Anda di halaman 1dari 7

Kamis, 03 Oktober 2013

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM


MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
HIPEREMESIS GRAVIDARUM“.
Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN IV, dan merupakan salah satu tugas
kelompok yang harus dipenuhi oleh mahasiswa akademi kebidanan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah yakni ibu DEVI SYARIEF, S.Si.T M.Keb, dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah
membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Padang, April 2013
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………….. 1
B.
Tujuan………………………………………………………………………………………………
…1
C. Manfaat
Penulisan………………………………………………………………………………… 2
D. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Definisi……………………………………………………………………………………. .3
2. Penyebab…………………………………………………………………………………….. 4
3. klasifikasi………………………………………………………………………………….. 5
4. Patofisiologi………………………………………………………………………………… 6
5. Diagnosis……………………………………………………………………………………. 7
6. Diagnosis Banding…………………………………………………………………………….. 8
7. Komplokasi…………………………………………………………………………………… 9
8. Pencegahan…………………………………………………………………………………… 9
9. Pelaksanaan…………………………………………………………………………………. 10
10. Prognosis…………………………………………………………………………………… 11
B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
1. langkah I : pengkajian………………………………………………………………………. 13
2. Langkah II : Intepretasi Data………………………………………………………………….
19
3. Langkah III : Masalah atau Diagnosa
Potensial…………………………………………………… 21
4. Langkah IV : identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera……………………………….21
5. Langakah V : Merencanakan Asuhan yang
Menyeluruh………………………………………………….21
6. Langkah VI : Pelaksanaan
rencana………………………………………………………………. 22
7. Langkah VII : Evaluasi………………………………………………………………………..
24
8. SOAP……………………………………………………………………………………….. 25
C. Data fikus……………………………………………………………………………………30
D.
Pembahasan…………………………………………………………………………………………
..31
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………………33
B.
Saran………………………………………………………………………………………………
33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 –
80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala
ini menjadi lebih berat
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian
gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda
dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%
wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah.
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi
hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu
hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah
disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam
indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi
nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun
kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil
akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-
limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering
terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
(Lowdermilk, 2004)
B. TUJUAN
1. untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
C. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswi kebidanan untuk dapat mengerti dan
memahami hiperemesis gravidarum serta mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan secara cepat dan tepat.
D. RUMUSAN MASALAH
Wanita hamil yang mengalami mual dan muntah yang berlebihan
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi
(Sinopsis Obstetri 1, 195)
2. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehaIr- hari
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk
(Kapita Selekto 1, 259)
3. Hiperemesis gravidarum tingkat 1 adalah muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri
epigastrum. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100x permenit, tekanan darah sistolik turun,
turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung (Kapita Selekto 1, 259)
4. Hiperemesisi gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-
hari menjadi terganggu dan membuat keadaan umum menjadi lebuh buruk.
(arif 1999)
5. mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-haridan bahkan membahayakan
kehidupannya
(Manuaba 2001)
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya di sebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin
yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (human
Chorionik gonadotropin), khususnya karena periode mual dan muntah gestasional yang paling
umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu hCG mencapai kadar tingginya.
hCG sama dengan LH (luteinizing hormon) dan di sekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.
hCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta.
Keluhan ini secara umum dikenal sebagai “morning sickness” karena terasa lebih berat pada pagi
hari. Namun, mual dan muntah dapat berlangsung sepanjang hari. Rasa dan intensitasnya
seringkali dideskripsikan menyerupai mual muntah karena kemoterapi untuk kanker.
2. PENYEBAB
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor
predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat
dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita
primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian
kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan khorionik
gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu.
2. Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar
kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan
dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum.
1. Faktor alergi
Pada kehamilan, di mana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke dalam
peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis
gravidarum. (Manuaba, 1998. hal: 209).
3. KLASIFIKASI
Tingkat Hiperemesis Gravidarum Tanda dan gejala
Tingkat Pertama 1. muntah yang terus menerus disertai dengan intoleransi terhadap makan dan
minum.
2. penurunan berat badan
3. nyeri epigastrium karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
4. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu,
dan kalau sudah lama bisa keluar darah.
pada pemeriksaan fisik :
a. mata cekung
b. lidah kering
c. turgor kulit menurun
d. urin sedikit berkurang.
5. Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali/menit
e. tekanan darah sistolik menurun
Tingkat Kedua 1. pasien memuntahkan segala yang dimakan dan diminum
2. berat badan cepat menurun
3. ada rasa haus yang hebat
pemeriksaan Fisik :
a. Pasien terlihat apatis
b. Pucat
c. lidah kotor
d. kadang ikterus karena fungsi ginjal terganggu
e. ditemukan aseton dan bilirubin dalam urin.
f. Frekuensi nadi 100-140 x/i
g. tekanan darah sistolik 100 kali per menit).
2. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan
konsentrasi urine.
3. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan
(5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton,
turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
4. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
5. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
6. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
7. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
8. kebutuhan dasar
a. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah
lama
b. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
c. Turgor kulit, lidah kering
d. Adanya aseton dalam urine
D. PEMBAHASAN
Hiperemesis Pada Wanita Hamil dengan Usia Muda
Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat reproduksi. Hal ini
berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran dan
mendukung perkembangan janin. Seorang wanita memasuki usia perkawinan atau mengakhiri
fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur repoduksi (Yunita, 2005).
Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun. Usia
dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi belum
sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan persalinan. Sedangkan kehamilan
diatas usai 35 tahun mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus
lama (Manuaba, 2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan A dan Wahidudin (2007) umur reproduksi
yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan diusia kurang 20 tahun dan diatas 35
tahun dapat menyebabkan Hiperemesis karena pada kehamilan diusia kurang 20 secara biologis
belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat
gizi selama kehamilanya. sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini (Ridwan
dan Wahiduddin, 2007).
Hiperemesis Gravidarum di bawah umur 20 tahun lebih di sebabkan oleh karena belum
cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu tentu menimbulkan keraguan
jasmani cinta kasih serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan di lahirkannya. Hal ini
mempengaruhi emosi ibu sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu
makan. Bila ini terjadi maka bisa mengakibatkan iritasi lambung yang dapat memberi reaksi
pada impuls motorik untuk memberi rangsangan pada pusat muntah melalui saraf otak kesaluran
cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen sehingga terjadi
muntah. Permasalahan dari segi psikiatri dan psikologis sosial banyak di ulas akan menekankan
pentingnya usah usaha untuk melindungi anak- anak yang di lahirkan kemudian
(www.Bkkbn.co.id).
Sedangkan Hiperemesis Gravidarum yang terjadi diatas umur 35 tahun juga tidak lepas dari
faktor psikologis yang di sebabkan oleh karena ibu belum siap hamil atau malah tidak
menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian tertekan dan menimbulkan
stres pada ibu. Stres mempengaruhi hipotalamus dan memberi rangsangan pada pusat muntah
otak sehingga terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan
diafragma menyebabkan tingginya tekanan dalam lambung, tekanan yang tinggi dalam lambung
memaksa ibu untuk menarik nafas dalam-dalam sehingga membuat sfingter esophagus bagian
atas terbuka dan sfingter bagian bawah berelaksasi inilah yang memicu mual dan muntah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-
hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil pun akan menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi kehamilan usia muda pada umur kehamilan
trimester satu sampai dengan memasuki trimester ke dua, begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu yang sedang
hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine,
bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya namun karena adanya
ketidak normalan ibu dalam menjalani kehamilan ini.
Oleh karena itu pada ibu hamil yang sedang mengalami mual munta pada kehamilannya jangan
dianggap biasa, karena mual muntah yang berlebihan pada saat ibu hamil akan mengakibatkan
keadaan ibu menjadi lemah dan perkembangan janin terganggu.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengenali mual
muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan
janin.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan disertainya
makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu memberikan referensi yang berguna
untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil
yang mengalami mual muntah berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih.2010.Masalah yang dialami ibu hamil trimester satu . Jakarta: EGC
Dwana Estiwidani, DKK, “Konsep Kebidanan”, 2008
Ayu, Ida. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC. Hlm 41-53.
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40.

Anda mungkin juga menyukai