Landasan Filosofis
Aliran Pragmatisme
Pragmatism adalah aliran filsafat yang mengajak bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-
akibat atau hasil yang bermanfaat secara praktis. Pragmatism pada dasarnya adalah
sebuah usaha empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa pengalaman merupakan akar
dari pengetahuan. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat pragmatisme sangat
menegedepankan pegalaman.
Kemudian dalam kaitannya dengan pendidikan, Pragmatisme berpendapat bahwa
peserta didik merupakan peserta yang memiliki pengalaman, sehingga menjadikan
peserta didik mampu untuk menggunakan kecerdasannya untuk memecahakan situasi-
situasi problematika. Dalam sisitem pendidikan pragmatism, Peserta didik di tempatkan
pada posisi inti, serta di bebaskan dari segala hal dengan tujuan agar peserta didik dapat
mencari situasi-situasi pengalaman belajar yang berguna bagi mereka. Serta peserta
didik di tuntun berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam metode pembelajaranya
peserta didik lebih di kedepankan melalu metode yang bersifat observasi atau langsung
terjun dalam bidangnya, berinteraksi langsung dalam bidang permasalahnya, Sehingga
yang di harapkan peserta didik mampu memngembangkan ide/gagasanya. Berbicara
peran guru, dalam kalangan pragmatisme di tempatkan sebagai fasilitator atau
pendamping yang hanya bertugas mengawasi anak dan membimbing anak dalam
mengarahkan aktivitas-aktivitas peserta didik dan guru melaksanakan peran ini dalam
konteks pertimbangan pengalamannya yang lebih luas.
Dari pembahasan yang telah di jabarkan di atas, kita bisa melihat bahwa
keberadaan kurikulum 2013 banyak sekali memuat tentang ajaran-ajaran yang di
langsungkan dalam kalangan pragmatisme. Seperti kita ketahui bahwa dalam kurikulum
2013, peran guru hanyalah sebagai fasilitator sedangkan murid di beri kebebasan aktif
berperan dalam pembelajaran. Pembelajarn aktif di maksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Seperti yang kita ketahui
bahwa dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (presentasi)
terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran. Disini lah peran guru sebagai pendamping atau fasilitator agar membuat
peserta didik bisa menjadi aktif dan selalu tanggap (kritis) dalam mata pelajaran yang di
ajarkan pada saat itu. Di harapkan melalu berfikir kritis dan aktif seorang siswa memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih baik. Sehingga
kedepannya akan mampu menghadirkan hal-hal yang lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif dalam segala bidang.