Anda di halaman 1dari 26

BUDIDAYA TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa L.

Oleh:

Rio Febi Nugroho (20160210051)


Syifa Aulia Rahmah (20160210052)
Eldira Bella Yonada (20160210149)
Hajija Arfa (20160210126)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN

Tanaman srikaya merupakan tanaman yang berasal dari berasal dari Amerika Selatan,
kemudian mulai dibudidayakan di daerah beriklim tropis, salah satunya Indonesia. Tanaman
ini juga diketahui sebagai salah satu tanaman obat dikarenakan terdapat beberapa senyawa aktif
yang berkhasiat untuk mengobati maupun mencegah timbulnya suatu penyakit.

Pada tanaman srikaya, beragam senyawa aktif yang berkhasiat tersebut dapat
ditemukan pada seluruh bagian tanaman seperti buah, biji, dan daun tanaman srikaya. Melalui
proses pengolahan lebih lanjut, senyawa aktif dalam tanaman srikaya dapat dimanfaatkan
sebagai obat alami. Oleh karena itu, perlu dilakukan budidaya tanaman srikaya agar dapat
dioptimalkan khasiatnya bagi kesehatan.

Dalam kegiatan budidaya tanaman srikaya, terdapat beberapa aspek yang sangat
penting dan perlu perhatian khusus agar dapat menghasilkan tanaman dengan produktifitas
yang diharapkan, mulai dari penyiapan media tanam, penyiapan benih, penanaman,
pemeliharaan sampai pada panen dan pasca panen. Selain itu, dalam budidaya tanaman srikaya
juga perlu adanya penyesuaian dengan hal-hal yang berkaitan pada syarat tumbuh tanaman
srikaya (Ashari, 2005).
II. PEMBAHASAN

A. Potensi Pengembangan
1. Potensi Sumber Daya Manusia
Konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan segar dan hasil olahan, baik
buah impor maupun produk domestik, saat ini mengalami pengikatan. Menurut data
dari biro pusat statistik, konsumsi buah-buahan masyarakat baru sekitar 35 kg
perkapita per tahun. Jumlah tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan
ketentuan FAO yang seharusnya sekitar 65 kg per kapita per tahun.
Volume pasar buah di dalam negeri dari tahun ke tahun menunjukkan
kecenderungan naik. Setiap lima tahun pertumbuhan permintaan buah rata-rata
mencapai labih dari 6%. Produk buah-buahan Indonesia hingga tahun 1991 baru
mencapai 26.6 kg per kapita per tahun, sedangkan yang dibutuhkan sekitar 32.5 kg.
dengan demikian, pemenuhan kebutuhan buah-buahan masih mengalami
kekurangan sebesar 5 kg sehingga harus didatangkan dari luar negeri dalam bentuk
impor buah. Volume impor buah-buahan dari tahun 1990-1994 berturut-turut
sebesar 14.316,3 ton, 22.804,4 ton, 73.146,3 ton, dan 58.870,3 ton. Dengan melihat
nilai ekspor dan impor tersebut, maka pengembangan tanaman buah-buahan akan
memiliki prospek yang sangat baik. Usaha budidaya yang intensif dapat
mengurangi nilai impor yang makin besar. Selain itu, potensi pasar buah di dalam
negeri masih cukup besar.
Buah srikaya masih dimasukkan ke dalam kelompok buah lain, karena
produksinya relatif kecil walaupun merupakan komoditas yang strategis untuk
dikembangkan. Produksi buah srikaya masih belum diketahui secara pasti karena
lokasi pertanaman tersebar. Berdasarkan penyebaran srikaya di setiap daerah
memiliki jenis yang berbeda, tanaman ini mampu tumbuh dan berproduksi dengan
baik. Jika tanaman ini akan dibudidayakan secara intensif dan komersial untuk
mendapatkan hasil yang baik, maka lahan untuk penanaman srikaya harus diolah
dengan baik. Tanah harus gembur, banyak mengandung organik, dan memiliki tata
air serta udara tanah yang baik sehingga unsur hara tanah mudah tersedia bagi
tanaman.
Sumber daya manusia itu sangat mempengaruhi potensi perkembangan
tanaman srikaya. Berhasil tidaknya dalam melakukan budidaya tanaman srikaya
salah satu faktornya sumber daya manusia. Petani yang memiliki pengetahuan dan
banyak mengikuti training akan dengan mudah dan paham dan tepat dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi. Akan bijaksana dalam pengambilan
keputusan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama proses budidaya
tanaman srikaya.

2. Potensi Sumber Daya Alam


Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun
abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan
tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi
dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus
dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.
Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati,
sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati.
Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian
karena sumber daya alam bersifat terbatas.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10%
dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12%
dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu
karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas
kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh,
dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi
produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja.
Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan
tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu
bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur
dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai
7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Tanaman merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik
itu yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan dan secara
fungsional tidak lagi dipandang sebagai bahan konsumsi maupun penghias saja,
tetapi juga sebagai tanaman obat tradisional yang multifungsi (Bangun. A, 2012).
Tanaman obat tradisional adalah tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh
bagian tanaman tersebut dipergunakan dan berkhasiat bagi kesehatan untuk
berbagai penyembuhan penyakit (Rahadi, 2002).
Tanaman obat merupakan tanaman yang berkhasiat dan digunakan sebagai
obat, dimana ketika secara naluriah manusia berupaya untuk memelihara kesehatan
dan mengobati penyakitnya. Upaya itu tentu membuahkan hasil-hasil yang
kemudian diturun temurunkan dari generasi ke generasi menjadi suatu sistem
kesehatan dan pengobatan yang baku, begitulah terjadi selama berabad-abad, sejak
masa sejarah sampai masa sejarah.
Tanaman obat adalah obat herbal yang telah digunakan secara turun
temurun dan secara empiris terbukti efektifitasnya oleh masyarakat dan tercatat.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan beraneka ragam tumbuhan
atau tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang
subur, sangat cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman,
dari berbagai macam jenis, spesies.

3. Peluang Pasar
Peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan
pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan
menurut Pearch dan Robinson (2005), peluang merupakan situasi utama yang
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan, salah satunya adalah tren
usaha.
Dalam mengembangkan potensi tanaman srikaya sebagai tanaman yang
berkhasiat obat, perlu diperhatikan peluang pasarnya agar dapat diambil langkah-
langkah yang tepat. Peluang pasar dapat dilihat melalui beberapa aspek sebagai
berikut:
1. Jumlah permintaan pasar
2. Jumlah panawaran pasar
Kedua aspek tersebut memiliki hubungan satu sama lain dengan peluang
pasar suatu produk akan laku dipasaran. Produk yang laku dipasaran memiliki
kelayakan usaha yang baik juga. Jadi, apabila jumlah permintan pasar lebih tinggi
dari jumlah penawaran maka usaha budidaya tanaman obat srikaya akan laku terjual
dipasaran karena permintaan pasar yang ada belum terpenuhi.
4. Kebijakan
Dalam upaya mengembangan tanaman obat menurut Bahar (2016),
terdapat beberapa kebijakan sebagai berikut:
a. Peningkatan produksi tanaman obat dengan Pendekatan Pengembangan
Kawasan (PPK). Kebijakan ini dilakukan melalui fokus pengembangan
komoditas dan fokus lokasi, yang pelaksanaanya dilakukan secara
berkelanjutan dan berkesinambung. Pengembangan Kawasan tanaman obat
telah dilakukan sejak tahun 2008, tersebar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, NTT
dan Papua. Dalam pengembangan kawasan dilakukan dengan cara pendekatan
pertanian terpadu Integrated Farming System (IFS) dan ramah lingkungan
dengan melaksanakan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling
Practices (GHP). Selain itu, menurut UU No.13 Tahun 2010 tentang
Hortikultura bahwa penanganan pascapanen dilakukan di bangsal pascapanen,
dengan penerapan Good Management Packing House (GMPH).
b. Menyediakan fasilitas sarana dan peralatan budidaya tanaman obat kepada
kelembagaan petani terpilih di kawasan pengembangan. Kebijakan ini
dilakukan melalui komponen kegiatan berupa input pertanian, sarana
pengolahan lahan, dll. Pemilihan lokasi kawasan dan sentra produksi yang
difasilitasi dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian agroekosistem,
permintaan pasar serta kesesuaian sosial budaya masyarakat. Fasilitasi sarana
dan peralatan dilakukan dalam rangka penerapan teknologi anjuran serta
pengenalan penerapan teknologi modern dan aplikatif dalam teknik budidaya,
dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
c. Pemberdayaan petani/pelaku usaha tanaman obat. Kebijakan ini dilakukan
melalui sasarannya langsung yaitu petani atau pelaku usaha yang diharapkan
dapat menjadi penggerak usaha/agribisnis di daerahnya, kegiatan yang
dilakukan antara lain pemberian bantuan sarana, pelaksanaan temu teknologi
dan pendampingan intensif.
d. Penguatan akses pasar kepada kelembagaan petani dan pelaku usaha. Kebijakan
ini dilakukan melalui pembenahan manajemen rantai pasokan Supply Chain
Management (SCM) dan pengembangan kemitraan usaha antara
industri/eksportir/suplier herbal dengan kelembagaan tani dan tanaman obat.
e. Pengembangan kerjasama antar stakeholders tanaman obat dan jamu. Kebijakan
ini dilakukan dalam bentuk melakukan kegiatan pembinaan dan
pendampingandengan melibatkan berbagai institusi terkait (seperti
BALITTRO, Badan Litbang Pertanian, Badan POM, Kemen Kesehatan,
Kemen-LHK, perguruan tinggi, dll)
f. Pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan petani dan aparatur terkait
pengembangan tanaman obat, mencakup kelembagaan tani seperi; kelompok
tani, Gapoktan, koperasi tani, Badan Usaha Milik Petani (BUMP), serta
melakukaan koordinasi dan peningkatan kapasitas kepada kelembagaan
pembina petani di lapangan (Dinas Pertanian, PPL, PPS, POPT, dll), untuk
meningkatkan keahlian dan keterampilan sehingga memenuhi standar
kompetensi yang diharapkan, melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.

5. Hambatan
a. Buah yang di panen berukuran kecil, jumlahnya hanya 1-2 buah per pohon.
(Wartabromo, 2016)
b. Terjadinya gagal panen karena tanaman Srikaya diserang beberapa hama dan
penyakit.

Terdapat 3 jenis hama utama yang sering tanaman srikaya, yaitu:


a. Hama Kutu Putih (Planococcus lepelleyi)
Hama ini berwarna putih, hidup bergerombol dan biasanya ditemukan
pada pucuk daun, tangkai bunga, dan permukaan kulit buah. Jika buah terserang
hama ini, pertumbuhannya akan terhambat dan buahnya akan mongering.
Bahkan selanjutnya, buah yang terserang hama ini dapat menularkan virus
(Radi, 1997).
b. Ngengat Penusuk Buah (Othreis fullonica L)
Ngengat ini menyerang tanaman srikaya dengan cara menusuk buah dan
menghisap cairannya. Pada bekas tusukan sering dipakai bertelur lalat buah
(Radi, 1997).
c. Lalat Buah (Batocera dorsalis atau Dacus dorsalis)
Lalat betinanya menusuk buah menggunakan ovipositor dan meletakan
10-15 butir telur sedalam 6 mm di bawah permukaan kulit buah. Tusukan
tersebut mengakibatkan kulit buah menjadi benjol-benjol dan rontok atau
mengundang lalat jenis lainnya untuk datang bertelur atau memakan daging
buah. Lalat ini menyerang srikaya di daerah panas dan telurnya akan menetas
setelah 30-36 jam. Daur hidup mulai telur sampai dewasa sekitar 25 hari, dan
untuk daerah dingin daur hidupnyalebih lama (Radi, 1997).

Penyakit utama yang biasanya menyerang tanaman srikaya terutama pada kondisi
lingkungan yang lembab, yaitu:
a. Penyakit buah busuk, yang disebabkan oleh cendawan Phomopis sp. Cendawan
ini menyerang bagian buah. Jika buah sudah terserang maka timbul bercak-
bercak berwarna coklat muda, kemudian buah mengering dan mengeras lalu
mati (Hidayah, 1995).
b. Antraknosa (Colletotrichum sp), Penyakit ini dapat mengakibatkan gugurnya
bunga dan buah saat masih kecil. Gejalanya timbul mulai dari pangkal buah atau
bunga, warnanya coklat. Buah yang pangkalnya sakit mudah sekali gugur. Jika
buah yang terserang tidak gugur dan cuaca cukup kering, maka buah tersebut
akan mengeriput. Apabila cuaca lembab, di permukaan kulit buah tampak
miselium jamur berwarna putih kelabu (Hidayah, 1995).
c. Penyakit cendawan upas, yang menyerang batang dan dahan bila suhu malam
terlalu dingin dan lembab (Higuchia, 1997).

6. Solusi
a. Hasil panen buah srikaya yang berukuran kecil dan jumlahnya sedikit
Hasil panen buah srikaya yang berukuran kecil dan jumlahnya sedikit
dikarenakan kurangnya pasokan makanan yang belum memadai untuk
memproduksi dan membesarkan buah. Untuk meningkatkan hasil buah srikaya
perlu diupayakan pemeliharaan yang baik. Untuk mendapatkan hasil maksimal,
solusinya yaitu melakukan pemangkasan secara tepat (Wartabromo, 2016).
Menurut Prakoso, penangkar buah-buahan di Demak, Jawa Tengah.
Pemangkasan rutin membuat srikaya lebih banyak cabang. Pemangkasan
sebaiknya dilakukan pada tanaman minimal umur 1,5 tahun dari bibit asal
susuan dan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan (Rosy Nur Ariyanti,
2009).
Pada musim kemarau Srikaya tidak mengalami pertumbuhan, hasil
fotosintesis disimpan sehingga ketersediaan cadangan makanann lebih banyak
yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan pada musim hujan. Dengan
begitu peluang buah yang dihasilkan pun lebih banyak (Rosy Nur Ariyanti,
2009).
Tanaman umur 1,5 tahun mampu menghasilkan 10 buah/pohon jika
dipangkas memasuki musim hujan. Sebaliknya pemangkasan pada musim
kemarau menghasilkan 5-6 buah. Memasuki kemarau tanaman kehabisan
cadangan makanan yang terpakai selama pertumbuhan di musim hujan (Rosy
Nur Ariyanti, 2009).
Untuk memacu munculnya tunas bunga, memotong 2-3 daun di ujung
ranting dengan menyisakan sekitar 2-4 mm tangkai daun. Selang 3 hari tangkai
daun yang tersisa menguning dan rontok. Dari bekas tangkai daun itulah keluar
tunas baru yang disusul bakal bunga. Setelah dipangkas, tanaman diberi pupuk
NPK seimbang sebanyak 1 sendok makan. Fungsinya untuk merangsang tunas
cepat muncul. (Sumarno, dkk, 2011).

b. Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman Srikaya


Hama :
1) Hama Kutu Putih (Planococcus lepelleyi)
Pengendaliannya dengan mencuci bagian yang terserang
menggunakan air sabun atau tembakau. Cara kimiawi dengan
menyemprotkan insektisida Azodrin 60 WST, Sevin 85 S dan perfekthion.
Perhatikan dosisnya sehingga tidak mengganggu buah srikaya. Petani harus
juga mengusahakan untuk menutup atau memasukkan buah yang masih
kecil ke dalam kerudung plastik yang diberi lubang-lubang kecil sehingga
udara tetap menyentuh buah, namun buah aman dari hama, setidaknya dapat
dikurangi (Radi, 1997).
2) Ngengat Penusuk Buah
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
sekitar kebun, malakukan pengasapan saat sore hari, memasang umpan
menggunakan buah yang diolesi larutan natrium arsenat 1,25% yang
dipasang di kebun, dan penyemprotan insektisida Ripcord, Diazinon, atau
jenis lainnya (Radi, 1997).
3) Lalat Buah (Batocera dorsalis atau Dacus dorsalis).
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
kebun, mengumpulkan dan membakar buah yang terserang untuk
membunuh telur yang ada di dalam buah, pembungkusan buah, atau
menggunakan perangkap dengan metil-eugenol yang dimasukan dalam
botol bekas aqua kemudian ditempatkan di kebun (Radi, 1997).

Penyakit
1) Busuk Buah
Dilakukan dengan cara sanitasi kebun dan memusnahkan buah yang
terserang. Pangkaslah cabang sehingga sinar matahari dapat menyinari
seluruh dauh pohon srikaya. Cara lainnya adalah dengan penyemprotan
fungisida pada bagian yang terserang, misalnya dengan Antrasol, Dithane
M-45 berkonsentrasi 0,2%. (Hidayah, 1995).

2) Antraknosa
Pengendalian dilakukan dengan mengurangi kelembaban kebun
dengan menghilangkan gulma yang tinggi, sanitasi kebun secara teratur,
mengumpulkan dan membakar buah yang sakit, menyemprot tanaman
menggunakan fungisida Dithane M - 45 dengan konsentrasi 0,2% setiap
minggu sekali, tergantung berat ringannya serangan (Hidayah, 1995).
3) Jamur Upas
Cendawan ini menyerang tanaman srikaya dan timbul pada batang
atau cabang yang kulitnya telah berwarna cokelat, tetapi belum memiliki
gabus. Serangan yang berat terjadi saat kelembaban tinggi dan
mengakibatkan daun-daun layu dan menguning. Pengendalian dilakukan
pada musim hujan dengan penyemprotan fungisida atau bubur Bordeaux
1%. Cara lain, yaitu dengan pemangkasan agar kelembaban sekitar tanaman
berkurang (Higuchia, 1997).
B. Botani Tanaman Srikaya
1. Klasifikasi Tanaman Srikaya

Srikaya merupakan tanaman pendatang yang berasal dari Amerika Latin


yaitu Peru. Di Indonesia, srikaya telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda
dengan nama buah nona sri. Srikaya yang tersebar di Indonesia saat ini adalah
srikaya lokal dan srikaya dari luar negeri yang telah lama beradaptasi. Tanaman
srikaya berbentuk perdu atau pohon yang tingginya dapat mencapai 6 m dengan
umur hingga 20 tahun. Tanaman srikaya sangat tahan terhadap kekeringan. Namun
untuk perkembangan buahnya, srikaya perlu cukup air.
Terdapat beberapa varietas srikaya yang dikenal dunia. Varietas srikaya
yang terdapat di Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil. Sedangkan
di Australia terdapat varietas pink mammoth, srikaya merah, dan African pride13.
Sedangkan di Thailand terdapat dua varietas srikaya yaitu varietas Fai dan varietas
Nahng (Sunarjono 2005). Dalam tata nama tumbuhan, srikaya diklasifikasikan ke
dalam:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L

2. Morfologi Tanaman Srikaya


a. Akar
Sama halnya sedangan dengan tanaman dikotil lainnya, akar
tanaman srikaya ada dua jenis, yaitu akar tunggang (vertical) dan akar
serabut (horizontal). Akar tunggang berfungsi untuk memperteguh
berdirinya tanaman dan tumbuh kearah bawah. Akar ini hanya terdapat pada
tanaman srikaya yang diperbanyak dari biji, sementara tanaman yang
diperoleh dari cangkok dan setek, akar tunggang tidak muncul. Sedangkan
akar serabut merupakan akar yang fungsinya mencari unsur hara dan air.
Akar srikaya agak dalam sehingga dapat mencapai 1 – 2 m dan jumlah
percabangan akarnya tidak banyak.
b. Batang
Tinggi batang srikaya sekitar 2-7 meter. Batang srikaya kecil dengan
jumlah percabangan sedikit sehingga tidak sesuai untuk tanaman pelindung.
Kayunya keras tetapi tidak dapat digunakan sebagai bahan bangunan, hanya
untuk kayu bakar. Kulit batang berwarna coklat muda dan bagian dalamnya
berwarna kuning.
c. Daun
Bentuk daun srikaya menyerupai panah. Ujung daun runcing dan
warna daun hijau tua. Umumnya letak daun agak melengkung ke bawah dan
urat daun menonjol. Lebar daunnya 3 – 5,5 cm, sedangkan panjang daunnya
2 – 3 kali lebarnya atau sekitar 7 – 17 cm, bagian bawah daunnya juga sedikit
berbulu.
d. Bunga
Ukuran bunga srikaya agak kecil dan bentuknya bulat dengan ujung
runcing. Letak bunga tunggal atau berkelompok berhadapan dengan letak
daun. Daun mahkota bagian luar panjang berjumlah tiga helai panjangnya
mencapai 2,5 cm dan berwarna hijau. Sementara warna pangkal daun
mahkota berwarna ungu. Mahkota bagian dalam pendek sekali sehingga
hampir tampak tidak jelas.
Dalam penyerbukannya, tanaman srikaya dibantu oleh kumbang
Nitidulidae atau sejenis lebah madu. Pada saat kepala (kantong) sari
membuka atau pecah maka tepung sari telempar ke luar. Hal tersebut
ditandai dengan adanya bunga yang mekar.
e. Buah
Bakal buah srikaya berbentuk bulat telur seperti ginjal. Buah
tersebut terdiri dari beberapa segmen yang bersatu yang membentuk buah
semu. Permukaan kulit buah benjol-benjol dengan warna kuning kehijauan
yang bertepung putih. Jumlah bijinya banyak sekali dan biji tersebut
berwarna hitam kecoklatan. Adapun ciri-ciri buah matang diantaranya
benjolan merenggang, bedak tampak tebal, warna agak kekuningan, dan
aroma harum muncul. Bila terlambat dipanen dan kondisi tanah basah, buah
sering retak, dan busuk.
Buah yang dihasilkan dari setiap varietas tanaman srikaya memiliki
perbedaan. Buah srikaya lokal memiliki berat buah rata-rata 150 g per buah,
daging buah putih, rasa buah manis dengan kristal seperti pasir, bijinya
besar, dan penuh. Sedangkan bentuk buah srikaya merah dari Australia sama
dengan srikaya lokal, warna kulit buah merah dengan berat rata-rata 100 g
per buah, dan daging buah berwarna putih, rasanya halus dan kenyal, bijinya
kering dan gepeng. Sedangkan srikaya pink mammoth memiliki bentuk
yang tidak teratur, kulit buah tebal, dan tidak mudah pecah, tekstur daging
lembut, beraroma kuat dan bijinya sedikit dengan berat rata-rata 0,5 – 2 kg
per buah (Radi 1997).
f. Biji buah srikaya
Berbentuk bulat telut, berwarna hitam.

3. Syarat Tumbuh
Penyebaran tanaman srikaya sangat erat hubungannya dengan
persyaratan tumbuh. Kemampuan tumbuh bukan sekedar tumbuh membesar
dengan daun rimbun, tetapi tanaman harus mampu berbuah lebat. Persyaratan
tumbuh tanaman Srikaya meliputi jenis tanah, ketinggian tempat dan iklim
setempat.
a. Jenis tanah
Srikaya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Akan tetapi jenis
tanah yang paling baik adalah tanah yang mengandung pasir dan kapur.
Srikaya dapat tumbuh baik pada derajat keasaman tanah (pH) antara 6 – 6,5.
b. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman Srikaya yaitu antara
100 – 1.000 m dpl. Pada ketinggian di atas 1.000 m dpl atau dataran tinggi
dan pegunungan, tanaman srikaya tumbuh lambat dan enggan berbuah.
c. Iklim
Iklim yang dibutuhkan tanaman srikaya harus sesuai. Komponen
iklim meliputi suhu udara, curah hujan, angin dan pencahayaan. Suhu udara
yang sesuai dengan tanaman srikaya antara 20 – 25°C dan curah hujan yang
dibutuhkan tanaman srikaya antara 1.500 – 3.000 mm/tahun. Sebaiknya
curah hujan merata sepanjang tahun. Walaupun tanaman srikaya tahan
terhadap kekeringan, tetapi untuk pertumbuhan bunga sampai buah matang
perlu kelembaban yang cukup di sekitar sistem perakarannya. Tanaman
srikaya menyukai tempat yang ada naungan agak teduh karena tanaman
srikaya tidak menyukai daerah yang terbuka dan banyak angin kencang.
Adanya angin kencang dapat dihambat dengan penanaman mahagoni,
cemara atau bambu di sekeliling kebun. Pertumbuhan srikaya sangat ideal
dengan pencahayaan sinar matahari dengan intensitas antara 50 - 80%.
Intensitas sinar matahari di dataran rendah lebih rendah dari pada intensitas
matahari di dataran tinggi. Namun demikian, waktu penyinaran di dataran
rendah berlangsung lebih lama dibandingkan dengan waktu penyinaran di
dataran tinggi.

C. Teknologi Budidaya Tanaman Srikaya


1. Persiapan Lahan
Lahan untuk tanaman srikaya dipilih tanah yang mengandung pasir. Selain
itu, tanaman harus mendapatkan naungan pohon besar seperti sengon (Albazia) dan
lamtoro. Pasalnya kebutuhan sinar mataharinya hanya 50-60%.
Lahan dibersihkan dari semak dan tunggul bekas tanaman besar
sebelumnya. Selanjutnya, lahan diolah dengan traktor, pacul atau garpu sedalam 40
cm. Semua kotoranya dibawa kepinggir atau dibakar, khusus pupuk atau gulma
ditumpuk untuk dibuat kompos.
Setelah diolah, lahan dibuat lubang tanam. Untuk srikaya, lubang tanam 50
cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak atarlubang 3 m x 5 m atau 4 m x 4 m sehingga
populasinya sekitar 620-660 tanaman /ha.
Dalam penggalian lubang tanam, antara tanah atas dipisah dari tanah lapisan
bawah dengan ketinggian masing-masing 20 dan 20-30 cm. Selanjutnya, lubang
untuk tanaman srikaya diisi dengan pupuk kandang sebanyak 10-15 kg per lubang.
Pupuk kandang yang telah dimasukkan dalam lubang tanam tersebut sebagian
dicampur dengan tanah lapisan bawah sampai lubang terisi sedalam 40 cm.
Sebagian lagi dicampur dengan tanah lapisan atas yang akan digunakan untuk
menimbun lubang kembali. Sebaiknya pada pupuk kandang ditambah pupuk NPK
biru sebanyak 125 g per lubang sebagai pupuk dasar. Lubang dibiarkan istirahat
selama 2-4 minggu supaya gas yang terjadi karena penggalian hilang atau menguap.
(Sunarjono, 2005).
2. Persiapan Media Tanam
Dalam proses budidaya tanaman, media tanam yang akan digunakan juga
perlu diperhatikan. Pada penanaman tanaman srikaya, dapat digunakan media
tanam berupa tanah dan kompos. Penggunaaan kompos dapat bermanfaaat bagi
tanaman sebab kompos sebagai media tanam memiliki fungsi untuk menopang
tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk
tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan
sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag,
media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, media yang
digunakan harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman. Media tanam yang
baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Maddy, 2017).
Menurut Ashari (2005), Berikut ini adalah prasyarat media tanam:
- Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup
menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar
tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid
memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh.
- Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga
mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan
mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan
kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air.
- Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari
pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam. Media
yang baik tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari
hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam
dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman.
Salah satu media yang baik untuk digunakan sebagai bahan dasar media
adalah kompos sebagai media tanam. Kompos sebagai media tanam yang
baik karena selain dapat menggantikan fungsi tanam, juga dapat dijadikan sebagai
sumber nutrisi dan sebagai tempat bertopangnya akar tanaman sehingga dapat
tumbuh subur. Selain itu kompos juga menyediakan unsur hara yang cukup yang
keberadaannya sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Kompos juga memiliki porositas yang baik, dalam artian dapat mengikat
dan menyimpan air dan apabila kandungan air terlalu banyak maka air tersebut akan
terlewatkan, sehingga kebutuhan tanaman akan air dapat tetap terjaga. namun lebih
baiknya pembuatan media tidak hanya penggunaan komps saja, namun juga perlu
adanya tambahan tanah sebagai penguat dan penopang akar tanaman.

3. Persiapan Bahan Tanam


a. Menanam Dari Biji
Budidaya dengan benih atau metode tradisional yang memlalui pohon
srikaya yang tumbuh. Ini adalah metode propagasi yang paling sering
digunakan. Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti tingkat
perkecambahan rendah, variabilitas genetik tinggi, panen pertama yang
memakan waktu lebih lama dan tanaman agak tinggi dan sulit ditangani.
Kumpulkan bibit dari buah matang dari pohon yang memiliki produksi
bagus, enak rasanya, dan kesehatan tanaman yang baik. Benih dengan cepat
kehilangan kelangsungan hidupnya (sekitar 6 bulan) oleh karena, benih tersebut
harus segera ditanam.
Benih harus ditanam secara horosontal, kedalaman 2-3 cm pada jarak
1,5 cm dengan campuran biji berkualitas baik. Umumnya perkecambahan
terjadi dalam 30 hari. Meski, tingkat perkecambahannya rendah dan waktu
lambat karena lapisan biji yang keras.
Untuk mempercepat perkecambahan dan tingkat keberhasilan, haluskan
bijinya dengan amplas. Setelah dihaluskan, rendam air hangat selama 24 jam.
b. Membeli Pohon Graft
Jenis propagasi lainnya adalah perbanyakan vegetatif dengan
menggunakan grafts. Metode ini direkomendasikan karena memastikan
tanaman memiliki identitas genetik yang sama, denganproduksi yang baik,
pohon sehat dan buah berkualitas.

4. Penanaman
Apabila penanaman tanaman srikaya menggunakan biji sebagai bahan
tanam, maka biji yang digunakan harus memenuhi kriteria, yakni biji-biji srikaya
harus berasal dari buah yang cukup tua dan telah masak sempurna. Kemudian cuci
biji-biji srikaya tersebut dengan air mengalir hingga bersih, lalu jemur biji dibawah
sinar matahari selama 2-3 hari. Selanjutnya, tanamlah biji (benih tanaman srikaya)
itu pada wadah pesemaian yang telah berisi media tanam. Media tanam dapat
berupa campuran antara tanah dan kompos dengan ukuran 1:1 dan dengan jarak
tanam 5×5 cm.
Kemudian, letakkan wadah pesemaian pada tempat yang terkena sinar
matahari dengan intensitas sedang. Lalu, lakukanlah penyiraman pada wadah
pesemaian itu setiap hari secara teratur. Umumnya, biji-biji tersebut akan mulai
berkecambah dan akan tumbuh pada 3-4 minggu setelah penebaan benih.
Selanjutnya, bibit srikaya yang telah berumur 1,5-2 bulan sudah dapat dipindahkan
pada kantong polybag yang telah berisi campuran antara tanah dan kompos dengan
perbandingan 1:1. Bibit-bibit dalam polybag tersebut harus diletakkan di bawah
naungan pepohonan, tetapi terkena sinar matahari. Pada fase ini, bibit srikaya harus
selalu disiram secara teratur. Apabila bibit telah tinggi sekitar 1 m, maka bibit
tanaman srikaya sudah dapat dipindahkan ke kebun.
Untuk persiapan tanam, maka lubang penanaman harus disiapkan dengan
ukuran sekitar 40x40 cm. Kemudian tanah dalam lubang tanam dapat diaduk
dengan pupuk kandang, dan masukan kembali tanah yang diaduk itu ke lubang
tanam. Sewaktu bibit hendak di tanam, lepaskan polybagnya agar bibit dapat
tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Lalu, penyiraman juga tetap harus
dilakukan sebagai langkah perawatan sampai tanaman betul-betul tumbuh kuat.
Tumbuhan srikaya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur sekitar 3-4 tahun setelah
penanaman (Maddy, 2017).
5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharann tanaman bertujuan agar tanaman menjadi sehat, tumbuh kekar
hingga dapat berbuah lebat. Kegiatan pemeliharaan tersebut meliputi pemupukan,
pemangkasan, penyiraman, penyerbukan bunga, dan penjarangan buah
a. Pemupukan
Pada budidaya srikaya organik, pupuk yang digunakan berupa pupuk
organik, yaitu pupuk kandang atau kompos. Banyaknya pupuk kandang yang
digunakan yaitu 10 – 20 kg per lubang tanam. Pemberian pupuk kandang
sebanyak 10 – 20 kg/tanaman dilakukan 1 tahun sekali.
b. Pemangkasan
Pemangkasan cabang dilakukan pada waktu tanaman mencapai tinggi
1,5 m. Sebaiknya, setelah pemangkasan berat atau pemangkasan untuk
mempermuda tanaman, tanaman diberi pupuk kandang lagi sebanyak 10 kg per
pohon agar berbuah lebat. Dalam pemangkasan cabang pada tanaman srikaya
ada dua tujuan. Pertama, pemangkasan mempermudakan tanaman kembali
setelah berbuah lebat. Caranya semua cabang yang lemah akibat kandungan
buahnya lebat dipotong atau dipangkas agar bertunas yang sehat dan kekar.
Kedua, pemangkasan bertujuan agar tanaman cepat berbunga dengan cara ujung
cabang dipotong yang diikuti dengan perontokan daunnya.
c. Penyiraman
Tanaman srikaya dapat tahan terhadap kekeringan, namun selama
pembungaan sampai buah mendekati tua membutuhkan air secara teratur dan
tetap sebanyak 2 – 3 liter per pohon.
d. Penyerbukan buatan
Penyerbukan pada tanaman srikaya secara alamiah kurang sempurna.
Penyebabnya, sifat bunga yang proterogyme, yakni masaknya putik lebih dulu
dari tepung sarinya. Akibatnya pertumbuhan buah tidak sempurna. Agar buah
lebat dan normal, diperlukan penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan, yaitu
penyerbukan bunga.
e. Penjarangan buah
Penjarangan buah pada tanaman srikaya dilakukan pada tanaman yang
penyerbukannya dilakukan secara buatan, karena biasanya buah yang terbentuk
dari penyerbukan buatan banyak dan ada yang berdesakan atau rapat. Buah yang
berdesakan akan tumbuh tidak normal. Oleh karena itu buah harus dijarangkan
agar buah berukuran besar dan bermutu tinggi.

6. Panen
a. Daun
Daun sirsak yang layak panen bentuknya mulus, tidak rusak secara fisik.
Selain itu juga bebas serangan hama, seperti daun keriting atau bercak-bercak
penyakit. Pilih daun yang telah berwarna hijau pekat untuk dipanen, tapi hindari
daun yang terlalu tua.
Apabila daun terlalu tua dikhawatirkan kandungan zat aktif yang
diharapkan telah menurun, begitupun dengan daun yang terlalu muda. Para
praktisi pengobatan dan industri herbal biasanya memilih daun sirsak pada
lembar ke 4-6 dari pucuk. Daun yang ada pada posisi tersebut dianggap
memiliki kandungan zat aktif yang paling baik.
Cara memetik daun sebaiknya dilakukan dengan tangan. Daun dipetik
dari pangkalnya, pemetikan jangan sampai melukai batang. Kemudian daun
yang ada pada baris ke-6 hingga pangkal batang sebaiknya dipapas juga.
Pemapasan ini berguna untuk merangsang pertumbuhan buah (Mizu, dkk,
Badan Litbang Pertanian).
b. Buah
Tanaman srikaya dapat menghasilkan buah pada umur 4 – 5 tahun.
Panen pada srikaya harus dilakukan pada saat yang tepat, sesuai dengan tujuan
pemasaran dan penggunaannya. Untuk pemasaran jarak jauh dan pengobatan,
sebaiknya buah dipanen sebelum matang. Tujuannya agar buah tidak rusak
selama pengangkutan atau pengiriman. Biasanya srikaya dipanen pada
kematangan mencapai 80 persen. Ciri buah srikaya yang siap panen adalah
benjolan buah renggang, lapisan bedak tebal, dan tercium aromanya. Panen raya
buah srikaya terjadi pada bulan Agustus-September. Produksi tanaman srikaya
yang baik dapat mencapai 10 – 20 ton/ha/tahun dengan berat sekitar 100 – 300
gram per buah.
c. Biji
Biji yang biasanya digunakan sebagai pengobatan berasal dari buah
srikaya.
d. Akar
Akar srikaya bagian manapun bisa dipotong untuk dimanfaatkan sebagai
pengobatan.
e. Kulit batang
Kulit batang berwarna coklat kuning diiris dari pohon.

7. Pasca Panen
Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk mempertahankan
kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Jika buah srikaya tidak ditangani
dengan baik, terutama pada hasil panen raya, akan banyak menimbulkan kerusakan
buah sehingga kualitas dan harganya rendah. Kegiatan penanganan pasca panen
buah srikaya meliputi:
a. Pengumpulan Hasil. Hasil panen di kebun dikumpulkan pada tempat yang
bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan
menghindarkan kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan
memudahkan penanganan selanjutnya.
b. Pembersihan Buah. Tahap selanjutnya adalah membersihkan buah srikaya
dari segala kotoran yang menempel pada buah misalnya hama kutu putih
yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan dilakukan menggunakan
kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena air yang dapat
mengakibatkan busuknya buah.
c. Sortasi. Bertujuan untuk memisahkan buah srikaya yang baik dan yang
jelek. Buah yang baik berarti tidak banyak mengalami kerusakan fisik
sedangkan jelek berarti banyak mengandung hama dan penyakit atau busuk
atau bentuk buahnya tidak normal. Buah srikaya yang sudah matang
dipisahkan dari buah yang masih keras, agar kematangan buah dapat
bersamaan. Sortasi di tingkat petani dan pedagang tidak sama. Di tingkat
petani, sortasi dilakukan sekadarnya asal buah yang terkumpul bisa terjual.
Adapun di tingkat pedagang prlu sortasi dengan baik untuk menyortir
kualitas buah yang baik.
d. Grading. Grading perlu dilakukan agar mutu produk dapat memberikan
harga sesuai dengan kualitasnya. Di tingkat petani, umumnya jarang
dilakukan grading, karena mereka sering menjual secara tebasan. Namun di
tingkat pedagang, grading dilakukan berdasarkan grade yaitu: grade A, buah
ukuran besar, bersih, tua dan agak keras, grade B, buah ukuran sedang
sampai kecil, bersih, tua dan agak keras, grade C, semua ukuran, telah
merekah dan agak lembek dan grade D, semua ukuran, telah merekah,
lembek, dan jika diangkat perlu menggunakan kedua tangan.
e. Pengemasan. Pengemasan umumnya dilakukan di tingkat pedagang dengan
alat pengemas berupa keranjang bambu yang dibuat renggang untuk
memudahkan sirkulasi udara. Volume setiap keranjang sekitar 50 kg.
Sebelum buah dimasukkan, di dalam keranjang diberi lapisan daun pisang
atau daun waru. Adapun pengemasan untuk pembeli menggunakan
keranjang yang terbuat dari anyaman bambu (brongsong) yang diberi
lapisan daun. Setiap brongsong berisi sekitar 2 - 5 kg buah.
f. Pengangkutan.Pengangkutan buah srikaya harus dilakukan secara hati-hati
terutama dari kebun ke tempat pengumpulan. Dalam pengangkutan,
pengepakan keranjangnya jangan ditumpuk terlalu padat, buah akan
tertekan dan matang akibat meningkatnya temperatur, terutama pada bagian
tengah.
g. Pengolahan daun srikaya sebagai pengobatan
Daunnya digunakan untuk mengatasi batuk, demam, reumatik,
menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, disentri, rectal prolaps
pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka,
bisul, skabies dan kudis. Cara penggunaan:
Setelah daun dipanen segera lakukan pencucian dengan air mengalir.
Bersihkan daun dari kotoran dan debu. Pada tahap ini sekaligus juga lakukan
sortasi untuk memisahkan daun yang bagus dengan daun yang cacat.
Kemudian tiriskan dalam keranjang sampai air luruh semuanya. Untuk
mempercepat bisa dilakukan penyekaan dengan kain lap kering.
Selanjutnya adalah proses pelayuan, caranya tebarkan daun diatas
lantai pada ruangan yang ternaungi dari hujan dan sinar matahari.
Penumpukan daun jangan terlalu tinggi, kira-kira 1 cm saja. Apabila
tumpukan daun terlalu tinggi akan terjadi pemanasan yang berlebih dan
daun akan gosong berwarna kehitam-hitaman. Biarkan daun selama satu
malam, balik tumpukan daun tersebut setiap 6 jam.
Setelah proses pelayuan, jemur daun-daun tersebut dibawah
matahari. Apabila matahari bersinar terik penjemuran cukup satu hari saja.
Namun bila matahari kurang terik, teruskan penjemuran pada hari
berikutnya hingga kadar air yang terdapat pada daun berkisar 12%, dalam
cuaca mendung biasanya berkisar 2-3 hari. Atau bisa juga menggunakan
mesin pengering. Hasil akhir pengolahan daun Srikaya untuk bahan baku
herbal warnanya hijau kecoklatan. Daun yang telah kering masih
mempunyai kelenturan, cirinya apabila daun tersebut diremas tidak hancur
dan saat dilepas akan kembali ke keadaan semula.
Langkah terakhir melakukan sortasi pada daun yang telah kering. Pilah
daun-daun yang berjamur, tandanya ada bercak-bercak putih. Bersihkan
daun yang mulus dari kotoran, kemudian kemas dalam karung plastik yang
berpori. Daun Srikaya yang telah dikemas siap untuk dikirim ke industri
herbal.

D. Manfaat Tanaman Srikaya

Nama Tanaman Bagian yang Kandungan Khasiat Pengolahan


dimanfaatkan bahan aktif
sebagai bahan
obat
SRIKAYA Daun Acetogenin, mengatasi Borok, bisul keras
(Annona antipnotozoa Cuci daun segar
dan  Batuk, secukupnya, lalu
squamosa L.)
antheimintik demam, giling sampai
 Reumatik, halus. Tambahkan
 Menurunkan sedikit garam, lalu
jkadar asam gunakan ramuan
urat darah ini untuk menurap
yang tinggi, borok atau bisul
 Diare, dan balut. Dalam
disentri, sehari, ganti 2-3
 Rectal prolaps kali
pada anak- Cacingan pada
anak, anak
 Cacingan, Cuci daun srikaya
kutu kepala, segar (15 lembar),
 Pemakaian lalu rebus dengan
luar untuk lima gelas air
borok, luka, sampai tersisa tiga
bisul, scabies, gelas. Setelah
kudis, dan dingin saring dan
eczema. minum tiga kali
sehari, masing –
masing satu gelas.
Gangguan
pencernaan
Cuci daun srikaya
segar secukupnya,
giling sampai
halus, lalu
tambahkan
minyak kelapa
secukupnya.
Tempelkan pada
perut.
Biji Minyak, resin, Biji digunakan untuk Mematikan kutu
dan bahan mengatasi : kepala
beracun yang Cuci biji srikaya
bersifat iritan  Pencernaan (10 butir) dan
lemah, daun srikaya segar
 Cacingan, dan (1 genggam) lalu
 Mematikan giling sampai
kutu kepala halus. Tambahkan
dan serangga. sedikit minyak
kelapa, lalu aduk
merata. Turapkan
pada kulit kepala,
lalu bungkus
dengan kain.
Setelah tiga jam,
buka dan cuci
sampai bersih.
Jangan sampai
bilasan air masuk
ke mata karena
dapat
menyebabkan
iritasi dan
meradang
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatan budidaya tanaman srikaya, hal yang sangat penting
diperhatikan agar dapat menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang tinggi yaitu
syarat tumbuh dan teknologi budidayanya. Syarat tumbuh yaitu baik berupa jenis tanah,
ketinggian tempat dan iklim. Sedangkan teknologi budidayanya, yaitu mulai dari
penyiapan media tanam, penyiapan benih, penanaman, pemeliharaan sampai pada
panen dan pasca panen.
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, H.Y. 2016. Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat. Jurnal Warta Balittro Vol 33 (66):
1-3.

Hidayah, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.


Higuchia H, et al., 1997. Effects of temperature on growth, dry matter production and CO2
assimilation in cherimoya (Annona cherimola Mill.) and sugar apple (Annona
squamosa L.) seedlings. J. Scientia Horticulturae Volume 73: 89-97.
http://www.sciencedirect.com . Diakses tanggal 18 November 2018.
Ir. Juhari, Radi. 1997. Budidaya Srikaya Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Jitu news. 2014. Teknik Membudidayakan Srikaya.
http://www.jitunews.com/read/1860/teknik-membudidayakan-srikaya Diakses pada
tanggal 5 Oktober 2018.

Juhaeni Radi. 1997. Budidaya Srikaya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Kolter, Philip.2008.Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Indeks. Jakarta.

Lasarus, Pusluhtan. 2013. Penaganan Panen dan Pasca Panen Buah Srikaya.
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/7407 Diakses pada tanggal 05
Oktober 2018.

Maddy, YS. 2017. Cara budidaya Srikaya.


https://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-srikaya/ Diakses pada 2 Oktober 2018.

Mizu Istianto dan Yulia Irawati. Srikaya (Annona squamosa L). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Pusat Penelitin dan Pengembangan Hortikultura Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika.
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/downloads/Budidaya%20Srikaya.pdf.
Diakses tanggal 21 Oktober 2018.

Pearch dan Robinson.2005. Strategi Manajemen in action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rosi Nur Aryanti. 2009. Pangkas, Potong, Jadilah Buahnya Lebat. http://www.trubus-
online.co.id/pangkas-potong-jadilah-buahnya-lebat/. Diakses tanggal 18 November 2018.
Semeru, Ashari. 2005. Aspek Budidaya Hortikultura. Universitas Indonesia press. Jakarta.
https://sentulfresh.com/kompos-sebagai-media-tanam-yang-baik/

Sobir; Mega A, 2013. 20 Tanaman Buah Koleksi Eksklusif. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.

Sumarno, DS., Isto Suwarno, 2011.Srikaya Jumbo Potensi Unggul Si Buah Super. Penerbit
Lily Publisher, Yogyakarta.
Sunarjono H. 2005. Sirsak dan Srikaya: Budidaya untuk Menghasilkan Buah Prima. Penebar
Swadaya: Jakarta.

Sumarno Dwi S, Isto Suwarno. 2011. Srikaya Jumbo Potensi Unggul Si Buah Super. Penerbit
Lily Publisher, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai