Bawang Merah Sri Mamkmur
Bawang Merah Sri Mamkmur
Disusun oleh :
Dwiana Intan Lestari (20180210024)
Asri Asih Hamiidah (20180210026)
Muhammad Wian Rosyid (20180210027)
Nirmala Fauzia (20180210028)
Anwar Syaifulloh (20180210030)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui varietas bawang merah yang di produksi
2. Untuk mengetahui persiapan dan pengolahan lahan
3. Untuk mengetahui persiapan, produksi, pemanenan benih
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Persiapan Produksi
C. Proses Produksi
Pada observasi benih kelompok tani Sri Makmur ini, proses
produksi ini terdiri dari rangkaian kegiatan yaitu meliputi persiapan dan
pengolahan lahan, pengairan, pemupukan, pengendalian OPT atau
Organisme Pengganggu Tanaman, rouging dan pemanenan. Dalam
kegiatan mengelola lahan, lahan yang harus dipilih ialah lahan yang irigasi
dan drainasenya mudah, apabila terjadi genangan atau datangnya air hujan
mudah dijangkau. Kemudian membuat bedengan-bedengan dengan ukuran
1 meter dengan kedalaman 50cm kemudian lahan digemburkan serta di
ratakan dan di beri pupuk kandang dengan jarak tanamnya sekitar 15x20
cm atau 20x20 cm dan membuat lubang yang setiap lubang ditanami satu
umbi.
Setelah persiapan lahan, langkah selanjutnya ialah persiapan benih.
Pada kegiatan ini, benih disiapkan dengan menentukan varietas yang
cocok pada kedua musim, pada saat musim hujan ditanami varietas tiron
dan bima. Setelah selesai persiapan benih, benih ditanam pada lahan
dengan luas lahan 1000 ha lalu di beri pupuk kimia yang telah di
campurkan dengan dosis SP 36 sebanyak 50kg, Urea 15kg, KCl 15kg lalu
disebar secara merata. Selama penanaman, benih di rawat dengan diberi
air dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
Benih juga rentan terhadap serangan organisme pengganggu
tanaman. Untuk mencegah hal tersebut, kelompok tani memberikan
pestisida untuk mencegah adanya gulma dan jamur, karena benih bawang
merah rentan terhadap jamur. Setelah pertumbuhan selama 20 hari, jika
ada tanaman yang menguning diberi pupuk susulan sebanyak setengah
atau sepertiga dari kebutuhan pupuk awal sesuai kondisi tanaman tanpa
pupuk SP 36. Saat bibit sudah berumur ke-25 hari selanjutnya dilakukan
proses penyiangan, dalam proses ini tidak dilakukan penyiangan pada saat
tanaman akan atau sudah berbuah.
Selain gulma dan jamur, adapun organisme pengganggu tanaman
lainnya, yaitu hama. Adapun pengendalian hama dengan cara sistem SKS
yaitu Sistemik Kontak Sisemik, atau dari beberapa artikel menjelaskan
bahwa sistem tersebut ialah insektisida racun kontak. Jenis insektsida ini
efektif membunuh hama bila insektisida tersebut terkena langsung hama.
Bahan toksik pada insektisida tersebut akan masuk ke jaringan tubuh
organisme target. Selanjutnya akan terjadi gangguan fungsi fisiologis
organisme target yang berakibat pada kematian. Pada jenis insektisida ini,
kadang akan ditemui keterangan insektisida kontak dan racun perut.
Keterangan tersebut mengindikasikan bahwa insektisida tersebut juga akan
membunuh hama organisme non target yang memakan produk yang sudah
dikenai insektisida.
Pada saat tanaman sudah berumur 50 hari, penyiangan dilakukan
kembali untuk memudahkan pada saat pemanenan. Karakteristik bawang
merah yang siap panen yaitu umbi sudah mengambang, pangkal batang
tanaman warnanya memerah, mengkilat, buah beraroma bawang merah
dan mengeras. Syarat pemanenan bawang merah ini diantaranya dilakukan
pada saat cerah dan ada sinar matahari atau pada musim kemarau. Apabila
dilakukan pada saat musim hujan, tanah yang ikut terangkut pada umbi
bawang merah akan mempengaruhi warna pada umbi bawang merah dan
tingkat penjualan pada konsumen.
Pada saat pasca panen, dilakukan pengikatan pada beberapa
rumpun, setelah itu dilakukan penjemuran dengan menjejerkan umbi
tersebut lalu dikeringkan dan disimpan terlebih dahulu. Dilakukan
penyeleksian atau rouging pada benih pada saat penyimpanan dengan cara
menyesuaikan pada kelas benih yang sudah ditetapkan. Sedangkan untuk
tanaman yang digunakan sebagai konsumsi, tanaman dibiarkan layu dan
setelah itu langsung ditawarkan kepada konsumen atau pedagang. Untuk
pembenihan sendiri, dilakukan penyimpanan di gudang dengan suhu yang
menyesuaikan secara manual dalam kurun waktu 2-3 bulan.
D. Pengeringan
Berdasarkan observasi pada Kelompok Tani Sri Makmur, benih
yang hendak ditanam harus melalui proses pengeringan produksi benih
terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu benih bawang merah yang
bermutu. Pengeringan benih dilakukan untuk menurunkan kadar air benih
secara bertahap. Pengeringan yang dilakukan tidak membutuhkan waktu
yang cukup lama. Selama persetujuan dengan konsumen sudah didapati
dan saling merasa untung, maka bawang merah tersebut sudah dapat
diberikan kepada konsumen. Untuk pembenihan, pengeringan dilakukan
selama 1 minggu atau 10 hari (kering angin). Penjemuran menggunakan
rak-rak dari bambu dengan panjang menyesuaikan dan lebar 2 meter.
E. Prosesing Benih
Pada prosesing dilakukan pembersihan benih pada bawang merah.
Maksud dari pembersihan benih ini adalah untuk menghilangkan kotoran
yang masih menempel pada umbi bawang merah supaya umbi terlihat
menarik (Nurbaiti, 2016). Pada observasi Kelompok Tani SRI MAKMUR
prosesing pembersihan benihnya dilakukan dengan cara membersihan
benih dengan memotong daun kering diatas leher umbi setelah itu
memotong bagian akar umbi dan membersihkan umbi bawang merah dari
kulit kering dan kotoran yang menempel. Dengan menggunakan alat
seperti Gunting/ani untuk memotong bagian akar bawang merah,
timbangan untuk menimbang bawang merah, keranjang plastik untuk
tempat sampah, terpal/tikar, bambu kering sebagai tempat untuk
mengering anginkan bawang merah.
F. Pengujian Benih
Pada observasi yang dilakukan pada tanggal 11 April 2019 pada
Kelompok Tani Sri Makmur yang beralamatkan Sogesanden, Sri Gading,
Bantul, Yogyakarta. Kelompok tani ini berfokus pada tanaman bawang
merah dengan berbagai varietas yaitu varietas bima, varietas thailand
nganjuk, varietas biru, dll. Kelompok tani ini melakukan proses pengujian
benih unggul menggunakan teknik yang tradisional karena ketersedian alat
terbatas dan mereka tidak memiliki laboraturium sendiri. Hal yang perlu
diamati adalah:
1. Pengecekan kadar air benih mereka hanya menjemur benih bawang
merah di bawah sinar matahari jika kulit bawang sudah terlihat kering
maka kadar air yang di dapat sudah memenuhi .
2. Teknik Kemurnian benih mereka memilah sendiri memisahkan antara
kotoran benih, varietas lain, dan benih murni.
3. Uji fisik benih yaitu dengan cara mengamati benih yang memiliki
bentuk sempurna, tidak berlubang, tidak berjamur, dan tidak busuk.
G. Pengemasan Benih
Kelompok tani Sri Makmur mengemas benih menggunakan teknik
sedeharna yaitu membutuhkan tenaga manusia untuk mengemas benih
tersebut karena tidak adanya alat pengemasan yang modern, sehingga
mereka harus mengemas, melabeli, dan menimbang sendiri. Mereka
menggunakan plastik berukuran besar untuk mengemas benih kemudian
ditutup dengan rapat supaya mutu benih tetap terjamin
H. Penyimpanan Benih
Hasil dari 56 hektar lahan yang digunakan untuk membudidayakan
tanaman bawang merah. Disimpan di gudang pada saat panen dengan
kapasitas maksimal 120 ton , tetapi satu gudang saja tidak cukup untuk
menyimpan bawang merah ini membuat para kelompok tani sering kali
menyewa gudang milik pemerintah untuk menambahkan kapasitas gudang
penyimpanan. Waktu penyimpanan nya sendiri kurang lebih 2-3 bulan
dengan bantuan pestisida agar ketika disimpan tidak ada serangga yang
mengganggu hasil panen yang akan merusak kualitas bawang merah itu
sendiri.
I. Pemasaran