Anda di halaman 1dari 12

TAZKIYATUN NAFS(PENYUCIAN JIWA)

Abdul Ghani Lathief

Tujuan :

 Menjadikan jiwa yang tenang, hati yang suci (qolbun salim) merupakan ciri orang
yang bertaqwa.Dan ketaqwaan inilah tujuan yang harus kita usahakan untuk
diperoleh, karena ketaqwaan adalah ukuran kemuliaan manusia disisi Allah.
 Membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, membuang seluruh penyakit hati.
 Menghiasi jiwa dengan sifat-sifat terpuji.

Pengertian

Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka
baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah
bahwa segumpal daging itu ialah Hati.” (HR.Al-Bukhari)

Tazkiyah secara bahasa (harfiah) berarti Tathahhur ,maksudnya bersuci. Seperti yang
terkandung dalam kata zakat, yang memiliki makna mengeluarkan sedekah berupa harta
yang berarti tazkiyah (penyucian). Karena dengan mengeluarkan zakat, seseorang berarti
telah menyucikan hartanya dari hak Allah yang wajib ia tunaikan.

Tazkiyatun-nafs termasuk missi para Rasul, sasaran orang-orang yang bertaqwa, dan
menentukan keselamatan atau kecelakaan di sisi Allah. Dampak dan pengaruhnya akan
nampak pada perilaku dalam berinteraksi dengan Allah dan makhluk, dan dalam
mengendalikan anggota badan sesuai perintah Allah.

Ketenangan hati dan jiwa hanya bisa dicapai melalui berbagai ibadah dan amal perbuatan
tertentu, apabila dilaksanakan secara sempurna dan memadai.Jadi, tazkiyah memiliki
berbagai sarana seperti shalat, infaq, puasa, haji, dzikir, fikir, tilawah al-Qur'an, renungan,
muhasabah,apabila dilaksanakan secara sempurna dan memadai.

Di antara pengaruhnya ialah terealisirnya tauhid, ikhlas, shabar, syukur,cemas, harap,


santun, jujur kepada Allah dan cinta kepada-Nya, di dalamhati. Dan terhindarkannya dari
hal-hal yang bertentangan dengan semua hal tersebut seperti riya',marah karena nafsu atau
karena syetan.

Dengan demikian jiwa menjadi tersucikan lalu hasil-hasilnya nampak pada terkendalikannya
anggota badan sesuai peritah Allah dalam berhubungan dengan keluarga, tetangga,
masyarakat dan manusia.

Case Study

“Kita ini kadang aneh jika lahiriah kita sakit, kita cepat-cepat cari obat. Jika sakitnya ringan,
cukup pake ‘obat warung’. Jika agak berat, buru-buru ke dokter. Jika berat dan gak sembuh-
sembuh, kita segera ke rumah sakit. Kita bahkan rela dirawat dan mengeluarkan banyak
uang jika sakitnya parah dan mengharuskan kita masuk rumah sakit.”

“Orang sakit itu, biasanya makan/minum gak enak. Sakit demam saja, kadang segala yang
masuk ke mulut terasa pahit di lidah. Padahal tak jarang, orang sakit disuguhi makanan yang
enak-enak, yang lezat-lezat, kadang yang harganya mahal-mahal pula. Namun, semua terasa
pahit, gak enak, gak selera,” tegaskan lagi.

“Tapi, coba kalau yang sakit batiniah kita, hati/kalbu kita. Kita kadang tak segera
menyadarinya, apalagi merasakannya. Boro-boro terdorong untuk mencari obatnya,”

Answer

“Sebetulnya, mirip dengan sakit lahiriah, sakit batiniah juga membuat penderitanya merasa
‘pahit’. Apa-apa gak enak, gakselera, gak semangat. Shalat berjamaah di masjid ‘pahit’.
Shalat malam terasa gak enak. Shaum sunnah gak selera. Baca al-Quran, meski cuma satu-
dua halaman, terasa berat. Hadir di majelis taklim, meski cuma satu jam, tak betah. Dakwah
pun sering gak semangat. Padahal semua amalan tadi-jika diibaratkan makanan-adalah
‘enak’ dan ‘lezat’. Betapa tidak! Baca al-Quran saja, misalnya, meski hanya satu huruf, akan
Allah balas dengan sepuluh kebaikan. Bagaimana jika kita membaca setiap hari satu ayat,
satu halaman, apalagi satu juz yang bisa terdiri dari ratusan ayat, yang tentu terdiri dari
ribuan huruf? Betapa enaknya, betapa lezatnya,”
Hikmah

Betapa kita sering tak menyadari apalagi merasakan bahwa hati/batiniah kita sering sakit.
Padahal mungkin sudah lama kita tak merasakan lezatnya beribadah seperti shalat,
membaca al-Quran, shaum, dll; tak merasakan enaknya berinfak di jalan Allah, berdakwah,
melakukan amar makruf nahi mungkar, dll. Bahkan mungkin sudah lama hati kita pun tak
lagi bergetar saat mendengar ayat-ayat Allah dilantunkan, apalagi sampai pipi kita ini basah
oleh airmata, walau hanya setitik, saat ayat-ayat Allah diperdengarkan. Padahal Allah SWT
telah mengabarkan bahwa andai al-Quran diturunkan pada gunung-gunung yang kokoh,
niscaya dia akan menjadi hancur-lebur karena takut kepada Allah (QS al-Hasyr: 21).

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah-


rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa keringnya mata dari tangisan adalah karena
kerasnya hati. Hati yang keras adalah hati yang paling jauh dari Allah.”.

Ibnu al-Qayyim rahimahullah membagi hati menjadi tiga jenis.

 Pertama: Qalbun Mayyit (Hati yang Mati). Itulah hati yang kosong dari semua jenis
kebaikan. Sebabnya, setan telah ‘merampas’ hatinya sebagai tempat tinggalnya,
berkuasa penuh atasnya dan bebas berbuat apa saja di dalamnya. Inilah hati orang-
orang yang kafir kepada Allah.

Jika ia mencintai: ia mencintai karena hawa nafsunya


Jika ia membenci: ia membenci karena hawa nafsunya
Jika ia memberi: ia memberi karena hawa nafsunya
Jika ia menolak: ia menolak karena hawa nafsunya
Sehingga hawa nafsunya lebih diutamakan dan dicintai olehnya daripada ridha Rabbnya

Dengan demikian:
Hawa nafsu adalah imamnya
Syahwat adalah komandannya
Kebodohan adalah pengendalinya &
Kelalaian adalah kendaraannya
Ia selalu berpikir untuk memperoleh ambisi duniawi dan dimabuk oleh hawa nafsu dan cinta
dunia.
Ia diseru dari kejauhan untuk kembali pada Allah dan mengutamakan akhirat akan tetapi ia
enggan untuk menyambut seruan nashihat dan ia malah mengikuti syaithan yang durhaka.
Kemurkaan & keridhaannya tergantung pada dunia. Dan hawa nafsu telah menulikan &
membutakannya.

Bergaul dengannya (orang yg mati hatinya) adalah suatu penyakit, mendekatinya adalah
Racun dan duduk bersamanya adalah kebinasaan.

 Kedua: Qalbun Maridh (Hati yang


Sakit). Qalbun maridh adalah hati yang
telah disinari cahaya keimanan. Namun, cahayanya kurang terang sehingga ada sisi
hatinya yang masih gelap, dipenuhi oleh kegelapan syahwat dan badai hawa nafsu.
Karena itu, setan masih leluasa keluar-masuk ke dalam jenis hati seperti ini. Orang
yang memiliki hati yang sakit, selain tak merasakan lezatnya ketaatan kepada Allah
SWT, juga sering terjerumus ke dalam kemaksiatan dan dosa, baik besar ataupun
kecil. Hati yang seperti ini masih bisa terobati dengan resep-resep yang bisa
menyehatkan hatinya. Namun tak jarang, ia tidak bisa lagi mengambil manfaat dari
obat yang diberikan padanya, kecuali sedikit saja. Apalagi jika tak pernah diobati,
penyakitnya bisa bertambah parah, yang pada akhirnya bisa berujung pada
‘kematian hati’.
 Ketiga: Qalbun Salim (Hati yang Sehat)
Qalbun Salim adalah hati yang
dipenuhi oleh keimanan; telah hilang darinya badai-badai syahwat dan kegelapan-
kegelapan maksiat. Cahaya keimanan itu terang-benderang di dalam hatinya. Orang
yang memiliki hati semacam ini akan selalu merasakan nikmatnya beribadah
(berzikir, membaca al-Quran, shalat malam, dll); merasakan lezatnya berdakwah;
merasakan enaknya melakukan amar makruf nahi mungkar; bahkan merasakan
nikmatnya berperang di jalan Allah SWT.
Di antara sedikit tanda orang yang memiliki hati yang sehat adalah mereka yang Allah
gambarkan dalam firman-Nya: Jika dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada
mereka, mereka tersungkur dengan bersujud dan menangis (TQS Maryam: 58).

Imam Al-Qurthubi berkata, “Di dalam ayat ini terdapat bukti


bahwa ayat-ayat Allah memiliki
pengaruh terhadap hati”.

Inilah juga gambaran hati para salafush-shalih dan generasi orang-orang terbaik dari
kalangan umat ini. Jika salah seorang dari mereka melewati ayat-ayat yang menceritakan
neraka, hati mereka seperti terasa akan copot karena takut. Jika mereka melewati ayat-ayat
yang mengisahkan surga dan kenikmatannya, terasa persendian mereka gemetar karena
khawatir mereka akan diharamkan masuk surge dan merasakan kenikmatan yang kekal itu.
Dua keadaan inilah yang sering menyentuh hati mereka hingga mereka sering meneteskan
airmata. Air mata inilah yang justru akan menyelamatkan mereka dari azab neraka sekaligus
memasukkan mereka ke dalam surga. Nabi saw. bersabda, “Ada dua mata yang tak akan
disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tak
tidur di malam hari karena berjaga di jalan Allah.” (HR at-Tirmidzi).

Jika kita memiliki hati yang sehat seperti ini, bersyukur dan bergembiralah. Itulah tanda
bahwa hati kita sehat (qalbun salim). Hanya hati jenis inilah yang akan diterima Allah SWT
saat kita menghadap kepada-Nya (QS asy-Syura: 88-89).

Namun, jika hati kita termasuk hati yang sakit, maka segeralah obati dengan tobat, jaga diri
dari maksiat, dan perbanyaklah taqarrub kepada Allah SWT dengan selalu taat. Jangan
biarkan hati kita makin parah sakitnya, karena bisa-bisa akhirnya hati kita menjadi
mati. Na’udzu billah.
Sumber :

 http://hizbut-tahrir.or.id/2010/12/30/qalbun-maridh/
 MENSUCIKAN JIWA Konsep Tazkiyatun-nafs Terpadu Intisari Ihja' 'Ulumuddin al-
Ghazali
 Ibn al-Qayyim, Bada’i’ al-Fawa’id, III/743
 al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, 11/11
Mengenal Ajaran Ahmad Dahlan

Abdul Ghani Lathief

Tujuan :

 Mengetahui konsep pembaharuan KH Ahmad Dahlan


 Mengetahui kondisi umat saat ini
 Menjadikan kita sebagai insane yang berjuang dengan berdakwah

Penjelasan

Hampir seluruh pemikiran Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinanya situasi dan kondisi
global umat islam waktu itu yang tenggelam dalam kebodohan dan
keterbelakanganya.Kondisi ini semakin di perparah dengan politik colonial Belanda yang
merugikan Negri ini.

Latarbelakang situasi inilah yang mendasari Ahmad Dahlan munculnya ide


pembaharuan.Secara umum ide pembaharuan Ahmad dahlan di kelompkan menjadi dua
dimensi,salah satunya yaitu :

 Berupaya memurnikan ajaran islam(purifikasi)dari khurafat,tahayul dan bid’ah yang


selama ini telah tercampur dengan akidah dan ibadah umat islam

Selain itu, cita-cita KH Ahmad Dahlan sebenarnya adalah ingin menumbuhkan masyarakat
Islam. Maksud masyarakat Islam ini adalah masyarakat yang berkarakter Islam dengan pola
sunnah Muhammad saw. KH Ahmad Dahlan berupaya mendidik masyarakat supaya terjadi
perubahan perilaku menjadi berkarakter Islam dengan kesadaran dan ilmu, bukan dengan
paksaan atau kekerasan, sebagaimana yang dijalankan Muhammad saw .
Case Study

Bagaimana kita tahu pada era ahmad dahlan masyarakat di negri ini berada di dalam
jahiliyah,menurut antum semua apa yang di sebut jahiliyah ?Mengapa KH Ahmad Dahlan
tetap konsisten dalam jalan dakwah ini?

Hikmah

a.Arti Jahiliyah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Iqtidha-us Shirathal Mustaqim menyatakan:
“Barangsiapa yang tidak mengetahui kebenaran (al-haqq), maka orang itu jahil
basith (kebodohan biasa pada umumnya), sedangkan jika ia berkeyakinan telah
menyimpang dari kebenaran, maka orang itu jahil murokkab (jahil akut/bertingkat).
Demikian pula orang yang beramal menyimpang dari kebenaran, diapun jahil sekalipun dia
mengetahui bahwa dirinya menyalahi kebenaran”

Syaikh Muhammad Quthb mengatakan bahwa di dalam Al Qur`an Al Karim lafadz Jahiliyah
memiliki makna khusus atau secara hakiki memiliki 2 makna terbatas yaitu :

1. Jahil terhadap hakekat dan karakteristik Uluhiyah (pengabdian kpd Allah), dan
2. Bersikap hidup tanpa memiliki ikatan Rabbani atau dengan kata lain tidak mengikuti
ajaran yang diturunkan oleh Allah.”

Karakteristik Jahiliyah Bangsa Arab Versi al-Qur’an

Allah menggambarkan kejahiliyahan bangsa Arab dalam 4 (empat) istilah: zhannul jahiliyah,
hammiyatul jahiliyah, tabarrujul jahiliyyah, dan hukmul jahiliyyah.

 zhannul jahiliyah
Zhannul jahiliyah ini sebenarnya sudah berakar dan mendarah daging di kalangan
bangsa Arab yang pada akhirnya merusak keyakinan mereka menjadi musyrik.
Mereka sebenarnya mengenal Allah, namun hanya sebatas Rububiyah saja, sebatas
kenal bahwa Allah itu Tuhan Pencipta saja. Sedangkan keyakinan mereka telah
dihinggapi dengan berbagai pemahaman tahayyul, bid’ah dan khurafat. Sehingga
mereka merasa kurang puas dan kurang pantas bila menyembah Allah tanpa wasilah
atau perantara berupa patung-patung berhala, sebagaimana yang mereka lihat pada
kaum-kaum di Syam, Thaif dan Yatsrib. Kemudian mereka meletakkan sesembahan
pemduduk Syam yang bernama Hubal di Ka’bah, demikian pula berhala penduduk
Thaif yang bernama Latta dan Uzza dan berhala suku Aus dan Khazraj yang bernama
Manat. Penyembahan ini menurut prasangka mereka adalah perbuatan baik yang
bernilai ibadah.

Kalau kita melihat di sekeliling kita juga masih banyak melakukan tradisi-tradisi
tersebut.Mereka semua mengenal Allah sebagai Tuhanya tapi bukan sebagai
sesembahanya seperti yang masih memuja pohon keramat,meminta wasilah di
kuburan, percaya dengan jimat dan masih banyak lagi.Bahkan ada yang masih
menyembah patung dalam ibadahnya.

 hammiyatul jahiliyyah
Hammiyatul jahiliyyah (kesombongan jahiliyah) ini pada hakekatnya adalah arogansi
ashobiyah, kesukuan, darah dan keturunan. Mereka hanya mau bersatu, berdamai
karena landasan golongan, suku atau kekerabatan dan menolak aqidah tauhid “laa
ilaaha illallah” sebagai pemersatu atau ukhuwah mereka.

Ini juga sangat sekali terlihat dengan gamblang.arogansi ashobiyah atau pemersatu
dari kita adalah bukan ukhwah islamiyah.Kalau kita pahami dan kita pasti tahu
bahwa semua umat islam adalah saudara,iya kan?Tetapi sekarang kita melihat
sendiri antar umat islam saling menunduh “kafir”,saling mendzalimi,saling beradu
hebat dalam mendapatkan jabatan dan yang lebih parah saudara kita di
Palestin,Suriah,Rohingya yang sedang dijajah oleh barat tetapi kita hanya melihat
tanpa ada bukti nyata dalam menunjukan bahwasanya kita satu saudara di bawah
naungan islam. Akan tetapi bilaman umat muslim bersatu dengan asas islam yaitu
ukhwah islamiyah maka insya Allah ridah Allah akan hadir di negri ini dan semua
negri akan mendapatkan keamanan.
 tabarrujul jahiliyyah
Budaya mengekspoitasi kemolekan tubuh wanita menjadi karakteristik utama
masyarakat jahiliah. Arti tabarruj yang sebenarnya ialah: ”membuka dan
menampakkan sesuatu untuk dilihat mata”. Az-Zamakhsyari berkata: “Bahwa
tabarruj itu ialah memaksa diri untuk membuka sesuatu yang seharusnya
disembunyikan.” Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam
yang sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai
sekarang.Seakan-akan posisi wanita hanya digunakan sebagai daya pemikat.Hal
tersebut sangat bertentangan dengan Islam yang sangat memuliakan wanita dengan
mengangkat drajatnya melebihi kaum pria.

Kita telaah lagi cirri yang satu ini sepertinya sudah menjamur di negri kita,eksplotasi
waniita dengan segala macam keindahanya di tuntut untuk membuka yang
seharusnya mereka simpan untuk suaminya.Katakan saja para seles rokok,seles
mobil bahkan SPG .Tidak selayaknya mereka menggenakan pakaian serba
“kekurangan” yang membuat daya tarik.

 hukmul jahiliyyah
Hukum jahiliyah adalah hukmul basyar lil basyar (hukum manusia untuk manusia),
maka orang yang berhukum dengan hukum ini pada hakekatnya merupakan
“ubudiyatul basyar lil basyar” (pengabdian manusia kepada manusia ”.
Sedangkan hukum Allah adalah : hukmul khaliq lil makhluq (hokum pencipta untuk
makhluk ciptaan-Nya), maka siapa saja yang berhukum kepada hukum ini
hakekatnya adalah “ubudiyatul ‘abid lil khaliq” (pengabdian seorang hamba kepada
Penciptanya),
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitab Al-Fawa’id, “Setiap hukum yang
menyelisihi apa yang dibawa oleh Allah dan Rasul-Nya maka itu termasuk jahiliah.
Jahiliah adalah nisbah kepada kejahilan. Setiap yang menyelisihi Rasul termasuk dari
kejahilan.” Maka yang dimaksud hukum jahiliah adalah setiap hukum yang
menyelisihi apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Oleh karena itu maka tidak
ada pilihan bagi seorang muslim yang benar imannya kecuali hanya berhukum
kepada syari’at Islam atau hukum Allah saja dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan tegas Allah swt menyatakan bagi
orang-orang yang menolak hukum syari’at Allah sebagai orang yang hilang imannya.

b.Mengapa harus berdakwah?

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka
kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu
adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur’an)
lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. [QS. Muhammad: 7 – 9]

Bahwasanya apa yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan adalah perkara yang sungguh mulia
di mata Allah.Beliau melakukan amar makruh naïf munkar.Segala bentuk dakwah
menggunakan harta dan jiwanya beliau kerahkan.Hanya untuk memikirkan masyarakat
orang di sekitarnya yang belum mengenal islam dan memurnikan ajaran islam.

Berdasarkan ayat diatas merupakan janji Allah,bilamana kita berdakwah untuk menolong
agama Allah,PASTI Allah akan menolong kita walaupun kita tidak memintnyanya,enak
bukan?

Ada satu perkara lagi yang harus membuat kita terpacu untuk melakukan hal yang sama di
lakukan oleh Nabi Muhammad SAW,KH Ahmad Dahlan dan pejuang Allah yaitu suatu ayat
yang menyebutkan bahwasanya kita adalah umat terbaik.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan bagi
umat manusia, kalian perintahkan yang ma’ruf dan kalian larang yang mungkar, dan kalian
pun beriman kepada Allah…” (Qs. Ali-’Imran: 110)

Ibnu Katsir mengatakan, “Pendapat yang benar, ayat ini umum mencakup segenap umat
(Islam) di setiap jaman sesuai dengan kedudukan dan kondisi mereka masing-masing.
Sedangkan kurun terbaik di antara mereka semua adalah masa diutusnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian generasi sesudahnya, lantas generasi yang
berikutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, jilid 2 hal. 68)

Allah pula telah memuji kita sebagai umat yang terbaik.Tatkala Allah sudah memuji kita
pasti kita akan masuk surganya Allah.Lantas apa yang kita ragukan lagi untuk melakukan
pekerjaan mulian ini. 

Dengan dakwah islam diterima dan dengan dakwah pula islam akan bangkit menuju
kebangkitan islam yang sebenarnya.Sebagaimana tadi kita lihat bahwasanya zaman
sekarang ini tak lebih dari jaman jahiliyah.Ketika itu di keadaan yang sama rasul datang
dengan seorang diri dan ditugaskan untuk merubah kaumnya dengan dakwah,ada pula yang
menerima ada pula yang menghujat Rasul.Dan kini kita harus kembali melakukan dakwah
seperti yang rasul lakukan dengan lebih serius.Karena tak lain kita seorang yang memberi
peringatan dan dengan dakwah Rasul bisa merubah kaumnya begitu juga dengan
pengemban dakwah yang nantinya akan merubah peradaban.Manakala peradaban yang
Allah telah janjikan untuk kita yaitu peradaban islam yang luasnya terbentang dari timur
hingga barat.Seketika segala kemungkaran,tumpah darah akan sirna dan Allah ridha kita
terhadap negri kita.

Sumber :

 Sofaat Rahmat Selamet, S. Hum, Pemikiran dan Cita-Cita KH Ahmad Dahlan


 Al-Fawa’id, Ibnul Qayyim hlm. 109
 http://ma-aljawami.juplo.com/2014/01/karakteristik-bangsa-arab-jahiliyah-pra-
kerasulan-muhammad/

Anda mungkin juga menyukai