Asuhan kebidanan pada Ny.S usia 23 tahun P 1A0 dengan nifas normal telah dilakukan. Manajemen asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan teori 7 Langkah Manajemen Kebidanan Varney, yang meliputi (1) pengkajian data dasar, (2) interpretasi data dasar, (3) identifikasi diagnosa potensial, (4) identifikasi dan menetapkan kebutuhan segera, (5) merencanakan asuhan menyeluruh, (6) melaksanakan perencanaan, dan (7) evaluasi. Sedangkan pendokumentasian menggunakan pendokumentasian SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Penatalaksanaan). Langkah awal dilakukan pengkajian yang meliputi data subyektif dan data obyektif melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan. Berdasarkan identitas pasien diketahui bahwa pasien bernama Ny.S berusia 23 tahun, suku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai Swasta, dan beralamat di Bringin RT 1 RW 2. Berdasarkan anamnesa pada kunjungan pertama (nifas hari ke-3) didapatkan keluhan bahwa Ny.S mengeluh masih merasakan nyeri pada bekas luka jahitan jalan lahir. Nyeri yang dirasakan ibu bertambah apabila ibu melakukan banyak aktivitas, Berdasarkan skala nyeri NRS (Numeric Rating Scale) ibu mengatakan nyerinya dalam skala 3. Menurut Prasetyo (2011), skala nyeri 3 tergolong dalam nyeri ringan. Dari riwayat menstruasi didapatkan pola menstruasi Ny.S normal dan tidak ada keluhan gangguan haid. Siklus teratur setiap 28 hari, dengan lama menstruasi berkisar ±7-8 hari, tidak ada keluhan perdarahan yang abnormal. Riwayat kesehatan Ny.S dan keluarga tidak terdapat penyakit yang dapat memperberat masa nifasnya. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari normal, namun ibu hanya mengeluh takut jahitannya lepas apabila BAB. Kemudian pada pola menyusui Ny.S menyusui bayinya sesuai keinginan bayi namun ibu mengeluh bahwa ASI nya baru keluar sedikit, dan tidak ditemukan kebiasaan yang merugikan kesehatan pada ibu dan keluarga. Berdasarkan pengkajian data Psikososial-Spiritual diketahui bahwa kondisi psikologis Ny.S saat dilakukan kunjungan yang pertama baik, hal ini diketahui dari respon dan ekspresi Ny.S pada saat petugas mendatangi rumahnya untuk kunjungan. Ny.S tampak senang, tidak tampak seperti kelelahan, murung, dan sedih. Sedangkan dari segi sosio-cultural lingkungan tempat tinggal Ny.S merupakan daerah perkampungan, ibu biasa berinteraksi dengan tetangga sekitar dan hubungannya baik, tidak ada masalah dengan tetangga. Ibu sering berkumpul dengan tetangga saat ada acara dikompleknya. Ny.S tinggal bersama keluarga dari pihak ibu dan suaminya, dimana suaminya berprofesi sebagai karyawan swasta dan Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada data pengetahuan diketahui bahwa ibu telah mengetahui beberapa hal mengenai masa nifas, diantaranya adalah (1) ibu sudah mengetahui tanda bahaya nifas dan ibu sudah mengetahui tentang ASI Eksklusif. Selain itu ada beberapa hal yang ingin diketahui ibu, diantaranya : (1) ibu ingin mengetahui cara mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. (2) Ibu ingin mengetahui cara perawatan payudara agar payudara tetap bersih dan ASI tetap keluar. Berdasarakan pengkajian data obyektif didapatkan bahwa pemeriksaan umum Ny.S hasilnya baik (tanda-tanda vital dalam batas normal). Pada status Obstetricus juga diketahui bahwa kondisi Ny.S saat ini baik diketahui dari data berupa : Muka tidak ada oedem, dan tidak pucat; Mamae : puting susu menonjol, tidak ada lecet, ASI keluar sedikit, teraba tegang dan terdapat nyeri tekan; Abdomen tidak terdapat luka bekas operasi, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi keras, Genetalia : Lokea rubra Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Ny.S usia 23 tahun P1A0 post partum hari ke – 3 fisiologis. Dengan masalah berupa (1) Nyeri pada luka jahitan perineum. (2) kekhawatiran ibu terkait keluhan saat BAB takut jahitannya lepas (3) ASI keluar sedikit dan ketidaktahuan ibu tentang perawatan payudara. Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa ibu dalam keadaan baik. Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu. Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S. Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan : 1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu karena ibu berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada dirinya. 2) Memberikan suport mental dengan cara memberitahu ibu bahwa nyeri yang saat ini dirasakannya adalah normal karena adanya luka pada jahitan jalan lahir sehingga ibu tidak perlu khawatir serta menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak perlu khawatir jahitannya lepas saat BAB, luka jahitannya dalam kondisi baik, sekitar luka tidak tampak kemerahan. Sejalan penelitian Tulas (2017) menjelaskan bahwa dukungan sangat berperan penting untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dengan dukungan pasien dapat mengatur kembali perasaan dirinya, membangkitkan koping untuk membuat dirinya nyaman dan membuat pasien menjadi mandiri. 3) Memberitahu ibu dan mengajari ibu untuk melakukan cara mengurangi nyeri dengan cara senam kegel dengan posisi tidur dan relaksasi nafas dalam . Berdasarkan jurnal oleh martini (2015) teknik relaksasi nafas dalam dan senam kegel merupakan cara yang mudah untuk mengelola emosi dan menurunkan kecemasan, menurunkan nyeri karena dengan senam kegel merupakan latihan otot – otot sekitar perineum dan anus kontraksi relaksasi dan menyebabkan tubuh menjadi rileks. 4) Memberitahu ibu cara merawat luka perineum yaitu dengan membersihkannya dengan air yang mengalir, dari depan ke belakang untuk mencegah kontaminasi kuman dari anus ke luka, ganti pembalut minimal 3 kali sehari, ganti celana dalam 3 kali sehari atau sesuai kebutuhan, menjaga luka agar tetap bersih dan kering. Vulva hiegiene yang benar akan mencegah terjadinya kontaminasi dari bakteri yang dapat menyebabkan luka perineum menjadi terinfeksi bakteri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati dkk, menyebutkan bahwa sejumlah 77% responden yang memiliki perilaku vulva hygiene baik cenderuung mengalami keputihan fisiologis (27,7%) artinya tidak tumbuh bakteri jahat pada saluran reproduksi. 5) Memberitahu dan menyarankan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang dapat mempercepat penyembuhan luka jahitannya. Makanan yang dapat mempercepat penyembuhan luka jahitannya adalah makanan yang tinggi protein, diantaranya adalah putih telur, ikan gabus dan ikan laut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Masmuni dkk (2018) menunjukan bahwa rebusan putih telur efektif untuk mempercepat penyembuhan pada luka perineum. 6) Memberitahu suami ibu bahwa suami ibu dapat berperanserta membantu ibu memperlancar ASI dengan cara memberikan pijat oksitosin pada Ibu serta mengajarkan suami cara melakukan pijat oksitosin. Hasil : Suami dapat melakukan pijat oksitosin sesuai yang diajarkan bidan. Berdasarkan beberapa jurnal penelitian, pijat oksitosin terbukti efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Hal ini dikarenakan pada pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi hormon endorfin melalui sentuhan yang diberikan oleh suami pada area punggung ibu. Sentuhan yang diberikan akan memberikan rasa nyaman yang menyebabkan ibu menjadi rileks, apabila ibu berada dalam kondisi rileks maka produksi ASI akan bertambah. Selain itu, berdasarkan penelitian, terdapat penngkatan kadar hormon prolaktin pada ibu nifas yang diberikan pijat oksitosin. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Aini, Y.N dkk (2017), Astuti dkk (2015), dan Nurdianan dkk (2010).
7) Memberi informasi kepada ibu mengenai cara perawatan payudara yaitu
dengan memijat lembut apabila ada benjolan akibat saluran susu yang tersumbat karena bila tidak dipijat akan menimbulkan rasa sakit pada ibu, tidak menggunakan pakaian dan bra yang ketat, membersihkan puting dengan minyak baby oil dan mengompres payudara dengan air hangat. 8) Menurut Rosita (2017) payudara yang bersih saat menyusui mempengaruhi produksi ASI saat masa nifas karena dengan perawatan payudara duktus duktus pada payudara akan lancar dan tidak tersumbat sehingga ASI akan lancar dan tentunya terhindar dari infeksi
PENGKAJIAN TANGGAL 28 MARET 2019 PUKUL 10.15
Pada pengkajian kunjungan ke-2 yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 10.15 Ny.S mengeluh putingnya sedikit lecet dan merasa perih saat menyusui bayinya karena agak lecet. Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan status obstetricus normal kecuali pada puting susu ibu tampak lecet. Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Ny.S usia 23 tahun P2A0 10 hari post partum normal fase letting go. Dengan masalah berupa puting lecet. Kebutuhan berupa informasi cara mencegah puting lecet Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S. Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan : 1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu normal 2) Mengajari cara/teknik menyusui yang benar Berdasarkan penelitian Syamsul Alam (2016) menjelaskan bahwa teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet, menjadikan ibu enggan menyusui sehingga frekuensi menyusu bayi tidak intensif dan dapat mempengaruhi produksi ASI sedikit karena hisapan bayi juga berpengaruh pada produksi ASI. 3) Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan kebiasaan baiknya seperti pemenuhan nutrisi, kebersihan diri dan keluarga, pola istirahat. Menurut Suherni (2009) menjelaskan bahwa pola kebiasaan yang baik saat nifas akan mempengaruhi masa pemulihan cepat 4) Memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga untuk tetap memberikan ASI saja minimal 6 bulan dan menganjurkan keluarga untuk membantu memenuhi dan merawat bayinya.
PENGKAJIAN TANGGAL 5 APRIL 2019 PUKUL 11.00
Pada pengkajian kunjungan ke-3 yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019 pukul 11.00 Ny.S mengatakan ingin menggunakan KB implant pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ada masalah. Data pengetahuan, Hal-hal yang belum diketahui ibu diantaranya adalah Ibu mengatakan belum mengetahui tentang KB implant. Hal-hal yang ingin diketahui ibu diantaranya ibu mengatakan ingin mengetahui tentang KB implant Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan status obstetricus normal Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Ny.S usia 23 tahun P1A0 17 hari post partum normal fase letting go. Dengan masalah berupa krtidaktahuan ibu mengenai KB implant dan Kebutuhan berupa : pendkes tentang KB implant Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.S. Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan : a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam kondisi yang baik. Hasil : Ibu mengatakan senang mengetahui kondisinya baik. b. Menjelaskan kepada ibu mengenai KB implant Hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan dapat menjawab pertanyaan bidan mengenai KB implant c. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan makan-makanan yang bergizi terutama tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan. Hasil: Ibu mengatakan bersedia makan-makanan yang bergizi d. Menganjurkan ibu untuk mempertahankan pola pemenuhan sehari sehari yang baik, dari pola istirahat, pola eliminasi, pola nutrisi, pola aktivitas karena mempengaruhi pula dalam waktu pemulihan pasca melahirkan Hasil: ibu mengatakan bersedia mengikuti anjuran bidan e. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak pikiran atau stres, karena jika ibu stres akan mempengaruhi produksi ASI ibu Hasil: ibu bersedia untuk tidak stres f. Menganjurkan ibu kunjungan ketenaga kesehatan apabila ada keluhan Hasil: ibu bersedia kunjungan ulang apabila ada keluhan.