Anda di halaman 1dari 22

Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.

cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

EKSPERIMEN INTERFEROMETER MICHELSON

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA II


Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Eksperimen Fisika II untuk Mahasiswa
Fisika Semester VI

Oleh
ABDUS SOLIHIN
NIM 071810201067
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA DAN FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS JEMBER

2010
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberi sangat
banyak kenikmatan kepada makhluknya, sehingga dengankenikmatan itu hamba ini
mampu menyelesaikan tulisan ini. Shalawat an salam tetap tercurahkan kepada
Rasullullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah kebaikan akhlak,
keobjektifan berpikir, dan kemaksimalan humanisme lewat ayat-ayat Qur’aniah
yang dibawanya berupa Al-Qur’an, Al-Hadits, dan peluang kemajuan yang berupa
ayat-ayat kauniah.
Salah satu dari sedemikian banyaknya ayat kauniah tersebut adalah
fenomena Interferensi pada Interferometer Michelson. Dan demikianlah eksperimen
ini dapat menambah kerangka filosofis bagi penulis, dan semoga juga bagi pembaca,
guna kemaksimalan ilai-nilai kemanusiaan kita dihadapan sesama dan dihadapan
Sang Pencipta.
Demikian kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua Jurusan Fisika: Bpk. Dr. Edy Sutrisno
2. Dosen pembimbing praktikum: Bpk. Supriadi, S.Si, Ibu Mutmainnah
M.Si, dan Bpk. Misto M.Si
3. Asisten pembimbing

Sebagaimana pri-bahasa tak ada gading yang tak retak, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan tulisan selanjutnya. Penulis
ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya.

Penulis,

ABDUS SOLIHIN
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

ABDUS SOLIHIN
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember
email: elhobela@gmail.com

ABSTRAK

Interferometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui polapola


interferensi suatu gelombang. Dalam eksperimen ini dilakukan percobaan terhadap
salah satu jenis interferometer, khususnya interferometer Michelson. Percobaan
Interferometer Michelson dilakukan dengan meletakkan secara tegak lurus (sudut
90 ) posisi Movable mirror dan adjustable mirror yang ditengahi oleh split.
Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan lintasan yang diakibatkan oleh
pola reflektansi dan tranmisivitas split dari cahaya yang masuk melewati lens 1,8
nm. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini akan menyebabkan adanya beda fase dan
penguatan fase (yang biasa disebut sebagai interferensi) yang selanjutnya
menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji. Hasil dari eksperimen ini
membuktikan bahwa Penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N) berbanding
lurus dengan pergeseran Movable mirror yang dilakukan. Hal ini dapat
terlihat dari semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji), maka nilai 𝑑𝑚 (jarak
pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga menunjukkan angka yang
semakin besar.

Kata Kunci: Interferometer Michelson, Frinji, Movable Mirror, Adjustable Mirror,


Inteferensi
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ………………………………………………………........ iii
BAB.1 PENDAHULUAN………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………....... 1
1.3 Tujuan Eksperimen……………………………………….… 2
BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA...... ……………………………….. 3
BAB.3 METODE PENELITIAN…………………………………… 7
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………….. 7
3.2 Langkah Kerja………..……………………………………… 8
3.3 Metode Analisa……………………………………………......... 9
BAB.4 HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………. 11
4.1 Hasil …………………………………………………………… 11
4.2 Pembahasan …………………………………………………… 12
BAB.5 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………… 16
5.1 Kesimpulan …………………………………………………... 16
5.2 Saran ………………………………………………………..... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interferometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui polapola
interferensi suatu gelombang. Salah satu jenis interferometer tersebut adalah
Interferometer Michelson. Percobaan Interferometer Michelson pertama kali
dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh Michelson dan Morley untuk membuktikan
keberadaan eter yang saat itu diduga sebagai medium perambatan gelombang
cahaya. Dari eksperimen yang didasarkan pada prinsip resultan kecepatan cahaya
tersebut didapati bahwa keberadaan eter ternyata tidak ada.

Percobaan Interferometer Michelson dilakukan dengan meletakkan secara


tegak lurus (sudut 90 ) posisi Movable mirror dan adjustable mirror yang ditengahi
oleh split. Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan lintasan yang diakibatkan
oleh pola reflektansi dan tranmisivitas split dari cahaya yang masuk melewati lens
1,8 nm. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini akan menyebabkan adanya beda fase
dan penguatan fase (yang biasa disebut sebagai interferensi) yang selanjutnya
menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji.

Dalam perkembangan selanjutnya, Interferometer Michelson tidak hanya


dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter, akan tetapi dapat pula
digunakan dalam penentuan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya dalam
penentuan panjang gelombang cahaya tertentu, pola penguatan interferensi yang
terjadi, dan sebagainya. Sehingga, mengingat nilai guna dari eksperimen ini yang
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

sedemikian luasnya, maka percobaan Interferensi Michelson ini menjadi penting


untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin
dilihat dari bentuk dan pola pengamatan grafik yang terbentuk?

2. Berapa nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun


penurunan kuantitatif yang dilakukan dan bagaimana hubungan antar
keduanya?

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui hubungan antara jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin
dilihat dari bentuk dan pola pengamatan grafik yang terbentuk.

2. Mengetahui nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun


penurunan kuantitatif yang dilakukan dan bagaimana hubungan antar
keduanya.

1.3 Manfaat dan Kegunaan


Dengan melakukan eksperimen ini, praktikan akan dapat mengetahui
karakteristik Interferometer Michelson yang memiliki nilai guna yang
sedemikian luas meliputi pembuktian ada-tidaknya eter yang diduga sebagai
medium perambatan gelombang cahaya, penentuan panjang gelombang cahaya
tertentu, pola penguatan interferensi yang terjadi, dan sebagainya. Sehingga,
dengan demikian akan dapat menambah wawasan dalam pengembangan bidang
optika dan gelombang dalam keilmuan fisika.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau


lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua
gelombang yag mempunyai frekuensi, amplitude, dan arah getaran sama yang
merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi berlawanan
arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam. Interferensi
desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang-gelombang yang mengambil
bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan interferensi
konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika gelombang-gelombang yang mengambil
bagian dalam interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi konstruktif biasa
disebut juga dengan superposisi gelombang. (Bahrudin, 2006: 140)

Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola


interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat dipegunakan untuk
mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian
sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. Walaupun pada awal
mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter.
(Halliday,1994:715).

Dalam interferometer ini, kedua gelombang yang berinterferensi diperoleh


dengan jalan membagi intensitas gelombang semula. Contohnya adalah
intreferometer Michelson yang menghasilkan kesimpulan negatif tentang adanya
eter, interferometer ini juga sangat berguna dalam pengukuran indeks bias dan jarak.
Prinsip kerja dari percobaan yang dilakukan oleh A.A Michelson telah
menghasilkan beberapa variasi konfigurasi. Agar pola interferensi yang misalnya
berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara
gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslah koheren.

(Tjia,1994: 181)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

Pada percobaan interferometer Michelson ini menggunakan sebuah


interferometer, dimana interferometer itu sendiri berasal dari kata interferensi dan
meter yang berarti suatu alat yang digunakan unutuk mengukur panjang atau
perubahan panjang dengan ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan
garis-garis interferensi. (Halliday, 1994 : 715)

θ
2d cos θ 2d

Gambar 2.1 Pola penampakan Frinji dalam hubungannya dengan sudut θ

Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer


Michelson ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sinar dikirim mundur maju melalui
gas beberapa kali oleh sepasang cermin sejajar, sehingga seperti merangsang emisi
berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah satu cermin itu adalh
tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul sebagai
berkas sinar ke luar. (Zemansky, 1994 : 1087-1088)

Dengan menggerakkan micrometer secara perlahan-lahan sehingga


pada jarak dm tertentu serta menghitung jumlah lingkaran N, berapa kali pola frinji
kembali pada pola awal, maka panjang gelombang cahaya (λ) akan dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan:
2.dm
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

N
(2.1)

l = kdm (2.2)

dimana k adalah tetapan kesebandingan (kalibrasi) yang dapat dicari dengan


persamaan

N
k

2dm (2.3)

Dengan kalibrasi ini maka interferometer dapat digunakan untuk mengukur panjang
gelombang. (Hariharan, 2007: 47)

Sehingga dapat diketahui bahwa interferensi satu berkas cahayandapat dipandang


sebagai sebuah gelombang dari medan listrik-magnetik yang berosilasi. Yaitu yang
diperoleh dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut. Hasil
penjumlahan itu akan memberikan intensitas yang maksimum disuatu titik, apabila
di titik tersebut gelombang-gelombang itu selalu sefase. Agar pola interferensi yang
misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase
antara gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslaah
tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombanggelombang itu harus
koheren. Syarat koheren tidak terpenuhi jika gelombanggelombang itu berasal dari
sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab setiap sumber cahaya biasa tidak
memancarkan gelombang cahaya secara kontinu, melainkan terputus-putus,
gelombang elektromagnetik cahaya dipancarkan sewaktu terjadi dieksitasi atom.
(Soedojo, 1992 : 78)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan dalam eksprimen ini meliputi :
1. Meja interferometer (precision interferometer, OS-2955A) yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan perlengkapan interferometer
Michelson.

2. Sumber laser He-Ne (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya yang


akan digunakan dalam eksperimen interferometer Michelson.

3. Bangku lase He-Ne (OS-9172) berfungsi sebagai tempat meletakkan


laser He-Ne.

4. Perlengkapan interferometer Michelson :


a. Beam splitter sebagai pemisah berkas cahaya menjadi dua bagian.
Sebagian menuju Movable mirror (M1) dan sebagian lagi menuju
Adjustable mirror (M2).

b. Compensator memilki fungsi menyamakan fasa gelombang yang


berasal dari suber cahaya (laser He-Ne).

c. Movable mirror (M1) berfungsi sebagai transmisi berkas menuju


pemisah bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas cahaya
tersebut akan direfleksikan oleh pemisah berkas menuju layar
pengamatan dengan posisinya yang berubah-ubah.

d. Adjustable mirror (M2) berfungsi sebagai pereflaksi berkas menuju


pemisah bekas dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas cahaya
tersebut akan ditransmisikan oleh pemisah berkas menuju layar
pengamatan dengan posisinya yang tetap.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

e. Convex lens 18 nm memiliki fungsi sebagai pemfokus serta penyebar


berkas cahaya yang berasal dari sumbercahaya (laser HeNe).

3.2 Langkah Kerja


Langkah kerja dalam eksperimen interferometer Michelson yaitu :
1. Peralatan disusun sedemikian rupa, dimana posisi adjustable mirror dan
Movable mirror di posisikan tegak lurus dengan sudut 90 dengan
splitter diposisikan ditengah sebagai acuan.

Gambar 3.1 Rangkaian Interferometer Michelson


2. Laser He-Ne diletakkan tepat didepan lensa sejajar dengan meja
interferometer Michelson.

3. Adjustable mirror (M2) ditutup, kemudian posisi Movable mirror (M1)


diatur hingga berkas pantulnya dapat diamati pada layar pengamatan.
Dengan cara yang sama posisi Adjustable mirror (M2) diatur, hingga
berkas cahaya dari M2 berimpit dengan berkas cahaya dari M1.

4. Secara perlahan skrup pengatur M2 diputar hingga pola interferensinya


dapat diamati dengan jelas pada layar pengamatan.

5. Posisi mikrometer skrup diatur pada skala setengah utama, serta


perubahan frinji pada layar pengamatan diamati.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

6. Mikrometer diputar satu putaran penuh berlawanan arah jarum jam.


Secara perlahan micrometer diputar kembali sampai angka nol pada
knop berimpit dengan garis tanda.

7. Pada layar dibuat garis yang berimpit dengan salah satu tepi lingkaran
frinji yang dipilih, yang nantinya akan menjadi acuan dalam
manghitung jumlah perubahan frinji (N).

8. Posisi awal mikrometer dicatat sebelum memulai melakukan


penghitungan.
9. Knop mikrometer diputar secara perlahan berlawanan dengan arah
jarum jam, pada saat yang bersamaan banyaknya frinji yang melintasi
batas tersebut dihitung. Knop diputar sampai jumlah frinji N=25. Dan
posisi mikrometer yang baru dibaca kembali (dm).

10. Posisi d25 dicatat sehingga jarak mikrometer dapat dihitung menurut
langkah 8 dan 9.

11. Langkah 9 dan 10 diulang untuk jumlah frinji yang berbeda. Jumlah
frinji tersebut dibuat kelipatan 25, lakukan pengamatan hingga
diperoleh 10 data frinji yang berbeda.

3.3 Metode Analisa

Dari data yang telah diperoleh dapat di cari tetapan kalibrasinya dari grafik
untuk dimana N adalah fungsi dari 𝑑𝑚. Berdasarkan grafik hubungan
antara jumlah yang dirumuskan, dapat diidentifikasi variable-variabel berikut:

3.3.1 Dari grafik diperoleh


Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

N
𝑦 =𝑚𝑥+𝑐

dm
Sehingga:
(3.1)

Kaitan antara 𝑘1 dengan 𝑘2 yaitu diberikan oleh persamaan dibawah ini :


(3.2)
Dimana k1 = m
Sedangkan kaitan antara 𝑘1 dengan 𝑘 2 yaitu sebagai berikut :

(3.3)

Dimana:

N = jumlah frinji

λ = panjang gelombang laser HeNe 623,8 nm dm= pergeseran

cermin ( meter )

Sehingga dapat diketahui ralatnya sebagai berikut:


Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

(3.4)

(3.5)

3.3.2 Tabel Pengamatan


Jumlah frinji (N) Posisi mikrometer (dm)
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan ditunjukkan dengan tabel berikut:

N dm (m) k2 XiYi
7.6388E-
25 0.00000016 49.84375 0.000004 0.0120175 2.56E-14
11
50 0.00000032 49.84375 0.000016 1.024E-13

75 0.00000048 49.84375 0.000036 2.304E-13

100 0.00000064 49.84375 0.000064 4.096E-13

125 0.00000078 51.121795 0.0000975 6.084E-13

150 0.0000009 53.166667 0.000135 8.1E-13


Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

175 0.00000112 49.84375 0.000196 1.2544E-12

200 0.00000128 49.84375 0.000256 1.6384E-12

225 0.00000144 49.84375 0.000324 2.0736E-12

250 0.00000162 49.228395 0.000405 2.6244E-12

Sedangkan hasil ploting grafik dari tabel diatas memberikan tampilan sebagai
berikut:

Grafik Hubungan Antara Jumlah Frinji (N) dengan


Pergeseran Cermin (dm)
300
250
200
150
y = 155,136,454.61 x + 1.91
100
50
0
0 0.000000 0.000001 0.000001 0.000002
Pergeseran Cermin (dm)

Grafik 4.1 Hubungan antara jumlah finji dan pergeseran cermin


Dari grafik tersebut dapat diketahui Tetapan kalibrasi untuk yaitu
N fungsi dari 𝑑𝑚 sebesar : k1 = 1,55 x 108 = 155.136.455

Dari nilai 𝑘1 dapat diperoleh nilai k2 yang besarnya:

k2 = 4.9833 x 1010

Dari data hasil pengamatan diperoleh tetapan kalibrasinya (k2) adalah sebagai
berikut :

𝑘 2 =50,242=5,0242 x 10−1

4.2 Pembahasan
Dalam eksperimen ini, dilakukan pengamatan terhadap dua variable, yaitu
pengamatan terhadap penambahan jumlah frinji dan pengamatan terhadap
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

pergeseran Movable mirror dari titik acuan awal perhitungan. Pergeseran pada
Movable mirror tersebut dilakukan dalam orde mikrometer. Sehingga guna kehati-
hatian dalam mendapatkan data yang valid, selain melakukan pengamatan dan
pencatatan terhadap mikrometer pada interferometer, pengamat juga melakukan
perhitungan matematis terhadap penentuan nilai yang pasti dan pengkalibrasian titik
awalnya.

Dari data yang diperoleh, didapatkan bahwa penambahan dan banyaknya


jumlah frinji (N) berbanding lurus dengan pergeseran Movable mirror yang
dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji),
maka nilai dm (jarak pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga
menunjukkan angka yang semakin besar.

Misalnya saat N=25, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan angka


0.00000016. Sedangkan saat N=50, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan
angka 0.00000032; saat N=75, pergeseran Movable mirror (dm) bernilai
0.00000048; dan demikian seterusnya hingga N=250, pergeseran Movable mirror
(dm) menunjukkan angka 0.00000162. Sehingga, dari perlakuan penambahan nilai
N yang berlipat 25 tersebut (dengan 10 sampel hingga nilai 250) dan pergeseran
Movable mirror yang dalam eksperimen ini dibiarkan mengikuti pola nilai N, jika
dicoba ditelaah dari analisa uji deret, maka kedua hubungan antara (N) dan (dm)
memberikan pola yang sama dalam merepresentasikan pola-pola deret aritmetika.

Memang, dalam analisa data eksperimen ini tidak secara langsung dilakukan
analisa kuantitatif dari adanya pola deret aritmetika tersebut. Akan tetapi secara
kualitatif, dari grafik hubungan antara jumlah frinji dan pergeseran Movable mirror
(lihat Grafik 4.1 untuk lebih jelas!) menunjukkan bahwa grafik yang terbentuk
cenderung linear dan bahkan sangat mendekati smooth (linear sempurna). Walaupun
pada saat N=150 terjadi graph noisse (nois/gangguan grafik linear), akan tetapi hal
ini dapat diabaikan mengingat untuk nilai-nilai yang lain cenderung memiliki
penambahan nilai yang statis.

Hubungan antara pola yang mendekati ke-smooth-an pada grafik linear yang
terbentuk dari pengolahan data tersebut dengan pola deret aritmetika yang terbentuk
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

dapat teramati dari adanya pola keteraturan dalam penambahan nilai N dan
panambahan nilai (dm) yang terbentuk. Berikut visualisasi penambahan nilai (dm)
yang terbentuk dari perlakuan terhadap penambahan nilai N:

Simulasi Penambahan nilai dm


N dm (m)

25 0.00000016
Nilai (dm) bertambah
0.00000016
50 0.00000032 Nilai (dm) bertambah
0.00000016
75 0.00000048
Nilai (dm) bertambah
100 0.00000064 0.00000016

125 0.00000078 Nilai (dm) bertambah


0.00000014 Rata-rata:
150 0.0000009
Nilai (dm) bertambah
0.00000012 1,622x10−7
175 0.00000112
Nilai (dm) bertambah
200 0.00000128 0.00000022
225 0.00000144 Nilai (dm) bertambah 0.00000016
Nilai (dm) bertambah 0.00000016
250 0.00000162
Nilai (dm) bertambah 0.00000018

Grafik 4.2. Simulasi penambahan nilai pergeseran Movable mirror

Dari grafik simulasi diatas (yang didasarkan dari data yang diperoleh) didapati
bahwa penambahan nilai dm dari satu perlakuan nilai N ke nilai N yang lain (dengan
nilai kelipatan N konstan) memberikan pola penambahan yang konstan, yaitu
dengan rata-rata penambahan 0.0000001622 (sangat mendekati nilai 0.00000016).
Pola pertambahan dengan nilai yang cenderung konstan ini dalam matematika biasa
disebut sebagai pola deret aritmetika. Ini dapat terlihat dengan menuliskan secara
berurut dalam bentuk deret nilai dm dari N=25 hingga N=250. Jika dirumuskan
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

secara matematis, pola yang dibentuk oleh data tersebut memberikan pola deret
aritmetika sebagai berikut:

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa grafik hubungan antara jumlah frinji dan
pergeseran Movable mirror menunjukkan bahwa grafik yang terbentuk cenderung
linear dan bahkan sangat mendekati smooth (linear sempurna). Dan, terbukti bahwa
penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N) berbanding lurus dengan pergeseran
Movable mirror yang dilakukan.

Dalam eksperimen ini juga dilakukan analisa grafik maupun matematis


terhadap nilai 𝐾1 dan 𝐾2. Nilai 𝐾1 menunjukkan hipotesis tetapan kalibrasi awal
yang dicoba ditentukan kepastian nilai kuantitatifnya dengan penurunan rumus
(tentunya juga didasarkan pada data yang diperoleh). Sedangkan 𝐾2 menunjukkan
kalibrasi olahan dalam bentuk setengah panjang gelombang dari nilai 𝐾1 untuk
mempermudah analisa sehingga analisa dapat dimunculkan dalam bentuk
sinusoidal. Pengertian kalibrasi yang dimaksud menurut ISO/IEC Guide
17025:2005 adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Sehingga, dalam eksperimen ini,
nilai 𝐾1 bergantung dari pemosisian Adjustable Mirror dan Movable Mirror.
Pemosisian yang dimaksud berkaitan dengan jarak Adjustable Mirror maupun

Movable Mirror terhadap split dan posisi sudut kedua mirror tersebut terhadap split.
Posisi sudut yang paling tepat dalam memperoleh nilai kalibrasi awal 𝐾1 yang valid
adalah ketika Adjustable Mirror dan Movable Mirror dalam keadaan tegak lurus
atau 90 dengan posisi split ditengah sebagai titik nol.
Nilai 𝐾1 atau tetapan kalibrasi awal didapat dengan menganalogikan nilai
tersebut dengan nilai gradient pada persamaan garis linear yang terbentuk.

Penganalogian ini memberikan hasil perumusan matematis dari:


𝑦 =𝑚𝑥+𝑐 (4.1)
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Menjadi: (4.2)

Sehingga dari perhitungan matematis yang dilakukan didapatkan nilai k1 = 1,55 x


108 = 155.136.455 dan dari nilai 𝑘1 dapat diperoleh nilai k2 yang besarnya k2 =
4.9833 x 1010. Sehingga dari data hasil pengamatan diperoleh tetapan kalibrasinya
𝑘 2 =50,242=5,0242 x 10−1. Dalam analisa kuantitatif dari perhitungan matematis
tersebut tidak begitu ditemukan kendala, sehingga nilai tersebut dapat dikatagorikan
nilai yang valid.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai 𝐾2 memiliki hubungan yang spesifik
terhadap nilai 𝐾1. Secara teoritis, hubungan tersebut bergantung dari jenis warna
gelombang cahaya masukan. Jenis warna gelombang cahaya masukan tersebut
berkaitan dengan panjang gelombang maupun frekuensinya. Dari data yang
diperoleh, didapatkan adanya keselarasan antara nilai 𝐾2 dengan nilai setengah
panjang gelombang dari kalibrasi awal 𝐾1. Sehingga, sebagaimana penurunan yang
telah dilakukan pada sub-bab Metode Analisa (lihat halaman 9-10 untuk lebih jelas),
secara matematis hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai:

(4.3)

Dari pembahasan dan analisa diatas, maka dapat ditentukanlah hubungan antara
jumlah frinji (N) dengan pergeseran cermin dilihat dari bentuk dan pola
pengamatan grafik yang terbentuk, serta nilai tetapan kalibrasi dan hubungan antara
𝐾1 dan 𝐾2 dari analisa grafik maupun penurunan kuantitatif yang dilakukan.
BAB 5. PENUTUP

5.1 kesimpulan

1. Penambahan dan banyaknya jumlah frinji (N) berbanding lurus dengan


pergeseran Movable mirror yang dilakukan. Hal ini dapat terlihat dari
semakin besarnya nilai N (banyaknya frinji), maka nilai 𝑑𝑚 (jarak pergeseran
Movable mirror terhadap titik acuan) juga menunjukkan angka yang semakin
besar.
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

2. Grafik hubungan antara jumlah frinji dan pergeseran Movable mirror


cenderung linear dan bahkan sangat mendekati smooth (linear sempurna).
Hal ini terindikasi dari hubungan antara (N) dan (dm) yang memberikan pola
yang sama dalam merepresentasikan pola-pola deret aritmetika.

3. Nilai tetapan kalibrasi k1 dan k2 dari analisa grafik maupun penurunan


kuantitatif yang dilakukan berturut-turut adalah: k1 = 1,55 x 108 =
155.136.455 dan k2 = 4.9833 x 1010 dengan 𝑘 2 =50,242=5,0242 x 10−1 .

4. Hubungan antara nilai k1 dan k2 dapat dirumuskan sebagai:

5.2 Saran

Kevalidan data sangat dipengaruhi oleh kalibrasi awal yang dilakukan, yaitu
pengentrian posisi adjustable mirror, Movable mirror, split, dan sumber cahaya
masuk yang harus ada pada posisi sesuai. Sehingga, penulis menyarankan agar
kalibrasi awal ini sangat diperhatikan guna memperoleh data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas


Jember. 2006. Buku Panduan Eksperimen Fisika II (MAF 325). Jember.

Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Bandung: Epsilon Group

Halliday, Resnick.1986. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Sydney: Academic Press


Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc
Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA

Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3 Optika. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Zemansky, Sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern. Bandung:
Binacipta
Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog
Edukasi ELHOBELA

Lampiran Perhitungan Exel:

Keterangan Rumus Excel Yang Digunakan:


A13=SUM(A2:A11) P14=P13*10
B13=SUM(B2:B11) Q2=P14
E13=(SUM(E2:E11))/10 R2=B13*A13
Fi=1/Ai S2=(Q2-R2)/(K2-N2)
i= 1,,,,,,,,10 T2=(A13-(S2*B13))/10

Gi=(A2-(-32,6)-(20000000*D2))^2 M24=N21/M21
G13=SUM(G2:G11) M24=M23/C2
H2=F2*G13 M25=M24*2,622822984
I2=F2*G13
Ji=(Bi^2)

j13=(SUM(J2:J11)) k2=10*J13
L2=I2/(K2-(N2)^2)
M2=H2*J13
N2=B13^2
O2=(M2/(K2-N2))
Pi=Bi*Ai
P13=SUM(P2:P11)

Anda mungkin juga menyukai