Anda di halaman 1dari 4

Rekam Jejak Korupsi Oleh Penegak Hukum di Indonesia

Daftar pengadil meja hijau yang terjerat kasus suap belum mencapai titik
akhir. Deretan Hakim yang diduga, sebagian lagi telah terbukti melanggar kode
etik profesi atau menjual putusan, terus bertambah. Berdasarkan data Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), sejak 2004 hingga Mei 2018, ada 18 hakim yang
pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh lembaga tersebut. Sebagian yang
ditangkap mulai dari hakim konstitusi, hakim tinggi, hingga hakim pada
pengadilan negeri. Banyaknya hakim yang sudah ditangkap dan divonis bersalah,
tampaknya belum memberikan efek jera. Dalam daftar KPK itu, hakim pertama
yang tersangkut kasus suap adalah Ibrahim, hakim PTUN Jakarta. Tahun 2010, ia
disangka menerima suap Rp300 juta dari PT Sabar Ganda yang saat itu berperkara
dengan pemerintah terkait tanah di kawasan Cengkareng Barat. Atas
perbuatannya, Ibrahim lantas divonis pidana penjara selama enam tahun.

Tahun 2011, KPK meringkus hakim ad hoc Pengadilan Hubungan


Indusrial Bandung, bernama Imas Dian Sari. Dituding menerima suap dari PT
Onamba Indonesia, Imas dihukum enam tahun penjara. Pada tahun yang sama,
KPK juga menangkap hakim PN Jakarta Pusat, Syarifuddin Umar. Ia dituduh
menerima suap sebesar Rp250 juta dari kurator PT Skycamping Indonesia.
Syarifuddin mendapatkan vonis empat tahun penjara atas tindakannya.

Dua hakim yang dijerat KPK tahun 2012 berstatus sebagai hakim ad hoc
Pengadilan Tipikor, yanki Heru Kusbandono (Pontianak) dan Kartini Juliana
Marpaung (Semarang). Heru dinyatakan bersalah atas upaya suap terhadap
Kartini. Ia divonis penjara selama enam tahun. Sementara itu, Kartini
mendapatkan vonis dua tahun lebih lama dibandingkan Heru.

Setahun berselang, dua mantan hakim Pengadilan Tipikor Semarang


terjerat kasus suap. Mereka adalah Prangsono dan Asmadinata. Menerima hadiah
dan janji terkait perkara penyimpangan anggaran pemeliharan mobil dinas
Sekretariat DPRD Grobogan, Asmadinata divonis lima tahun penjara. Tahun
2014, Mahkamah Agung memperberat hukum untuk Asmadinata menjadi penjara
selama 10 tahun. Pada kasus yang sama, Prangsono juga dinyatakan bersalah.
Setelah MA menolak nota peninjauan kembalinya, Prangsono harus mendekam di
bui selama 11 tahun.

Tahun 2014, KPK membongkar kasus suap yang melibatkan tiga hakim ad
hoc Pengadilan Tipikor Bandung, yakni Ramlan Comel, Setyabudi Tejocahyono
dan Pasti Serefina Sinaga. Oleh majelis hakim di pengadilan tempat mereka
bekerja, ketiganya dinyatakan bersalah. Ramlan mendapat hukuman tujuh tahun
penjara, Pasti divonis empat tahun, sementara Setyabudi dibui 12 tahun.
Tahun 2015, KPK meringkus tiga hakim PTUN Medan yang menerima
suap dari Gubernur Riau Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evy Susanti dari
advokat senior, Otto Cornelis Kaligis. Tiga hakim itu, Tripeni Irianto Putro, Amir
Fauzi dan Darmawan Ginting, saat itu sedang memeriksa permohonan pengujian
kewenangan Kejati Sumatera Utara dalam penyelidikan dugaan korupsi dana
bantuan Pemprov Sumatera Utara. Mereka dinyatakan bersalah dan mendapatkan
vonis dua tahun penjara.

Pada 2016, KPK menangkap Ketua Pengadilan Negeri Kepahiang Janner


Purba, dan hakim PN Kota Bengkulu Toton. Keduanya ditangkap karena
menerima suap saat mengadili perkara korupsi penyalahgunaan honor dewan
pembina RSUD M Yunus di Bengkulu.

Pada Oktober 2017, KPK menetapkan Ketua Pengadilan Tinggi Manado


Sudiwardono sebagai tersangka. Sudi menerima suap dari anggota Komisi XI
DPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Golkar, Aditya Anugrah Moha.
Pemberian suap tersebut untuk mempengaruhi putusan banding atas kasus korupsi
Tunjangan Pendapatan Aparat Pemerintah Desa (TPAPD) Kabupaten Boolang
Mongondow.

Operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK di Medan, Sumatera Utara,


Selasa (28/8/2018), semakin menambah panjang daftar hakim yang berurusan
dengan korupsi. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, dari sejumlah
orang yang ditangkap, beberapa di antaranya merupakan pimpinan pengadilan
negeri dan dua panitera pengadilan. Dalam penangkapan, petugas KPK
menemukan barang bukti dalam mata uang dollar Singapura. Rencananya,
pimpinan KPK akan menggelar jumpa pers terkait penangkapan tersebut pada
Rabu (29/8/2018). KPK memiliki waktu untuk melakukan pemeriksaan dan gelar
perkara sebelum menentukan status penanganan perkara dan pihak-pihak yang
ditangkap. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan melalui pesan singkat mengatakan
bahwa dalam kasus ini diduga telah terjadi transaksi antara pihak yang berperkara
dengan hakim. Transaksi itu diduga terkait penanganan perkara tindak pidana
korupsi di Medan Fenomena hakim tipikor yang terjerat korupsi bukan sesuatu
yang baru.

Peneliti Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI) Dio Ashar


mengatakan, penangkapan hakim ini menunjukkan adanya praktik korupsi yang
mengakar di institusi peradilan. Salah satu penyebabnya karena pengawasan yang
lemah sehingga semakin memperbesar potensi korupsi di institusi peradilan.
"Kami meminta Mahkamah Agung segera menindak tegas para hakim dan
pegawai pengadilan yang tertangkap tangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku," ujar Dio kepada Kompas.com, Selasa.
Selain itu, MA dinilai juga perlu memastikan Peraturan MA Nomor 8
Tahun 2018 dijalankan pada kasus saat ini dan implementasi kedepannya. Salah
satunya, Ketua Pengadilan Tinggi wajib menindak dan menonaktifkan para hakim
sesuai dengan ketentuan Perma tersebut. Kemudian, MA perlu segera melakukan
pembenahan manajemen perkara, terutama di tingkat Pengadilan Negeri agar
menutup celah praktik suap dan korupsi.

Terakhir, MaPPI mendorong Komisi Yudisial (KY) untuk aktif bersama


MA dalam melakukan pengawasan kepada hakim. Sementara itu, Juru Bicara KY
Farid Wajdi mengatakan, pihaknya sebenarnya telah berupaya melakukan
serangkaian usaha percegahan agar kejadian ini tidak berulang. Namun,
kenyataannya masih ada hakim yang tertangkap tangan oleh KPK. Dalam rangka
pencegahan, menurut Farid, KY telah menggandeng unsur pimpinan pengadilan
untuk bersama-sama meminimalisir potensi terjadinya pelanggaran kode etik. KY
juga terus mengingatkan pimpinan pengadilan agar menjadi teladan yang
menampilkan kemuliaan profesi. "Sekalipun OTT kali ini melibatkan unsur
pimpinan, tetapi KY akan terus melakukan hal itu. Perlu komitmen yang lebih
besar dan tindakan konkret, lebih dari sekadar peraturan.
Daftar Pustaka

Gabrillin, A. (2018). Daftar panjang korupsi dunia peradilan dan fenomena


hakim tipikor. Retrieved from
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/29/07241751/daftar-panjang-
korupsi-dunia-peradilan-dan-fenomena-hakim-tipikor.

Sasongko, J. P. (2016). Deretan hakim tersangkut kasus suap. Retrieved from


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160526165624-12-
133654/deretan-hakim-tersangkut-kasus-suap

Anda mungkin juga menyukai