Anda di halaman 1dari 9

SEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT

KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Sedimentation in Tepi Laut Coastal Waters at Tanjungpinang City,


Riau ArchipelagoProvince

A. Robby
Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, arobbyismail@yahoo.com

Arief Pratomo1
Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Muzahar2
Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH, mzet.oke@gmail.com

ABSTRACT

The research was conducted on 27 August- 27 Sept 2014 located at Tepi Laut coastal
waters, Tanjungpinang City. This study aims to determine the sedimentation rate in terms of
sediments accumulated in coastal waters Tanjungpinang City and can describe the characteristics
of sediments at 3 points (in the beach, in the middle, and in the sea) in coastal waters
Tanjungpinang City. The method use in a survey. Sediment sampling and waters parameters
analysis performed in 3 station. Sediment analysis conducted in laboratory. The result analysis of
bottom sediments in coastal waters Tanjungpinang City in 3 points (in the beach, in the middle,
and in the sea) dominated is sand. The result of the analysis of volume accumulated sediment the
average number of total per-day rate accumulates are 1.4250 (ml/cm2/hari), and the average
number of total per-day sediment accumulation rate is 2.5508 (gram/cm2/hari). Correlation of
sediment accumulation with sediment suspended of 2.7 % (very low), Correlation of volume
accumulated sediment with sediment fraction of 27,1 % (low), and Correlation of weight
accumulated sediment rate with sediment fraction of 24,4 % (low). Sedimentation in coastal
waters Tanjungpinang City can probably antrophogenic and ocean activity.

Key word: Sedimentation, sediment, suspended, accumulation, Coastal waters Tanjungpinang


City
I. PENDAHULUAN transport) dan pergerakan sedimen sepanjang pantai
Dilihat dari kondisi alam Propinsi atau sejajar pantai Rifardi (2012).
Kepulauan Riau yang mana 30% merupakan wilayah
III. METODE
daratan dan 70% lainnya adalah wilayah perairan
Penelitian ini dilaksanakan pada 27
dengan tersebarnya ratusan pulau besar dan kecil
Agustus 2014 –27 September 2014.Peta lokasi
dengan keindahan panorama alam setempat dan
penelitian dapat dilihat Google Earth (gambar 1)
mengandung nilai budaya historis khususnya Kota
dibawah ini.
Tanjungpinang yang terletak berbatasan dengan
Negara Singapura dan Semenanjung Malaysia (Tahir,
2005).
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan
oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat dan
sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan
dan social ekonomi dengan cara pengurugan,
pengeringan lahan, atau drainase. Adanya pembukaan
lahan proyek Taman Tepi Laut Kota Tanjungpinang,
adalah salah satu penyebab sedimentasi atau Gambar 1.Peta lokasi penelitian di perairan Kota
pendangkalan, hal ini dapat merugikan banyak pihak Tanjungpinang (Google Earth)
baik dari sektor pemerintahan maupun masyarakat Penentuan lokasi menggunakan metode
nelayan. Adanya sedimentasi yang masuk keperairan Purposive sampling menggunakan GPS (Global
sebagai dampak dari penimbunan lahan taman tepi Positioning System). Ketiga titik stasiun tersebut
laut maka akan terjadi pendangkalan yang akan adalah sebagai berikut:
berdampak terhadap berbagai aspek dalam perairan a) Stasiun 1, (00 55‟ 48. 23 “ N - 1040 26 „ 19. 35”
baik dari segi aspek biologis maupun ekologis. E)terletak di perairan sekitar pembukaan lahan
Berdasarkan pada hasil survei lapangan taman tepi laut dan Pelabuhan
penyumbang sedimen terhadap proses pendangkalan b) Stasiun 2, (00 55‟ 34. 71 “ N - 1040 26 „ 14. 66”
diduga karena faktor alam dan faktor dari aktivitas E) terletak di perairan sekitar pembukaan lahan
manusia, maka itu perlu dilakukan penelitian taman tepi laut yang sudah direklamasi
terhadap sedimentasi yang terdapat di daerah c) Stasiun 3, (00 55‟ 14. 70 “ N - 1040 26 „ 18. 82”
Perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang. E) terletak di perairan sekitar taman tugu pensil,
II. TINJAUAN PUSTAKA merupakan daerah yang tidak terdapat
Sedimen yang terdapat pada lingkungan reklamasi.
pantai seperti teluk, estuaria, dune, delta dan rawa Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
paya merupakan sedimen yang rentan terkena ini adalah sebagai berikut:
dampak oleh dua kekuatan yaitu alamiah dan Tabel 1. Bahan dan Alat yang digunakan dalam
antropogenik. Lingkungan ini merupakan daerah Penelitian.
Alat
Bahan
antara pertemuan antara daratan dan lautan yang Lapangan Laboratorium
Timbangan analitik
dicirikan sebagai kondisi yang kompleks karena Eckman grab
Oven pengering
Sediment trap
secara umum konsentrasi kehidupan dan aktifitas Hidrogen Peroksida Van dorn sampler
Cawan
Saringan bertingkat
manusi ada di dalamnya. Pergerakan sedimen pantai (H2O2) dengan GPS
Kertas Whattman
konsentrasi 3% Current drouge
Gelas ukur
atau transport sedimen pantai adalah gerakan Kompas
Alumunium foil
Kantong plastic
sedimen yang disebabkan oleh gelombang dan arus Tyrbidimeter
Pipit tetes 20 ml
Stick
yang di bangkitkan. Dikawasan pantai terdapat dua Stop wacth
Tabung ukur 2000 ml
arah transport sedimen yaitu, pertama pergerakan Metode yang digunakan dalam penelitian
sedimen yang tegak lurus pantai ( cross-shore ini adalah metode survey.Data primer diperoleh di
lapangan, kemudian dianalisis di laboratorium Ilmu
Kelautan dan Perikanan UMRAH.Sedangkan titik pengulangan. Sampel yang terakumulasi di
stasiun telah ditetapkan sebelumnya, yang dianggap masukkan ke dalam plastic untuk di analisis
dapat mewakili daerah perairan tepi laut Kota di labolatorium.
Tanjungpinang.Titik stasiun dapat dilihat pada
(Gambar 2) di bawah ini. Sketsa sedimen trap yang digunakan pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3 berikut

4 Keterangan
1.Tiang penegak

5 11,5 cm 2.Tiang Penyangga


3. Tutupan Alas
Gambar 2.Sketsa Titik Sampel Stasiun Penelitian.
Bawah
Pengambilan sampel sedimen permukaan
3 4. Saringan
dasar perairan dilakukan dengan menggunakan
Eckman Grab sampler, dan dianalisis di 5.Tabung PVC D=2
Ketingian
inci
laboratorium. 1
dari dasar 20cm
Pengambilan sampel sedimen terakumulasi
dilakukan pada 3 (tiga) stasiun sampling. Masing-
Gambar 3.Sedimen Trap
masing stasiun sampling dipasangkan 5 set sediment
2
trap.
Menurut Rifardi (2008) istilah yang sering Botol van dorn sampler disiapkan untuk
digunakan untuk menjelaskan jumlah (volume dan mengambil material suspensi di dekat dasar perairan
berat) sedimen yang mengendap per satuan luas area dengan menggunakan tali. Dan dibawa ke
per waktu, disebut dengan istilah akumulasi laboratorium untuk dianalisis.
sedimen.Kecepatan akumulasi sedimen pada suatu
perairan diukur menggunakan Sediment Trap, yang A. Pengolahan dan Analisis
dibuat oleh peneliti berdasarkan rancangan Rifardi 1. Parameter Statistika Sedimen
(2008).Prosedur pembuatan dan pengoperasian Gambaran lingkungan pengendapan dapat
sediment trapadalah sebagai berikut: diperoleh dengan cara menghitung parameter
statistika sedimen. Ukuran butir (tekstur) sedimen
 Satu unit sediment trapterdiri dari tiga dianalisis dan ditentukan kelas masing-masing
tabung PVC (Polyvinyl Chloride) sebagai subpopulasi sedimen berdasarkan skala Wenworth
perangkap sedimen, pelampung, tiang (Rifardi, 2008).Hasil dari metode pengayakandan
penyangga dan tiang penengak. metode pipet digabungkan, sehingga dengan
 Tabung perangkap sedimen berdiameter 2 menggunakan metode grafik didapatkan parameter
cm dan panjang 11,5 cm. statistika sedimen sebagai berikut:
 Agar alat ini tetap berdiri konstant maka a. Diameter rata-rata (Mz)
Mean Size =
besar pelampung dan penyangga harus Klasifikasi:
disesuaikan dengan kondisi kekuatan arus Ø1 : coarse sand (pasir kasar)
Ø2 : medium sand (pasir menengah)
dan gelombang. Ø3 : fine sand (pasir halus)

 Sediment trap pada setiap stasiun sampling Ø4


Ø5
:
:
very fine sand (pasir sangat halus)
coarse silt (lumpur kasar)
dengan jarak 20 cm dari dasar perairan. Ø6 : medium silt (lumpur menengah)
Ø7 : fine silt (lumpur halus)
 Usahakan agar sediment trap tetap pada Ø8 : very fine silt (lumpur sangat halus)
> Ø8 : clay (liat)
keadaan berdiri karena jika berada pada b. Skewness (SK 1)
posisi miring, maka sedimen tidak bisa Sk1 =

tertangkap dan sedimen yang sudah Klasifikasi:


tertangkap akan terlepas ke perairan. + 1,0 s.d + 0,3 : very fine skewed
+ 0,3 s.d + 0,1 : fineskewed
 Di letakkan 5 set pada setiap stasiun + 0,1 s.d – 0,1 : nearsymmitrical
- 0,1 s.d – 0,3 : coarseskewed
penelitian selama 30 hari dengan 3 kali
> - 0,3 : very coarse skewed
B. Analisis Data
Hasil analisis ukuran butir tersebut
c. Sorting Koefisien (δ1)
δ1 =
digunakan untuk menentukan kelas ukuran masing-
Klasifikasi: masing sub-populasi sedimen berdasarkan (skala
<0,25Ø : very well sorted (terpilah sangat baik)
0,35 – 0,50Ø : well sorted (terpilah baik) Wentworth dalamRifardi, 2008). Sub populasi
0,50 – 0,71Ø : moderately well sorted(terpilah) sedimen diplotkan dalam peta wilayah studi untuk
0,71 – 1,0Ø : moderatelysorted (terpilah sedang)
1,0 – 2,0Ø : poorlysorted(terpilah buruk) melihat sebaran secara geografi. Hasil analisis ukuran
>2,0Ø : verypoorlysorted (terpilah sangat buruk)
butir juga digunakan untuk menentukan tipe sedimen
d. Kurtosis (KG) di daerah studi berdasarkan Shepard Triangle
KG =
(Sheparddalam Rifardi, 2008).Sedangkan hubungan
laju sedimen terakumulasi, sedimen tersuspensi dan
2. Sedimen Terakumulasi fraksi sedimen diketahui dengan menggunakan
analisis regresi linear sederhana melalui (Ms Excel
Laju Volume Akumulasi =
danSoftware).
Keterangan :
Laju Volume Akumulasi =(ml/cm2/hari)
V=Volume Sedimen (ml) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
L=Luas Penampang Sediment trap (cm2)
T=Waktu Pemasangan Sediment trap(hari) A. Parameter Fisika Perairan
Hasil pengukuran kualitas perairan di
Laju Berat Akumulasi = stasiun penelitian dapat dilihat pada table 2 di bawah
Keterangan : ini.
Laju Berat Akumulasi = (gram/cm2/hari) Tabel.2 Hasil Pengukuran Kualitas Perairan Tepi Laut
W= Berat Kering Sedimen (gram)
L= Luas Penampang Sedimen trap (cm2)
Kota Tanjungpinang
T= Waktu Pemasangan Sedimen trap (hari)
Stasiun
1 2 3
No Parameter Fisika
3. Sedimen Tersuspensi
1 Kec.arus (cm/det) 19.9 23.75 11.2
TSS (mg/l) = Padatan total – Padatan terlarut

Pasang
2 Arah arus (0) 214 215 216
Tinggi
3 gelombang (cm) 10.5 13.5 11.5
4. Hubungan Kecepatan Aliran dengan
4 Kedalaman (m) 1.4 1.5 1.3
Ukuran Butiran Sedimen Kekeruhan
5 (NTU) 10.51 19.98 10.93
1 2 3
Nilai phi (Ø) diperoleh kemudian diplot No Parameter Fisika
bersama dengan nilai kecepatan sedimen perairan 1 Kec.arus (cm/det) 15 19 7
pada diagram hjulstrom. Untuk mengetahui
2 Arah arus (0) 96 95 94

Surut
hubungan kecepatan aliran butiran lepas sehingga Tinggi
3 gelombang (cm) 6 10 9.5
diketahui proses erosi transport dan deposition yang
terjadi diperairan. 4 Kedalaman (m) 0.5 0.6 0.4
Kekeruhan
5 (NTU) 20.75 32.49 33.55
5. Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi Sumber : Data Primer, 2014
dengan Sedimen Tersuspensi dan Secara lengkap gambar grafik tinggi
Fraksi Sedimen (Mz) pasang surut perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang,
selama penelitian (tanggal 27Agustus – 27 September
Menggunakan regresi linier sederhana 2014) dapat di lihat pada gambar 4 di bawah ini.
(Priyatno, 2010) dengan menggunakan Ms Excel dan
Tinggi Pasang surut (m)

2 Grafik Pasang Surut


dengan model matematis : 1.5
Pasang (m)
1
Y = a + bx 0.5 Surut (m)
Dimana : 0
Y= laju sedimen terakumulasi (ml/cm2/hari) Tinggi Pasut (m)

a dan b = konstanta
X= sedimen tersuspensi (mg/l) dan fraksi sedimen (mz)
Tanggal Pengukuran
Gambar 4.Grafik Tinggi Pas Tinggi
B. Karakteristik Sedimen Permukaan nilai ( 1 ϕ), sehingga diduga kekuatan arus dan
Dasar Perairan gelombang dilokasi stasiun tersebut tidak stabil,
dimana pada suatu massa tertentu mengalami kuat
1. Fraksi Sedimen Permukaan Dasar
arus dan gelombang dan pada massa yang lain
Perairan
mengalami lemah. Sedangkan nilai kurtosis
Analisis sampel sedimen yang dianalisis di
menggambarkan klasifikasi sedimen mederately
laboratorium dengan menggunakan metode
sorted dengan klasifikasi leptokurtic dengan nilai (1.2
pengayakan basah dan metode pipit.Hasil analisis
ϕ).
rata-rata sampel sedimen di laboratorium dapat
Karakteristik tipe sedimen dasar perairan
dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
stasiun 2 dan 3 adalah lebih banyak pasir (pasir
Tabel.3. Persentase Fraksi Sedimen
Kerikil Pasir Lumpur
sangat halus dan pasir halus) nilai mean size stasiun 2
ST (%) (%) (%) Mz Kategori very fine sand pasir sangat halus dan nilai mean size
stasiun 3 fine sand pasir halus dengan nilai stasiun 2
1 11.285 87.41 1.30524 2.84 Fine Sand
Very Fine (3.1 ϕ) dan stasiun (2.84 ϕ), berdasarkan nilai sorting
2 2.5438 96.9 0.5544 3.1 Sand pada stasiun 2 adalah mederately sorted dengan
klasifikasi terpilah sedang dan stasiun 3 adalah
3 7.6305 91.97 0.4043 2.84 Fine Sand
Sumber; Data Primer poorly sorted dengan klasifikasi terpilah buruk
dengan nilai stasiun 2 (0.9 ϕ) dan stasiun 3 (1.2 ϕ).
2. Parameter Statistika Sedimen Tipe skewness pada stasiun 2 dan stasiun 3 adalah
Permukaan Dasar
very coarse skewed dengan klasifikasi sebaran
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel butiran oleh partikel sangat kasar dengan nilai stasiun
4 dibawah ini. 2 (-0.57 ϕ) dan stasiun 3 (-0.8 ϕ) dengan nilai
Tabel.4.Perhitungan Hasil Parameter Statistika Sedimen skewness negative diduga juga masih dipengaruhi
St Mz SO
Nilai Katagori Nilai Katagori aktifitas pelabuhan, jalur kapal dan fery, pada stasiun
1 2.84 Fine sand 1 Moderately 3 juga dipengaruhi jalur kapal dan fery. Berdasarkan
2 3.1 Very fine sand 0.9 Moderately sorted
3 2.84 Fine sand 1.2 Poorly sorted nilai sorting sehingga menyebabkan stasiun 2 terpilah
St Skw Kg sedang moderatelysorted dan stasiun 3 terpilah buruk
Nilai Katagori Nilai Katagori
1 -0.42 Very coarse-skewed 1.2 Leptokurtic poorly sorted sehingga diduga kekuatan arus dan
2 -0.57 Very coarse-skewes 2.3 Very leptokurtic
3 -0.8 Very coarse-skewed 2.9 Very leptokurtic
gelombang dilokasi stasiun tersebut tidak stabil
Sumber : Data Primer seperti pada stasiun 1. Nilai kurtosis pada kedua
Dari hasil yang didapat katagori ukuran stasiun 2 dan 3 ini diklasifikasikan very leptokurtic
butiran sedimen berdasarkan mean size ditentukan dengan nilai stasiun 2 (2.3 ϕ) dan stasiun 3 (2.9 ϕ).
menurut skala wentworth. Pada stasiun 1, 2, dan 3 C. Sedimen Terakumulasi
adalah lebih banyak fraksi sedimen pasir, dari hasil Nilai rata-rata sedimen terakumulasi di
yang dianalisi tekstur sedimen pada perairan Tepi lokasi penelitian seperti pada tabel 5 di bawah ini.
Laut Kota Tanjungpinang diketahui karakteristik Tabel . 5. Perhitungan Laju Sedimen Terakumulasi Per -10
partikel sedimen stasiun 1 adalah mean size pasir hari Volume dan BeratPer- Sedimen-Trap.
halus dengan nilai (2.84 ϕ). Rifardi (2008) Laju Volume Sedimen Terakumulasi
(ml/cm2/hari)
menjelaskan bahwa nilai skewness dipengaruhi oleh St1 St2 St3 Total
karakteristik gelombang dan arus. Pada stasiun 1 nilai 0.6114 0.8662 0.5095 Per-Hari
0.7133 1.2687 0.5095
skewness negative dengan nilai (-0.42 ϕ) dengan 1.6815 2.1401 0.9885
klasifikasi sebaran butiran partikel sangat kasar very Jumlah 3.0062 4.2750 2.0075
Rata-rata 1.0020 1.4250 0.6691 1.0320
coarse skewed, diduga dihasilkan oleh aktifitas
Laju Berat Sedimen Terakumulasi
pelabuhan dan lalulintas kapal dan fery yang terjadi (gram/cm2/hari)
diperairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang di lokasi St1 St2 St3 Total
0.9710 1.2299 0.7450 Per-Hari
penelitian, sehingga menyebabkan susunan sedimen 1.6535 2.5100 0.8896
pada stasiun 1 menunjukkan oleh nilai sorting 2.9818 3.9127 1.5324
Jumlah 5.6063 7.6526 3.1670
terpilah sangat sedang mederaterly sorted dengan Rata-rata 1.8687 2.5508 1.0556 1.8250
Sumber: Data Primer
D. Sedimen Tersuspensi F. Hubungan Kecepatan Aliran (kecepatan
arus) dengan Ukuran Butiran Sedimen
Nilai rata-rata sedimen tersuspensi dapat
dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Hubungan kecepatan aliran (kecepatan
Tabel. 6. Kandungan Sedimen Tersuspensi arus) dengan ukuran butiran sedimen menggunakan
Tabel Analisis TSS (mg/l)
Padatan Total Padatan Terlarut
diagram Hjulstrom. Hasil hubungan kecepatan aliran
Stasiun (mg/l) (mg/l) TSS (mg/l) dengan ukuran butiran sedimen dapat dilihat tabel 7
1 3.5 2.67 0.83
2 4.12 3.2 0.92 di bawah ini.
3 3.85 2.88 0.97 Table 7. Kecepatan Aliran (kecepatan arus) dengan
rata-rata 3.82 2.91 0.90
Ukuran Butiran Sedimen
Sumber : Data Primer
Kec. Arus Pasang Ukuran Fraksi Keterangan
E. Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi dan Surut
dengan Aktivitas Antropogenik di Stasiun Mz (cm/detik) D.Hjulstrom
P S Ø Mm
Perairan Tepi Laut Kota
1 2.84 19.93 15 2.84 0.113 transport as bedload
Tanjungpinang
2 3.1 23.75 19 3.1 0.111 herosi and transport
Laju volume sedimen terakumulasi 3 2.84 11.22 7 2.84 0.113 transport as bedload
tertinggi terdapat pada stasiun 2 dengan rata-rata rata-rata 2.92 18.6 13.67 2.92 0.11 transport as bedload
1.4250 (ml/cm2/hari).Tingginya sedimen Sumber : Data Primer
terakumulasi di stasiun ini dipengaruhi kecepatan Kecepatan aliran memiliki hubungan erat
arus, dimana stasiun 2 mengalami arus yang dalam proses transportasi dan sebaran sedimen
lemah.Stasiun 2 terjadi pola arus yang terhambat, diperairan. Nordstromdalam Tampubolon (2010)
dikarenakan perubahan garis pantai (reklamasi), yang menyatakan bahwa distribusi ukuran dalam
sehingga terjadi kecepatan arus yang lemah sehingga endapan sedimen terjadi disebabkan oleh beberapa
sedimen terakumulasi tinggi. Dari aktivitas faktor diantaranya : (1). Adanya perbedaan ukuran
antrpogenik seperti pelabuhan,jalur kapal dan fery, dalam material induk, (2). Proses yang terjadi dalam
dan peluasan taman tepi laut menyebabkan laju endapan sedimen tersebut, khususnya kemampuan
volume sedimen terakumulasi tinggi. aliran. Jika dalam suatu endapan sedimen didominasi
Laju volume sedimen terakumulasi oleh ukuran butiran kasar, maka hal ini
terendah terdapat pada stasiun 3 dengan rata-rata mengindikasikan kekuatan aliran mentranspor
0.6691 (ml/cm2/hari). Daerah yang terletak di sedimen tersebut cukup besar, sebaliknya ukuran
perairan Tugu Pensil dimana stasiun 3 ,masih butiran halus menggambarkan lemahnya kekuatan
mengalami pengaruh dari aktivitas jalur kapal dan atau energi yang mentranspor sedimen.
fery, rendahnya terakumulasi karena disebabkan Pada diagram Hjulstrom dijelaskan bahwa
kecepatan arus pasang surut 7-11.22 cm/det, dengan ketika butiran sedimen terlepas telah terendapkan,
kecepatan yang kuat sehingga mencegah maka diperlukan energi yang lebih kuat untuk
pengendapan padatan tersuspensi. Menurut Rifardi menggerakkannya. Hasil pengamatan terhadap
(2012) menjelaskan daerah-daerah yang mempunyai kecepatan arus baik pasang maupun saat surut dan
kecepatan akumulasi rendah, hal ini disebabkan oleh ukuran butir sedimen tepi laut pada stasiun 1 dan 3
arus permukaan yang kuat mencegah terjadinya pada diagram Hjulstrom menjelaskan bahwa sedimen
pengendapan padatan tersuspensi dan sedikitnya berada dalam kondisi mekanisme transport as
jumlah sedimen yang disuplay kedaerah pantai. bedloadyaitu sedimen pada kecepatan arus tersebut
Sedangakan laju berat terakumulasi tertinggi terdapat bergerak secara menggelinding atau melompat.
pada stasiun 2 dengan rata-rata 2.5508 Mekanisme ini terjadi pada sedimen dengan ukuran
(gram/cm2/hari) dan yang terendah pada stasiun 3 sedang (pasir, kerikil, kerakal). Fraksi yg besar tentu
dengan rata-rata 1.0556 (gram/cm2/hari). akan bergerak dengan mekanisme tersebut. Fraksi
yang lebih kecil (lumpur dan lempung) akan bergerak
dengan mekanisme transport as suspension artinya
bergerak dengan melayang dipermukaan atau badan
air.
Hasil pengamatan pada stasiun 2 bahwah data tersebut terjadi karena adanya pengadukan
diagram Hjulstrom menjelaskan bahwa sedimen sedimen dasar yang terjadi sehingga menyebabkan
berada dalam kondisi herosi and transport artinya suspensi endapan ini ditransport ke lokasi lain,
sedimen pada kecepatan arus bergerak secara sehingga akumulasi bernilai negatif.
pelepasan(detachment), pengangkutan
(transportation) dan pengendapan (deposition). Hubungan Laju Volume Sedimen Terakumulasi
Pelepasan (detachment) pemecahan bongkah agrerat dengan Fraksi Sedimen
tanah kedalam bentuk butir kecil.Butir-butir tanah
Hasil analisis hubungan antara laju volume
yang sangat halus berupa lumpur yang bergerak
sedimen terakumulasi dengan fraksi sedimen di
bersama-sama dalam aliran air, konsentrasi sedimen
gambarkan dalam grafik seperti pada gambar 6 di
merata di semua bagian pengaliran.Bahan berasal
bawah ini.
dari pelapukan lapisan permukaan tanah yang
menjadi lepas berupa debu-debu halus selama musim Hubungan Laju Volume akumulasi dengan Fraksi

Laju Volume Akumulasi


kering.Debu halus ini selanjutnya dibawa masuk 3 Sedimen

melalui air hujan ke perairan maka pengangkutan y = 2.2681x - 5.6062

(ml/cm2/hari)
2 R² = 0.2716
(transportation) sedimen. Partikel yang berukuran
kecil yang diangkut arus dalam bentuk terlarut di 1
diperairan sehingga terjadi pengendapan (deposition)
butir-butir atau partikel tersebut di dasar perairan. 0
2.8 2.9 3 3.1 3.2
G. Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi Fraksi Sedimen (Mz) mm
dengan Sedimen Tersuspensi
Gambar. 6. Grafik Hubungan Laju Volume Sedimen
Hasil analisis hubungan antara laju Terakumulasi denagan Fraksi Sedimen (Mz)
sedimen terakumulasi dengan sedimen tersuspensi di
Berdasarkan uji korelasi sederhana regresi
gambarkan dalam grafik seperti pada gambar 5 di
terakumulasi yaitu positif dan rendah dengan
bawah ini.
menunjukan nilai R = 0.271 Yang artinya sebesar
Hubungan Laju Akumulasi dengan Sedimen 27.1 % data yang diambil dapat menjelaskan
Tersuspensi
2.5 hubungan antara laju volume akumulasi dengan
Laju Akumulasi
(ml/cm2/hari)

2 y = -1.5292x + 2.4183 fraksi sedimen. Sisanya 72.9 % dipengaruhi oleh


1.5 R² = 0.0276 faktor lain seperti kecepatan arus,
1 kekeruhan,gelombang.
0.5
Persaman regresi untuk kedua variabel
0
adalah Y=2.268x-5.606, artinya setiap kenaikan 1
0.8 0.9 1
padatan fraksi sedimen akan mengalami laju volume
Tersupensi (TSS) mg/l
akumulasi sebesar 2.268.
Gambar.5 Grafik hubungan Laju Terakumulasi denagan H. Hubungan Laju Berat Sedimen
Sedimen Tersuspensi Terakumulasi dengan Fraksi Sedimen
(Mz)
Berdasarkan uji korelasi sederhana regresi
menunjukan negatif dan rendah nilai R = 0.027. Yang Hasil analisis hubungan antara laju berat
artinya sebesar 2.7 % data yang diambil dapat sedimen terakumulasi dengan fraksi sedimen
menjelaskan hubungan antara laju akumulasi dengan digambarkan dalam grafik seperti pada gambar 7 di
sedimen tersuspensi. Sisanya 97.3 % dipengaruhi bawah ini.
oleh faktor lain seperti kecepatan arus, kekeruhan.
Persaman regresi untuk kedua variabel
adalah Y= -1.529x+2.418, artinya setiap kenaikan 1
padatan tersuspensi akan mengalami laju akumulasi
sebesar -1.529. Kondisi ini dapat dijelaskan bahwa
Hubungan Laju Berat Akumulasi dengan Fraksi karakteristik sedimen stasiun 2

fraksi sedimen %
6
Laju Berat Akumulasi
Sedimen (MZ)
100
(gram/cm2/hari)
y = 4.2411x - 10.597 80
4 60
40
R² = 0.2449 20
0
2 1
Pantai Tengah
2 Laut
3
kerikil 0.6553 4.61039 2.4055
0 pasir 98.6032 94.8918 97.2104
2.8 2.9 3 3.1 3.2 lumpur 0.78125 0.49784 0.38407

Fraksi Sedimen (Mz) mm


Gambar 7 .Grafik Hubungan Laju Berat Sedimen
Terakumulasi denagan Fraksi Sedimen Gambar9 .Karakteristik Sedimen pada Stasiun 2.
(Mz)
Berdasarkan uji korelasi sederhana regresi Sedangkan gambaran karakteristik
terakumulasi yaitu positif dan rendah dengan sedimen pada stasiun 3 dijelaskan seperti pada
menunjukan nilai R = 0.244 Yang artinya sebesar gambar 10 di bawah ini.
24.4 % data yang diambil dapat menjelaskan
hubungan antara laju berat akumulasi dengan faksi karakteristik sedimen stasiun 3
sedimen. Sisanya 75.6 % dipengaruhi oleh faktor lain

fraksi sedimen %
100
seperti kecepatan arus, kekeruhan, gelombang. 80
60
Persaman regresi untuk kedua variabel 40
20
adalah Y= 4.241x-10.59, artinya setiap kenaikan 1 0
padatan fraksi sedimen akan mengalami laju berat 1
Pantai 2
Tengah Laut3
kerikil 9.89213 6.92087 6.07835
akumulasi sebesar 4.241. pasir 89.5341 92.6824 93.6793
lumpur 0.57379 0.39674 0.24233
I. Gambaran Karakteristik Sedimen Pada
Tiga Titik (pantai, tengah, dan laut) di
Perairan Tepi Laut Kota
Tanjungpinang Gambar 10.Karakteristik Sedimen pada Stasiun 2.

Gambaran karakteristik sedimen pada


V. PENUTUP
stasiun penelitian dibedakan kedalam tiga titik yaitu,
A. Kesimpulan
karakteristik sedimen di pantai, tengah, dan di laut.
Berdasarkan hasil penelitian di perairan
Gambaran karakteristik sedimen pada stasiun 1,2 dan
Tepi Laut Kota Tanjungpinang berasal dari aktivitas
3 dijelaskan dengan menggunakan grafik. Untuk
antropogenik di sekitar perairan ini, dimana aktivitas
stasiun 1 karakteristik sedimen dijelaskan seperti
pelayaran, reklamasi, pemukiman, pelabuhan kapal
pada gambar 8 berikut.
dan Fery yang mempengaruhi sedimentasi di
karakteristik sedimen stasiun 1 perairan.
fraksi sedimen (%)

100 Perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang


80
60 memiliki tipe sedimen lebih banyak pasir dengan
40
20
0
pantai Tengah Laut
kategori penyusun (medium sand, very fine sand, fine
Pantai
kerikir 22.3794 1.83665 9.63821 sand) sedimennya dengan nilai fraksi sedimen
pasir 74.9168 97.6016 89.7117 berkisar antara 2.84 – 3.1 Ø. Sedimen di perairan
lumpur 2.70393 0.5618 0.65008
Tepi Laut rata-rata terpilah sedang dan terpilah buruk
dan condong ke arah butiran kasar dan butiran halus,
Gambar 8.Karakteristik Sedimen pada Stasiun 1. hal ini dikarenakan adanya aktivitas peluasan taman
tepi laut (reklamasi) dan kecepatan arus yang
Gambaran karakteristik sedimen pada berubah-ubah tiap waktunya.
stasiun 2 dijelaskan seperti pada gambar 9 di bawah Laju rata-rata volume sedimen
ini. terakumulasi selama 30 hari di perairan Tepi Laut
Kota Tanjungpinang 1.0320 ml/cm²/hari. Dan laju
rata-rata berat sedimen terakumulasi selama 30 hari sedangkan sedimen akumulasi berperan terhadap
1.8250 gram/cm2/hari. distribusi fraksi sedimen di perairan. Dari hasil analis
Hasil uji korelasi regresi sederhana fraksi sedimen pada tiga titik (pantai, tengah, dan
menunjukkan hubungan laju sedimen terakumulasi laut) di semua stasiun penelitian lebih banyak fraksi
dengan tersuspensi menunjukan negatif dan rendah pasir, sedangkan yang lebih sedikit fraksi lumpur.
nilai R = 0.027 dengan pengaruh sebesar 2.7 % data
yang diambil dapat menjelaskan hubungan antara laju B. Saran
volume akumulasi dengan sedimen tersuspensi.
Sisanya 97.3% dipengaruhi oleh faktor lain seperti Penelitian mengenai sedimentasi di
kecepatan arus, kekeruhan,gelombang. Persamaan perairan tepi laut kota Tanjungpinang ditinjau dari
regresi untuk kedua pariabel adalah Y=- sedimen terakumulasi, dan dapat menggambarkan
1.529x+2..418, artinya setiap kenaikan 1 padatan karakteristik sedimen pada tiga titik (pantai, tengah,
tersuspensi akan mengalami laju akumulasi sebesar - dan laut) di perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinag.
1.529. Kondisi ini dapat dijelaskan bahwa data Faktor kimia dan biologi yang belum diteliti, faktor
tersebut terjadi karena adanya pengadukan sedimen fisika hanya sebagian yang diteliti, untuk itu
dasar yang terjadi sehingga menyebabkan suspensi disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan
endapan ini ditransport ke lokasi lain, sehingga mengenai studi sedimentasi di perairan ditinjau dari
akumulasi bernilai negatif. faktor oseanografi fisika, kimia dan biologi dalam
Dan hubungan laju volume akumulasi upaya memberikan informasi kepada berbagai pihak
dengan fraksi sedimen berdasarkan uji korelasi terkait mengenai kondisi perairan Tepi Laut. Agar
sederhana regresi terakumulasi yaitu positif dan nantinya didapatkan data yang lebih lengkap dan
rendah dengan menunjukan nilai R = 0.271 Yang akurat.Sehingga diharapkan bisa memberikan
artinya sebesar 27,1 % data yang diambil dapat informasi kepada berbagai pihak terkait mengenai
menjelaskan hubungan antara laju volume akumulasi sedimen yang terjadi di perairan Tepi Laut Kota
dengan faksi sedimen sinyanya 72.9 % dipengaruhi Tanjungpinang.
oleh faktor lain seperti kecepatan arus,
kekeruhan,gelombang. Persaman regresi untuk kedua DAFTAR PUSTAKA
pariabel adalah Y= 2.268x-5.606, artinya setiap
kenaikan 1 padatan fraksi sedimen akan mengalami Priyatno, D. 2010. Paham Analisis Statistik Data
laju volume akumulasi sebesar 2.268. dengan SPSS. Yogyakarta.MediaKom 128
Hubungan laju berat akumulasi dengan hal.
fraksi sedimen berdasarkan uji korelasi regresi Rifardi.2008. Tekstur Sedimen Sampling dan
sederhana terakumulasi yaitu positif dan rendah Analisis.Universitas Riau Press.
dengan menunjukan nilai R = 0.244 Yang artinya
Rifardi.2012.Ekologi Sedimen Laut Modern.Edisi
sebesar 24.4 % data yang diambil dapat menjelaskan
Revisi.Pekanbaru.UNRI Press.
hubungan antara laju berat akumulasi dengan faksi
sedimen. sinyanya 76.5 % dipengaruhi oleh faktor Tahir, M. 2005. Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi
lain seperti kecepatan arus, kekeruhan,gelombang. Pantai Untuk Rekreasi Dalam Pendukung
Persaman regresi untuk kedua pariabel adalah Y= Kota Tanjungpinang Sebagai Water Front
4.241x-10.59, artinya setiap kenaikan 1 padatan City. Sidang Ujian Magister. Universitas
fraksi sedimen akan mengalami laju volume Diponegoro.
akumulasi sebesar 4.241. Tampubolon, S.2010. Sedimen di Muara Aek Tolang
Berdasarkan hasil analisis sedimen Pandan Sumatra Utara. Skripsi Ilmu
terakumulasi, dengan sedimen tersuspensi dan fraksi Kelautan UNRI Pekanbaru.115 Halaman
sedimen, menunjukan bahwa sedimen terakumulasi (Tidak di Terbitkan).
tidak berperan terhadap distribusi tersuspensi,

Anda mungkin juga menyukai