Anda di halaman 1dari 62

Abdelrahman M. S.

Alnweiri
1112103000103
 Definisi:
abses (pus) di dalam ruang potensial di
antara fasia leher dalam sebagai akibat
penjalaran infeksi dari berbagai sumber,
seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus
paranasal, telinga tengah, dan leher.
1- Superfecial Cervical Fascia : mengandung otot Platysma , cutaneous
nerves, vena jugularis eksterna, vena-vena jugularis anterior dan
superfecial lymph node.
2- Deep Cervical Fascia:
a- Superfecial (investing) lauyer
b- Middle layer
- Muscular layer
- Visceral layer
c- Deep layer
- Alar fascia
- Pre-vertebral Fascia
Superficail layer
Infra Hyoid cross section
veiw
Deep layer
Infra-hyoid cross section
veiw
 1. Ruang yg dibatasi Panjang leher
1. Retrofaring
2. Danger Space
3. Viseral Vaskuler

 2. Ruang supra hyoid


1. Ruang parafaring
2. Ruang submandibula
3. Ruang peritonsil
4. Ruang mastikator
5. Ruang parotis
6. Ruang temporal
 Ruang Parafaring:
 Piramida terbalik dasar pd basis tengkorak sampai
ke kornu mayus os hyoid.
 Dibagi 2 oleh os stilod
 Prestiloid: a. maxilaris interna, n. alveolaris
inferior, n. lingualis, n. aurikulotemporalis.

Ruang parafaring post stiloid


 Berada di Posterior dari os stiloid
terdiri dari:
 Selubung karotid ( a. karotis, v. jugularis, n. vagus).
 Posteromedial berhubungan: retrofaring
 Inferior : submandibula.
 lateral : Ruang mastikator.
 Infeksi gigi
 Infeksi kelenjar liur
 ISPA
 Infeksi sinus paranasal
 Infeksi tiroid
 Infeksi telinga tengah
 Trauma infeksi rongga mulut
AEROB ANAEROB

 Streptococcus 1.Bactroides
 Staphilococcus 2.Peptostreptococcus
 Diphtroides 3.Peptococcus
 Neisseria 4.Eubacterium
 Klebsiella Pn 5.Eikenella corodens
 Haemophilus inf 6.Fusobacterium
 Pseudomonas 7.Lactobasillus
8.Propionibacterium
 Anamnesis
 Gejala klinik
 Pem. Fisik
 Pem. Penunjang
 Komorbid  DM

Penatalaksanaan
• Std Infiltrasi : AB
• Std Supurasi (Abses):
– Aspirasi-pungsi
– Insisi-eksplorasi (evakuasi)
 Etiologi:
• Komplikasi tonsilitis akut atau infeksi kelenjar mukus
Webber di kutub atas tonsi
• Unilateral dan banyak tjd pada dewasa muda.
• Kuman aerob dan anaerob

 Patogenesis
• Stadium infiltrat, terjadi pembengkakan dan hiperemi 
Infilrtasi ke fossa tonsil
• Pembengkakan peritonsil mendorong tonsil dan uvula ke arah
kontralateral
• Peradangan jaringan di sekitarnya akan menyebabkan iritasi
pd m. Pterigoid interna  trismus
Gejala dan tanda:
• Odinofagia (nyeri menelan) hebat
• Otalgia di sisi yang sama
• Muntah (Regurgitasi)
• Mulut berbau (foetor ex ore)
• Hipersalivasi
• Suara gumam (Hot potato voice)
• Susah membuka mulut (Trismus)
• Pembengakakan dan nyeri tekan kelenjar
submandibula
Pemeriksaan:
• Sulit memeriksa faring jika terdapat trismus
• Palatum mole bengkak, menonjol ke depan, ada
fluktuasi
• Uvula bengkak, terdorong ke sisi kontralateral
• Tonsil bengkak, hiperemis, kemungkinan ditemukan
detritus, terdorong ke arah tengah, depan dan bawah
 Lebih sering pada anak < 5 th
KGB 2-5 setiap sisi.

Etiologi :
1. trauma ddg posterior faring
2. Infeksi Limfadenitis
3. TBC Abses dingin
 Gejala Utama :
› odinofagi dan disfagi
› Demam dan leher kaku
› Sumbatan jalan nafas atas
 Pemeriksaan fisik
› Tampak benjolan di dinding posterior faring
biasanya unilateral
TERAPI
• Stadium infiltrasi : antibiotik Penisilin atau
klindamisin; obat simtomatik; kumur dengan air
hangat
• Bila terbentuk abses : pungsi pd daerah abses,
kemudian insisi utk mengeluarkan pus
• Tonsilektomi
 a’ chaud
 a’ tiede (3-4 hari setelah drenase)
 a’ froid (4 mgg-6mgg hari setelah drenase)
 Umumnya dilakukan saat infeksi tenang (2-3 minggu
setelah drenase)
KOMPLIKASI
• Abses pecah spontan  perdarahan, aspirasi paru
• Penjalaran  Abses parafaring dan mediastitis
• Penjalaran ke intrakranial  trombus sinus
kavernosus, meningitis, abses otak
Banyak ditemukan pd anak usia < 5 th krn
pada usia tersebut ruang retrofaring msh
berisi kelenjar limfa

Etiologi
◦ Infeksi saluran napas atas  limfadenitis retrofaring
◦ Trauma dinding belakang faring
◦ Tb vertreba servikalis bagian atas
GEJALA DAN TANDA
• Nyeri dan odinofagia
• Pada anak, rewel, tidak mau makan & minum
• Demam, leher kaku & nyeri
• Sesak napas krn sumbatan di hipofaring
• Stridor
• Perubahan suara
• Dinding belakang faring tampak benjolan
(unilateral), mukosa bengkak dan hiperemis
DIAGNOSIS
• Ada riwayat infeksi saluran napas atas atau
trauma
• Ada gejala dan tanda klinis
• Hasil foto Rontgen jaringan lunak leher
lateral, tampak pelebaran ruang retrofaring

DIAGNOSIS BANDING
•Adenoiditis
•Tumor
•Aneurisma aorta
 SUMBER INFEKSI:
› Tonsil
› Gigi
› Faring
› KGB
› Sinus Paranasal
› Penjalaran dari ruang leher dalam lain.
TERAPI
• Medikamentosa : antibiotik dosis
tinggi secara parenteral
• Tindakan pungsi dan insisi abses dgn
posisi pasien Trendelnburg. Intubasi
pada anak2 ,,, curiga TB
KOMPLIKASI
• Penjalaran ke ruang parafaring
• Mediastinitis
• Obstruksi jalan napas
• Aspirasi paru
ETIOLOGI
• Infeksi langsung tertusuk jarum saat
tonsilektomi yg menembus m.konstriktor
faring superior.
• Proses supurasi kelenjar limfa leher bagian
dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus
paranasal, mastoid, vertebra servikal
• Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil,
retrofaring, submandibula.
GEJALA DAN TANDA
• Demam tinggi
• Trismus
• Pembengkakan sekitar angulus
mandibula (indurasi)
• Pembengkakan dinding lateral faring
ke arah medial
 Diagnosis
◦ Riwayat penyakit, gejala dan tanda klinis
◦ Foto Rontgen jaringan lunak AP atau CT scan
 TERAPI
› Medikamentosa
› Bedah
 Insisi dari luar dan intra oral.
Mosher insisi: insisi 2 ½, jari di bawah dan sejajar
mandibula. Ekplorasi secara tumpul menlusuri batas
anterior m. sternocleidomastoideus ke arah atas
belakang, menyusuri bagian medial mandibula dan
m. pterigoid interna. Mencapai ruang parafaring
dengan terabanya os styloid. Bila terdapat nanah di
selubung karotid , insisi dilanjutkan vertikal dari
pertengahan insisi horizontal ke bawah.
 KOMPLIKASI
› Perjalaran ke daerah sekitarnya
› Intrakranial
› Mediastinum:
 Selubung Karotid
 Danger space
 Anterior viseral.
› Ruptur Selubung karotis
 TERDIRI DARI:
› Sublingual
› Submaxila
m. milohioid
 Submental
 submaxila
M. Digastrikus antr
Divided into 2 spaces by
mylohyoid m.
1. Sublingual space (above
mylohyoid m.)
2. Submaxillaly space
(below mylohyiod m.)

 These 2 spaces can


communicate each other
by mylohyoid cleft
 Infeksi dari: gigi, faring, kelenjar liur, KGB,
atau dari leher dalam lainnya
 Gejala dan Tanda
Demam, nyeri leher
Pembengkakan submandibula
Angulus mandibula tidak teraba.
Trismus
Treatment
 Early stage

(unilat,mild swelling and


edema)
-IV antibiotic, extration of
infected tooth
 Advance stage

(bilateral swelling, dysphagia


with drolling)
-early airway intervention
-surgical drainage
(submandibular incision)
ANGINA LUDOVICI
 Infeksi ruang submandibula berupa selulitis
 Etiologi :
◦ Infeksi dari gigi atau dasar mulut

 Gejala dan tanda


◦ Pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak
membentuk abses, shg keras pada perabaan
submandibula
◦ Nyeri tenggorok dan leher, mulut bengkak, dapat
mendorong lidah ke belakang shg terjadi obstruksi
sal. napas atas
 TERAPI
Medikamentosa
Insisi dekompressi mengurangi tension, efek
nyeri

Komplikasi
Sumbatan jalan nafas atas
Trakeostomi
Diagnosis
• Ada riwayat cabut gigi
• Ada gejala dan tanda klinis
Terapi
• Pemberian antibiotik dosis
tinggi secara parenteral
• Dekompresi utk
mengurangi ketegangan
• Evakuasi pus (jarang
terdapat pus) atau jaringan
nekrosis
• Pengobatan gigi
• Dirawat sampai infeksi
mereda
 INFEKSI:
◦ Erosi a.carotis dan perdarahan
◦ Trombosis v. jugular interna
◦ Trombosis sinus cavernosus
◦ Defisit neurologik
◦ Osteomilitis
◦ MEDIASTINITIS
◦ pericarditis
◦ Edema pulmonal
◦ Aspirasi sepsis
◦ Tamponade Jantung
BAILEY
 Komb. AB untuk Aerob dan Anaerob

AEROB ANAEROB
1.Gram (+)
Co amoksiclav
Sefalosporin Metronidazole
Klindamisin
2 . Gram (-)
Ciprofloxasin
Gentamisin
 Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher FKUI Edisi 6.
2007. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
 Drake, RL. Gray’s Anatomy for Students.
 Adams, Boies, Higler. BOIES Buku Ajar Ilmu
Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2012.

Anda mungkin juga menyukai