Bagaimana ketentuan pungutan perpajakan atas penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP)?
a. Saat ini pengaturan yang ada, yaitu PMK No. 190/MK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan
PMK No. 178/MK.05/2018, masih mengatur tugas kebendaharaan Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, yang salah satu tugasnya adalah melakukan
pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya serta
menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara.
b. Oleh karena itu, untuk transaksi Kartu Kredit Pemerintah dalam rangka penggunaan Uang
Persediaan, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib melakukan
pemotongan/pemungutan pajak dari belanja yang dilakukannya serta menyetorkan pajak ke kas
negara.
Ilkustrasi 1:
Pejabat Pengadaan Satker A membeli ATK untuk keperluan kantor sebanyak 50 rim@Rp60.000,- di Toko
Semua Bahagia. Harga tersebut belum termasuk Pajak-pajak (PPh + PPN).
Cara Pembayaran:
a) Toko Semua Bahagia harus memiliki Mesin EDC terlebih dahulu.
b) Kuitansi yang akan dikeluarkan Toko Semua Bahagia adalah sebagai berikut:
Ilkustrasi 2:
Pejabat Pengadaan Satker A membeli Komputer untuk keperluan kantor sebanyak 2 PC @Rp8.000.000,-
di Bhineka. Harga tersebut belum termasuk Pajak-pajak (PPh + PPN) dan “Bhinneka” menyanggupi
untuk memberikan faktur/bukti setor/Bukti Penerimaan Negara (BPN).
Cara Pembayaran:
a) “Bhinneka” merupakan media online.
b) Kuitansi yang akan dikeluarkan “Bhinneka” adalah sebagai berikut:
Ilkustrasi 3:
a) Untuk transaksi pada mechant seperti Carrefour, informa dimana merupakan PKP sehingga
transaksi sudah pasti termasuk pengenaan PPh dan PPN 10% maka apabila dimungkinkan
dimintakan faktur pajak dari Carrefour, informa dimaksud.
b) Apabila tidak memungkinkan maka transaksi di merchant yang bersangkutan pada saat dilakukan
pembayaran meskipun sudah termasuk pajak dianggap sebagai transaksi nett nya sehingga atas
belanja yang dilakukan ditambahkan lagi pembayaran PPN dan PPh (Biasanya dilakukan
pembuatan Kuitansi baru).
c) Selanjutnya diperhitungkan/dimasukkan dalam perhitungan nilai SPP/SPM untuk dimintakan
pencairan dananya ke KPPN. Kemudian potongan pajak (PPN dan PPh) tersebut akan disetorkan
sendiri oleh pihak bendahara dengan menggunakan NPWP Bendahara.