Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bina Mulia Hukum, Volume 1, Nomor 1, September 2016 [ISSN 2528-7273]

Ar kel diterima 26 April 2016, ar kel direvisi 19 Juli 2016, ar kel diterbitkan 02 September 2016

HARMONISASI HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL: SEJARAH, LATAR BELAKANG


DAN MODEL PENDEKATANNYA
Subianta Mandala*

Abstrak

Perbedaan sistem hukum di bidang perdagangan dapat menjadi faktor penghambat bagi perdagangan
internasional. Menyadari hal tersebut, masyarakat internasional dari waktu ke waktu berupaya untuk
melakukan penyeragaman atau harmonisasi terhadap hukum perdagangan. Tulisan ini berupaya untuk
mengkaji dan menganalisis upaya-upaya tersebut dengan memberikan k berat pada model pendekatan
yang digunakan dalam mengharmoniskan hukum perdagangan lintas batas tersebut. Peneli an ini
menggunakan metode yuridis norma f dan semua data yang diperoleh dianalisa secara kualita f dan
diberikan penggambaran secara mendalam mengenai konsep model pendekatan harmonisasi hukum
perdagangan internasional. Hasil peneli an menunjukkan bahwa upaya harmonisasi hukum perdagangan
internasional telah berlangsung cukup lama dalam berbagai fase, baik formal maupun informal dengan
melibatkan berbagai pihak. Model pendekatan harmonisasi yang dipergunakan belakangan ini adalah
dengan menggunakan perangkat so law, dan cenderung meninggalkan pendekatan hard law. Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat internasional perlu mencerma perkembangan tersebut dalam kerangka
memperbarui dan sekaligus mengharmoniskan hukum perdagangan nasionalnya dengan norma hukum
perdagangan yang berlaku universal.

Kata kunci: perdagangan, harmonisasi hukum, hukum perdagangan internasional, hukum perdata, hukum
nasional.

Abstract

Different legal system in trade may become a barrier to interna onal trade. Being aware of this fact,
interna onal community has tried to make an effort to uniform or to harmonize interna onal trade law.
This paper will examine and analyze the efforts of the harmoniza on of trade law and focus specifically on
the modes or approaches taken in the process of harmonisa on. This research applies a juridical norma ve
and descrip ve analysis method. The result of the research shows us that the effort of harmonising
interna onal trade law has gone through some phases involving various kinds of actors and applying both
informal and formal method. At present, there is a tendency that the mode used in harmonisa on process is
applying so law instrument rather than hard law one. Indonesia, as a part of interna onal community,
needs to pay a en on to the trend as men oned above, in an effort to reform its na onal trade law.

Keywords: trade, harmonisa on of law, interna onal trade law, private law, na onal law.

* Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jl. Mayjend Soetoyo No.10 Jakarta, email:
subianta_mandala@yahoo.com.

53
Jurnal Bina Mulia Hukum
54 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Pendahuluan Sebagai contoh, perbedaan pengaturan hukum


Dewasa ini banyak pelaku usaha menjalankan kontrak (nasional) dalam suatu transaksi jual beli
kegiatan perdagangan barang yang melewa batas- internasional yang melibatkan pelaku usaha dari
batas negaranya. Berdagang barang dengan pe- dua atau lebih negara yang berbeda tentu akan
dagang asing merupakan kebutuhan dasar kaum menimbulkan ke dakpas san hukum. Misalnya,
pedagang untuk memperluas kesempatan mem- transaksi jual beli internasional yang dilakukan oleh
peroleh untung, disamping juga untuk meng- pengusaha Singapura dengan pengusaha Indonesia
alihkan produk dagang mereka yang dak terserap akan melibatkan dua sistem hukum yang berbeda.
di dalam pasar negara mereka sendiri. Dilihat Hukum kontrak Singapura yang berasal dari sistem
dalam perspek f hubungan antar negara, per- hukum anglo saxon mempunyai pengaturan yang
dagangan internasional menjadi suatu kebutuhan berbeda dengan hukum kontrak Indonesia yang
yang mendasar untuk kelangsungan dalam inter- bersumber dari tradisi hukum Eropa Kon nental.
dependensi ekonomi dunia. Ke dakpas an hukum mbul ke ka terjadi seng-
Pesatnya perkembangan perdagangan inter- keta dimana pelaku bisnis ini kemungkinan akan
nasional ditandai oleh berlakunya berbagai kese- dihadapkan pada suatu sistem hukum kontrak yang
pakatan perdagangan antara negara-negara di benar-benar asing bagi dirinya dan yang dak
dunia seper World Trade Organiza on (WTO), The pernah diharapkan sejak awal.
North American Free Trade Agreement (NAFTA), Adanya perbedaan aturan hukum nasional
ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia-Pacific Eco- sebagaimana digambarkan di atas, mempengaruhi
nomic Coopera on (APEC), dan European Union kelancaran transaksi perdagangan internasional.
(EU), termasuk perkembangan pen ng yang terjadi Oleh karena itu, kebutuhan akan adanya peraturan
di ASEAN yaitu terbentuknya Masyarakat Ekonomi yang bersifat universal dan seragam yang mengatur
ASEAN (ASEAN Economic Community). hak dan kewajiban kaum pedagang dalam me-
Perdagangan internasional merupakan tran- lakukan transaksi dagang internasional. Terdapat
saksi jual beli lintas negara, yang melibatkan dua berbagai upaya oleh masyarakat internasional
pihak yang berasal dari negara yang berbeda atau untuk mewujudkan unifikasi dan harmonisasi
memiliki nasionalitas yang berbeda, yang masing hukum perdagangan internasional.
masing pihak tunduk pada sistem hukum yang Tulisan ini akan mencoba menguraikan
berbeda. Adanya perbedaan sistem hukum ter- berbagai upaya yang dilakukan masyarakat inter-
sebut dapat menimbulkan masalah atau kesulitan nasional untuk mewujudkan harmonisasi di bidang
dalam pelaksanaan transaksi atau dalam penye- hukum perdagangan internasional dan secara
lesaian sengketa yang mungkin mbul dari khusus mengiden fikasi model pendekatan yang
transaksi atau perdagangan internasional ter- digunakan untuk mewujudkan harmonisasi
sebut. Isi undang-undang nasional yang berbeda- tersebut. Mengingat bahwa upaya harmonisasi
beda antara satu negara dengan negara lainnya hukum perdagangan internasional adalah me-
telah mengakibatkan ke dakpas an hukum dan rupakan proses yang berlangsung secara terus
kesulitan diantara kaum pedagang salah satunya menerus dari masa ke masa seiring dengan per-
dalam pembuatan kontrak dagang internasional.¹ kembangan hukum perdagagangan itu sendiri,

¹ Ana Marcedes Lopez Rodriquez, “Lex Mercatoria”, 2 Retzvidenskabeligt Tidskrit, Argang, Juridiks In tut, Aarhus Universitet,
2002, hlm. 47.
Subianta Mandala
Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional: Sejarah, Latar Belakang dan Model Pendekatannya 55

maka tulisan ini juga akan menyinggung tentang internasional pada masa lex mercatoria ditandai
latar belakang, sejarah dan perkembangan har- oleh beberapa karakteris k yaitu (1) bersifat
monisasi hukum perdagangan internasional. transnasional, (2) sumber utama dari kebiasaan
pedagang, (3) penegakannya bukan oleh hakim
Metode Peneli an tetapi oleh para pedagang sendiri, (4) prosedurnya
Untuk mengkaji permasalahan dalam pene- cepat dan informal, (5) kasus sering diputuskan
li an ini, digunakan motode peneli an yuridis berdasarkan prinsip kepatutan dan kepantasan.⁴
norma f, yaitu peneli an hukum yang dilakukan Hukum perdagangan internasional pada masa
dengan cara meneli data sekunder dengan ini dikembangkan secara dak terencana (spontan)
meni k beratkan pada studi kepustakaan.² Selain dan dak terkodifikasi. Sebagai sebuah hukum
meneli literatur di bidang hukum kontrak inter- yang bersifat transnasional, dan didasarkan pada
nasional, peneli an juga dilakukan pada berbagai prak k kebiasaan, lex mercatoria tampil sebagai
instrumen internasional, baik yang bersifat so law hukum yang seragam (unifikasi) walaupun kenya-
maupun hard law di bidang kontrak internsional. taannya dak terkodifikasi. Sifat seragam ini juga
Berbagai model pendekatan dalam pembentukan didukung oleh fakta bahwa lex mercatoria di
dan pengembangan hukum kontrak internasional terapkan secara konsisten oleh pengadilan se-
dikaji dan dianalisis. hingga penerapan dan hasilnya menjadi seragam.
Peneli an ini bersifat deskri if-anali s, yaitu Tahap kedua dari perkembangan hukum
peneli an yang bertujuan untuk menelusuri, me- perdagangan internasional ditandai dengan di-
nemukan, mengkaji dan menganalisa data se- masukannya lex mercatoria ini ke dalam sistem
kunder untuk menemukan asas-asas hukum dan hukum nasional pada abad 18 dan 19 ke ka konsep
nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam teori kedaulatan negara semakin menguat. Sebagai
dan prak k perkembangan hukum perdagangan contoh, Perancis membuat kodifikasi hukum
internasional, dan secara khusus mengkaji konsep perdagangan dalam Kitab Undang Undang Hukum
harmonisasi hukum kontrak internasional. Dagang (Code de Commerce) pada tahun 1807,
Jerman pada tahun 1861 mengeluarkan sebuah
Pembahasan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Seragam
Sejarah, dan Latar Belakang Harmonisasi Hukum (Uniform Commercial Code), dan Inggris sebagai
Perdagangan Internasional negara yang menganut sistem hukum kebiasaan
Umumnya perkembangan hukum perda- (common law) memasukan lex mercatoria ke
gangan internasional (interna onal trade law) dalam sistem hukum nasionalnya pada perte-
dibagi dalam ga tahap, yaitu masa lex mercatoria ngahan abad ke-18. Dengan nasionalisasi dari lex
pada abad pertengahan, masa inkorporasi lex mercatoria ini, maka karakter hukum perdagangan
mercatoria ke dalam sistem hukum nasional, dan dak lagi bersifat internasional dan perkem-
masa lex mercatoria baru.³ Hukum perdagangan bangannnya dak seragam.

² Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peneli an Hukum Norma f Suatu Tinjauan Singkat, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta:
2007, hlm. 12.
³ Lihat P.J. Osborne, Unifica on or Harmonisa on: A Cri cal Analysis of the United Na ons Conven on on Contracts for the
Interna onal Sale of Goods 1980, LLM Disserta on, University of Hull, 2006.
⁴ Ibid.
Jurnal Bina Mulia Hukum
56 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Fase ke ga dari perkembangan hukum perda- Pada masa ini pengaruh kodifikasi hukum Eropa,
gangan internasional didorong oleh lahirnya glo- terutama kodifikasi hukum Perancis dan Jerman,
balisasi perdagangan dan bangkitnya kembali sudah terasa diseluruh dunia, bahkan di belahan
komunitas pedagang internasional pada abad ke- dunia yang dak pernah dijajah oleh bangsa Eropa.
20. Pada fase ini lex mercatoria kembali kepada Hal yang sama juga terjadi di negara-negara
karakternya yang bersifat internasional atau common law melalui penyebarluasan konsep dan
universal. Namun demikian, berbeda dengan masa aturan hukum dari tradisi hukum Inggris. Dengan
abad pertengahan, lex mercatoria pada fase ke ga demikian telah menghasilkan suatu konsep hukum
ini bukan merupakan bagian dari hukum inter- yang harmonis dalam suatu keluarga hukum (legal
nasional (jus gen um) atau hukum yang terpisah family).⁶
(otonom) dengan hukum nasional, tetapi meru- Seiring dengan globalisasi di bidang per-
pakan bagian dari hukum nasional yang diterapkan dagangan, berbagai upaya unifikasi dan har-
dalam konteks internasional. monisasi hukum perdagangan internasional telah
Meskipun sejumlah hukum perdagangan berlangsung, baik secara formal maupun informal,
internasional sekarang ini diatur dalam konvesi dengan difasilitasi oleh berbagai organisasi inter-
atau perjanjian internasional, namun itu dak nasional. Metode atau pendekatan yang diper-
berar hukum perdagangan internasional adalah gunakan untuk mewujudkan unifikasi dan har-
bagian dari hukum internasional karena keber- monisasi hukum perdagangan selama ini beragam
lakuannya ke dalam hukum nasional hanya terjadi atau pluralis. Beragamnya metode harmonisasi
apabila negara mera fikasinya.⁵ Pada fase ke ga ini hukum dalam prak k disebabkan karena proses
nampak adanya upaya dari komunitas dagang harmonisasi sangat kompleks, yaitu melibatkan
internasional untuk mengembalikan ciri hukum banyak aktor/pelaku, tujuan yang berbeda beda,
perdagangan internasional sebagai sebuah hukum dan per mbangan lainnya yang harus diper-
yang bersifat universal dan seragam. Oleh karena ha kan. Oleh karena itu dalam teori terdapat bebe-
itu, unifikasi dan harmonisasi menjadi sebuah rapa penggolongan atau klasifikasi harmonisasi
fenomena pen ng pada fase ke ga ini. Berbagai hukum berdasarkan sudat pandang atau njauan
langkah dan inisia f diambil oleh negara maupun yang berbeda-beda.
organisasi internasional untuk mewujudkan suatu Ivan Sammut mencoba menggambarkan
unifikasi dan harmonisasi di bidang hukum beberapa teknik/alat (tools) yang dapat digunakan
perdagangan internasional. untuk menjembatani perbedaan-perbedaan
sistem hukum (perdata), yang digambarkan dalam
Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional tabel berikut⁷:
Sejarah harmonisasi hukum sebenarnya sudah
dapat ditelusuri pada paruh kedua abad ke-19.

⁵ Bonell, MJ, “General Provisions”, dalam: Bianca-Bonell (eds.) Commentary on the Interna onal Sale Law), 1987, hlm. 45.
⁶ Jose Angelo Estrella Faria, “Future Direc ons of Legal Harmonisa on and Law Reform: Stormy Seas or Prosperous Voyage?”, 5
Rev.dr.unif, 2009, hlm. 6.
⁷ Ivan Sammut, “Tying the Knot in European Private Law”, dalam European Review of Private Law, 5, 813-840, 2009, Great
Bratain: Kluwer Law Interna onal, hlm 825-827.
Jurnal Bina Mulia Hukum
58 Volume 1, Nomor 1, September 2016

Associa on (ILA), dan lain lain; (4) organisasi inter- UNCITRAL pada tahun 1966 dan beberapa
nasional antar pemerintah yang tujuannya sebe- organ PBB lainnya. Pada masa ini beberapa
narnya bukan melakukan harmonisasi hukum, negara di luar Eropa bergabung dengan the
misalnya Bank Dunia dan Interna onal Monetary Haque Conference dan UNIDROIT dan juga
Fund (IMF).¹⁰ mera fikasi/mengaksesi beberapa perjanjian
Berbagai model pendekatan harmonisasi internasional baik yang sudah ada maupun
hukum dan beragamnya aktor yang terlibat dalam yang baru.
upaya harmonisasi hukum dewasa ini sebagaimana (3) Tahap ke ga yang berlangsung sekarang ini
diuraikan di atas sangat berbeda dengan kondisi adalah munculnya fenomena awal har-
satu abad yang lalu pada saat dimulainya upaya monisasi hukum yang dilakukan oleh antar
harmonisasi hukum. Perkembangan dalam upaya regional (intra regionalism). Uni Eropa sebagai
harmonisasi hukum dak saja menyangkut me- organisasi supranasional yang mempunyai
ngenai model pendekatan yang semakin beragam kewenangan untuk melakukan perundingan
tetapi juga menyangkut keterlibatan sejumlah pembentukan instrumen hukum internasional
organisasi baik organisasi pemerintah maupun tertentu. Diperkirakan kedepan paham ini
organisasi non pemerintah (swasta). Perkem- akan berpengaruh terhadap perubahan proses
bangan pen ng juga menyangkut munculnya pembentukan hukum melalui perundingan
organisasi supranasional seper Uni Eropa. Dengan antar regional atau kawasan.
kondisi saat ini, maka proses pembuatan aturan
hukum dan implementasi domes k menjadi se- Pendekatan So Law dalam Mewujudkan
makin kompleks.¹¹ Harmonisasi Hukum
Jose Angelo Estrella Faria mengiden fikasikan Meskipun sudah banyak instrumen harmo-
ga periode pen ng perkembangan harmonisasi nisasi hukum yang dikeluarkan oleh berbagai pihak,
hukum, yaitu:¹² termasuk keterlibatan yang sangat intensif dari
(1) periode awal harmonisasi hukum yang ber- organisasi internasional, namun kenyataannya
langsung sampai berakhirnya perang dunia ke- dalam prak k masih sedikit negara yang melakukan
2. Periode ini ditandai oleh harmonisasi hukum ra fikasi atau mengadopsi ke dalam hukum na-
secara regional namun terselubung, misalnya sionalnya atas perjanjian internasional yang ada.
langkah langkah yang dilakukan oleh the Hal ini mendorong pemikiran untuk meninjau
Haque Conference dan UNIDROIT. Meskipun kembali cara atau metode pendekatan harmonisasi
tujuan kedua organisasi itu melakukan har- hukum dan mencari model pendekatan baru.¹³
monisasi yang bersifat universal namun kenya- Perjanjian internasional (konvensi) telah lama
taannya cukup lama hanya fokus pada Eropa. menjadi sarana bagi unifikasi transnasional hukum
(2) Periode selanjutnya adalah munculnya paham perdata domes k. Dengan menggunakan konvensi
universal yang ditandai dengan lahirnya yang bersifat mengikat maka tentu unifikasi akan

¹⁰ Ibid.
¹¹ Jose Angelo Estrella Faria, Op.Cit., (Note 6), hlm. 5.
¹² Idem., hlm. 7.
¹³ Arthur S. Hartkamp, “Modernisa on and Harmonisa on of Contract Law: Objec ves, Methods and Scope”, NS-Vol. VIII,
Unif.L.Rev, 2003, hlm. 81.
Subianta Mandala
Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional: Sejarah, Latar Belakang dan Model Pendekatannya 59

dapat terwujud, namun dibalik keuntungan ter- dan model pengaturan (model provisions).
sebut, proses ra fikasi dak mudah.¹⁴ Disamping Konvensi dirancang dengan maksud untuk me-
ra fikasi umumnya melalui proses yang bertahap lakukan unifikasi hukum dengan menciptakan
dan panjang, kendala lainnya adalah lamanya atau kewajiban yang bersifat mengikat. Negara terikat
sulitnya implementasi ke dalam hukum domes k. terhadap konvensi setelah adanya ra fikasi atau
Hal ini disebabkan karena ada anggapan bahwa aksesi. Konvensi itu sendiri umumnya mulai efek f
hukum nasional posisinya lebih nggi dari pada berlaku setelah dipenuhinya syarat jumlah mini-
suatu perjanjian internasional (hukum inter- mun ra fikasi oleh negara. The United Na ons
nasional). Masalah lain adalah sulitnya melakukan Conven on on Contracts for the Interna onal Sale
amademen atas suatu konvensi dan hasil aman- of Goods (1980) adalah salah satu contoh konvensi
demen itu sendiri juga memerlukan suatu ra fikasi. yang dipersiapkan oleh UNCITRAL.
Sering kali suatu perjanjian internasional harus Model pendekatan konvensi biasanya di-
direvisi atau diubah dikarenakan substansi yang gunakan apabila para pihak menginginkan adanya
diatur sudah dak sesuai lagi dengan kondisi atau ngkat harmonisasi hukum yang nggi (unifikasi).
perkembangan yang ada. Perubahan tersebut Apabila para pihak yang berunding menginginkan
memerlukan suatu proses yang sama dengan bentuk harmonisasi yang lebih fleksibel atau
proses pembuatan perjanjian internasional yang ngkat harmonisasinya rendah dan sesuai dengan
baru. substansi yang diatur, maka bentuk pendekatan
Menyadari dari kelemahan atau kekurangan lain seper model hukum dan pedoman legisla f
penggunaan konvensi internasional yang bersifat dapat menjadi alterna f.
hard law dalam proses harmonisasi, maka trend Model hukum (model law) adalah salah satu
yang berkembang kemudian merubah pen- teknik pendekatan legisla f yang memuat teks
dekatannya dengan menggunakan perangkat hukum yang dapat direkomendasikan untuk
(hukum) internasional yang bersifat so law. diadopsi ke dalam hukum nasional suatu negara.
Beberapa organisasi internasional yang tugas Dengan cara ini negara dapat melakukan pe-
utamanya melakukan harmonisasi hukum per- nyesuaian atas teks model hukum tersebut sesuai
dagangan/perdata (formula ng agencies) seper dengan keinginan dan kebutuhannya. Sifatnya yang
UNCITRAL dan UNIDROIT telah mengadopsi bentuk fleksibel ini membuat model hukum menjadi lebih
atau teknik harmonisasi yang lebih fleksibel dengan mudah untuk dinegosiasikan dibandingkan dengan
pendekatan fungsional. Dengan demikian saat ini konvensi yang teks dak boleh diubah, sehingga
teknik yang digunakan oleh UNCITRAL dalam berpotensi lebih mudah diterima atau disepaka
melaksanakan tugasnya dapat dibagi dalam ga oleh negara-negara. Belakangan ini, model hukum
kategori, yaitu legisla f, kontraktual dan pen- yang dibuat oleh UNCITRAL dilengkapi dengan
jelasan.¹⁵ pedoman peng-undangan (guide to enactment)
Dalam teknik legisla f yang diterapkan oleh yang berisikan latar belakang dan informasi pen-
UNCITRAL dapat berupa konvensi, model hukum jelasan lainnya untuk membantu pemerintah dan
(model law), pedoman legisla f (legisla ve guide), pembuat undang-undang dalam meng-gunakan

¹⁴ Alan D. Rose, “the Challanges for Uniform Law in the Twenty-First Century”. 9 Unif.L.Rev, 1996, hlm. 13.
¹⁵ UNCITRAL, The UNCITRAL Guide, Vienna: United Na ons, 2007, hlm. 13-20.
Jurnal Bina Mulia Hukum
60 Volume 1, Nomor 1, September 2016

teks. Contoh model hukum yang dibuat oleh berbeda beda, dan per mbangan lainnya yang
UNCITRAL adalah the UNCITRAL Model Law on harus diperha kan.
Interna onal Commercial Arbitra on (1985) dan Trend yang berkembang dewasa ini adalah
the UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce penggunaan instrumen yang bersifat so law
(1996). dalam upaya mendekatkan atau mengharmo-
Pedoman legisla f adalah teks yang berisi niskan berbagai aturan hukum perdagangan yang
seperangkat pilihan legisla f yang mungkin bisa berlaku di berbagai negara. Penggunaan konvensi
digunakan untuk memberikan pemecahan atas internasional yang bersifat hard law dalam upaya
suatu isu tertentu. Pendekatan teknik harmonisasi mewujudkan unifikasi hukum telah mulai di nggal-
ini biasanya digunakan karena kemungkinan kan karena mengandung kelemahan-kelemahan.
negara dak siap untuk menyetujui satu aturan Beberapa organisasi internasional yang tugas
bersama untuk satu isu tertentu, sehingga dak utamanya melakukan harmonisasi hukum perda-
sepatutnya untuk mengembangkan satu teks gangan/perdata (formula ng agencies) seper
seragam, tetapi cukup membuat seperangkat UNCITRAL dan UNIDROIT telah mengadopsi bentuk
prinsip-prinsip atau rekomendasi dan memberikan atau teknik harmonisasi yang lebih fleksibel dengan
beberapa solusi alterna f dengan variasinya. pen-dekatan fungsional.
Dengan penjelasan berupa keuntungan dan Indonesia perlu mencerma perkembangan
kerugian pilihan pilhan tersebut maka pengambil hukum perdagangan yang terjadi di belahan dunia
kebijakan akan dapat mengevaluasi berbagai lain, mengingat Indonesia pada saat yang sama
macam pendekatan dan memilih satu pendekatan sedang berusaha melakukan pembaruan terhadap
yang paling dianggap cocok dengan konteks beberapa substansi hukum yang terkait dengan
negaranya. Sebagai contoh dari teknik harmonisasi perdagangan. Perkembangan tersebut dak hanya
ini adalah the Legisla f Guide on Privetely Financed menyangkut substansi atau norma hukum, tetapi
Infrastructure Project (2000) dan the Legisla ve juga menyangkut cara atau model pendekatan yang
Guide on Insolvency Law (2004). harus diambil masyarakat internasional dalam
upaya mengharmoniskan hukum perdagangan
Penutup yang berlaku secara internasional.
Seiring dengan perkembangan perdagangan Indonesia dalam upaya memperbarui hukum
internasional, berbagai upaya harmonisasi hukum dagangnya, sebaiknya mengadopsi beberapa
perdagangan internasional telah berlangsung, baik prinsip hukum yang berlaku secara universal
secara formal maupun informal, dengan difasilitasi sehingga sekaligus hukum nasional yang akan
oleh berbagai organisasi internasional. Metode dibuat dapat selaras atau harmonis dengan praktek
atau pendekatan yang dipergunakan untuk mewu- perdagangan internasional. Dalam kaitan ini,
judkan harmonisasi hukum perdagangan selama ini pendekatan yang harus dipilih Indonesia adalah
beragam atau pluralis. Beragamnya metode melalui instrumen so law, dibandingkan dengan
harmonisasi hukum dalam prak k disebabkan penggunaan instrumen hukum hard law.
karena proses harmonisasi sangat kompleks, yaitu
melibatkan banyak aktor/pelaku, tujuan yang
Subianta Mandala
Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional: Sejarah, Latar Belakang dan Model Pendekatannya 61

Da ar Pustaka New Sources of Interna onal Trade Law”,


Buku dalam Ian Fletcher (et.al.) (eds.), Founda on
Goode, Roy, Commercial Law, 4th ed, Penguin, and Perspec ves of Interna onal Trade Law,
London: 2010. London: Sweet & Maxwell, 2001.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peneli an Rodrique, Ana Marcedes Lopez z, “Lex Mercatoria”,
Hukum Norma f Suatu Tinjauan Singkat, PT. 2 Retzvidenskabeligt Tidskrit, Argang, Juridiks
Raja Grafindo Persada, Jakarta:, 2007. In tut, Aarhus Universitet, 2000.
Osborne, P.J., Unifica on or Harmonisa on: A Rose, Alan D., “the Challanges for Uniform Law in
Cri cal Analysis of the United Na ons the Twenty-First Century”. 9 Unif.L.Rev, 1996.
Conven on on Contracts for the Interna onal Sammut, Ivan, “Tying the Knot in European Private
Sale of Goods 1980, LLM Disserta on, Law”, dalam European Review of Private Law,
University of Hull, 2006. 5, 813-840, 2009, Great Bratain: Kluwer Law
Interna onal.
Jurnal
Bonell, M.J., “General Provisions”, dalam: Bianca-
Bonell (eds.) Commentary on the Interna onal
Sale Law), 1987.
Faria, Jose Angelo Estrella, “Future Direc ons of
Legal Harmonisa on and Law Reform: Stormy
Seas or Prosperous Voyage?”, 5 Rev.dr.unif,
2009.
Hartkamp, Arthur S., “Modernisa on and
Harmonisa on of Contract Law: Objec ves,
Methods and Scope”, NS-Vol. VIII, Unif.L.Rev,
2003.
Mistelis, Loukas, “Is Harmonisa on a necessary
Evil? The Future of Harmonisa on and the

Anda mungkin juga menyukai