Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi “Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat
mata atau tatap muka antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras, unik, human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang
berlaku, agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya
pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang”7
B.. Prof. DR. Hasan Langgulung“Konseling adalah proses yang bertujuan menolong seseorang yang
mengidap goncangan psikologis atau goncangan akal agar ia dapat menghindari diri sendiri dari
padanya”
c. Bruce Shartzer dan Shelley C. Stone “Counseling is a proses which takes place in a one-to-one
relationship between an individual troubled by problems with which he cannot cope alone, and a
professional worker whose training and experience have qualified him to help ather reach solution to
various types of personal difficulties”(Konseling adalah sebuah proses pengambilan tempat (hati) dalam
seorang kepada orang lain berhubungan dengan permasalahan individual dimana masalah itu tidak
dapat dipecahkan sendiri, dan pekerja profesional (konselor) yang ahli dan berpengalaman punya
ijasahmembantu yang lain (konseli) mencapai solusi dari berbagai macam kesulitan atau permasalahan
personal)1
2. Menurut Prayitno (1995: 61), bimbingan kelompok adalah upaya untuk membimbing kelompok-
kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri.
Menurut Sukardi (2002: 48), bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta
didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing
atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baikindividu sebagai pelajar,
anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.1
Bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan
kepada peserta didik/siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan
kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi
anak.1untukmempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.1
• Konseli didorong untuk untuk mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat org lain.2
Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapatdan membicarakan berbagai hal yang
terjadidisekitarnya.Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukupluas tentang berbagai hal yang
mereka bicarakan.Menimbulkan sikapyang positif terhadap keadaan diridan lingkungan mereka yang
berhubungan denganhal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas berarti “dasar”. Tetapi asas dalam pengertian disini adalah
bukan dasar tetapi “rukun”. Jadi asas bimbingan dan konseling itu berarti “rukun yang harus dipegang
teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau
kegiatan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaedah-kaedah atau asas-asas
tertentu. Dengan mengikuti kaedah-kaedah atau asas-asas tersebut diharapkan efektifitas san efisiensi
proses bimbingan dan konseling dapat tercapai. Selain itu, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan dalam praktik pemberian layanan.Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapat hasil
yang memuaskan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus memperhatikan asas-asas yang
mendasari tugas-tugas pembimbing. Keberhasilan tugas pembimbing sangat dipengaruhi oleh
kemampuan konselor dalam memenuhi asasasas tersebut. Seorang konselor yang tidak memperhatikan
asas-asas bimbingan 2dan konseling akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan menemui
bagian, yaitu:
2. Asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan.
Tiap-tiap siswa sebagai individu mempunyai kebutuhan yang berbeda baik jasmaniah maupun rohaniah.
Tingkah laku individu pada umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhan tidak
tercapai akan menimbulkan kecemasan dan kekecewaan, sehingga pada akhirnya menimbulkan perilaku
menyimpang.Guru BK di sekolah dan madrasah harus bisa memahami berbagai kebutuhan siswa,
sehingga pelayanan bimbingan dan konseling diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan sisiwa
terutama psikis seperti memperoleh kasih sayang, memperoleh rasa aman, kebutuhan untuk sukses
dalam belajar, memperoleh harga diri, kebutuhan untuk diakui dan diterima oleh kelompok, kebutuhan
untuk melakukan eksistensi diri, dan lain-lain.
b. Ada perbedaan diantara siswa (asas perbedaan siswa)Dalam teori individualitas ditegaskan bahwa
tiap-tiap individu berbeda. Demikian halnya dengan siswa sebagai individu jelas mempunyai perbedaan.
Tiaptiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik fisik maupun psikis. Setiap siswa berbeda
dalam hal kemampuan, bakat, minat, kebutuhan, cita-cita, sikap atau pandangan hidup, dan ciri-ciri
pribadi lainnya. Perbedaan-perbedaan siswa tersebut 3harus mendapat perhatian secara lebih spesifik
dari bimbingan atau konselor disekolah dan madrasah sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan
karakteristik pribadinya masing-masing.
Relevan dengan asas perbedaan individu diatas, tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai
dengan ciri-ciri atau karakteristik pribadinya masingmasing. Pelayanan bimbngan dan konseling disekolah
atau dimadrasah harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirinya sendiri.Guru
pembimbing disekolah atau madrasah tidak boleh mengarahkan perkembangan siswa kearah yang
pembimbing atau konselor inginkan. Dalam kaitan peran siswa di tengah masyarakat kelak, pelayanan
bimbingan dan konseling harus diarahkan agar siswa menjadi “baik” menurut ukuran masyarakat tanpa
kehilangan kepribadiannya sendiri.
Dalam tiap-tiap tahapan perkembangannya, setiap siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk menjadi
matang, produktif, dan berdiri sendiri (mandiri). Kematangan yang dimaksud disini adalah kematangan
kejiwaan, emosi, dan sosial. Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah harus
berorientasikepada kematangan di atas sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan
kecenderungan-kecenderungan.
.Tidak ada individu (siswa) yang tidak memiliki masalah. Mungkin tidak ada pula individu tidak ingin
masalahnya terselesaikan. Apalagi individu (siswa) yang sedang dalam proses perkembangan, pasti
memiliki masalah. Yang berbeda adalah kompleksitas masalah yang dialami oleh tiap-tiap siswa, artinya
ada siswa yang mengalami masalah kompleks dan ada yang kurang kompleks. Pada dasarnya setiap
individu (siswa) nenpubyai dorongan-dorongan untuk memecahkan masalahnya, namun karena
keterbatasannya adakalanya siswa tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah
dan madrasah harus diarahkan dalam rangka membantu siswa menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongandorongan yang
ada pada setiap siswa.4
Menurut arifin dan ety kartikawati (1995) prayitno dan dan erman amti (1999) asas-asas yang berkenaan
dengan praktik atau pekerjaan bimbingan dan konseling terdiri dari 12 asas yaitu:
a. Asas Kerahasiaan
Ada kalanya pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan individu atau siswa yang
bermasalah. Masalah biasanya merupakan suatu yang harus dirahasiakan. Adakalanya dalam proses
bimbingan dan konseling siswa enggan berbicara karena merasa khawatir apabila rahasianya diketahui
orang lain termasuk konselornya. Apalagi apabila konselornya tidak dapat menjaga rahasia kliennya.
Apapun yang sifatnya rahasia yang disampaikan klien kepada konselor, tidak boleh diceritakan kepada
orang lain meskipun kepada koleganya. Dalam konseling, asas ini merupakan asas kunci karena apabila
asas ini dipegang teguh konselor akan mendapat kepercayaan dari klien sehingga mereka akan
memanfaatkan jasa pembimbing dan konseling sebaik-baiknya. Sebaliknya apabila asas ini tidak
dipegang teguh, konselor akan kehilangan kepercayaan dari klien (siswa) sehingga siswa enggan
memnafaatkan jasa pembimbing dan konseling karena merasa takut masalah dan dirinya menjadi bahan
gunjingan.
Contoh: Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang konseli itu memiliki
penyakit HIV yang diidapnya sejak lama. Maka seorang konselor harus bisa menjaga rahasia tersebut
agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak orang.
b. Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan baik dari pihak pembimbing
(konselor) maupun dari pihak klien (siswa). Klien diharapkan secara sukarela, tanpa terpaksa dan tanpa
ragu-ragu ataupun merasa terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan
semua fakta, data dan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah yang dihadapinya kepada
konselor. Sebaliknya konselor dalam memberikan bimbingan juga 4
c. Asas Keterbukaan
Dalam proses bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan baik dari pihak konselor
maupun dari pihak konseli. Asas ini tidak kontradiktif dengan asas kerahasiaan karena keterbukaan yang
dimaksud menyangkut kesediaan menerima saran-saran dari luar dan kesediaan membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah. Siswa yang dibimbing diharapkan dapat berbicara secara jujur dan
berterus terang tentang dirinya sehingga penelaahan dan pengkajian tentang berbagai kekuatan dan
kelemahannya dapat dilakukan.Siswa dapat membuka diri sendiri sehingga apap yang ada pada dirinya
(masalah yang dihadapi) dapat diketahui oleh konselor. Selain itu, siswa pun harus secara terbuka
menerima saran-saran dan masukan dari pihak lain. Konselorpun harus terbuka dengan bersedia
menjawab berbagai pertanyaan dari klien dan mengungkapkan diri konselor sendiri apabila hal tersebut
dikehendaki oleh klien5
d. Asas Kekinian
Pelayanan bimbingan dan konseling harus berorientasi kepada masalah yang sedang dirasakan oleh klien
saat ini. Artinya masalah-masalah yang ditanggulangi 5dalam proses bimbingan dan konseling adalah
masalah-masalah yang sedang dirasakan oleh siswa, bukan masalah yang sudah lampau dan juga bukan
masalah yang akan datang. Dalam penanggulangan masalah siswa, masa lalu dan yang akan datang
menjadi latar belakang dan latar depan masalah.Asas kekinian juga mengandung makna bahwa
pembimbing tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Apabila lkien meminta bantuan atau
fakta menunjukkan ada siswa yang perlu bantuan, maka konselor hendaknya segera memberikan
bantuan. Sebaiknya konselor tidak menunda-nunda memberikan bantuan kepada konseli. Konselor
hendaknya lebih mementingkan kepentingan klien dari pada yang lainnya.5
f. Asas Kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan nenberikan hasil yang berarti apabila klien tidak
melakukan sendiri kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan koseling. Hasil usaha yang menjadi
tujuan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya, melainkan harus dicapai dengan
kerja keras giat dari 5klien sendiri. Guru pembimbing harus dapat membangkitkan semangat klien
sehingga mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang
menjadi pokok pembicaraan dalam proses konseling.5
g. Asas Kedinamisan
Usaha bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada individu yang dibimbing, yaitu
perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tidak sekedar mengulang-ulang hal-hal
yang lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju kesuatu pembaruan atau
sesuatu yang lebih maju dan dinamis sesuai arah perkembangan klien yang dikehendaki.
h. Asas Keterpaduan
Individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang apabila keadaannya tidak seimbang, dan tidak
terpadu, justru akan menimbulkan masalah. Oleh sebab itu, usaha bimbingan dan konseling hendaklah
memadukan berbagai aspek kepribadian klien. Selain keterpaduan pada diri klien, juga harus terpadu
dalam isi dan proses layanan yang diberikan. Tidak boleh aspek layanan yang satu tidak serasi apalagi
bertentangan dengan aspek layanan yang lainnya.Asas ketrpaduan juga menuntut konselor memiliki
wawasan yang luastentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai
sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien.
i. Asas Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan normanorma yang berlaku, baik
norma agama, adat, hukum atau negara, norma ilmu, maupun norma kebiasaan sehari-hari. Seluruh isi
dan proses konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Demikian pula dengan prosedur,
teknik, dan peralatan (instrumen) yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
j. Asas Keahlian
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-
tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan tersebut. Dengan perkataan lain, pelayanan bimbingan
dan konseling harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tentang bimbingan dan konseling.Asas
keahlian juga mengacu kepada kualifikasi konselor seperti pendidikan dan pengalaman. Selain itu,
seorang konselor juga harus mengetahui dan memahami secara baik teori-teori dan praktik bimbingan
dan konseling.
Konselor sebagai manusia, diatas kelebihannya tetap memiliki keterbatasan kemampuan. Tidak semua
masalah yang dihadapi klien berada dalam kemampuan konselor untuk memecahkannya. Apabila
konselor telah menyerahkan segenap tenaga dan kemampuannya untuk memecahkan masalah klien,
tetapi belum berhasil, maka konselor yang bersangkutan harus memindahkan tanggung jawabpemberian
bimbingan dan konseling kepada konselor yang lain atau kepada orang lain yang lebih mengetahui.
Dengan kata lain, apabila konselor telah menyerahkan segenap kemampuan untuk membantu klien,
tetapi siswa yang bersangkutang belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor
dapat mengirim siswa yang bersangkutan kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.6