Topografi Kornea
Topografi Kornea
Permukaan anterior kornea berbentuk konveks dan asferis, kecuali untuk bagian sentral,
kornea lebih berbentuk bulat. Kornea biasanya lebih curam di bagian sentral dan lebih
datar di perifer, bentuk ini dikenal dengan istilah ‘prolate’.
Meridian kornea ditentukan oleh garis-garis yang saling berhubungan pada titik yang
terdapat pada 180 derajat dari sentral kornea.
Pada topografi kornea dikenal kurvatura aksial dan kurvatura tangensial. Kurvatura
tangensial atau lokal atau meridian merupakan perhitungan kelengkungan kornea
mengganakan persamaan klasik sepanjang meridian melalui aksis sentral. Kurvatura
aksial, sebaliknya, merupakan rata-rata kurvatura tangensial pada interal spesifik. Dalam
kata lain, besar masing-masing titik pada peta aksial merupakan rata-rata dari kurvatura
tangensial antara titik tengah dan titik tertentu tersebut.
Ketika topografi kornea pertama kali diperkenalkan, peta yang pertma kali digunakan
untuk menggambarkan permukaan kornea adalah peta aksial. Kurvatura sagital adalah
arah tegak lurus terhadap kurvatura tangensial, dengan kata lain kurvatura sagital adalah
sepanjang arah cincin pada topografi placido. Oleh karena itu, kurvatura sagital tidak
dapat dihitung pada topografi placido karena cincin-cincin ini solid dan tidak berubah
pada arah tersebut. Sebaliknya, kurvatura dapat dihitung pada arah tangensial, dari cincin
ke cincin.
nilai kurvatura maksimal akan berbeda berdasarkan peta yang digunakan untuk
pengukuran, peta aksial atau tangensial. Biasanya lebih rendah pada kurvatura aksial, dan
lebih tinggi pada kurvatura tangensial, meskipun tidak ada satu pun diantara nya yang
dijadikan sebgai patokan untuk menentukan kurvatura kamsimum. Perlu diingat bahwa,
apabila peta aksial yang digunakan, maka ini bukan merupakan kurvatura maksimum
karena peta aksial adalah rata-rata peta tangensial.
Sebagai kesimpulan, peta aksial menunjukkan bentuk kornea secara keseluruhan dan peta
tangensial menyediakan detail yang lebih spesifik. Keduanya biasanya identik di bagian
sentral, namun semakin berbeda ke perifer.
Pada regio paraksial, kekuatan refraksi dan kurvatura saling proporsional dimana
peningkatan kurvatura sebanding dengan peningkatan kekuatan refraksi. Namun
hubungan ini tidak lagi berlaku diluar sentral kornea. Ketika kurvatura menurun dari
sentral ke perifer pada kornea normal, kekuatan meningkat kerena peningkatan sudut
insiden antara cahaya yang masuk dan permukaan kornea. Definisi aberasi sferis adalah
perubahan pada kekuatan refraksi kornea dari sentral ke perifer akibat perubahan sudut
insiden.
Apeks vs Verteks
Apeks kornea meurpakan daerah pada kornea dengan curvatura terbesar, sedangkan
verteks lebih merupakan titik teringgi dari permukaan kornea. Verteks dapat digunakan
untuk memprediksi lokasi area keratokonus dengan penonjolan terbesar. Area kemerahan
(hot spots pada peta kurvatura) merupakan daerah kornea yang paling steep, terutama
apabila ditemukan pada daerah non parasentral.
Asferisitas
Pada peta kurvatura
Asferisitas negatif atau prolateness dari permukaan kornea menunjukkan kurvatura yang
menurun dari sentral ke perifer. Pada peta kurvatura, akan tampak gambaran seperti
cincin konsentris dengan warna yang semakin cerah dari bagian dalam ke luar.
Toricity
Pada peta kurvatura
Perbedaan kurvatura apikal pada meridian-meridian utama akan menghasilkan distribusi
warna yang radial, dari permukaan yang lebih datar (kebiruan).