P1506216004
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ANALISIS TEMUAN METHICILLIN RESISTANT
STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA NARES ANTERIOR
PASIEN BARU MASUK INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
PERIODE FEBRUARI - APRIL 2018
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Ilmu Biomedik Mikrobiologi
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
TESIS
Menyetujui
Komisi Penasihat,
Puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya
penelitian ini.
ketelitian.
Halaman
PRAKATA
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
C. Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
E. Definisi Operasional
A. Rancangan Penelitian
B. Lokasi dan Waktu
E. Bahan Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Analisis Data
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
traktus intestinal, vagina, dan lesi kulit juga merupakan tempat pembawa
yang umum. Nasal karier dalam literatur telah dikaitkan dengan kejadian
pertama kali dilaporkan di sebuah rumah sakit di Inggris pada tahun 1961
ditemukan pada isolat dari manusia dan sapi perah. (Garcia AL, 2011).
Group, 2012)
oleh karya Kim et al. yang juga menyoroti perbedaan penting dalam sifat
protein mecA dan protein yang dikodekan mecC. (Kim C dkk, 2012) mecC
MRSA telah diisolasi dari pembawa dan berbagai infeksi pada manusia.
(Barraud O dkk, 2013). Sebagian besar adalah infeksi kulit dan jaringan
lunak tapi juga infeksi tulang yang parah [31], pneumonia nosokomial [13]
secara sinergis pada membran sel darah putih. Pvl bisa membunuh sel
darah putih manusia dan kelinci. Toksin ini merupakan faktor virulensi
Saat ini pasien rumah sakit dan pengunjung rumah sakit yang telah
pvl, dan ACME) MRSA yang ditemukan guna mengetahui lebih dini pasien
selama dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk
nares anterior pasien baru masuk instalasi gawat darurat rumah sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
aureus pada nares anterior pasien baru masuk instalasi gawat darurat
2. Tujuan Khusus
metode kultur.
diperoleh.
kejadian MRSA.
antara lain:
a. Manfaat Teoritis
Staphylococcus aureus.
b. Manfaat Aplikatif
kota makassar.
TINJAUAN PUSTAKA
(Lisa dan Kevin, 2006) Nama ini berasal dari akar kata Yunani staphyle
GA dkk, 2016)
Domain : Bacteria
Kingdom: Eubacteria
Filum: Firmicutes
Kelas: Bacilli
Ordo: Bacillales
Famili: Staphylococcaceae
Genus: Staphylococcus
a. Pewarnaan Gram :
b. Kultur :
mengandung NaCl 10%, kurang baik pada 15% NaCl. (Paul DV dkk,
2009) Mereka tumbuh paling cepat pada suhu 37°C namun membentuk
pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25°C). (Jawetz dkk, 2013) Pada
agar darah, mereka tampak berkilau, halus, utuh, cembung, koloni tembus
cawan 10 cm. Koloni dikelilingi oleh zona hemolisis yang jelas berdiameter
c. Uji Biokimia :
2.1.3. Epidemiologi
(Aklilu dkk, 2010). Sekitar 20% orang dewasa sehat memiliki kultur nasal
yang terus-menerus positif selama satu tahun atau lebih, sedangkan lebih
dari 60% akan terkolonisasi pada suatu waktu selama tahun tertentu.
memiliki sebanyak 108 sel bakteri per lubang hidung. (Denise A dkk, 2016)
2.1.4. Transmisi
yang penting untuk mencegah jenis transmisi tak langsung ini. (Denise A
dkk, 2016)
2.1.5. Tempat infeksi
protein serta zat lain yang penting dalam struktur dinding sel.
asam anti teikoat yang dapat dideteksi melalui difusi gel dapat ditemukan
pada sel inang dimediasi oleh MSCRAMMS, dan ini adalah faktor virulensi
Meskipun igG terikat pada protein A, namun fragmen Fab tetap biasa
virulensi yang berbeda, meski tidak smua galur patogen membuat faktor
Produk Efek
sistemik
bersama-sama, menyebabkan
tinggal.
enzim mereka.
jaringan lainnya.
fagositosis
inang.
2016)
virulensi yang luar biasa. Faktor-faktor ini biasanya dibagi menjadi tiga
2006)
2.1.8. Patogenesis
dengan sifat daya sebar invasif. Pada satu sisi semata-mata diakibatkan
menembus. Membran mukus yang melapisi mata, hidung, dan mulut juga
menghambat pertumbuhan bakteri, serta air mata dan air liur mengandung
infeksi. Bakteri yang terhirup melalui hidung atau mulut menjadi terjebak
asing dan kemudian dihancurkan oleh sel darah putih fagositik. (Lisa dan
Kevin 2006)
dinding sel bakteri, seperti antibodi yang baru saja disebutkan, dan
menandai bakteri tersebut untuk dihancurkan oleh sel darah putih
dalam tubuh terikat oleh antibodi dan protein komplemen (b) yang mana
respons yang lebih umum, yang disebut respon inflamasi, saat bakteri
menyerang tubuh. Ketika protein dinding sel bakteri dikenali oleh sel darah
putih tubuh, ini memicu sel darah putih melepaskan sitokin. (Gambar 4.2).
perekrutan sel darah putih tambahan, yang bisa menekan keluar dari
imun nonspesifik seringkali dapat melawan infeksi minor pada orang sehat
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
sebagai infeksi MRSA yang didapat di rumah sakit atau yang didapat di
CA-MRSA tidak terkait dengan faktor risiko yang diketahui dan jauh
peralatan medis yang tinggal di rumah seperti sendi buatan, kateter, dan
katup jantung; pengguna obat ilegal; individu dengan paparan kerja,
S, 2010)
saat masuk rumah sakit menemukan bahwa ada salah satu dari hal
kateter urin yang terpasang saat masuk rumah sakit, akan berhasil
MRSA dengan kultur hidung saat masuk dan secara berkala selama
tinggal di rumah sakit. Tindakan pencegahan kontak termasuk
terkait cukup besar dan sebagian besar institusi kesehatan tidak secara
necessary for the successful diagnosis and control of MRSA. (de Neeling
dkk, 2007; Khanna dkk, 2008) Various methods are applied for the
A. Spesimen
trakea, atau cerebro spinal fluid (CSF) untuk kultur, tergantung pada
hidung, baik dengan kultur atau tes amplifikasi asam nukleat, untuk tujuan
epidemiologis.
B. Apusan
apusan.
C. Kultur
koloni khas dalam 18 jam pada suhu 37°C, namun hemolisis dan produksi
pigmen mungkin tidak terjadi sampai beberapa hari kemudian dan optimal
dkk, 2010)
D. Uji Katalase
E. Uji Koagulase
volume yang sama dari kultur kaldu atau pertumbuhan dari koloni pada
F. Uji Serologis
Uji serologis untuk diagnosis infeksi Staphylococcus aureus
the most sensitive methods for detecting MRSA isolates showing negative
dkk, 2005).
klinis. Bergantung pada uji yang digunakan, MRSA dapat dideteksi 12-48
sequences encoding for protein synthesis and the mec genes. Other
aureus (CA-MRSA)
tertentu yang disebut attB atau ISS (integration site sequence) pada ujung
3’ gen orfX yang mengkodekan fungsi yang tidak diketahui [39]. Sebuah
recombinase (ccr) yang diapit oleh direct inverted repeat (DR) dan
inverted repeat (IR); Kompleks mec terdiri dari gen mecA ( penentu
Baik mecRI dan mecI dikenali sebagai elemen regulator mec, sementara
bertanggung jawab atas lokasi dan orientasi integrasi dan eksisi SCCmec.
Gen mecC
2011)
2013). These are predominantly skin and soft-tissue infections but include
severe bone infections [31], nosocomial pneumonia [13] and fatal
bacteraemia [30]. The function of the mecC –encoded PBP2a/2’ and its role
mecA.(10)
MRSA. (11)
kompleks ccr namun memiliki gen mecA. Meskipun elemen ini berbeda
dari SCCmec lengkap dalam hal gen atau organisasi operon, namun
besar yang disimpulkan oleh tidak adanya gen atau operon tertentu dalam
kompleks mec dan wilayah J tidak ada pada pseudo-SCCmec II.5 dan
kekurangan gen J1, J2, dan gen ccr, sedangkan komponen yang hilang
dkk, 2012)
Meskipun demikian, pseudo-SCCmec tertentu tidak membawa
gen mecA dan ccr. Ini bisa jadi sisa struktur SCCmec yang telah
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien baru
2. Sampel
populasi.
3. Teknik Sampling
Sampling setiap hari Senin-Jum’at dari Pkl. 10.00- Pkl. 16.00 WITA.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
aureus.
2. Variabel Terikat
Jenis Kelamin
Suku
Pekerjaan
Variabel Independen
F. Definisi Operasional
1. Kriteria Inklusi:
hidungnya.
2. Kriteria Eksklusi:
hidungnya.
pengambilan sampel.
I. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni alat- alat
petri, ose, pinset, mikropipet (1000 µL, 100 µL, 20 µL, 10 µL), tips
(1000 µL, 100 µL, 20 µL, 10 µL), tabung efendorf, tabung reaksi,
2. Bahan
i. Primer mecC
J. Prosedur Kerja
Kegunaan
Komposisi ADD
Sheep Blood 5%
petri.
menguatkan.
kemungkinan kontaminasi.
Kegunaan
selain staphylococci.
Komposisi MSA
suling.
petri.
Kegunaan
Komposisi MHA
dimurnikan.
b. Campurkan secukupnya
petri.
menguatkan.
kemungkinan kontaminasi.
a. Persiapan
(nama pasien/no.sampel).
diperlukan.
menyebabkan trauma/perlukaan.
selesai.
3 detik.
medium transport.
medium transport.
digunakan.
c. Transport spesimen
laboratorium.
7. Kultur spesimen swab nasal pada medium Agar Darah Domba
(ADD)
penanaman bakteri.
8. Kultur koloni bakteri yang tumbuh pada medium Agar Darah Domba
penanaman bakteri.
e. Buka penutup cawan MSA agar ada sedikit celah ose untuk
Staphylococcus aureus.
menit.
suspension)
inokulum.
kadaluwarsa.
bunga es
atas.
penggaris
satunya.
8. Interpretasikan hasil
TIDAK YA
9. Catat hasil
hingga beku.
d. Running Elektroforesis
K. Alur Penelitian
MEDIUM AMIES
ANALISIS DATA
L. Metode Analisis
MRSA. Juga dilakukan uji chi square dan uji regresi logistik multivariat