Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL INOVASI KEPERAWATAN

PADA KASUS GINEKOLOGI

Guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas II

Program studi Keperawatan

Disusun oleh :

1. Aditya Restu Pratama (A11601230)


2. Dewi Fitriani (A11601264)
3. Dewi Mustika Sari (A11601265)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019
A. Judul penelitian
Sacrospinosus Fixation Efectivity in Pelvic Organ Prolapse Patient

B. Manfaaat penelitian
Penelitian ini dimanfaat untuk mengetahui hasil efektivitas SFF pada penderita prolaps
organ panggul yang berada di rumah sakit dr. Mohammad Hosein (RSMH) palembang

C. Sampel penelitian
Didapatkan sampel sebanyak 30 penderita prolaps organ panggul yang memenuhi kriteria
inklusi. Sampelnya adalah pasien yang memenuhi kriteria penelitian dan dipilih secara
purposive sampling. Pasien riwayat, pemeriksaan fisik, ginekologis pemeriksaan, semua
tes laboratorium rutin direkam pada lembar penelitian dan diberikan secara empiris
nomor kodenya. Sampel kemudian menjalani POP koreksi bedah dengan atau tanpa SSF.
Pasien kemudian ditindak lanjuti pasca operasi satu hari, tiga minggu, dan enam bulan
dengan penilaian POP-Q buang air besar dan hasil berkemih, sungsang rasa sakit, fungsi
seksual, dan kulaitas hidup. Data yang diperoleh kemudian dicatat dalam lembar
penelitian yang dilaporkan.

D. Metode penggumpulan data


Randomised uji klinis (RCT) tanpa studi perbandingan dilakukan untuk menilai
efektivitas SSF pada pasien POP yang dilakukan di Perawatan Obstetri dan Ginekologi
rawat inap RSH dari Oktober 2015 - September 2016. Populasi penelitian adalah semua
pasien POP yang direncanakan operasi di RSMH. Kriteria inklusi meliputi pasien yang
didiagnosis dengan POP pada derajat apa pun (1, 2, 3 atau 4), pasien yang akan menjalani
operasi POP (dengan atau tanpa SSF), bersedia berpartisipasi studi dengan
menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan riwayat
masalah miksi / buang air besar sebelum POP, diduga dengan keganasan, menderita
diabetes mellitus, dan tidak secara rutin mengontrol pasca operasi sesuai jadwal.
E. Hasil penelitian
Di penelitian ini tidak ada perbedaan pasca operasi perdarahan dan infeksi antara dua
kelompok. Hasil penelitian ini berbeda dari Dietz studi di mana tidak ada komplikasi
yang ditemukan selama histerektomi vagina dengan SSF. Prosedur SSF mungkin
memiliki beberapa komplikasi, perdarahan terjadi pada 1 dari 100 pasien. Perbedaan
komplikasi perdarahan dengan beberapa penelitian mungkin disebabkan oleh peran
penduduk sebagai operator, sedangkan infeksi pasca operasi pada beberapa sampel
mungkin tidak semata-mata disebabkan oleh operasi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemih gejala, gejala buang air besar, kualitas
hidup, sistokeln dan rektokel 6 bulan setelah operasi antara dua kelompok. Namun, ada
yang signifikan perbedaan nyeri sungsang 6 bulan setelah operasi antara dua kelompok di
mana kelompok SSF mengalami nyeri sungsang lebih parah dibandingkan daripada
kelompok non-SSF, dan ada yang signifikan perbedaan prolaps vagina 6 bulan setelahnya
operasi antara dua kelompok di mana kelompok non-SSF mengalami vagina yang lebih
parah prolaps dibandingkan dengan kelompok SSF.

F. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Fiksasi sakrospinous
efektif dalam mengurangi vagina prolaps pada pasien POP.

.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansa, Y., Fauzi, A., Basir, F., Theodorus. (2019). SACROSPINOSUS FIXATION
EFECTIVITY IN PELVIC ORGAN PROLAPSE PATIENT. Sacrospinosus
Fixation Efectivity 53 Volume 7, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai