Anda di halaman 1dari 4

No Materi KD K 13 Kisi-Kisi UN 2019

1 Teknik pemisahan 3.1 Menjelaskan metode


dan pemurnian ilmiah, hakikat ilmu
campuran Kimia, keselamatan dan
keamanan di laboratorium,
serta peran kimia dalam
kehidupan.
4.2 Menyajikan hasil
rancangan dan hasil
percobaan ilmiah
2 Larutan elektrolit 3.8 Menganalisis sifat
dan daya hantar larutan berdasarkan daya
listrik hantar listriknya
4.8 Membedakan daya
hantar listrik berbagai
larutan melalui
perancangan dan
pelaksanaan percobaan

3 Sifat larutan asam 3.10 Menjelaskan konsep pH larutan asam-basa kuat dan
basa asam dan basa serta lemah berdasarkan perhitungan
kekuatannya dan maupun eksperimen (indikator
kesetimbangan asam basa)
pengionannya dalam
larutan
4.10 Menganalisis trayek
perubahan pH beberapa
indikator yang diekstrak
dari bahan alam melalui
percobaan
4 Titrasi Asam Basa 3.13 Menganalisis data Peserta didik dapat menentukan
hasil berbagai jenis titrasi konsentrasi asam atau basa
asam-basa berdasarkan data hasil titrasi asam
4.13 Menyimpulkan hasil basa
analisis data percobaan
titrasi asam basa
5 Hidrolisis Garam 3.11 Peserta didik mampu memahami
Menganalisis
pengetahuan mengenai hidrolisis
kesetimbangan ion dalam
garam (pH, reaksi kesetimbangan
larutan garam dan hidrolisis)
menghubungkan pH-nya
4.11 Melaporkan
percobaan tentang sifat
asam basa berbagai larutan
garam
6 Larutan 3.12 Menjelaskan prinsip Larutan penyangga pada mahluk
Penyangga kerja, perhitungan pH dan hidup dalam mempertahankan pH
peran larutan penyangga serta pengaruh menambahan
dalam tubuh makhluk asam atau basa (kontaminan)
hidup terhadap pH larutan penyagga
4.12 Mebuat larutan Kurva perubahan harga pH pada
penyangga dengan pH titrasi asam-basa untuk
tertentu menjelaskan larutan penyangga
dan hidrolisis.

Miskonsepsi Teknik pemisahan dan pemurnian campuran


1. Pemahaman siswa dalam memahami konsep campuran homogen dan heterogen masih
sangat kurang. Menurut catatan Juniarti, Ahan, dkk (2016) dari hasil wawancaranya,
masih terdapat miskonsepsi yang tragis antar siswa. Dalam suatu kelas, ada 1 siswa
menjawab dengan tepat, 7 siswa menjawab kurang tepat, dan 7 lainnya salah
memahami konsep. Mereka menganggap, campuran homogen adalah campuran yang
sama sekali terpisah. Sedangkan campuran heterogen dianggap campuran yang
komponennya serba sama. Padahal campuran heterogen adalah campuran yang zat-zat
penyusunnya masih dapat dibedakan.
2. Ketika dihadapkan dengan suatu sampel, siswa masih belum bisa membedakan, apakah
harus dipisahkan dengan cara destilasi, dekantasi, filtrasi, atau dlsb.
Miskonsepsi larutan elektrolit dan daya hantar listrik:
1. Hasil penelitian menemukan miskonsepsi yang dialami siswa adalah siswa
menganggap semua larutan elektrolit merupakan senyawa ion dengan persentase
sebesar 64,7%.1

1
Tia Dwi Anggara Yani,”Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Perubahan Konseptual pada Materi
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”.Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.,Juli
2018, hal.2.diakses di www.digilib.unila.ac.id , pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 20.54 WIB
Miskonsepsi Sifat larutan asam basa:
1. Pada umumnya siswa mengetahui bahwa larutan asam adalah larutan yang mengandung
gugus H+ sedangkan larutan basa adalah larutan yang mengandung gugus OH-. Akan
tetapi terdapat asam yang tidak mengandung gugus H+ dan basa yang tidak mengandung
gugus OH-. Contohnya ammonia (NH3) meskipun senyawa kovalen tetapi dalam air
termasuk senyawa basa karena setelah dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.
Contoh lainnya seperti CH3COOH yang tampak mengandung gugus hidroksil (OH-)
tetapi setelah dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+.

Miskonsepsi Titrasi Asam-basa


1. Konsentrasi Titrasi Asam Basa
Siswa diberikan 2 soal dalam menentukan konsentrasi titrasi asam basa. Pertama siswa
menghitung konsentrasi asam bervalensi dua yang dititrasi dengan basa bervalensi satu
yaitu untuk titrasi H2SO4 dengan NaOH . Kedua, siswa diminta menghitung konsentrasi
asam dan basa bervalensi satu yaitu titrasi HCl dengan NaOH. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 70,00% kesalahan siswa dalam menentukan konsentrasi asam
yang bervalensi dua sedangkan hanya 10,00% kesalahan siswa dalam menentukan
konsentrasi asam dan basa bervalensi satu. Kesalahan Dalam Menentukan Konsentrasi
Titrasi Asam Basa Berdasarkan jawaban siswa, menunjukkan bahwa kesalahan dalam
perhitungan. Siswa belum memahami konsep titrasi mengenai makna satu ekuivalen
yang menunjukkan banyaknya asam yang bereaksi dengan 1 mol OH dan sebaliknya.
Konsep yang dipahami siswa hanya sebatas rumus dan belum bisa menerapkan dalam
perhitungan untuk asam yang bervalensi 2
Miskonsepsi Hidrolisis Garam
1. Salah satu miskonsepsi pada hidrolisis garam adalah siswa beranggapan hidrolisis
merupakan proses pelarutan garam di dalam air. Konsep yang benar adalah hidrolisis
merupakan reaksi antara kation atau anion garam, atau keduanya dengan air (Chang,
2008:689).2
2. Siswa belum mampu menentukan sifat ion-ion hasil ionisasi garam berdasarkan konsep
asam basa konjugasi Bronsted-Lowry terhadap daya hidrolisis dan hubungannya
dengan kesetimbangan disosiasi air pada larutan garam melainkan hanya menjawab
berdasarkan hapalan seperti berikut: “Garam barium klorida dan barium nitrat berasal
dari asam kuat dan basa kuat sehingga tidak akan terhidrolisis.” Konsep yang
seharusnya adalah karena berasal dari asam dan basa kuat, maka berdasarkan teori
asam-basa Brönsted-Lowry, kation Ba2+ dan anion Cl- dan NO3- merupakan asam-basa
konjugasi yang bersifat lemah (donor/akseptor proton yang kurang baik) sehingga tidak
terhidrolisis membentuk molekul baru dan menghasilkan sisa H3O+ atau H+ maupun

2
Noor Fathi Maratusholihah, Sri Rahayu, dan Fauziatul Fajaroh, “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Pada Materi
Hidrolisis Garam dan Larutan Penyangga”. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol. 2 No.
7, Juli 2017, hal. 920. diakses di www.journal.um.ac.id , pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 10.25 WIB
OH- ke dalam larutan garam. Oleh karena itu, kesetimbangan disosiasi air pada larutan
garam tersebut tetap (tidak terpengaruhi). 3

3. Hasil analisis lainnya adalah ada beberapa siswa yang tergolong miskonsepsi
mengalami kesulitan pada level simbolik. Mereka tidak mampu menuliskan nama
garam tersebut ke dalam bentuk rumus kimianya, sehingga mereka tidak mampu untuk
menuliskan persamaan reaksi ionisasinya apalagi mengaitkannya dengan
kesetimbangan disosiasi air pada larutan.4

4. Umumnya siswa miskonsepsi ketika meramalkan produk garam yang terbentuk dan
dalam menghitung konsentrasi garam tersebut, yaitu siswa tidak membagi mol garam
dengan volume total larutan, sehingga nilai pH yang diperoleh pun menjadi tidak tepat.
Dari sini dapat terlihat bahwa siswa masih sulit membedakan antara konsep perhitungan
pH pada materi hidrolisis garam dengan perhitungan pH pada materi larutan
penyangga.5

Miskonsepsi Larutan Penyangga


1. Siswa menganggap komponen yang digunakan untuk membuat larutan penyangga
asam dibuat dari basa lemah dan garamnya atau asam kuat dan garamnya, seharusnya
larutan penyangga terdiri atas asam/basa lemah dan konjugasinya (Mc, Murry, Fay dan
Fantini, 2012).
2. Menjelaskan cara kerja larutan penyangga asam ketika dilakukan penambahan sedikit
asam Larutan penyangga asam dengan reaksi kesetimbangan CH3COOH ⇔ CH3COO-
+ H+, Maka H+ akan bergeser ke kiri artinya tidak terjadi perubahan pada konsentrasi
H+ larutan dan pH dapat dipertahankan. Miskonsepsinya, Siswa menganggap apabila
larutan penyangga asam ketika dilakukan penambahkan sedikit asam akan
meningkatkan konsentrasi H+ dalam larutan namun konsentrasi asam lemah dan basa
konjugasinya tetap.
3. Menjelaskan cara kerja larutan penyangga basa ketika dilakukan penambahan sedikit
basa. Larutan penyangga basa dengan reaksi kesetimbangan NH3 + H2O ⇔ NH4+ +
OH- ,dilakukan penambahan sedikit basa dan jawabannya adalah kesetimbangan
bergeser ke kiri dan konsentrasi ion OH- larutan tetap karena penambahan sedikit basa/
OH- maka OH- akan bereaksi dengan komponen asam konjugat menyebabkan
kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Miskonsepsi yang ditemukan pada soal ini antara
lain Siswa menganggap apabila larutan penyangga basa ketika dilakukan penambahan
sedikit basa maka OH- akan dikonsumsi oleh asam konjugat (NH4+) menyebabkan
kesetimbangan basa bergeser ke kanan artinya tidak terjadi perubahan pada konsentrasi
ion OH- larutan dan pH dapat dipertahakan.

3
Dhika Amelia, Marheni, dan Nurbaity, “Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam
Menggunakan Teknik CRI (Certainty Of Response Index) Termodifikasi”. JRPK. Vol. 4 No. 1, Desember 2014, hal.
262. diakses di www.journal.unj.ac.id , pada tanggal 11 Maret pukul 19.10 WIB
4
Dhika Amelia dkk, loc.cit
5
Ibid., hlm. 265

Anda mungkin juga menyukai