Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu, sosial dan sebagai warga negara

perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah-tengah masyarakat,

apalagi diikuti dengan reformasi yang menuntut perubahan di segala bidang

kehidupan manusia, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan

hankam. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan

kemampuan, wawasan, daya pikir dan pemahaman terhadap segala sesuatu

yang dialami dan dihadapi dalam kehidupannya, salah satunya malalui jalan

pendidikan (Sagala, 2013).

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa

yang akan datang. Tujuan pendidikan itu sendiri bersusun secara bertingkat

yang terdiri dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan

kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional telah

ditetapkan dalam undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Aunurrahman, 2013).

Keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Adanya faktor intern dan

faktor ekstern sangat berpengaruh bagi seseorang dalam menempuh

pendidikannya. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam

1
2

individu itu sendiri, misalnya tingkat kecerdasan, kepandaian, emosi, keadaan

psikis. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar

individu, misalnya lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah yang menjadi tempat seseorang dalam

menuntut ilmu, sarana prasarana pendidikan, baik sarana prasarana yang ada

di rumah atau di sekolah, yang utama adalah motivasi belajar yang diberikan

seorang tenaga pendidik / Dosen (Aunurrahman, 2013).

Metode pengajaran yang digunakan oleh dosen berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar mahasiswa. Keterampilan dosen dalam memberikan

variasi metode pengajaran dapat menjadi sarana pembangkit motivasi belajar

mahasiswa. Penggunaan metode pengajaran yang monoton mengakibatkan

kebosanan kepada mahasiswa, dikarenakan dosen hanya menggunakan

metode mengajar yang sama tiap melakukan kegiatan perkuliahan.

Sebaliknya, jika dosen menggunakan berbagai macam metode pengajaran,

maka mahasiswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan

perkuliahan, karena di dalam kegiatan perkuliahan dosen tidak hanya

monoton pada satu metode pembelajaran saja. Dengan demikian variasi

metode mengajar dosen akan mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa

(Hasibuan, 2012).

Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat ditentukan dari

motivasi belajar mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Pendidikan

mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang

diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang


3

menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, akademi, maupun

orang tua hingga masyarakat. Namun antara mahasiswa satu dengan

mahasiswa yang lainnya berbeda motivasi dalam belajar. Hal ini ada

hubungannya dengan motivasi terhadap penerapan metode mengajar dosen

selama perkuliahan (Sagala, 2013).

Berkaitan dengan proses interaksi belajar mengajar faktor yang perlu

diperhatikan yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran. Motivasi

belajar merupakan salah satu faktor internal yang penting dalam proses

belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap

pelajaran yang diajarkan oleh dosen. Sedangkan metode pembelajaran yang

menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode yang

tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut

mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar.

Penelitian sebelumnya yang penulis kaji dari sepuluh (10) jurnal,

terdapat delapan (8) jurnal yang mempunyai hasil penelitian yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara metode mengajar

dosen dengan motivasi belajar mahasiswa, sedangkan dua (2) jurnal

menyatakan hasil penelitiannya tidak ada hubungan yang signifikan antara

metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa, dengan kata lain

bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan metode

mengajar dosen.
4

Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan Cenderawasih

sebagai salah satu Akademi Kebidanan yang mempunyai program mata

kuliah keahlian salah satunya adalah mata kuliah Pelayanan Keluarga

Berencana. Di Akademi Kebidanan Palu prestasi belajar itu sendiri belum

membuahkan hasil yang diharapkan. Mahasiswa masih menemui kesulitan-

kesulitan dalam menyelesaikan belajar dan praktikum-praktikum pelayanan

Keluarga Berencanan. Hal ini terlihat dari hasil ujian Angkatan 9 untuk mata

kuliah Pelayanan Keluarga Berencana di Akademi Kebidanan Palu Yayasan

Pendidikan Cendrawasih tahun 2015 yang masih belum mencapai hasil yang

maksimal. Dari 41 mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran mata

kuliah Pelayanan Keluarga Berencana pada kelas II C Angkatan IX Tahun

2015 setelah mengikuti proses dari Pembelajaran sampai dengan Ujian Akhir

Semester hasil yang diperoleh bahwa pada dosen A masih terdapat 14 orang

mahasiswa atau 35 % yang mendapatkan nila C,sedang pada dosen B yang

mendapatkan nilai C 13 orang mahasiswa atau 32,5 % (Akbid Palu, 2015).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan motivasi

belajar dengan pretasi belajar mahasiswa tingkat II Semester III pada mata

kuliah pelayanan keluarga berencana di Akademi Kebidanan Palu”.


5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini “ apakah ada hubungan motivasi

belajar dengan pretasi belajar mahasiswa tingkat II Semester III pada mata

kuliah pelayanan keluarga berencana di Akademi Kebidanan Palu?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi

belajar dengan pretasi belajar mahasiswa tingkat II Semester III pada mata

kuliah pelayanan keluarga berencana di Akademi Kebidanan Palu

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Dapat memperkaya konsep serta pola pikir kita tentang pengaruh

motivasi berprestasi dan disiplin diri terhadap prestasi belajar. Selain itu

kiranya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Akademi Kebidanan Palu

Bagi Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan Cendrawasih,

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk meningkatkan

prestasi belajar mahasiswa.

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan kualitas dan hasil belajar secara pribadi.


6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan, melainkan perubahan perilaku. Dan atau dapat pula ditafsirkan,

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan.(Oemar, 2012).

Strategi belajar di perguruan tinggi yang paling sering dipakai adalah

sistem kredit semester (SKS). Artinya mahasiswa mendapatkan kesempatan

belajar dengan tiga strategi: (1) strategi tatap muka, (2) strategi terstuktur,

dan (3) strategi mandiri (Lili, 2008).

2. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil

belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di

perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

6
7

dosen. Berdasarkan hal ini, prestasi belajar mahasiswa dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1) Prestasi belajar mahasiswa adalah hasil belajar yang dicapai

mahasiswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan

pembelajaran di sekolah.

2) Prestasi belajar mahasiswa tersebut terutama dinilai aspek kognitif nya

karena bersangkutan dengan kemampuan mahasiswa dalam

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,sintesa dan

evaluasi.

3) Prestasi belajar mahasiswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai

atau angka, nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh dosen

terhadap tugas mahasiswa dan ujian yang ditempuhnya.

Diantara ketiga ranah ini ; 1) kognitif, 2) afektif, dan 3)

psikomotorik, dimana ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh

para dosen di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para

mahasiswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Unsur yang ada

dalam prestasi mahasiswa terdiri dari hasil belajar dan nilai mahasiswa.

(Sudjana, 2011).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

Prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar diri mahasiswa. Faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi mahasiswa terdiri dari :


8

1) Faktor kecerdasan

Biasanya kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan

rasional matematis. Rumusan diatas menunjukan kecerdasan

menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional

memahami, mengerti, dan memecahkan masalah, tetapi termasuk

kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang

berubah serta kemampuan belajar dari pengalamannya.

2) Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang

dibawa sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bagi

seorang mahasiswa bakat dapat berbeda dengan mahasiswa lain.

Bakat-bakat yang dimiliki mahasiswa apabila diberi kesempatan

dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi

yang tinggi.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.

Sedangkan perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta

teliti terhadap sesuatu. Sehingga minat dan perhatian biasanya

berkaitan erat. Apabila seorang mahasiswa menaruh minat pada suatu

pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya

dengan baik.
9

4) Faktor Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat

sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta

kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam

belajar, apabila mahasiswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal

itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang

tinggi.

5) Faktor Cara Belajar

Keberhasilan studi mahasiswa dipengaruhi juga oleh cara

belajar mahasiswa. Cara belajar yang efektif dan efisien

memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan

cara belajar yang tidak efektif dan efisien. Cara belajar yang efisien

sebagai berikut:

a) Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.

b) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.

c) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari serta

berusaha menguasainya dengan sebaik-baiknya.

d) Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.

e) Faktor lingkungan keluarga.

6) Faktor Sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang

berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar mahasiswa.

Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang


10

sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi

penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu

pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana

kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorangan di

sekolah berjalan dengan baik, metode pembelajaran aktif interaktif,

dan sarana penunjang cukup memadai serta kondisi mahasiswa yang

tertib dan disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong

mahasiswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini

diharapkan membuat hasil belajar mahasiswa akan lebih tinggi.

(Sudjana, 2011).

c. Faktor Penghambat Prestasi Mahasiswa

Hambatan itu antara lain tidak hanya berasal dari dalam dirinya,

tetapi juga dapat dari luar dirinya. Faktor-faktor yang menghambat

prestasi, antara lain:

1) Penghambat dari dalam meliputi sebagai berikut:

a) Faktor Kesehatan

Mahasiswa yang kesehatannya sering terganggu

menyebabkan banyak waktunya untuk beristirahat. Hal itu

membuatnya tertinggal pelajaran. Prestasi mahasiswa ini

kemungkinan belum dapat optimal. Karena itu, orang tua perlu

memperhatikan kesehatan anak-anaknya dan makanan yang bergizi

perlu mendapat perhatian.


11

b) Faktor Kecerdasan

Mahasiswa yang tingkat kecerdasannya rendah akan

menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran agak

lambat. Apabila mahasiswa berada dalam kelas yang rata -rata

tingkat kecerdasannya tinggi, kemungkinan akan tercecer /

tertinggal dalam pembelajaran. Sehingga hasil yang dicapainya pun

belum optimal. Selain itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat

lambatnya kemajuan belajar mahasiswa.

c) Faktor Perhatian

Perhatian disini terdiri dari perhatian dalam belajar di rumah

dan di sekolah. Perhatian belajar di rumah kerapkali terganggu oleh

acara televisi, kondisi rumah dan kondisi keluarga. Perhatian

belajar di sekolah terganggu oleh kondisi kelas dan suasana

pembelajaran, serta lemahnya upaya diri berkonsentrasi. Perhatian

yang kurang memadai tersebut akan berdampak kurang baik bagi

hasil pembelajaran.

d) Faktor bakat

Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang

dibawa sejak lahir. Apabila pembelajaran yang diikuti mahasiswa

tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajarnya tidak

akan mencapai hasil yang tinggi.


12

2) Penghambat dari luar

a) Faktor keluarga

Faktor ini dapat berupa faktor orang tua. Misalnya, cara

orang tua mendidik anak-anak yang kurang baik, teladan yang

kurang, hubungan orang tua yang kurang baik serta faktor suasana

rumah (misalnya suasana rumah yang ramai, hubungan keluarga

kurang harmonis dan sering cekcok), dan yang terakhir faktor

ekonomi keluarga. Kalau ekonomi keluarga kurang, kebutuhan

hidup dan perlengkapan belajar belum dapat dipenuhi dengan baik.

Sebaliknya, bila ekonomi keluarga baik, kebutuhan hidup dan

belajar dapat dipenuhi bahkan berlimpah.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran.

Misalnya, metode yang dipakai dosen kurang sesuai dengan materi,

monoton, serta kurang variatif, sehingga kurang menarik dan

membosankan mahasiswa. Faktor hubungan dosen dengan

mahasiswa kurang dekat. Biasanya kalau dosennya dibenci atau

tidak disukai, hasil belajar mahasiswa kurang baik. Faktor

hubungan mahasiswa dengan mahasiswa. Apabila hubungan

mahasiswa kurang baik, hal itu akan mengganggu hasil belajar.

Faktor dosen meliputi mengajar terlalu cepat, suara kurang keras,

penguasaan materi kurang baik, penguasaan kelas rendah, dan

terlalu banyak jam mengajar. Faktor sarana sekolah, misalnya


13

gedung, ruangan, meja, kursi, buku, jika kurang memadai, akan

mengganggu hasil belajar.

c) Faktor disiplin Sekolah

Bila disiplin sekolah kurang mendapat perhatian,

mempunyai pengaruh tidak baik pada proses belajar anak.

Misalnya, mahasiswa yang tidak disiplin dibiarkan dan mahasiswa

yang disiplin dibiarkan juga, hal tersebut akan menimbulkan rasa

ketidakadilan pada mahasiswa.

d) Faktor Masyarakat

Faktor media masa, misalnya acara televisi, radio, majalah,

dan handphone juga dapat mengganggu waktu belajar. Faktor

teman bergaul yang kurang baik, misalnya teman yang merokok,

memakai obat-obatan psikotropika, dan terlalu banyak bermain,

merupakan yang paling banyak merusak prestasi belajar dan

perilaku mahasiswa.

e) Faktor Lingkungan Tetangga

Misalnya: banyak pengangguran, berjudi, mencuri, minum-

minum alkohol, dan cara berbicara kurang sopan. Lingkungan

seperti itu dapat berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa.

f) Faktor Aktivitas Organisasi

Bila mahasiswa sangat potensial, banyak aktivitas

organisasi, selain menunjang hasil belajar, dapat juga mengganggu


14

hasil belajar apabila mahasiswa tidak mengatur waktu dengan baik

(Anisah, 2011).

B. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Proses pembelajaran merupakan proses yang relativ tidak semudah

melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan, oleh karena itu diperlukan

adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang

diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi (Anisah,

2011).

2. Motivasi Siswa

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu

perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya

motivasi yang mendorong seseorang untuk belajar. Dorongan itu dapat

timbul dari dalam diri siswa, atau dorongan yang timbul karena rangsangan

dari luar sehingga siswa mau belajar. Motivasi dari dalam diri siswa

dianggap lebih baik dibandingkan dengan motivasi yang disebabkan oleh

rangsangan.(Oemar, 2012).

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar,


15

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai

(Sardiman, 2011).

Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh M. Sobry Sutikno

(2009)“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan”. Jadi dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan

sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri mahasiswa untuk belajar

atau meningkatkan pengetahuan sehingga mampu meningkatkan prestasi

belajar (Sudarwan, 2012).

Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa

tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi mahasiswa dalam

belajar. Di dalam kenyataan motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri

mahasiswa. Ada sebagian mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi

namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena itu seorang dosen

harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri mahasiswa

agar dapat mencapai tujuan belajar (Sardiman, 2011).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi motivasi Belajar

Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau

berubah dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi, adalah suatu target yang ingin

dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua mahasiswa. Cita-cita
16

atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang

mengandung makna bagi seseorang. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan

negative, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan

keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya

ditentukan sendiri oleh mahasiswa dan berharap dapat mencapainya

(Winkel, 2010).

b. Kemampuan Belajar

Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir

mahasiswa menjadi ukuran. Jadi mahasiswa yang mempunyai

kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar.

c. Kondisi Mahasiswa

Kondisi mahasiswa yang mempengaruhi motivasi belajar

berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya

kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan

gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat

menghilangkan motivasi belajar mahasiswa.

d. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah kondisi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga

lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa.

e. Unsur-unsur Dinamis Dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,


17

kadang-kadang lemah, dan bahkan hilang sama sekali, khususnya

kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.

f. Upaya Dosen Membelajarkan Mahasiswa

Dosen mempersiapkan diri dalam membelajarkan mahasiswa

mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar

mahasiswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan mahasiswa,

diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar (Sudarwan, 2012).

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai

berikut: tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi

kesulitan (tidak lekas putus asa), menunjukkan minat terhadap bermacam-

macam masalah (minat untuk sukses), mempunyai orientasi kemasa depan,

lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin(hal-

hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang

kreatif), dapat mempertahankan pendapatnya(jika sudah yakin sesuatu),

tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini, serta senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2011).

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka

orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan

belajar mengajar akan berhasil baik, jika mahasiswa tekun mengerjakan

tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara

mandiri. Selain itu mahasiswa juga harus peka dan responsif terhadap
18

masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Mahasiswa

yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan

apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai

keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya (Hasibuan,

2012).

5. Bentuk- bentuk Motivasi Belajar

Bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di

sekolah:

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Bagi mahasiswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat.

Sehingga yang biasa dikejar mahasiswa adalah nilai-nilai pada raport

angkanya baik.

b. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu, karena

hadiah untuk sesuatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian

bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan

tersebut.

c. Saingan atau Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar mahasiswa. Persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.


19

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada mahasiswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagi salah satu bentuk

motivasi yang cukup penting.

e. Memberi Ulangan

Para mahasiswa akan giat belajar kalau mengetahui aka nada

ulangan. Sehingga memberi juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan,

akan mendorong mahasiswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik.dengan pujian akan

membangkitkan semangat belajar serta sekaligus membengkitknan harga

diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang

ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan baik.


20

j. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat, motivasi

muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat

kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok (Sardiman, 2011).

6. Jenis Motivasi Belajar

Berbagai jenis motivasi, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2011).

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik

dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

belajar, dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2011).

7. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian,

prestasi juga berfungsi sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor atau

yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang telah dicapai.


21

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana

yang akan dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan (Sardiman,

2011).

8. Motivasi Berprestasi

Sukses perlu tindakan. Jika kita ingin mencapai semua cita dan tujuan,

kita perlu bertindak. Lima penyebab utama kegagalan yang harus dihindari

yaitu:

a. Selalu mengaitkan masa lalu.

b. Ketakutan dan kecemasan.

c. Membiarkan orang lain mengintimidasi.

d. Tidak melalukan sampai tuntas.

e. Sikap malas dan menunda - nunda.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah suatu hubungan atau kaitan

antara satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Variabel independent (Bebas) dalam penelitian ii

adalah motivasi belajar dan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini

adalah pretasi belajar. Dari uraian diatas maka kerangka konsep yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independent Variabel Dependent

Motivasi Belajar Prestasi Belajar


Mahasiswa

Skema 2.1 Skema Kerangka Pikir


22

D. Hipotesis

Ada hubungan motivasi belajar dengan pretasi belajar mahasiswa tingkat II

Semester III pada mata kuliah pelayanan keluarga berencana di Akademi

Kebidanan Palu
23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.

Cross sectional adalah data yang menyangkut data variabel independen dan

variabel dependen akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan lokasi

tempat di kampus Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan

Cenderawasih jalan Cenderawasih No. 44 Kelurahan Tanamodindi

Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang

ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, dkk, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Akademi Kebidanan

Palu Yayasan Pendidikan Cenderawasih Tingkat II Semester III yang

berjumlah 41 orang mahasiswa pada kelas IId.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel dalam penelitian ini

adalah semua mahasiswa Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan

23
24

Cenderawasih Tingkat II Semester III yang berjumlah 41 orang

mahasiswa pada kelas IId (Total populasi)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel independent (Bebas) dalam penelitian ii adalah motivasi belajar

dan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah pretasi belajar.

2. Definisi Operasional

a. Motivasi belajar

Definisi : Suatu perubahan dalam diri Mahasiswa yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan pembelajaran

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Tinggi, jika skor jawaban responden ≥ median

Rendah, jika skor jawaban < median

b. Prestasi belajar

Definisi : Hasil yang dicapai mahasiswa setelah mahasiswa

Tingkat II Semester III kelas IId selama menempuh

proses belajar mengajar selama satu semester pada

mata kuliah pelayanan keluarga berencana.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Pengisian kuesioner


25

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Memuaskan, jika indek pretasi semester ≥ 3,00

Kurang memuaskan, jika indek pretasi semester <

3,00

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang sama, dengan

mengumpulkan semua sampel pada penelitian. Kemudian membagikan

kuesioner kepada responden, diisi dan dikumpulkan, setiap responden

diminta untuk mengisi suatu berkas kuesioner yang terdiri dari angket

berisi identitas, pernyataan tentang motivasi belajar.

2. Alat penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk

mengetahui masing-masing variabel adalah dengan menggunakan

kuesioner dan pengambilan data studi eksplorasi, yang terdiri dari :

a. Identitas responden

Kuesioner identitas responden terdiri atas data nama, semester,

indeks prestasi (IP) mata kuliah pelayanan keluarga berencana, dan usia

responden.

b. Kuesioner Motivasi Belajar Mahasiswa

Kuesioner motivasi belajar menggunakan bentuk closed ended

question/pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban menggunakan

likert scale yaitu mahasiswa ditanya untuk mengidentifikasi motivasi

belajar mahasiswa yang bejumlah 15 pernyataan. Penilaian untuk setiap

item pertanyaan adalah sebagai berikut nilai 4 untuk jawaban sangat


26

setuju (SS), nilai 3 untuk jawaban setuju (S), nilai 2 untuk jawaban

tidak setuju (TS), dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).

F. Analisa Data

1. Analisa Data

Melihat tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan

motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, maka analisa data

dalam penelitian ini yaitu :

a. Analisis Univariat, dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

pada penelitian, variabel independen pada penelitian ini yaitu motivasi

belajar, dan variabel dependen adalah prestasi belajar mahasiswa.

Analisa data dilakukan dengan cara melihat presentase data yang

terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

kemudian dicari jumlah presentase yang terbesar dari jumlah masing-

masing responden, selanjutnya dihubungkan dengan menggunakan teori

kepustakaan yang ada.

1) Median

Median merupakan nilai observasi yang diletakkan di tengah-

tengah setelah seri pengamatan diurutkan terlebih dahulu menurut

besar kecilnya (Array data). Untuk menentukan nilai median harus

terlebih dahulu ditentukan cara:

Dengan Rumus = n+ 1
2
Keterangan :

n = Jumlah sampel atau responden


27

2) Distribusi frekuensi

Pada umumnya analisa ini diperoleh hasil dalam bentuk

presentase (Notoatmodjo, 2010). Dengan rumus sebagai sebagai

berikut:

Rumus:

P= f x 100%
N

Keterangan:

P : Persentase

f : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu

N : Jumlah atau keseluruhan responden

b. Analisis bivariat, metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

menggunakan uji statistika chi square ( 𝑥 2 ). Nilai kemaknaan 0,05

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Rumus dasar dari chi square :

2
(0 − 𝐸)2
𝑥 =∑
𝐸

Keterangan:

O = Frekuensi hasil observasi

E = Frekuensi yang diharapkan


28

2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pengolahan

data diantaranya :

a. Editing data

Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh

adalah lengkap, terisi semua dan dapat dibaca dengan baik.

b. Coding data

Tiap kuesioner diberi kode pada lembar kuesioner untuk

memudahkan pada waktu memasukkan data (entry data).

c. Scoring

Yaitu menghitung skor dari masing-masing variabel.

d. Tabulating

Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

dimasukkan data ke komputerisasi.


29

DAFTAR PUSTAKA

Akbid Palu, 2015, Laporan Hasil Evaluasi Belajar Mahasiswa Tingkat II,
Yayasan Pendidikan Cendrawasih, Palu

Anisah, B. & Syamsu, M., 2011, Teori Belajar Orang Dewasa, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Aunurrahman, 2013, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Hasibuan, 2012, Manajemen Sumber Daya Mamusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Lily, B., 2008, Keterampilan Belajar, CV ANDI, Yogyakarta.

Nana, S., 2011, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo,
Bandung.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta.
Oemar, H., 2012, Kurikulum Dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Pratikna, A.W., 2011, Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &


Kesehatan, PT Rajagrafindo persada, Jakarta.

Primi, A., Augustina, K., Arissetyanto, N., 2013, Etika Dan Perilaku Profesional
Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sagala, 2013, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Rajagrafindo Persada. Jakarta

Sardiman, A., M., 2011, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Sembiring, G, W., 2008, Mengungkap Rahasia Dan Tips Manjur Menjadi Guru
Sejati, Best Publisher, Yogyakarta.

Sudarwan, D., Khairil, H., 2011, Profesi Kependidikan, Alfabeta, Bandung.

Suharsimi, A., 2011, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.


30

Anda mungkin juga menyukai