Anda di halaman 1dari 21

P-ISSN: 1979-0724

METODE SPIN-OFF DAN TINGKATE-ISSN: PROFITABILITAS:2502-3993 STUDI.......


DOI: http://dx.doi.org/10.21043/iqtishadia.v10i1.2316
Volume 10 Nomor 1 2017

METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT


PROFITABILITAS: STUDI PADA BANK
UMUM SYARIAH HASIL SPIN-OFF
M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta nur.rianto@uinjkt.ac.id,

endahputri@gmail.com

Abstrak

Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah mewajiban setiap unit usaha syariah untuk
melakukan pemisahan apabila telah memenuhi kriteria.
Terdapat dua metode pemisahan yang dapat dipilih oleh bank
syariah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis
pengaruh metode pemisahan terhadap tingkat profitabilitas.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah empat bank
syariah hasil pisah. Indikator profitabilitas yang dipergunakan
dalam penelitian ini ialah rasio return on asset. Metode
analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini regresi panel
dengan model efek acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode pemisahan tidak berdampak pada tingkat profitabilitas
di bank umum syariah hasil pemisahan, hanya tingkat efisiensi
operasional (BOPO) dan tingkat pembiayaan bermasalah
(NPF) yang berdampak pada tingkat profitabilitas.. Hasil ini
mengindikasikan bahwa unit usaha syariah yang ingin
memisahkan diri dapat memilih metode pemisahan. Keputusan
tergantung pada kondisi internal dari unit usaha syariah dan
kebijakan internal dari bank induk konvensional.

Kata Kunci: metode pemisahan, unit usaha syariah, regresi


panel, profitabilitas
IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 23
M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

Abstract

The Law No. 21 of 2008 about Islamic banking, requires every


Islamic business unit to spin-off if they have met the criterion.
There are two spin-off’s methods can be selected by Islamic banks.
The purpose of this research is to analyze the effect of spin-off
method to profitability. The profitability indicator that used in
this study is the return on asset. This study is using panel
regression with random effect model. The result showed that
spin-off method doesn’t have a significant impact on the Return
On Asset (ROA) Islamic Banks from spin-off effect. Only BOPO
and Non-Performing Finance (NPF) had a significant effect on
Return On Asset (ROA). These results indicate that the Islamic
business units that want to do the spin-off can choose one of two
methods of the spin-off. The decision depends on the internal
condition of Islamic business unit and the internal policies of
conventional commercial banks.

Keywords : spin-off’s method, Islamic banking unit, panel


regression, profitability

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 24


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

1. PENDAHULUAN memiliki UUS wajib melakukan


pemisahan UUS tersebut
menjadi Bank Umum Syariah
Perbankan syariah di
Indonesia saat ini sudah (BUS) tersendiri.
beranjak memasuki usia yang Setelah disahkannya UU
semakin matang. Dengan usia No. 21 Tahun 2008, muncul
yang semakin matang maka trend baru pembentukan bank
langkah-langkah perbaikan syariah yang implementasinya
dalam pengembangan industri dapat dilakukan melalui dua
perbankan syariah pun metode pemisahan unit usaha
mengalami berbagai proses, syariah menjadi bank umum
terutama pada peraturan dan syariah. Pertama, bank umum
kebijakan pemerintah. Hal ini konvensional yang telah
dilakukan sebagai upaya memiliki UUS mengakuisisi
pemerintahdalammeningkatkan bank yang relatif kecil
pangsa pasar bank syariah di kemudian mengkonversinya
Indonesia, karena sampai saat ini menjadi berbasis syariah
pangsa pasar bank syariah masih kemudian melepaskan dan
di bawah 5%. Salah satu upaya
menggabungkan UUS-nya
pemerintah adalah dengan bank yang baru
diberlakukannya UU No. 21 dikonversi tersebut menjadi
Tahun 2008 pada tanggal 16 Juli
bank umum syariah. Kedua,
2008 yang mengatur tentang
bank umum konvesional
Perbankan Syariah di Indonesia.
melakukan pemisahan terhadap
Salah satu isu krusial dalam
UUS miliknya dan dijadikan
hukum ini adalah tentang adanya
bank umum syariah tersendiri.
aturan-aturan mengenai
kebijakan pemisahan unit usaha Kebijakan pemisahan ini
syariah miliki bank konvensional merupakan sebuah upaya
sebagai bank induknya menjadi pemerintah untuk meningkatkan
bank syariah tersendiri. Adapun pangsa pasar bank syariah.
kriteria-kriterianya sebagaimana Namun, sejak diberlakukannya
yang tertuang dalam pasal 68 UU No.21/2008 hingga tahun
ayat 1, yakni bahwa Bank Umum 2015 pangsa pasar perbankan
Konvensional yang memiliki syariah di Indonesia masih belum
UUS yang nilai asetnya telah mencapai 5%. Berdasarkan data
mencapai paling sedikit 50% dari statistik perbankan syariah
total nilai aset bank induknya mencatat pada tahun 2009 pangsa
atau 15 tahun setelah berlakunya pasar bank syariah di Indonesia
UU No. 21 Tahun 2008 ini yaitu sebesar 2,61%, tahun 2010 sebesar
tahun 2023, maka Bank Umum 3,24%, tahun 2011 sebesar 3,98%,
Konvensional yang tahun 2012 sebesar

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 25


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

4,58%, tahun 2013 sebesar 4,89%, bank induknya. Ketika unit usaha
tahun 2014 sebesar 4,85%, dan syariah tersebut telah
hingga Desember 2015 pangsa memisahkan diri dan menjadi
pasar perbankan syariah masih bank umum syariah tersendiri,
sebesar 4,83% dari total aset biaya-biaya operasional yang
perbankan secara nasional. (Data awalnya ditanggung oleh bank
Statistik Perbankan Syariah OJK, induk konvensional harus
2015). Umam (2010) menyatakan ditanggung sendiri oleh bank
bahwa salah satu alasan syariah hasil pemisahan tersebut.
kebijakan pemisahan ini ialah
diharapkan bank syariah lebih
taat terhadap prinsip syariah
dalam operasional
perbankannya.
Tabel 1. Rata-rata BOPO BUS Hasil Pemisahan
Setelah Pemisahan, (%)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BNI Syariah - - 168,85 78,02 88,46 83,85 90,03 90,41
BJB Syariah - - 103,84 84,94 92,53 81,67 95,05 100,31
BRI Syariah 215,58 89,17 96,30 96,49 88,28 87,28 97,35 94,43
Bukopin 187,84 112,5 93,90 93,99 93,36 91,43 97,00 94,00
Syariah
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Bank

Sejak tahun 2008-2015


sudah ada 12 bank umum syariah Tabel 1 memperlihatkan
yang beroperasi di Indoensia. bahwa rata-rata BOPO pada
Sampai saat ini bank umum tahun pertama melakukan
konvensional yang memiliki Unit pemisahan nilainya di atas
Usaha Syariah (UUS) terus 100%, artinya pada tahun
melakukan usaha untuk pertama pemisahan unit usaha
melakukan pemisahan terhadap syariah dari bank induk
unit usahanya dan mungkin konvensional akan menaikkan
untuk kedepannya akan muncul nilai rasio BOPO. BNI Syariah
bank-bank umum syariah baru pada periode pertama setelah
yang terbentuk melalui pemisahan yakni di kuartal
pemisahan. Untuk melakukan II tahun 2010 memiliki nilai
pemisahan dibutuhkan BOPO mencapai 304,60%, BJB
kesiapan dari unit usaha syariah Syariah pada periode pertama
untuk memisahkan diri dari setelah pemisahan di kuartal

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 26


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

II tahun 2010 nilai BOPO rendah yakni sebesar 8,78%.


mencapai 117,04%, BRI Syariah Pada sisi DPK juga mengalami
pada periode pertama setalah penurunan laju pertumbuhan,
pemisahan yakni kuartal IV tahun 2011 pertumbuhan DPK
tahun 2008 nilai BOPO mencapai mencapai 50,56% dan di tahun
215,58%, dan Bukopin Syariah 2012 pertumbuhannya mulai
pada periode awal setelah menurun menjadi sebesar
pemisahan yakni dikuartal IV 43,69% di tahun-tahun
tahun 2008 nilai BOPO mencapai berikutnya pun mengalami
187,84%. Dengan tingginya nilai penurunan, kemudian pada
BOPO pada periode pertama tahun 2015 pertumbuhan DPK
pemisahan menandakan bahwa melambat menjadi sebesar
sangat rendahnya tingkat 6,85%. Sama halnya pada sisi
efisiensi operasional bank umum pembiayaan, pada tahun 2011
syariah hasil pemisahan pada pembiayaan mengalami
periode pertama setelah peningkatan pertumbuhan
pemisahan. Hal ini memberi arti sebesar 51,80% namun di tahun
bahwa setelah dilakukannya 2012 mulai menurun menjadi
pemisahan, kondisi bank syariah sebesar 27,81% kemudian
menjadi kurang efisien daripada penurunan laju pertumbuhan
kondisi sebelum dilakukan terus terjadi sampai pada tahun
pemisahan, yang ditandai 2015 pertumbuhan pembiayaan
dengan tingginya nilai BOPO. Al semakin rendah yakni sebesar
Arif (2015) menunjukkan bahwa 6,11%. Berdasarkan data di atas,
naiknya nilai BOPO dipengaruhi jika diihat dari jumlah aset, DPK,
oleh adanya tambahan biaya dan pembiayaan selalu
operasional yang selama ini mengalami peningkatan setiap
ditanggung oleh bank induk tahunnya, namun mulai tahun
konvensional kini harus 2012 pertumbuhan baik dari sisi
ditanggung sendiri oleh bank aset, DPK, maupun pembiayaan
umum syariah hasil pemisahan mengalami penurunan laju
tersebut. pertumbuhan, padahal pada
tahun-tahun sebelumnya selalu
Data menunjukan bahwa mengalami peningkatan. Hal ini
pada pertumbuhan aset, tahun berarti telah terjadi penurunan
2011 pertumbuhan aset mencapai kinerja industri perbankan
49,17% lalu pada tahun 2012 syariah di Indonesia sejak tahun
pertumbuhannya mulai 2012,padahalseharusnyadengan
mengalami penurunan menjadi adanya kebijakan pemisahan
sebesar 34,06%, hal tersebut terus diharapkan dapat meningkatkan
berlanjut hingga pada tahun 2015 kinerja perbankan syariah secara
pertumbuhan aset semakin nasional.

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 27


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

Setelah dikeluarkannya Dua diantaranya


UU No. 21 Tahun 2008, banyak melakukan pemisahan murni
unit usaha syariah memisahkan yakni BNI Syariah dan BJB
diri dari bank induk Syariah, dan tiga bank lainnya
konvensional dan menjadi bank melalui proses akuisisi, konversi,
umum syariah tersendiri dengan dan merger yaitu BRI Syariah,
alasan ingin memajukan industri Bukopin Syariah dan BTPN
perbankan syariah di Indonesia. Syariah pada tahun 2014. Berikut
Dari sembilan bank umum data rasio keuangan empat Bank
syariah yang berdiri pasca Umum Syariah Hasil Pemisahan.
dikeluarkannya UU No. 21
Tahun 2008 hanya lima BUS yang
melalui proses pemisahan UUS.

Tabel 2. Rasio Keuangan BUS Hasil Pemisahan Tahun 2011-2015, (%)

2011 2012 2013 2014 2015


ROA 1,29 1,48 1,37 1,27 1,43
NPF 2,42 1,42 1,13 1,04 1,46
BNIS BOPO 87,86 85,39 83,94 89,80 89,63
CAR 20,67 14,10 16,23 18,43 15,48
FDR 78,60 84,99 97,86 92,60 91,94
ROA 1,23 0,67 0,91 0,72 0,25
NPF 0,41 2,10 1,16 3,87 4,45
BJBS BOPO 84,07 90,62 85,76 91,01 98,78
CAR 30,29 21,73 17,99 15,78 22,53
FDR 78,10 88,06 97,40 84,02 104,75
ROA 0,20 1,19 1,15 0,08 0,76
NPF 2,12 1,84 3,26 3,65 3,89
BRIS BOPO 99,25 86,63 95,24 99,77 102,70
CAR 14,74 11,35 14,49 12,89 13,94
FDR 90,55 103,07 102,70 93,90 84,16
ROA 0,52 0,55 0,69 0,27 0,79
NPF 1,54 4,26 3,68 3,34 2,74
BSB BOPO 93,86 91,59 96,73 96,77 91,99
CAR 15,29 12,78 11,10 14,80 16,31
FDR 83,66 92,29 100,29 92,89 90,56
Sumber : Laporan Publikasi Bank, Otoritas Jasa Keuangan, 2015

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 28


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

Tabel 2 merupakan kinerja peningkatan kinerja, hal ini dapat


keuangan Bank Umum Syariah dilihat dari meningkatnya nilai
hasil pemisahan periode 2011- ROA di tahun 2015 dan dari sisi
2015. BNI Syariah selama periode permodalan juga mengalami
2011-2015 secara umum peningkatan yang ditandai
cenderung mengalami kenaikan dengan meningkatnya nilai CAR
kinerja, hal ini dapat dilihat pada pada dua tahun terakhir.
meningkatnya nilai ROA pada Pembiayaan bermasalah juga
tahun 2015, dan meningkatnya semakin menurun yang ditandai
tingkat efisiensi yang ditandai dengan semakin rendahnya nilai
dengan menurunnya nilai BOPO NPF di tiga tahun terkahir.
di tahun 2015 walau sempat
mengalami kenaikan ditahun Berdasarkan kinerja Bank
2014. Dari sisi NPF mengalami Umum Syariah hasil pemisahan
peningkatan di tahun 2015 meski dalam kurun waktu lima tahun
begitu secara umum dari tahun terakhir dapat dijelaskan bahwa
2011-2014 nilai NPF selalu dalam melakukan pemisahan
menurun. BJB Syariah pada dari UUS menjadi BUS tidak
periode 2011-2015 cenderung selalu mengalami peningkatan
mengalami penurunan kinerja, kinerja tetapi juga terdapat BUS
hal ini dapat dilihat dari hasil pemisahan yang mengalami
menurunnya tingkat profitabiltas penurunan kinerja, baik itu
yang diindikasikan dari dengan cara pemisahan murni
menurunnya nilai ROA pada dua maupun melalui akuisisi dan
tahun terakhir. Tidak hanya itu, konversi. Terdapat beberapa
di tahun 2015 juga terjadi penelitian yang telah dilakukan
penurunan tingkat efisiensi terkait kebijakan pemisahan.
operasional, meningkatnya
Nasuha (2012) melakukan
pembiayaan bermasalah, dan
penelitian pada tahun 2010-2011
menurunnya tingkat likuiditas
terkait pengaruh pemisahan
yang ditandai dengan
terhadap kinerja bank syariah,
meningkatnya nilai BOPO dan
dalam studinya menunjukkan
NPF serta menurunnya nilai
bahwa perbedaan kinerja antara
FDR. Pada BRI Syariah periode
satu tahun sebelum dan satu
2011-2015 cenderung mengalami
tahun sesudah pemisahan terjadi
penurunan kinerja, hal ini dilihat
pada total aset, dana pihak
dari meningkatnya nilai NPF dan
ketiga, dan pembiayaan. Hamid
BOPO pada tiga tahun terakhir.
(2015) dalam penelitiannya
Serta terjadi penurunan tingkat
menemukan bahwa kebijakan
likuiditas yang ditandai dengan
pemisahan berpengaruh positif
menurunnya nilai FDR. Dan pada
terhadap profitabilitas industri
Bukopin Syariah di periode 2011-
perbankan syariah di Indonesia.
2015 mengalami

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 29


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

Hal yang sama juga sebagai perbuatan hukum yang


ditunjukkan pada penelitian dilakukan oleh Perseroan untuk
yang dilakukan Ramdani (2015) memisahkan usaha yang
bahwa kebijakan pemisahan mengakibatkan seluruh aktiva
berpengaruh positif terhadap dan pasiva Perseroan beralih
jumlah laba operasional PT karena hukum kepada satu
Bank BNI Syariah. Al Arif (2015) Perseroan atau lebih atau
melakukan penelitian terkait sebagian aktiva dan pasiva
kebijakan pemisahan dan Perseroan beralih karena
dampaknya terhadap tingkat hukum kepada satu Perseroan
efisiensi, dalam penelitiannya atau lebih. Dalam Undang-
menunjukkan bahwa kebijakan undang Perbankan Syariah,
pemisahan berpengaruh kasus pemisahan ini diartikan
negatif tehadap efisiensi industri sebagai pemisahan usaha dari
perbankan syariah di Indonesia. satu bank menjadi dua badan
Sementara Al Arif (2014) dalam usaha atau lebih, sesuai dengan
studinya terkait dampak ketentuan peraturan
pemisahan tehadap pembiayaan perundang-undangan.
menemukan bahwa kebijakan
pemisahan tidak memiliki Nasuha (2012)
pengaruh terhadap pertumbuhan menjelaskan bahwa spin-off
pembiayaan bank umum syariah menggambarkan suatu
hasil pemisahan. Selain itu, Al tambahan atau produk derivatif
Arif (2014) dalam studinya terkait atau turunan atau hasil dari
tipe pemisahan dan pengaruhnya sesuatu tiruan usaha
terhadap nilai aset menemukan sebelumnya. Pemisahan ini bisa
bahwa tipe pemisahan tidak berbeda bentuk, tapi umumnya
berpengaruh terdahap nilai aset memerlukan perubahan yang
bank umum syariah hasil penting pada kontrol, risiko,
pemisahan. dan distribusi keuntungan.
Rizqullah (2013) mengartikan
spin-off sebagai upaya
2. KAJIAN LITERATUR pemisahan atau pengalihan
sebagian aset perusahaan yang
kemudian menjadi perusahaan
Pemisahan diperkenalkan
melalui Undang-undang No. 40 independen, sementara
Tahun 2007 tentang Perseroan
perusahaan yang melakukan
Terbatas dan Undang-undang pemisahan atau pengalihan
No. 21 Tahun 2008 tentang masih tetap beroperasi dan
Perbankan Syariah. Dalam menjadi perusahaan induk dari
perusahaan independen
Undang-undang Perseroan
tersebut yang disebut juga
Terbatas, pemisahan diartikan
perusahaan anak. Perusahaan

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 30


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

induk memiliki kontrol saja yang rencana pemisahannya


terhadap perusahaan anak dan cukup beralasan untuk dapat
saham keduanya dimiliki oleh direalisasikan. Beberapa bank
pemegang saham perusahaan lain terlihat sangat optimis dalam
induk. merencanakan waktu
pemisahannya, namun jika
Pembentukan bank melihat potensinya sangat sulit
syariah implementasinya dapat untuk dilaksanakan, dan
dilakukan melalui dua metode sebaliknya terdapat juga
pemisahan unit usaha syariah beberapa bank yang sangat
menjadi bank umum syariah. konversatif dalam merencanakan
Pertama, bank umum pemisahannya hingga mendekati
konvensional yang telah batas akhir padahal kemampuan
memiliki UUS mengakuisisi permodalannya sudah cukup
bank yang relatif kecil memadai.
kemudian mengkonversinya
menjadi berbasis syariah
kemudian melepaskan dan Kiswono (2012)
menggabungkan UUS-nya mengelompokkan masing-
dengan bank yang baru masing bank tersebut
dikonversi tersebut menjadi berdasarkan potensi
bank umum syariah, contohnya: permodalanya, yaitu: (i) Modal
BRI Syariah dan Bank Bukopin induk di atas Rp 2 trilyun dan
Syariah. Kedua, bank umum modal UUS di atas Rp 500 milyar,
konvesional melakukan sehingga secara ketentuan telah
pemisahan terhadap UUS memenuhi persyaratan
miliknya dan dijadikan bank permodalan dan diharapkan
umum syariah tersendiri, ini dapat segera melakukan
yang dikenal sebagai pemisahan pemisahan UUS. Bank-bank yang
murni, yaitu BNI Syariah dan masuk dalam kelompok ini
BJB Syariah. adalah BTN, Bank Permata,
CIMB Niaga, dan Bank
Kiswono (2012) Danamon. (ii) Modal induk di
melakukan kajian terhadap atas Rp 2 trilyun namun modal
roadmap pemisahan yang UUS masih dibawah Rp 500
disusun oleh UUS. Berdasarkan milyar, sehingga masih
kajian yang dilakukan dapat memerlukan upaya dan waktu
disimpulkan bahwa rencana yang lebih lama untuk
pemisahan yang diajukan oleh menambah modal UUS nya agar
masing-masing bank tidak mencapai persyaratan minimal
selalu dapat digunakan sebagai sebesar Rp 500 milyar. Terdapat 5
acuan. Hanya beberapa bank bank yang memenuhi kriteria

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 31


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

tersebut yaitu: BII, BTPN, hasil penelitiannya tekait dampak


OCBC-NISP, HSBC, Bank Jatim. pemisahan terhadap profitabilitas
(iii) Modal induk masih di pada industri perbankan syariah
bawah Rp 2 trilyun namun lebih di Indonesia, memaparkan
dari Rp 1 trilyun, sehingga bahwa kebijakan pemisahan yang
memerlukan upaya yang lebih diterapkan
besar karena harus menambah untukindustriperbankansyariah
modal induknya agar mencapai di Indoensia mempunyai efek
Rp 2 trilyun, maupun untuk yang baik untuk meningkatkan
menambah modal UUS-nya. profitabilitas yang diukur dengan
Bank yang masuk dalam rasio Return On Asset (ROA).
kategori ini ialah: BPD Jateng, Sama halnya pada penelitian
BPD Banda Aceh, BPD Sumut, yang dilakukan Al Arif (2014)
Bank DKI, Bank Sinarmas, BPD terkait pemisahan dan
Riau, BPD Sumsel & Babel, BPD dampaknya terhadap dana pihak
Sumbar, dan BPD Jambi. ketiga pada industri perbankan
(iv) Modal induk dibawah Rp 1 syariah di Indonesia, hasilnya
trilyun, sehingga sangat sulit menerangkan bahwa kebijakan
untuk memenuhi kewajiban pemisahan memiliki dampak
melakukan pemisahan. Bank yang baik untuk meningkatkan
yang masuk dalam kategori ini dana pihak ketiga industri
ialah BPD Kaltim, BPD Kalsel, perbankan syariah di Indonesia.
BPD Kalbar, BPD Sulsel, BPD Namun dari aspek efisiensi
NTB dan BPD DIY. operasional Al Arif (2015)
menjelaskan bahwa terdapat
Siswantoro (2014) dalam pengaruh antara kebijakan
artikelnya yang menganalisis pemisahan terhadap tingkat
tentang kinerja bank syariah efisiensi operasional yang diukur
dan strategi setelah pemisahan dengan rasio Biaya Operasional
sebagai bank syariah yang terhadap Pendapatan
mandiri di Indonesia, Operasional (BOPO) pada bank
menjelaskan bahwa suntikan umum syariah, dimana
permodalan dari bank induk kebijakan pemisahan justru
konvensional seharusnya dapat menurunkan tingkat efisiensi
dimanfaatkan secara optimal operasional pada industri
untuk dapat meningkatkan perbankan syariah di Indonesia.
pertumbuhan bank syariah hasil Hal ini menunjukkan bahwa
pemisahan. Namun, tetap harus setelah kebijakan pemisahan
didukung dengan manajemen jsutru mengakibatkan industri
yang efektif pada bank umum perbankan syariah menjadi
syariah hasil pemisahan. kurang efisien dibandingkan
sebelum kebijakan pemisahan
Hamid (2015) pada
tersebut dilakukan.

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 32


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

3. METODE effect.
PENELITIAN

Penelitian ini Kedua, uji Hausman


menggunakan uji regresi data digunakan untuk menentukan
panel untuk menguji spesifikasi apakah model yang paling tepat
model dan kesesuaian teori- digunakan adalah model fixed
teori dengan kenyataan. Regresi effect atau model random effect.
data panel dapat dilakukan Hipotesis uji hausman dalam
melalui tiga pendekatan antara peneltian ini adalah:
lain: (1) Model common effect; (2)
Model fixed effect (efek tetap); (3) H0 : Random Effect Model
Model random effect (efek acak). (REM)
H1 : Fixed Effect Model (FEM)
Dalam menentukan
estimasi model regresi panel,
dilakukan beberapa uji untuk Dengan ketentuan
apabila nilai probabilitas > 0,05,
memilih metode pendekatan
maka H0 diterima dan tolak H1
estimasi yang sesuai. Terdapat
yang artinya model yang tepat
beberapa pengujian yang
dilakukan, antara lain. Pertama, menggunakan pendekatan
random effect. Namun apabila
uji chow dilakukan untuk
nilai probabilitas < 0,05, maka
mengetahui apakah model yang
digunakan adalah common effect H0 ditolak dan menerima H1
atau fixed effect. Hipotesis uji yang artinya model yang tepat
chow dalam penelitian ini adalah menggunakan
adalah: pendekatan fixed effect.

H0 : Common Effect Model Penelitian ini


(CEM) menggunakan data runtutan
waktu (time series ) dengan data
H1 : Fixed Effect Model (REM) kuartal mulai dari kuartal I tahun
2011 hingga kuartal II tahun 2016.
Dengan ketentuan jika Objek penelitian ini adalah empat
probabilitas > 0,05, maka H0 bank umum syariah hasil
diterima, artinya model yang pemisahan dari bank induk
tepat adalah dengan konvensional dengan melalui
menggunakan pendekatan proses pemisahan unit usaha
common effect. Tetapi jika syariah terlebih dahulu dan telah
probabilitas < 0,05, maka H0 terdaftar di Bank Indonesia, yaitu
ditolak dan menerima H1, artinya BNI Syariah, BJB Syariah, BRI
model yang tepat adalah dengan Syariah dan Bank Syariah
menggunakan pendekatan fixed Bukopin. Untuk mengukur

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 33


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

pengaruh metode pemisahan CARit = Capital Adequacy


terhadap ROA bank umum Ratio pada unit observasi ke-i dan
syariah hasil pemisahan, maka waktu ke-t
akan menggunakan variabel FDRit = Financing to De-
dummy. Persamaan regresi data
panel pada penelitian ini adalah: posit Ratio pada unit observasi ke-i
dan waktu ke-t
ROAit = α + b1Dit + b2NPFit ε = Komponen error
+ b3BOPOit + b4CARit + b5FDRit + it

ε pada unit observasi ke-1 dan waktu


it ke-t
Keterangan : 4. HASIL DAN
ROAit = Return On Asset
pada unit observasi ke-i dan waktu
PEMBAHASAN
ke-t
Dit = Variabel dummy Hal pertama yang
metode pemisahan pada unit ke-i dilakukan ialah melakukan uji
dan waktu ke-t Chow untuk menentukan apakah
Dimana: 0 = Tipe 1; dan 1 = model yang digunakan apakah
model common effect atau model
Tipe 2
efek tetap. Tabel 3
1 = tipe pemisahan murni; 2 = tipe memperlihatkan hasil uji Chow
pemisahan akuisisi, konversi dan dimana nilai probabilitas sebesar
merger 0.0188. Hal ini menunjukkan
bahwa Hipotesis nul yang
NPFit = Net Profit Finance menyatakan common effect model
pada pada unit ke-i dan waktu ke-t ditolak. Oleh karenanya yang
dipilih ialah model efek tetap
BOPOit = Biaya Operasional
(fixed effect model).
Pendapatan Operasional pada unit
observasi ke-i dan waktu ke-t
Tabel 3. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Test period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.


Period F 2.000108 (21,61) 0.0188
Period Chi-square 46.101188 21 0.0012

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 34


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

Selanjutnya kita akan memilih salah satu dari kedua


melakukan uji Haussman untuk metode pemisahan, baik itu
menentukan apakah memilih metode pemisahan murni
model efek acak (random effect maupun metode pemisahan
model) atau model efek tetap akuisisi, konversi dan merger
(fixed effect model). Hasil uji tergantung pada kebutuhan dan
Haussman memperlihatkan kesiapan unit usaha syariah dan
nilai probabilitas 1.000 > tingkat bank induk konvensional.
signifikansi (α = 0,05), maka H 0
tidak dapat ditolak (don’t reject Terdapat dua variabel
Ho). Oleh karenanya dapat bebas yang juga tidak memiliki
dikatakan bahwa model efek pengaruh terhadap Return On
acak (random effect model) lebih Asset (ROA) bank umum syariah
tepat digunakan. hasil pemisahan, yaitu Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan
Financing to Deposit Ratio (FDR).
Tabel 4. Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Test period random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Period random 0.000000 5 1.0000
* Period test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Berdasarkan model Sedangkan dua variabel


random effect pada Tabel 5 dapat bebas lainnya, yaitu Non
dilihat bahwa nilai probabilitas Performing Finance (NPF) dan
variabel dummy metode BOPO menunjukkan memiliki
pemisahan sebesar 0,1244. Nilai pengaruh negatif terhadap
tersebut lebih besar dari α = 0,05 Return On Asset (ROA) bank
(0,1244 > 0,05), sehingga dapat umum syariah hasil pemisahan.
dikatakan bahwa metode Hal ini menunjukkan semakin
pemisahan baik itu pemisahan tinggi nilai rasio Non Performing
murni atau pemisahan dengan Finance (NPF), maka akan
cara akuisisi, konversi dan semakin kecil nilai rasio Return
merger tidak berpengaruh On Asset (ROA). Begitu juga
secara signifikan terhadap semakin tinggi nilai rasio BOPO,
Return On Asset (ROA) bank maka akan menyebabkan
umum syariah hasil pemisahan. menurunnya Return On Asset
Unit usaha syariah yang hendak (ROA) bank umum syariah hasil
melakukan pemisahan dapat pemisahan. Hamid (2015)

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 35


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

memaparkan bahwa kebijakan


pemisahan berpengaruh
signifikan terhadap Return On
Asset. Hal ini dapat disebabkan
karena peningkatan total aset
bank umum syariah setelah
melakukan pemisahan tidak
dibarengi dengan peningkatan
pada pendapatan yang
diperoleh, sehingga laba yang
dihasilkan pun tidak optimal
atau dapat disebabkan karena
saat melakukan pemisahan tentu
akan meningkatkan jumlah
aset. Peningkatan aset tersebut
juga akan mengakibatkan
meningkatnya beban depresiasi,
peningkatan beban ini yang
menjadikan laba tidak optimal.

Al Arif (2014) yang


memperlihatkan bahwa tipe
pemisahan tidak memiliki
pengaruh terhadap total aset
empat bank umum syariah
hasil pemisahan. Hasil studi
ini menunjukkan bahwa setiap
unit usaha syariah yang hendak
melakukan pemisahan dapat
memilih salah satu dari kedua
tipe pemisahan tergantung
kepada kebutuhan dari institusi
yang bersangkutan. Al Arif dan
Haribowo (2016) menemukan
pula bahwa tipe pemisahan
tidak berpengaruh terhadap
laba pada bank umum syariah
hasil pemisahan.

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 36


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

Tabel 5. Hasil Random Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel EGLS (Period random effects)
Sample: 2011Q1 2016Q2
Periods included: 22
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 88
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.587571 0.507040 18.90889 0.0000


D_METODE -0.103566 0.066711 -1.552465 0.1244
CAR -0.009170 0.006934 -1.322593 0.1896
NPF -0.083294 0.018234 -4.568094 0.0000
BOPO -0.085230 0.005032 -16.93702 0.0000
FDR -0.006064 0.003244 -1.869267 0.0652
Effects Specification
S.D. Rho
Period random 0.087645 0.1257
Idiosyncratic random 0.231185 0.8743

Weighted Statistics
R-squared 0.870319 Mean dependent var 0.667536
Adjusted R-squared 0.862412 S.D. dependent var 0.650367
S.E. of regression 0.241240 Sum squared resid 4.772126
F-statistic 110.0644 Durbin-Watson stat 1.109178
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.862990 Mean dependent var 0.837727
Sum squared resid 5.534992 Durbin-Watson stat 1.069765

ketiga dan jumlah pembiayaan.


Hasil empiris yang telah Hasil ini berbeda dengan
dilakukan menunjukkan bahwa Rizqullah (2013) yang
tipe pemisahan –baik pemisahan menemukan bahwa metode
murni maupun pemisahan pemisahan UUS dengan cara
dengan akuisisi, konversi, dan membentuk badan/perusahaan
merger- tidak berpengaruh baru adalah alternatif pendirian
terhadap nilai aset, dana pihak bank syariah yang paling

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 37


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

baik/sesuai. Urutan alternatif strategic planning; (2) kemudahan


pilihan strategi selanjutnya atau practicality proses
adalah pemisahan dengan pemisahan; (3) kepentingan
menggunakan badan/ stakeholder atau stakeholders
perusahaan yang sudah ada. concern; (4) orientasi internal; (5)
Kedua metode pemisahan pengelolaan sistem IT atau IT
dipengaruhi oleh jenis elemen- drivers; (6) faktor infrastruktur.
elemen yang berbeda. Metode Terdapat perbedaan atas faktor
pemisahan dengan membentuk yang lebih dipertimbangkan
badan baru dipengaruhi oleh dalam implementasi masing-
elemen-elemen: budaya masing metode pemisahan.
perusahaan, program Untuk implementasi metode
komunikasi, respon nasabah, pemisahan dengan badan usaha
delivery channel, respon pesaing, baru, faktor yang lebih
dan perpajakan. Sedangkan dipertimbangkan adalah
metode pemisahan dengan practicality, infrastruktur dan
badan usaha yang sudah ada strategic planning, sedangkan
dipengaruhi oleh elemen- untuk implementasi metode
elemen: pengalihan status pemisahan dengan badan yang
pegawai, sistem pelaporan dan sudah ada, faktor yang lebih
pembukuan, sistem IT, dipertimbangkan IT driven,
perpajakan, respon regulator stakeholders concern, dan orientasi
dan due diligence. Perbedaan internal. Keenam faktor yang
elemen-elemen tersebut menjadi pertimbangan tersebut
menunjukkan bahwa prioritas dirumuskan sebagai rekomendasi
permasalahan yang terdapat kepada berbagai pihak di dalam
pada kedua metode tersebut sektor perbankan, terutama
juga berbeda (Rizqullah, 2013). jajaran manajemen Unit Usaha
Syariah (UUS), dalam
Dewati (2015) dalam menetapkan metode pemisahan
penelitiannya menjelaskan bahwa yang dinilai sesuai dengan
berdasarkan faktor-faktor yang kondisi unit bisnis syariah serta
menjadi pertimbangan dalam mampu memaksimalkan kinerja
pemilihan metode pemisahan, unit syariah setelah implementasi
dapat disimpulkan dari 23 proses pemisahan atas unit
variabel yang digunakan dalam syariah tersebut.
penelitian ini dapat
dikelompokkan atau direduksi
menjadi 6 kelompok/faktor yang Kebijakan
menjadi pertimbangan dalam pemisahan merupakan kewajiban
proses pemisahan. Keenam faktor yang harus dilakukan bank
tersebut yaitu: (1) faktor umum konvensional yang telah
perencanaan strategis atau membuka unit

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 38


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

usaha syariah. Kebijakan unit usaha syariahnya. Dengan


pemisahan ini dirasa sangat pertimbangan dan kesiapan yang
diperlukan mengingat matang, maka akan berdampak
kesadaran masyarkat akan bank baik pula untuk bank umum
syariah terus meningkat seiring syariah pasca melakukan
berjalannya waktu, sehingga pemisahan. Siswantoro (2014)
membuat sebagian nasabah menjelaskan bank umum syariah
masih meragukan kemurnian hasil pemisahan dapat
prinsip syariah pada unit usaha mengoptimalkan suntikan
syariah yang beroperasi di permodalan dari bank induk
bawah naungan bank umum konvensional untuk dapat
konvensional. Karena terdapat meningkatkan pertumbuhan
perbedaan prinsip dan bank tersebut. Al Arif (2015)
karakteristik antara sistem menjelaskan bahwa kebijakan
perbankan syariah dan pemisahan secara umum justru
perbankan konvensional, maka menyebabkan industri perbankan
sistem konvensional dan sistem syariah menjadi kurang efisien
syariah harus berjalan masing- dibandingkan dengan kondisi
masing. Dengan dilakukannya sebelum pemisahan terjadi. Hal
pemisahan manajemen bank ini dapat dilihat pada kenaikan
umum konvensional akan lebih rasio BOPO pada periode awal
fokus pada kompetensi pemisahan. Karena ketika unit
utamanya dan bank umum usaha syariah tersebut telah
syariah dapat fokus dalam memisahkan diri, maka biaya-
menjalankan bisnis syariahnya biaya yang semula ditanggung
secara lebih independen. bank induk konvensional kini
harus ditanggung sendiri oleh
Untuk melakukan bank umum syariah hasil
pemisahan perlu adanya pemisahan. Beberapa biaya yang
pertimbangan dan persiapan harus ditanggung sendiri oleh
yang matang baik dari bank bank umum syariah hasil
umum konvensional maupun pemisahan antara lain: pertama,
kesiapan dari unit usaha syariah. biaya terkait dengan pembiayaan
Keberadaan rencana bisnis bagi seperti biaya penagihan, biaya
UUS menjadi sangat penting hukum, biaya penyisihan piutang
untuk melihat kesiapan dan tidak tertagih, dan biaya-biaya
keseriusan sebuah bank umum lainnya. Kedua, biaya adminitrasi
konvensional yang telah dan umum. Sebagai suatu entitas
membuka UUS memiliki niat bisnis yang baru berdiri secara
untuk bisa menuangkan rencana mandiri tentu masih
bisnisnya secara sistematis mengeluarkan banyak biaya
dalam upayanya untuk terkait dengan
melakukan pemisahan terhadap

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 39


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

administrasi dan umum. Ketiga, Keenam, faktor terkait dengan


biaya teknologi. Hampir seluruh lingkungan bisnis baik berupa
bank umum syariah hasil karakteristik lingkungan bisnis
pemisahan membuat suatu regional maupun legal.
sistem teknologi tersendiri, hal
ini mengakibatkan pada kenaikan K e b i j a k a n
biaya operasional dari bank pemisahan unit usaha syariah
syariah yang bersangkutan. menjadi bank umum syariah
dapat dijadikan sebagai salah
Menurut Tubke (2004) satu strategi bisnis untuk
terdapat beberapa faktor yang meningkatkan perkembangan
mempengaruhi dalam proses industri perbankan syariah di
pemisahan (spin-off). Pertama, Indonesia. Pemisahan harus
faktor yang terkait dengan dilakukan dengan pertimbangan
aktivitas bisnis, faktor ini terkait yang matang. Otoritas Jasa
dengan ukuran perusahaan dan Keuangan (OJK) sebagai
perbedaan sektor bisnis antara regulator sebaiknya juga
perusahaan induk dengan memperhatikan perkembangan
perusahaan anaknya. Apabila industri perbankan syariah dan
faktor pertama ini dikaitkan fokus untuk meningkatkannya
dengan unit usaha syariah dapat tidak hanya fokus untuk
diposisikan sebagai perusahaan mendorong UUS untuk segera
anak dan bank konvensional melakukan pemisahan, karena
sebagai perusahaan induk. Kedua, dalam beberapa tahun ini
faktor yang terkait dengan perkembangan industri
organisasi dan pengelolaan perbankan syariah sedang
perusahaan. Ketiga, faktor yang mengalami penurunan. Selain
terkait dengan hubungan dan itu OJK diharapkan dapat
dukungan. Terdapat tiga pola memeriksa setiap rencana bisnis
hubungan yang mungkin tercipta UUS untuk menilai sejauh mana
antara perusahaan induk dan rencana bisnis UUS disusun
perusahaan anak yang secara matang agar dapat
melakukan pemisahan, yaitu mengetahui keseriusan dan
hubungan pasar (market- persiapan UUS untuk
relatedness), hubungan produk melakukan pemisahan.
(product relatedness), dan
hubungan teknologi (technology-
relatedness). Keempat, faktor 5. PENUTUP
transfer atau pengalihan berupa
transfer pengalaman dari Hasil analisis data
perusahaan induk kepada menunjukkan bahwa metode
perusahan anaknya. Kelima, pemisahan Unit Usaha Syariah
faktor terkait dengan motivasi.
(UUS) menjadi Bank Umum

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 40


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

Syariah (BUS) tidak memiliki


pengaruh yang signifikan
terhadap Return On Asset (ROA)
bank umum syariah hasil
pemisahan Hal ini menunjukkan
bahwa unit usaha syariah yang
hendak melakukan pemisahan
dapat memilih salah satu dari
dua metode pemisahan, baik
itu metode pemisahan murni
ataupun metode pemisahan
akuisisi, konversi dan merger
tergantung kebutuhan dan
kondisi internal unit usaha
syariah serta kebijakan dari
bank induk konvensional.
Melihat perbedaan prinsip dan
karakteristik pada kegiatan
operasional yang dilakukan
antara bank konvensional dan
bank syariah, maka kebijakan
pemisahan ini sangat perlu
dilakukan agar kegiatan
syariah dan konvensional
dapat berjalan masing-masing.
Dengan melakukan pemisahan
dapat mendorong berjalannya
praktik perbankan syariah yang
mengedepankan prinsip syariah
tanpa intervensi bank induk
konvensional.

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 41


M Nur Rianto Al Arif, Endah Putri Dewanti

6. DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M.N.R. (2014). Spin-off and Its Impact on The Third Party
Funds of Indonesian Islamic Banking Industry. Economic
Jurnal of Emerging Markets. Vol. 6 (1): 50-55

Al Arif, M.N.R. (2014). Tipe Pemisahan dan Pengaruhnya Terhadap


Nilai Aset Bank Umum Syariah Hasil Pemisahan. Kinerja.
Vol. 18 (2): 168-179

Al Arif, M.N.R. (2015). Keterkaitan Kebijakan Pemisahan terhadap


Tingkat Efisiensi pada Industri Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.19 (2): 295-304

Al Arif, M.N.R. (2015). The Effect of Spin-Off Policy on Financing


Growth in Indonesia Islamic Industry. Al-Ulum. Vol. 15 (1):
173-184.

Al Arif, M.N.R dan Haribowo, I. (2016). Tipe Pemisahan dan


Pengaruhnya Terhadap Laba Pada Bank Umum Syariah
Hasil Pemisahan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 20, No.
3: 479-486.

Dewati, H.R. (2015). Pemilihan Metode Spin Off Unit Bisnis Syariah
dengan Pendekatan Analisa Faktor (Studi PT BNI Syariah
dan PT Bank Syariah BRI). (Tesis Tidak Dipublikasikan).
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hamid, A. (2015). The Impact of Spin-off Policy to the Profitability on


Indonesia Islamic Banking Industry. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu
Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics). Vol.7(1): 117-
126.

Kiswono, Bambang. (2012). Spin Off Unit Usaha Syariah (UUS),


Kendala dan Strategi Penyelesaiannya. (Makalah Tidak
Dipublikasikan). Jakarta: Bank Indonesia

Nasuha, A. (2012). Dampak Kebijakan Spin-Off Terhadap Kinerja


Bank Syariah. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal
of Islamic Economics). Vol. 4 (2): 241-158

Ramdani, A. (2015). Pengaruh Kebijakan Pemisahan Terhadap Laba

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 42


METODE SPIN-OFF DAN TINGKAT PROFITABILITAS: STUDI.......

Pada Bank BNI Syariah, Etikonomi: Jurnal Ekonomi. Vol. 14 (1):


17-34.

Rizqullah. (2013). Pemilihan Metode Spin-Off Unit Usaha Syariah Bank


Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah di Indonesia.
(Disertasi Tidak Dipublikasikan). Jakarta: IEF Trisakti.

Siswantoro, D. (2014). Analysis of Islamis bank’s performance and


strategy after spin-off as Islamic full-fledged scheme in
Indonesia. Procedia Social and Behavioral Sciences. Vol. 164: 41-
48.

Tubke, Alexander. (2004). Success Factors of Corporate Spin-Offs. USA:


Springer.

Umam, K. (2010). Peningkatan Ketaatan Syariah Melalui Pemisahan


(Spin-off) Unit Usaha Syariah Bank Umum Konvesional.
Mimbar Hukum. Vol.22 No.3: 607-624.

IQTISHADIA Volume 10 Nomor 1 2017 43

Anda mungkin juga menyukai