Salah satu kesamaan penting antara aset berwujud dan aset keuangan adalah adanya potensi arus
kas di masa datang bagi pemiliknya. Contoh, aset berupa pabrik diharapkan memberikan arus kas
berupa keuntungan bagi pemiliknya di masa datang. Demikian juga aset berupa obligasi, diharapkan
juga memberikan arus kas berupa kupon bagi pemegang obligasi. Aset mesin diharapkan
memberikan arus kas setelah mesin digunakan untuk menghasilkan produk dan dijual, sementara
aset saham diharapkan memberikan arus kas di masa depan berupa deviden.
Dalam hal tertentu, aset keuangan berhubungan erat dengan aset berwujud. Dalam operasional
bisnis kadang-kadang untuk membiayai pengadaan aset berwujud dilakukan dengan menerbitkan
aset keuangan. Sering kali untuk memperbesar skala perusahaan, pemilik perlu menerbitkan saham
untuk dijual, dimana hasil penjualan saham digunakan untuk memperbesar pabrik. Contoh, suatu
perusahaan maskapai penerbangan ingin memperbesar perusahaan maskapainya dengan membeli
beberapa pesawat baru. Untuk itu, maskapai tersebut menerbitkan saham yang dijual melalui pasar
modal. Hasil penjualan itu kemudian digunakan untuk membeli pesawat baru. Dalam kasus ini, untuk
pengadaan aset berwujud berupa pesawat dilakukan dengan menerbitkan aset keuangan berupa
saham.
Dalam perekonomian aset keuangan memiliki dua fungsi utama. Yang pertama adalah sebagai media
untuk intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang kelebihan dana. Kedua,
sebagai media untuk membagi risiko aset.
Sebagai media untuk memindahkan dana, aset keuangan dapat mengalihkan dana dari pihak yang
kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Misalnya ada seorang pengusaha
membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya. Untuk itu, dia bisa menerbitkan aset
keuangan (misalnya dalam bentuk saham, ataupun obligasi), dan dijual kepada pemilik dana dan
selanjutnya dana tersebut bisa untuk membiayai perluasan usaha.
Sebagai media untuk membagi risiko (risk sharing), aset keuangan mampu
membagikan risiko arus kas dari aset fisik yang tak terhindarkan. Bagi seorang
ada (tak terhindarkan). Apa bila usahanya dibiayai dengan menjual saham
saham tersebut.
dalam perekonomian:
Good corporate governance (GCG) adalah konsep untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan rumah sakit tercapai dengan penggunaan
sumberdaya se-efisien mungkin.
GCG secara definitive merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep GCG di Indonesia dapat
diartikan sebagai konsep pengelolaan perusahaan yang baik. Ada dua hal yang ditekankan dalam
konsep ini. Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan
benar (akurat) dan tepat waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan trasnparan terhadap semua informasi
kinerja perusahaan, kepemilikann dan stakeholder.
GCG merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh suatu perusahaan atau lembaga keuangan
untuk mencapai kinerja atau hasil yang optimal dan berguna juga untuk menjadi standart apakah
kerjasama antara semua struktur kerja dalam perusahaan atau sebuah lembaga keuangan sudah
berjalan dengan baik atau belum. Karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan atau suatu lembaga keuangan untuk mencapai keuntungan atau hasil optimal sesuai
dengan yang diinginkan oleh perusahaan atau lembaga keuangan tersebut