Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

PENGKAJIAN TANGGAL 21 MARET 2019


Asuhan kebidanan pada Ny.S usia 23 tahun P 1A0 dengan nifas normal
telah dilakukan. Manajemen asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan
teori 7 Langkah Manajemen Kebidanan Varney, yang meliputi (1) pengkajian
data dasar, (2) interpretasi data dasar, (3) identifikasi diagnosa potensial, (4)
identifikasi dan menetapkan kebutuhan segera, (5) merencanakan asuhan
menyeluruh, (6) melaksanakan perencanaan, dan (7) evaluasi. Sedangkan
pendokumentasian menggunakan pendokumentasian SOAP (Subyektif,
Obyektif, Analisa, dan Penatalaksanaan).
Langkah awal dilakukan pengkajian yang meliputi data subyektif dan
data obyektif melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa
pemeriksaan. Berdasarkan identitas pasien diketahui bahwa pasien bernama
Ny.S berusia 23 tahun, suku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terakhir
SMA, bekerja sebagai Swasta, dan beralamat di Bringin RT 1 RW 2.
Berdasarkan anamnesa pada kunjungan pertama (nifas hari ke-3) didapatkan
keluhan bahwa Ny.S mengeluh masih merasakan nyeri pada bekas luka jahitan
jalan lahir. Nyeri yang dirasakan ibu bertambah apabila ibu melakukan banyak
aktivitas, Berdasarkan skala nyeri NRS (Numeric Rating Scale) ibu
mengatakan nyerinya dalam skala 3. Menurut Prasetyo (2011), skala nyeri 3
tergolong dalam nyeri ringan. Dari riwayat menstruasi didapatkan pola
menstruasi Ny.S normal dan tidak ada keluhan gangguan haid. Siklus teratur
setiap 28 hari, dengan lama menstruasi berkisar ±7-8 hari, tidak ada keluhan
perdarahan yang abnormal. Riwayat kesehatan Ny.S dan keluarga tidak
terdapat penyakit yang dapat memperberat masa nifasnya. Pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari normal, namun ibu hanya mengeluh takut jahitannya
lepas apabila BAB. Kemudian pada pola menyusui Ny.S menyusui bayinya
sesuai keinginan bayi namun ibu mengeluh bahwa ASI nya baru keluar sedikit,
dan tidak ditemukan kebiasaan yang merugikan kesehatan pada ibu dan
keluarga.
Berdasarkan pengkajian data Psikososial-Spiritual diketahui bahwa
kondisi psikologis Ny.S saat dilakukan kunjungan yang pertama baik, hal ini
diketahui dari respon dan ekspresi Ny.S pada saat petugas mendatangi
rumahnya untuk kunjungan. Ny.S tampak senang, tidak tampak seperti
kelelahan, murung, dan sedih. Sedangkan dari segi sosio-cultural lingkungan
tempat tinggal Ny.S merupakan daerah perkampungan, ibu biasa berinteraksi
dengan tetangga sekitar dan hubungannya baik, tidak ada masalah dengan
tetangga. Ibu sering berkumpul dengan tetangga saat ada acara dikompleknya.
Ny.S tinggal bersama keluarga dari pihak ibu dan suaminya, dimana suaminya
berprofesi sebagai karyawan swasta dan Penghasilan keluarga cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada data pengetahuan diketahui bahwa ibu telah mengetahui beberapa
hal mengenai masa nifas, diantaranya adalah (1) ibu sudah mengetahui tanda
bahaya nifas dan ibu sudah mengetahui tentang ASI Eksklusif. Selain itu ada
beberapa hal yang ingin diketahui ibu, diantaranya : (1) ibu ingin mengetahui
cara mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. (2) Ibu ingin mengetahui cara
perawatan payudara agar payudara tetap bersih dan ASI tetap keluar.
Berdasarakan pengkajian data obyektif didapatkan bahwa pemeriksaan
umum Ny.S hasilnya baik (tanda-tanda vital dalam batas normal). Pada status
Obstetricus juga diketahui bahwa kondisi Ny.S saat ini baik diketahui dari data
berupa : Muka tidak ada oedem, dan tidak pucat; Mamae : puting susu
menonjol, tidak ada lecet, ASI keluar sedikit, teraba tegang dan terdapat nyeri
tekan; Abdomen tidak terdapat luka bekas operasi, TFU 3 jari dibawah pusat,
kontraksi keras, Genetalia : Lokea rubra
Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data
yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah
Ny.S usia 23 tahun P1A0 post partum hari ke – 3 fisiologis. Dengan masalah
berupa (1) Nyeri pada luka jahitan perineum. (2) kekhawatiran ibu terkait
keluhan saat BAB takut jahitannya lepas (3) ASI keluar sedikit dan
ketidaktahuan ibu tentang perawatan payudara.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak
ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan
diagnosa ibu dalam keadaan baik.
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan
tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi
kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu.
Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S.
Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan :
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu karena ibu berhak
mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada dirinya.
2) Memberikan suport mental dengan cara memberitahu ibu bahwa nyeri yang
saat ini dirasakannya adalah normal karena adanya luka pada jahitan jalan
lahir sehingga ibu tidak perlu khawatir serta menjelaskan kepada ibu bahwa
ibu tidak perlu khawatir jahitannya lepas saat BAB, luka jahitannya dalam
kondisi baik, sekitar luka tidak tampak kemerahan. Sejalan penelitian Tulas
(2017) menjelaskan bahwa dukungan sangat berperan penting untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan dengan dukungan pasien dapat mengatur
kembali perasaan dirinya, membangkitkan koping untuk membuat dirinya
nyaman dan membuat pasien menjadi mandiri.
3) Memberitahu ibu dan mengajari ibu untuk melakukan cara mengurangi
nyeri dengan cara senam kegel dengan posisi tidur dan relaksasi nafas
dalam . Berdasarkan jurnal oleh martini (2015) teknik relaksasi nafas dalam
dan senam kegel merupakan cara yang mudah untuk mengelola emosi dan
menurunkan kecemasan, menurunkan nyeri karena dengan senam kegel
merupakan latihan otot – otot sekitar perineum dan anus kontraksi relaksasi
dan menyebabkan tubuh menjadi rileks.
4) Memberitahu ibu cara merawat luka perineum yaitu dengan
membersihkannya dengan air yang mengalir, dari depan ke belakang untuk
mencegah kontaminasi kuman dari anus ke luka, ganti pembalut minimal 3
kali sehari, ganti celana dalam 3 kali sehari atau sesuai kebutuhan, menjaga
luka agar tetap bersih dan kering. Vulva hiegiene yang benar akan
mencegah terjadinya kontaminasi dari bakteri yang dapat menyebabkan
luka perineum menjadi terinfeksi bakteri. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Herawati dkk, menyebutkan bahwa sejumlah 77%
responden yang memiliki perilaku vulva hygiene baik cenderuung
mengalami keputihan fisiologis (27,7%) artinya tidak tumbuh bakteri jahat
pada saluran reproduksi.
5) Memberitahu dan menyarankan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
dapat mempercepat penyembuhan luka jahitannya. Makanan yang dapat
mempercepat penyembuhan luka jahitannya adalah makanan yang tinggi
protein, diantaranya adalah putih telur, ikan gabus dan ikan laut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Masmuni dkk (2018)
menunjukan bahwa rebusan putih telur efektif untuk mempercepat
penyembuhan pada luka perineum.
6) Memberitahu suami ibu bahwa suami ibu dapat berperanserta membantu
ibu memperlancar ASI dengan cara memberikan pijat oksitosin pada Ibu
serta mengajarkan suami cara melakukan pijat oksitosin.
Hasil : Suami dapat melakukan pijat oksitosin sesuai yang diajarkan bidan.
Berdasarkan beberapa jurnal penelitian, pijat oksitosin terbukti efektif
untuk meningkatkan produksi ASI. Hal ini dikarenakan pada pijat oksitosin
dapat meningkatkan produksi hormon endorfin melalui sentuhan yang
diberikan oleh suami pada area punggung ibu. Sentuhan yang diberikan
akan memberikan rasa nyaman yang menyebabkan ibu menjadi rileks,
apabila ibu berada dalam kondisi rileks maka produksi ASI akan
bertambah. Selain itu, berdasarkan penelitian, terdapat penngkatan kadar
hormon prolaktin pada ibu nifas yang diberikan pijat oksitosin. Hal ini
sesuai dengan beberapa penelitian, diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Aini, Y.N dkk (2017), Astuti dkk (2015), dan Nurdianan dkk (2010).

7) Memberi informasi kepada ibu mengenai cara perawatan payudara yaitu


dengan memijat lembut apabila ada benjolan akibat saluran susu yang
tersumbat karena bila tidak dipijat akan menimbulkan rasa sakit pada ibu,
tidak menggunakan pakaian dan bra yang ketat, membersihkan puting
dengan minyak baby oil dan mengompres payudara dengan air hangat.
8) Menurut Rosita (2017) payudara yang bersih saat menyusui mempengaruhi
produksi ASI saat masa nifas karena dengan perawatan payudara duktus
duktus pada payudara akan lancar dan tidak tersumbat sehingga ASI akan
lancar dan tentunya terhindar dari infeksi

PENGKAJIAN TANGGAL 28 MARET 2019 PUKUL 10.15


Pada pengkajian kunjungan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 28
Maret 2019 pukul 10.15 Ny.S mengeluh putingnya sedikit lecet dan merasa
perih saat menyusui bayinya karena agak lecet.
Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran
compos mentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan status
obstetricus normal kecuali pada puting susu ibu tampak lecet.
Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data
yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah
Ny.S usia 23 tahun P2A0 10 hari post partum normal fase letting go. Dengan
masalah berupa puting lecet. Kebutuhan berupa informasi cara mencegah
puting lecet
Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S.
Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan :
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu normal
2) Mengajari cara/teknik menyusui yang benar
Berdasarkan penelitian Syamsul Alam (2016) menjelaskan bahwa teknik
menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet, menjadikan ibu
enggan menyusui sehingga frekuensi menyusu bayi tidak intensif dan
dapat mempengaruhi produksi ASI sedikit karena hisapan bayi juga
berpengaruh pada produksi ASI.
3) Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan kebiasaan baiknya seperti
pemenuhan nutrisi, kebersihan diri dan keluarga, pola istirahat. Menurut
Suherni (2009) menjelaskan bahwa pola kebiasaan yang baik saat nifas
akan mempengaruhi masa pemulihan cepat
4) Memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga untuk tetap memberikan
ASI saja minimal 6 bulan dan menganjurkan keluarga untuk membantu
memenuhi dan merawat bayinya.

PENGKAJIAN TANGGAL 5 APRIL 2019 PUKUL 11.00


Pada pengkajian kunjungan ke-3 yang dilaksanakan pada tanggal 5
April 2019 pukul 11.00 Ny.S mengatakan ingin menggunakan KB implant pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ada masalah.
Data pengetahuan, Hal-hal yang belum diketahui ibu diantaranya
adalah Ibu mengatakan belum mengetahui tentang KB implant. Hal-hal yang
ingin diketahui ibu diantaranya ibu mengatakan ingin mengetahui tentang KB
implant
Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran
compos mentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan status
obstetricus normal
Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data
yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah
Ny.S usia 23 tahun P1A0 17 hari post partum normal fase letting go. Dengan
masalah berupa krtidaktahuan ibu mengenai KB implant dan Kebutuhan
berupa : pendkes tentang KB implant
Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S.
Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan :
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam kondisi
yang baik.
Hasil : Ibu mengatakan senang mengetahui kondisinya baik.
b. Menjelaskan kepada ibu mengenai KB implant
Hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan dapat menjawab pertanyaan
bidan mengenai KB implant
c. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan makan-makanan
yang bergizi terutama tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan
dan pemulihan.
Hasil: Ibu mengatakan bersedia makan-makanan yang bergizi
d. Menganjurkan ibu untuk mempertahankan pola pemenuhan sehari sehari
yang baik, dari pola istirahat, pola eliminasi, pola nutrisi, pola aktivitas
karena mempengaruhi pula dalam waktu pemulihan pasca melahirkan
Hasil: ibu mengatakan bersedia mengikuti anjuran bidan
e. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak pikiran atau stres, karena
jika ibu stres akan mempengaruhi produksi ASI ibu
Hasil: ibu bersedia untuk tidak stres
f. Menganjurkan ibu kunjungan ketenaga kesehatan apabila ada keluhan
Hasil: ibu bersedia kunjungan ulang apabila ada keluhan.

Anda mungkin juga menyukai