks, Charles, "Le Corbusier and The Tragic View of Architecture",
Harvard University Press, 1974)
Karangan Le Corbu dalam majalah L' esprit Nouveau penuh dengan usaha mencari
standarisasi dan bentuk universal dan karangan tersebut dibukukan menjadi 4 jilid. Buku
tersebut membawa akibat yang sangat besar dalam perkembangan arsitektur modern dan
lahirlah aliran "International Style". Keempat buku tersebut adalah sebagai berikut:
• Towards a New Architecture
• The City of Tomorrow
Dalam bukunya "Towards a New Architecture" dia menekankan segi moral dan
kebenaran dalam arsitektur. Dia juga mengatakan tidak ada toleransi bagi kepalsuan dan
kita akan hancur dalam ketidakbenaran. Dia juga mengatakan bahwa hubungan antara kita
dan alam raya berdasarkan geometri, rasio matematik dan kebenaran yang sejati dan ini
berarti bahwa hubungan tersebut terjadi berbau teknologi dan dia memang menuju
keindahan dari produksi teknologi.
Proyek perumahan di Pessac adalah proyek pertamanya dalam jumlah yang banyak
dimana Le Corbu memakai sistem elemen-elemen standar dan kombinasi bentuk yang
bervariasi dan ini sesuai dengan dasar-dasar produksi masal. Juga sistem ini tidak hanya
untuk mengatasi persoalan ekonomi dan teknis tetapi juga estetika. Tetapi ternyata Le
Corbu hanya menyelesaikan persoalan perancangan rumah kebutuhan fisik pekerja dan
tidak kebutuhan psikis masing-masing keluarga pekerja. Akibatnya mereka merubah
bentuk tampak, bentuk jendela, menutup teras menjadi ruangan, menambah kamar dan
lain-lainya. Semua ini telah merusak rancangan Le Corbu dan dia dengan getir berkata:
"You know, it's life that's always right and the architect who's wrong". Dia berpendapat
ada 4 fungsi kota yang baik yakni:
• Menghilangkan kemacetan di pusat kota
• Menambah kepadatan
• Menambah sirkulasi lalu lintas
• Membentuk lebih banyak ruang terbuka
Kota yang dibangun berdasarkan effisiensi lalu lintas adalah kota yang dibangun untuk
sukses. Dia membagi kecepatan dan tipe lalu lintas dengan meletakkan pada level yang
berbeda sehingga tidak saling menghalangi.
Dalam L' art decoratif d'anjourd' bui dia mengatakan ada 3 perubahan besar yang
dibawa oleh era mesin yakni tumbuhnya industri, keadaan sosial yang lebih baik dan
demokratis dan yang ketiga adalah moral revolusi. Secara sosial mungkin timbul krisis
karena perpecahan antara masyarakat pra era mesin dengan masyarakat era mesin.
Kebudayaan akan maju dan semua dekorasi borjuis akan hancur. Dia juga mengatakan
keindahan adalah hasil dari fungsi dan keindahan ini akan sesuai dengan hukum alam,
bentuk geometrik dan semua manifestasi alam raya. Jadi fungsi lebih utama dari
keindahan. Dalam "Modular System" dia mempelajari dimensi manusia dan menjadi dasar
dari desain industri, ergonomics dan anthropometrics, Dan seperti dalam "Towards a New
Architecture" dia menekankan "moral" dengan membuang semua obyek yang tidak ada
fungsinya seperti dekorasi yang hanya menyembunyikan semua kesalahan pembangunan.
Dalam periode tahun 20-an, ada 2 villa yang terkenal dirancang oleh Le Corbu
yakni villa di Barches dan villa Savoy di Poissy. Secara visual terlihat bahwa kedua villa
tersebut dirancang dengan kubus dimana bermacam-macam elemen geometrik diatur
dengan bebas seperti lukisan gaya "Purism". Le Corbu mengatakan ada 5 dasar dari New
Architeture yakni :
• Rumah berada di atas kolom sehingga lantai dasar dapat di pakai untuk lalu lintas
kendaraan
• Adanya taman di atap karena atap datar
• Rencana yang plastis
• Tampak bebas dari rangka struktur
• Jendela yang besar untuk cahaya
Ada beberapa elemen yang khas yang ada dalam kedua villa ini seperti ramp atau
jembatan, ketinggian ruang yang dua kali lipat, tangga pakai bordes atau tangga spiral,
kamar mandi yang melengkung atau ruang jemur yang melengkung. Tetapi Frank Lloyd
Wright berkata bahwa villa tersebut seperti kotak di atas tiang-tiang.
BRUTALISM
Sesudah perang dunia II, Le Corbu merancang dua proyek besar yang akan sangat
mempengaruhi arsitektur pasca perang yakni gedung PBB di New York dan United
Habitation di Marseille.
Gambar 3
United Habitation
(Sumber: Jencks, Charles, "Le Corbusier and The Tragic View of Architecture",
Harvard University Press, 1974)
Dalam proyek Ronchamp dengan bentuk-bentuk garis melengkung (dan ini tidak
sesuai dengan teori tahun 20-an dengan garis-garis lurusnya) menjadi pencetus mulainya
neo expressionism. Di Ronchamp dia memakai teknik primitif seperti di Mesir yakni
teknik membangun dengan lumpur, dalam hal ini beton yang disemprot. Dan kritisi
arsitektur menganggap proyek ini mengandung kualitas metafora yang sulit diterjemahkan,
ada yang melihat bentuknya sebagai topi biarawati, kerudung pendeta, haluan kapal layar
dan ada yang melihat seperti tangan sedang berdoa. Tetapi Le Corbu menolak anggapan
bahwa bentuk Ronchamp bersifat agamawi meskipun kritisi arsitektur beranggapan bahwa
ini adalah proyek agamawi yang sangat baik di abad XX.
KESIMPULAN
Dia telah berbuat banyak bukan saja dalam dunia arsitektur tetapi juga dalam
bidang lukisan, arsitektur teoritis dan kritikus arsitektur. Seperti gambaran "Superman"
filsuf Nietzsche dia menguasai kekuatan idea musuh-musuhnya dan kemudian
menghancurkan mereka dan membentuk perpaduan yang baru. Dia memusuhi semua
lawan-lawannya termasuk masyarakat demi kebenaran teori yang dianutnya. Inilah sosok
genius Le Corbusier yang bersedia menjadi martir demi pendapatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Giedeon, Sigfried. (1967). "Space, Time and Architecture", Harvard University Press