Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PTK BERBASIS

PENDAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS


GURU MATEMATIKA SMA DI KABUPATEN BREBES
Masrukhi, Joko Widodo, dan Tri Joko Raharjo
Mahasiswa Pascasarjana Program Doktoral Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Semarang1
Departemen Manajemen, Universitas Negeri Semarang2

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru matematika SMA sangat penting untuk mengembangkan keprofesiannya. Untuk
meningkatkan kompetensi guru perlu dikembangkan sebuah model pelatihan PTK berbasis pendampingan. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan sebuah model pelatihan PTK berbasis pendampingan yang layak untuk meningkatkan
profesionalitas. Metode penelitian research and development (R&D). Tahapan pengembangan memproduk, (a) buku
pedoman pelatihan dan panduan instruktur; (b) buku panduan, dan modul materi bagi peserta; dan (c) model pelatihan PTK.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi dan angket. Validasi model dilakukan oleh
pakar dan praktisi. Uji coba model meliputi uji coba terbatas terhadap 16 guru dan uji coba diperluas terhadap 24 guru
matematika SMA kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukkan:(1) perangkat produk yang divalidasi pakar dan praktisi
memperoleh rerata skor 62,15 (kualifikasi baik), (2) model final pelatihan hasil pengembangan layak diterapkan. layak
ditandai dengan terdapat manfaat penggunaan model dengan rerata skor 3,59 (sangat tinggi), terdapat kepraktisan
penggunaan model dengan rerata skor 3,48 (sangat tinggi), dan terdapat kelayakan model dalam pelatihan dengan rerata
skor 3,58 (sangat tinggi), serta implementasi lapangan yang diprogramkan mampu menghasilkan produk laporan hasil
penelitian PTK. Simpulan penelitian bahwa model final pelatihan PTK berbasis pendampingan dan perangkat pelatihannya
layak di digunakan untuk meningkatkan profesionalitas guru matematika SMA di kabupaten Brebes.
Kata kunci: Pengembangan Model pelatihan, PTK, Pendampingan, Profesionalitas

PENDAHULUAN pelatihan berlangsung general dan produk


Permenpan dan Reformasi Birokrasi karyanya kurang spesifik, (4) rekrutmen
No. 16 tahun 2009, telah menggariskan bahwa peserta pelatihan dilakukan dengan
seorang guru wajib melakukan kegiatan penunjukan langsung, (5) instruktur pelatihan
pengembangan keprofesian berkelanjutan, belum sesuai dengan kualifikasi matematika,
yang meliputi sub unsur pengembangan diri, (6) waktu pelatihan relatif singkat yakni 32
salah satunya adalah melaksanakan publikasi jam, (7) kompetensi yang dihasilkan rendah.
ilmiah atas karya hasil penelitian. Berdasarkan Data statistik dinas pendidikan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Kabupaten Brebes menunjukkan bahwa tenaga
lapangan menunjukkan bahwa, upaya pendidik guru matematika SMA berjumlah 106
meningkatkan kemampuan profesionalitas orang, yang tersebar di 17 SMA Negeri dan 15
tersebut sudah banyak dilakukan di Kabupaten SMA Swasta. Dari jumlah tersebut sebanyak 22
Brebes, antara lain: workshop, Bintek, guru (20,75%) pernah melakukan PTK, namun
pelatihan, dan IHT. hanya 5 orang yang berhasil menyelesaikan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penelitian sampai membuat laporan penelitian
diperoleh gambaran kondisi pelatihan PTK (data hasil penelitian tahun 2012)
yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Idealnya pelatihan harus dilaksanakan
Brebes antara lain: (1) model pelatihan yang berdasarkan fungsi manajemen pelatihan
digunakan belum menggunakan strategi dengan tidak meninggalkan konsep bimbingan
pendampingan, (2) materi pelatihan yang berkelanjutan. Mujiman (2011:57)
diberikan tidak sepesifik pada karya ilmiah menyatakan bahwa fungsi manajemen
PTK, (3) pelatihan belum mencerminkan pelatihan terdiri dari: Analisis kebutuhan,
kekhasan bidang matematika sehingga perencanaan program pelatihan, Penyusunan

59
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PTK BERBASIS PENDAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
GURU MATEMATIKA SMA DI KABUPATEN BREBES (Masrukhi, Joko Widodo, dan Tri Joko Raharjo)

bahan pelatihan, Pelaksanaan pelatihan, dan antara peserta pelatihan dengan instruktur
penilaian pelatihan. Bimbingan berkelanjutan pendamping untuk secara bersama-sama
dimaksudkan untuk memberikan bantuan menghadapi beragam tantangan.
teknis kepada peserta melalui pendampingan Salah satu faktor yang sering
selama melakukan penelitian, dengan dilupakan pada program pelatihan PTK adalah
demikian ada upaya untuk memberdayakan pendampingan. Model pelatihan PTK berbasis
potensi dari peserta secara optimal. pendampingan akan jauh lebih efektif dari
Hal ini seperti diungkapkan oleh pada pelatihan dalam jumlah besar dengan
Abidin dan Hasan (2012:72) bahwa bentuk pengarahan tanpa pendampingan.
pendampingan merupakan bagian dari Pendampingan dalam program pelatihan dapat
pelatihan pendidikan untuk mengembangkan diartikan sebagai tindak lanjut dari pelatihan
keprofesian seseorang terkait dengan yang telah diberikan oleh instruktur utama
pengembangan diri, meningkatkan melalui interaksi terus-menerus antara
profesionalitas orang yang didampingi, dan instruktur pendamping dengan peserta sampai
pengembangan karir dari orang yang peserta dianggap mampu menyusun proposal
didampingi. Tidak hanya pendamping yang dan menulis laporan hasil penelitian tindakan
memainkan peran tetapi yang didampingi kelas
juga harus aktif mengerjakan. Berdasar dari Kamil (2010: 169) mengemukakan
penjelasan tersebut, maka perlu bahwa pendampingan adalah suatu kegiatan
dikembangkan sebuah model pelatihan PTK yang dilakukan seseorang yang bersifat
berbasis pendampingan untuk meningkatkan konsultatif, interaktif, komunikatif, motivatif,
profesionalitas guru matematika SMA di dan negosiatif. Konsultatif yang dimaksud
Kabupaten Brebes. adalah menciptakan suatu kondisi dimana
Rumusan masalahnya meliputi : (1) pendamping maupun yang didampingi bisa
bagaimana model pelatihan PTK yang selama berkonsultasi dalam memecahkan masalah
ini dilaksanakan di kabupaten Brebes, (2) bersama-sama, interaktif artinya antara
bagaimana model pelatihan PTK berbasis pendamping dan yang didampingi harus
pendampingan yang layak bagi guru sama-sama aktif, komunikatif maksudnya
matematika SMA, dan (3) bagaimana model adalah apa yang disampaikan pendamping
final pelatihan PTK berbasis pendampingan atau yang didampingi dapat dipahami
yang layak untuk meningkatkan bersama, motivatif maksudnya pendamping
profesionalitas. harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri
dan dapat memberikan semangat/motivasi,
PELATIHAN PTK BERBASIS
dan negosiasi maksudnya pendamping dan
PENDAMPINGAN
yang didampingi mudah melakukan
Pelatihan berbasis pendampingan
penyesuaian.
merupakan kegiatan peningkatan kompetensi
peserta pelatihan dengan bantuan pendamping METODE PENELITIAN
selama mengikuti pelatihan. Pendampingan Di dalam penelitian digunakan metode
tersebut dilaksanakan dengan memberikan Research and Development (R&D), dengan
petunjuk, arahan atau bimbingan kepada menggunakan pendekatan kuantitatif dan
peserta pelatihan agar mahami materi pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian yang
pelatihan dengan baik dan dapat digunakan mengadopsi dari Borg & Gall
menyelesaikan tugas-tugas yang harus (2007: 589) yang terdiri dari sepuluh langkah.
diselesaikan peserta selama mengikuti Kemudian oleh peneliti disederhanakan
pelatihan. Dalam kegiatan pelatihan berbasis menjadi sembilan kangkah yakni: (1)
pendampingan terjadi interaksi dinamis melakukan studi literatur untuk memperoleh

60
CAKRAWALA: Jurnal Penelitian dan Wacana Pendidikan
Vol. 9, No.1. Mei 2015

referensi mengenai model pelatihan, (2) umum penyelenggaraan pelatihan PTK selama
melakukan studi lapangan penelitian ini dipersepsi responden kurang baik. Hal ini
pendahuluan, (3) melakukan analisis didasarkan pada jawaban responden dari
kebutuhan (4) menyusun desain model angket yang diberikan yakni rerata sekor 2,37
pelatihan, (5) melakukan validasi model dengan kategori kurang baik. Kategori
melalui proses delphi dan FGD-1, (6) merevisi tersebut secara rinci terdistribusi pada
model (7) menyusun model hipotetik indikator perencanaan pelatihan berkategori
pelatihan, (8) Melakukan uji coba terbatas kurang baik (rerata sekor 2,34), indikator
dan uji coba diperluas, (9) merevisi model pelaksanaan pelatihan berkategori kurang baik
akhir melalui focus group discussion (FGD-2) (rerata sekor 2,42), dan indikator evaluasi
pakar/ahli dan praktisi untuk mendapatkan pelatihan berkategori kurang baik (rerata skor
model final. 2,36).
Instrumen pengumpulan data
menggunakan (1) lembar angket, (2)
wawancara, (3) dokumentasi, dan (4)
observasi. Teknik analisis data menggunakan
(1) teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
menggali data pada penelitian pendahuluan,
analisis kebutuhan, pengembangan model, dan
validasi model dengan mengelompokkan
kategori scor data berdasarkan pedoman Gambar 1. Hasil Penelitian Pendahuluan

konversi skala empat (skala likert), dan (2) Analisis kebutuhan merupakan upaya
teknik analisis data deskriptif kualitatif untuk untuk mengetahui hal apa saja sebenarnya
menggali data pada pengembangan model, yang dibutuhkan oleh peserta dalam pelatihan.
dan validasi model, melalui tahapan display Jawaban responden mengenai relevansi materi
data, reduksi data, verifikasi data dan dengan kebutuhan sangat tinggi ( rerata skor
penarikan kesimpulan. 3,49), kompetensi instruktur sangat tinggi
Untuk kepentingan pengembangan (rerata skor 3,44), kelengkapan fasilitas sarana
model pelatihan dilakukan uji coba terbatas prasarana dan media pelatihan sangat tinggi
dan uji coba diperluas. Uji coba terbatas (rerata skor 3,65), keterlaksanaan fungsi
dilaksanakan pada 16 guru matematika SMA perencanaan sangat tinggi (rerata skor 3,51),
dan pada uji coba diperluas dilaksanakan pada keterlaksanaan fungsi pelaksanaan sangat
24 guru matematika SMA. Kegiatan uji coba tinggi (rerata skor 3,46), keterlaksanaan fungsi
disamping menguji keterlaksanaan model dan evaluasi sangat tinggi(rerata skor 3,47), dan
perangkatnya juga untuk mengetahui rekrutmen peserta sangat tinggi ( rerat skor
kelayakan model yang digunakan, sehingga 3,62).
menghasilkan produk yang diharapkan. Hasil
evaluasi model digunakan untuk menunjukkan,
manfaat, kepraktisan dan kelayakan model
yang dikembangkan sehingga diperoleh model
final pelatihan, sedangkan produk lainnya
berupa laporan hasil PTK.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian pendahuluan
terhadap penyelenggaraan pelatihan PTK Gambar 2. Hasil Analisis Kebutuhan
selama ini diperolah gambaran bahwa secara

61
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PTK BERBASIS PENDAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
GURU MATEMATIKA SMA DI KABUPATEN BREBES (Masrukhi, Joko Widodo, dan Tri Joko Raharjo)

Setelah dilakukan uji coba Skor komulatif ini merupakan rata-rata


skor dari variabel bahan ajar /materi pelatihan
diperluas diperoleh hasil evaluasi terhadap
sebesar 3,55 sangat baik, variabel instruktur
model pelatihan bahwa, secara umum pelatihan sebesar 3,72 sangat baik, variabel
prosedur pelaksanaan pelatihan sebesar 3,54
model pelatihan yang digunakan dipersepsi
sangat baik, variabel sarana – prasarana dan
oleh responden sangat layak. Yang media pelatihan sebesar 3,59 sangat baik dan
ditandai terdapat manfaat dengan skor variabel peserta pelatihan pelatihan sebesar
3,58 sangat baik.
rerata 3,59 sangat tinggi, dan kepraktisan Berdasarkan analisis data hasil evaluasi
model pelatihan dengan skor rerata 3,48 terhadap sikap peserta selama mengikuti
kegiatan uji coba diperluas diperoleh hasil
sangat tinggi, kelayakan model dengan
bahwa, seluruh peserta memiliki sikap yang
skor 3,58 sangat tinggi, serta dapat sangat baik.
menghasilkan produk laporan hasil PTK

Gambar 3. Hasil Evaluasi Model


Berdasarkan analisis data hasil
evaluasi peserta terhadap program Gambar 5. Hasil Evaluasi Sikap Peserta
pelatihan diperoleh hasil bahwa program
Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
pelatihan yang digunakan dalam kegiatan skor komulatif dari 7 indikator yang
pelatihan dipersepsi sangat baik. Hal ini membangun penilaian sikap peserta sebesar
3,59 kategori sangat baik. Skor komulatif ini
ditunjukkan dengan skor komulatif dari 5
merupakan rata-rata skor dari indikator
variabel yang membangun program kejujuran sebesar 3,39 sangat baik, disiplin
sebesar 3,61 sangat baik, tanggung jawab
pelatihan sebesar 3,60 atau dengan
sebesar 3,52 sangat baik, toleransi sebesar
kategori sangat baik. 3,69 sangat baik, kerja sama/gotong royong
sebesar 3,69 sangat baik, santun dan sopan
sebesar 3,85 sangat baik, dan percaya diri
sebesar 3,33 sangat baik.
Model pelatihan PTK berbasis
pendampingan bagi guru matematika SMA
dihasilkan mulai dari desain model divalidasi
pakar/ahli, praktisi dan uji kelayakan melalui
FGD-1 hingga menjadi model hipotetik,
selanjutnya di uji cobakan secara terbatas dan
Gambar 4. Hasil Evaluasi Program
diperluas serta dievaluasi. Hasil evaluasi

62
CAKRAWALA: Jurnal Penelitian dan Wacana Pendidikan
Vol. 9, No.1. Mei 2015

tersebut kemudian dikonsultasikan bersifat penyempurnaan sehingga menjadi


kepada pakar/ahli dan didiskusikan melalui model final.
FGD-2 untuk dilakukan perbaikan model yang

Gambar 7. Model Pelatihan PTK Berbasisi Pendampingan


Bagi Guru Matematika SMA di Kabupaten Brebes.

Komponen di dalam model meliputi: materi penelitian tindakan kelas yang


(1) buku pedoman pelatihan, (2) panduan permasalahannya merupakan permasalahan
instruktur, (3) buku panduan peserta, (4) pembelajaran matematika di kelas.
modul materi pelatihan, (5) model pelatihan
Kompetensi instruktur dipilih
PTK, dan (6) instrumen evaluasi.
berdasarkan standar kualifikasi pendidikan dan
Materi pelatihan disesuaikan dengan
pengalaman. Untuk kualifikasi pendidikan bagi
kebutuhan guru yakni penulisan karya ilmiah
instruktur minimal S2, sedangkan kulifikasi
PTK. relevansi materi sangat penting karena
pengalaman minimal pengawas, instruktur
kebutuhan guru matematika maka materi
pelatihan berfungsi sekaligus sebagai
disesuaikan dengan bidang keilmuan
pendamping. Pendampingan sangat diperlukan
matematika atau pembelajaran matematika.
guna membantu peserta dalam
Hal ini seperti dijelaskan oleh Karso at al
mengembangkan keprofesiannya. Dalam
(2007: 1.42), bahwa relevansi materi bagi
perannya bersifat konsultatif, interaktif,
guru matematika terletak pada kekhasan
komunikatif, dan motivatif.
karakteristik matematika dan sifat-sifat
keilmuan matematika dimana matematika Hasil penelitian ini sesuai dengan
adalah ilmu deduktif tetapi pendekatannya pendapat Kamil (2010: 169) bahwa
secara induktif. Dengan demikian materi yang pendampingan adalah suatu kegiatan yang
dianggap relevan bagi guru matematika adalah dilakukan seseorang yang bersifat konsultatif,
interaktif, komunikatif, motivatif, dan

63
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PTK BERBASIS PENDAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
GURU MATEMATIKA SMA DI KABUPATEN BREBES (Masrukhi, Joko Widodo, dan Tri Joko Raharjo)

negosiatif. Konsultatif yang dimaksud adalah pelatihan merupakan bagian inti dari kegiatan
pendamping mampu menciptakan suatu pelatihan yaitu terjadinya proses interaksi
kondisi dimana pendamping maupun yang edukatif antara sumber belajar dengan warga
didampingi bisa berkonsultasi dalam belajar dalam memenuhi tujuan yang telah
memecahkan masalah bersama-sama, ditetapkan. Dalam proses ini terjadi berbagai
interaktif artinya antara pendamping dan dinamika yang semuanya harus diarahkan
yang didampingi harus sama- sama aktif, untuk efektifitas pelatihan dan agar proses
komunikatif maksudnya adalah apa yang pelatihan menghasilkan output yang optimal
disampaikan pendamping atau yang maka seluruh kemampuan dan komponen
didampingi dapat dipahami bersama yang ada harus disatukan dan dikoordinasikan
(persamaan pemahaman), motivatif dengan baik.
maksudnya pendamping harus dapat
Evaluasi pelatihan disesuaikan dengan
menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat
kebutuhan pelatihan yakni evaluasi program
memberikan semangat/motivasi, dan
pelatihan, evaluasi model pelatihan, dan
negosiasi maksudnya pendamping dan yang
evaluasi sikap peserta pelatihan. Hal ini seperti
didampingi mudah melakukan penyesuaian.
dijelaskan oleh Chaudhery (2014: 6) bahwa
Peserta pelatihan dipilih berdasarkan evaluasi dilakukan untuk
golongan ruang, dan pengalaman kerja. Untuk membantu pengelola, pegawai, dan sumber
golongan/ruang bagi peserta minimal golongan daya manusia profesional untuk membuat
III/B, sedangkan pengalaman kerja minimal 8 keputusan tentang program-program dan
tahun pada golongan terakhir. metode-metode tertentu”. Evaluasi dimulai
Sarana-prasarana dan media pelatihan dengan sebuah identifikasi yang jelas, tujuan
disesuaikan dengan kebutuhan guru yakni atau hasil yang diharapkan dari program
ruang kegiatan pelatihan yang nyaman, pelatihan dengan berfokus pada tujuan dan
terdapat peralatan presentasi (LCD), dan hasil
terpenuhinya kelengkapan sarana lain bagi
Model pelatihan hasil pengembangan
peserta pelatihan.
yang diterapkan pada kegiatan pelatihan
Perencanaan pelatihan disesuaikan
secara umum dapat memberikan manfaat baik
dengan kebutuhan guru yakni perencanaan
manfaat psikologis pelatihan, maupun manfaat
program pelatihan, perencanaan pelaksanaan
psikologis bagi peserta dengan rerata skor
pelatihan, dan perencanaan evaluasi pelatihan.
3,59 sangat bermanfaat. Sejalan dengan yang
Hal ini seperti dijelaskan oleh Harjana (2001:
disampikan Simamora (2005:290) bahw
34), bahwa Perencanaan program pelatihan
pelatihan memberikan manfaat: (1)
merupakan rancangan yang akan dijadikan
meningkatkan kuantitas dan kualitas
pedoman atau acuan pada waktu
produktivitas; (2) mengurangi
melaksanakan pelatihan. Perencanaan
waktu belajar yang diperlukan pegawai untuk
merupakan proses pelaksanaan fungsi
mencapai standar yang dapat diterima; (3)
manajerial, yang dimulai dengan menentukan
menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasaman
tujuan dan kerangka kerja untuk mencapai
yang lebih menguntungkan; (4) memenuhi
tujuan secara efektif dan efisien
kebutuhan perencanaan sumber daya
Pelaksanaan pelatihan disesuaikan
manusia; dan (6) membantu pegawai
dengan kebutuhan guru yakni berpedoman
mengembangkan kepribadian.
pada analisis kebutuhan, tujuan pelatihan,
rancangan program pelatihan, dan desain Model pelatihan hasil pengembangan
pelaksanan pelatihan Hal ini seperti dijelaskan yang diterapkan pada kegiatan pelatihan
oleh Kamil (2010: 19) bahwa pelaksanaan ternyata sangat praktis mudah digunakan

64
CAKRAWALA: Jurnal Penelitian dan Wacana Pendidikan
Vol. 9, No.1. Mei 2015

dalam pelatihan dari segi waktu pelatihan, kegiatan pelatihan dapat menghasilkan
maupun dalam hal biaya pelatihan. Dengan produk karya ilmiah berupa laporan hasil
rerata skor 3,56 sangat baik. Sesuai dengan PTK.
pendapat Velada at al (2007:283) bahwa Berdasarkan simpulan hasil penelitian
model yang baik adalah model yang praktis di atas, maka terdapat beberapa saran yang
atau tidak rumit, sederhahan dan mudah perlu diimplikasikan adalah sebagai berikut:
dipahami dengan mempertimbangkan faktor- 1. Bagi guru matematika: hendaknya
faktor yang mempengaruhi tranfer pelatihan senantiasa mengembangkan kemampuan
yakni desain, karakteristik diri individu peserta profesionalitasnya melalui pengembangan
(efisiensi diri dan restensi pelatihan), dan kompetensi berkelanjutan untuk
lingkungan kerja mengatasi permasalahan pembelajaran di
kelas.
Model pelatihan hasil pengembangan
2. Bagi sekolah: hendaknya memberikan
yang diterapkan pada kegiatan pelatihan
fasilitas bagi para guru yang mencoba
menunjukkan kelayakan untuk digunakan
melakukan penelitian inovatif guna
dalam kegiatan pelatihan. Hal ini ditunjukkan
pengembangan pembelajaran di kelas.
dengan hasil rerata skor komulatif tiga
indikator kelayakan model sebsar 3,58 sangat DAFTAR PUSTAKA
baik Abidin, Z.N., dan Hasan, A. 2012 Review of
Effective Mentoring Practices for
SIMPULAN DAN SARAN-SARAN
Mentees Develpment. Journal of
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Studies in education. ISSN 2162-6952.
diuraikan sebelumnya, maka dapat
2012, Vol.2,No 1. 43400 UPM Serdang,
dikemukakan simpulan bahwa:
Selangor, Malaysia.
1. Dengan menggunakan model penelitian
Borg, R. W., dan Gall, D. M. 2007. Education
pengembangan dihasilkan model
Research: An Introduction. New York
pelatihan dan perangkat pelatihan PTK
dan London: Logman.
yang terdiri dari model pelatihan PTK
Chaudhery, U. A. 2014. A Critical Study of
berbasis pendampingan, buku pedoman
Evaluation Modelsfor Training and
pelatihan, buku panduan instruktur, buku
Development.
panduan peserta, dan buku modul materi
Journal of Global Research Computer Sci
pelatihan. Karena model dan perangkat
ence and Technology, Vol 1 Issue 143.
pelatihan yang dikembangkan telah
Department of Computer Science Lingaya’s
melalui proses validasi dan dinyatakan
University Faridabad Harayana, India
memenuhi validitas konstruk yang
Hardjana, M. 2001. Training SDM yang Efektif.
ditetapkan oleh orang yang ahli/pakar
Yogyakarta: Kanisius Press.
dibidangnya, maka model perangkat
Kamil, M. 2010a. Model Pendidikan dan
pembelajaran yang dikembangkan dalam
Pelatihan. Bandung: Alfa Beta
penelitian ini memenuhi kriteria valid atau
Karso, Suyadi, G., dan Muhsetyo,G. 2011.
layak.
Pendidikan Matematika 1. Jakarta: UT
2. Model final yang dihasilkan layak
Mujiman, H. 2011. Manajemen Pelatihan
digunakan untuk meningkatkan
Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta:
profesionalitas guru matematika SMA di
Pustaka Pelajar.
kabupaten Brebes, karena terpenuhinya
Permenpan RB No. 16. 2009. Jabatan
kriteria kebermanfaatan model yang
Fungsional Guru dan Angka Kriditnya
tinggi, kepraktisan model yang tinggi,
kelayakan model yang tinggi, dan setelah

65
PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN PTK BERBASIS PENDAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
GURU MATEMATIKA SMA DI KABUPATEN BREBES (Masrukhi, Joko Widodo, dan Tri Joko Raharjo)

Simamora, H. 2006. Manajemen Sumber Daya


Manusia Edisi III. Yokyakarta: STIE
YKPN.
Velada, R., Caetano, A., Michel, W., dan
Kavanagh, J. 2007. The effects of
training design, individual
characteristics and work environment
on tranfer of training. International
Jaurnal of Training and Development.
Vol. 11. No.4.

66

Anda mungkin juga menyukai