Anda di halaman 1dari 23

PENYEDIAAN SUMBER AIR LAYAK MINUM UNTUK KORBAN GEMPA

MELALUI SISTEM SOLAR WATER DISINFECTION (SODIS)

Disusun Oleh:

Ainun Najib, NIS/NISN: 00467/0019999558

SMA NEGERI 11 PINRANG

JALAN IR. JUANDA KABUPATEN PINRANG

SULAWESI SELATAN

SMA Negeri 11 Pinrang i


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah swt. yang senantiasa memberi
petunjuk serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Penyediaan sumber air layak minum bagi korban gempa
melalui system Solar Water Disinfection (SODIS)” dapat diselesaikan sesuai rencana..
Penyelesaian karya tulis ini mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan berjuta rasa terima kasih kepada Muh. Ridwan Ali, M.Pd selaku kepala
SMAN 11 Pinrang dan juga kepada Pembina KIR “Rumah Cahaya” yang telah banyak
berkontribusi dalam penyelesaian karya tulis ini. Juga untuk keluarga yang telah
meletakkan api semangat ditengah bergugurannya daun-daun keyakinan. Serta untuk
seluruh pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Akhir kata, kami juga menyadari akan kekurangan Karya Ilmiah ini. Oleh karna itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan Karya Ilmiah kami selanjutnya
sebagai Karya Ilmiah yang lebih baik.

Pinrang, 5 April 2019

Penulis

SMA Negeri 11 Pinrang ii


PENYEDIAAN SUMBER AIR LAYAK MINUM UNTUK KORBAN GEMPA
MELALUI SISTEM SOLAR DISINFECTION (SODIS)

Penulis : Ainun Najib


SMA Negeri 11 Pinrang
Jl. Ir. H Juanda No.7 Pinrang, Sulawesi Selatan

ABSTRAK
Jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir,
dan kekeringan, air menempati peran kunci dalam bantuan bencana. Keberadaan air
penting untuk minum, memasak, dan mendukung daerah pengungsian sanitasi
lingkungan dan menghindari korban bencana penyakit yang ditularkan melalui air.
Masalah air dalam kondisi bencana dapat terjadi sebagian sebagai akibat: gangguan
sumber air karena perubahan kualitas air, menjadi keruh atau asin, rusaknya sistem
perpipaan, kerusakan instalasi pengolahan, gangguan sistem distribusi, atau
kelangkaan sumber air di daerah evakuasi.

Pengenalan kualitas air menjadi penting untuk menentukan teknologi proses


mana yang akan digunakan dan menyimpan investasi dalam kondisi darurat.
Penanganan prioritas air bersih biasanya didahulukan di daerah-daerah pengungsi
dengan sistem komunal, karena kebutuhan air untuk mandi, mencuci, dan toilet cukup
besar, sedangkan untuk minum di acara-acara awal saat bencana didominasi oleh air
kemasan, tetapi untuk jangka panjang mereka, mereka harus merebus air.

Untuk daerah terpencil dan sulit dijangkau individu yang biasanya


menggunakan sistem lebih sederhana dan mudah dioperasikan. Teknologi Pasokan Air
untuk tanggap darurat memiliki karakteristik 1). Mampu beroperasi dengan segala
macam kondisi air (fleksibel & mudah beradaptasi), 2). Dapat dioperasikan dengan
mudah, 3). Tidak membutuhkan banyak perawatan, 4). Sedikit menggunakan bahan
kimia, dan 5). Portable dan mudah dilepas (Sistem Seluler).

Kata kunci: Kualitas Air, Teknologi Pengolahan Air, Air Minum, Tanggap Darurat,
filtrasi, Solar, Ozonizer, Disinfeksi.

SMA Negeri 11 Pinrang iii


RINGKASAN
Latar Belakang
Pada survai awal sesaat setelah kejadian bencana alam, pengenalan kualitas air
sangat penting karena air bersih merupakan faktor kunci yang menjaga agar
orang tetap sehat, khususnya dalam keadaan darurat. Air dapat terkontaminasi di
sumbernya, sumber air yang tidak terlindungi atau selama perjalanan dari sumber
ke rumah, di rumah, tempat air yang kotor, dan tangan yang tidak dicuci.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah dampak dan kondisi korban bencana alam? Bagaimanakah syarat
kondisi air layak minum? Bagaimanakah permasalahan dalam penyediaan air bersih
dalam kondisi bencana alam? Bagaimanakah Solar Water Disinfection (SODIS)
sebagai konsep dalam alternative penyedia air layak minum bagi korban bencana
alam?

Tujuan
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang telah dilakukan adalah
memberikan jawaban atas rumusan masalah.

Metode
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif bersifat gagasan, yaitu salah satu
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan teknik analisis.
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam mengenai efesiensi
dan kelayakan dalam penggunaan invosa terhadap subjek yaitu korban bencana
gempa bumi.

Hasil
SODIS adalah suatu teknik sederhana mengdisinfektasi air dengan menggunakan
sinar Matahari dan botol PET (botol air mineral) sehingga layak untuk diminum.
Secara sederhana SODIS adalah menjemur air mentah sehingga aman untuk
diminum, teknik ini cocok untuk keadaan darurat atau daerah yang terkena bencanan
untuk mengatasi masalah air minum.

Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dalam pembuatan inovasi dalam mitigasi bencana,
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bencana alam merupakan bencana yang
tidak bisa ditebak kapan datangnya. Oleh karena itu, diperlukan persiagaan yang
memadai agar saat terjadi bencana, masyarakat dapat dievekuasi secara baik.

SMA Negeri 11 Pinrang iv


DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
A. Kajian Terhadap Solar Water Disinfection .................................................................. 4
B. Kajian Terhadap Dampak Gempa Bumu...................................................................... 4
C. Kajian Terhadap Penyediaan Air Minum ..................................................................... 5
BAB III ........................................................................................................................ 7
METODE PENULISAN ............................................................................................ 7
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 7
B. Pendekatan Penelitian .................................................................................................. 7
C. Teknik Pengumpuan Data ........................................................................................... 7
D. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 8
BAB IV......................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 9
A. Hasil Penelitian ............................................................................................................. 9
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................................... 10
BAB V ......................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16
Riwayat Hidup Peneliti ............................................................................................. 18

SMA Negeri 11 Pinrang v


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antara Tahun 1995 dan 2004, tercatat 3.197 bencana alam, 363 keadaan
darurat dan 1.374 epidemi dicatat dalam literatur. Distribusi bencana sebagian
besar terjadi di Asia (67%), diikuti oleh Amerika Latin dan Karibia (13%),
dengan kisaran angka kematian dari 1,500 - 2,500,000 kematian. Keadaan
darurat terbesar terjadi di Afrika (53%), diikuti oleh Asia (33%), dengan angka
kematian 1,00 - 3,000,000. Wabah terbesar terjadi di Afrika (83%) diikuti oleh
Asia (17%), dengan angka kematian 550 - 4,500 jiwa.
Gempa dan bencana tsunami pada hari minggu jam 07:58 pagi, 26
Desember Tahun 2004 di Aceh, telah menyadarkan kita semua betapa
bencana besar telah meluluh lantakkan semua sarana dan prasarana yang
ada di kota maupun desa-desa. Gempa dan tsunami telah menghancurkan
dan menyapu bangunan gedung perkantoran, sarana komunikasi terputus,
rumah penduduk rubuh, jembatan patah, jalan amblas dan rusak berat serta
korban jiwa yang sangat besar.
Bencana ini sulit digambarkan dengan kata-kata betapa dahsyatnya
dan keadaan ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Oleh karena itu
telah memberi pelajaran berharga bagi kita, pada penanganan kejadian
bencana berikutnya seperti: Gempa Bumi di Jogyakarta, Padang, Sukabumi,
dan Pantai Pangandaran.
Pada beberapa kejadian bencana besar, kita bisa lihat bagaimana negara
tetangga kita Australia, Singapura, Jepang, atau mungkin yang lebih jauh
misalnya Amerika, Swiss, Kanada begitu cepat datang ke lokasi bencana,
karena mereka sudah siap dengan tim yang terlatih dan peralatan
pendukungnya, disamping dana operasional yang memadai. Sejak ada
Bakorstanas penanganan bencana jauh lebih baik, namun tetap saja selalu
masih ada kekurangan dan perlu penyempurnaan dari waktu kewaktu.
Masalah air bersih pada kondisi bencana dapat terjadi antara lain akibat
terganggunya sumber air karena kuailtasnya berubah, menjadi keruh atau asin,
hancurnya sistem perpipaan, rusaknya instalasi pengolahan, terganggunya
sistem distribusi, atau langkanya air di daerah pengungsian.

SMA Negeri 11 Pinrang 1


Pada survai awal sesaat setelah kejadian bencana alam, pengenalan
kualitas air sangat penting karena air bersih merupakan faktor kunci yang
menjaga agar orang tetap sehat, khususnya dalam keadaan darurat. Air dapat
terkontaminasi di sumbernya, sumber air yang tidak terlindungi atau selama
perjalanan dari sumber ke rumah, di rumah, tempat air yang kotor, dan tangan
yang tidak dicuci.
Ada banyak alasan kenapa kualitas air perlu ditingkatkan. Alasan
yang paling penting adalah penghilangan organisme seperti cacing dan
parasit yang menyebabkan penyakit. Partikel tersuspensi, seperti debu yang
dapat menyebabkan air terlihat keruh dan tidak enak rasanya mungkin
membawa cacing yang dapat membuat orang sakit.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, penulis kemudian
merumuskan permasalahan yang kemudian selanjutnya akan diteliti lebih lanjut.
Rumusan permasalahan ini mewakili setiap komponen yang kemudian akan saling
berhubungan, sebagai berikut: (1) Bagaimanakah dampak dan kondisi korban
bencana alam? (2) Bagaimanakah syarat kondisi air layak minum? (3)
Bagaimanakah permasalahan dalam penyediaan air bersih dalam kondisi bencana
alam? (4) Bagaimanakah Solar Water Disinfection (SODIS) sebagai konsep dalam
alternative penyedia air layak minum bagi korban bencana alam?
C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang telah dilakukan


adalah memberikan jawaban atas rumusan masalah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan memberikan manfaat kepada:

1. Manfaat Teoritis
Penulisan karya tulis ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
bahan referensi bagi penulis ataupun khalayak umum lainnya yang ingin mengkaji
lebih mendalam mengenai metode alternatif penyediaan air bersih. Selain itu dapat
menjadi sumbangan ilmu pengetahuan.

SMA Negeri 11 Pinrang 2


2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat berguna sebagai pelajaran baru yang bisa ditetapkan untuk
mengolah air yang kurang layak minum menjadi layak minum dengan cara
yang sederhana.
2. Bagi pemerintah diharapkan agar mengelola dan memberikan pembinaan
mengenai metode penyediaan ari bersih ini.

SMA Negeri 11 Pinrang 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian terhadap Solar Water Disinfection
Solar dalam bahasa Inggris mempunyai arti panas yang dihasilkan oleh
matahari. Sementara itu, sesuai Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), Depdinas:
2009), kata panas berarti rangasangan yang dihasilkan oleh suatu benda atau
sumber tertentu yang kemudian menghasilkan panas. Dalam arti kata, panas
matatahari adalah panas yang dihasilkan oleh matahari yang disalurkan melalui
cahayanya.

Water dalam bahasa Inggris memiliki arti sebagai air. Dan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti cairan jernih tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen.

Sementara itu, Disinfection yang diartikan sebagai Desinfeksi memiliki arti


pembasmian hama penyakit (KBBI), dalam arti kata, metode yang menggunakan
desinfektan yang dapat membunuh kuman-kuman atau mengurangi
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) yang ada dalam limbah cair/ air
limbah. Disinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme yang dapat
menimbulkan penyakit. Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap paparan
mikro-organisme patogen penyebab penyakit, termasuk di dalamnya virus, bakteri
dan protozoa parasit (Biton, 1994).

B. Kajian terhadap dampak Gempa Bumi

Gempa Bumi berasal dari dua kata berbeda, yaitu: gempa yang artinya
getaran atau guncangan. Dan kata yang kedua adalah Bumi yang dapat diartikan
sebagai planet Bumi atau tempat tinggal kita. Apabila digabungkan maka dua kata
ini menjadi, sebuah getaran yang terjadi di muka Bumi dengan adanya sebab
tertentu.

Juga dapat diartikan dengan guncangan yang terjadi di permukaan Bumi


yang disebabkan Gelombang Seismik. Gempa bumi pada umumnya terjadi
disebabkan adanya pergeseran Kerak Bumi dari dasar Bumi. Bisa juga terjadi
karena efek letusan gunung berapi atau bahkan oleh ulah manusia sendiri.

SMA Negeri 11 Pinrang 4


Sebab utama yang dapat memicu terjadinya gempa bumi adalah adanya
pelepasan energi, disebabkan pergeseran Lempeng Bumi. Semakin lama energi itu
akan membesar dan akan mencapai keadaan maximun. Apabila pinggiran lempeng
tidak bisa menahan energi tesebut maka akan mengakibatkan terjadinya gempa
bumi.

Getaran yang dihasilkan gempa bumi dapat merusak keadaan lingkungan


sekitar. Seperti rusaknya rumah-rumah warga, gedung-gedung dan lain-lain. Dan
juga dapat menyebabkan terkikisnya lapisan tanah, pencemaran tanah dan erosi
pada tanah dan masih banyak yang lainnya.

Gempa bumi akan menyebabakan rusaknya fasilitas yang ada, akan yang
mengakibatkan sulitnya mencari air bersih. Karena saluran-saluran air yang rusak
akan menyebabkan pencemaran air disekitar lokasi gempa. Dan itulah pemicu
utama tersebarnya wabah-wabah penyakit seperti TBC, Diare, Demam Berdarah
dan lain-lain.

Selain itu, saat terjadi gempa bumi seseorang berpotensi untuk terkena
runtuhan-runtuhan bangunan yang roboh. Atau bisa juga terperangkap di dalam
sebuah gedung atau bahkan terseret arus saat terjadi tsunami. Dan masih banyak
lagi penyebab jatuhnya korban pada bencana gempa Bumi.

C. Kajian terhadap Penyedian Air Minum

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau,
tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum.

Air dapat berbahaya bagi kesehatan jika mengandung unsur-unsur


tertentu, seperti pestisida yang digunakan untuk pertanian, arsenic alam,
atau mengandung zat besi dan mangan yang membuat rasanya menjadi
tidak enak. Ada banyak cara untuk melakukan uji kualitas air.
Uji kualitas air dapat dilakukan di lapangan secara sederhana dengan

SMA Negeri 11 Pinrang 5


seperangkat peralatan uji kualitas, seperti pengukuran warna, pH,
kekeruhan, dan padatan terlarut. Jika surveyor sudah pengalaman atau
dalam kondisi darurat bau dan rasa juga bisa dipakai untuk memperkirakan
kualitas air yang ada.
Kualitas hasil pengukuran, sandingkan dengan baku mutu air klas II,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, jika hasil
pengukuran nilainya masih di bawah baku mutu, maka sumber air tersebut
masih layak sebagai air baku air minum. Hasil pengolahan air setelah
diproses juga harus dikontrol, kemudian disandingkan dengan standar air
minum dalam KEPMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum.

SMA Negeri 11 Pinrang 6


BAB III
METODE PENULISAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Neger 11 Pinrang yang beralamat di Jln. Ir.
H. Juanda, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada
4 April 2019.
B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif bersifat gagasan, yaitu salah satu
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam
mengenai efesiensi dan kelayakan dalam penggunaan invosa terhadap subjek yaitu
korban bencana gempa bumi.
C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, maka teknik yang dilakukan adalah teknik


Purposive sampling dan studi kepustakaan.
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling
dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada
dua hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu
non random sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh
peneliti itu sendiri.
Studi kepustakaan adalah teknik pengambilan data yang dilakukan untuk
memperkuat dan memperakurasi data penelitian yang telah diperoleh. Untuk itu,
peneliti akan melakukan proses pengambilan data dari berbagai sumber, yakni
buku, majalah, jurnal, juga internet.

D. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan


sampel atau hasil yang didapatkan dengan data yang valid sebagai perbandingan.

SMA Negeri 11 Pinrang 7


Penyajian data dilakukan dengan cara memperhatikan pada sebuah objek
ketentuan yang berlaku. Contohnya adalah kandungan ketentuan yang berlaku
pada kelayakan air minum. Maka inovasi yang dibuat harus bisa mencapai
ketentuan tersebut, dan cara yang digunakan adalah anilisis perbandingan.
Tahap taksonomi data adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
mengelompokkan data yang telah disederhanakan. Penyajian data dilakukan
dengan cara penyusunan informasi yang komplek ke dalam suatu bentuk atau
pola yang sistematis, sehingga dapat menjadi lebih sederhana, dan mudah
dipahami kandungan maknanya.
Pada tahapan penarikan simpulan, peneliti melakukan analisis data secara
berkesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data. Pengambilan
simpulan ini dilakukan peneliti sejak awal pengumpulan data, walaupun masih
bersifat sementara. Peneliti terus-menerus memverifikasi simpulan-simpulan
tersebut sampai pada akhirnya mendapatkan simpulan yang utuh.

SMA Negeri 11 Pinrang 8


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. TDS dalam Air minum
TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator dari
jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun non-
organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air yang
memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter.
Satuan yang digunakan biasanya ppm (part per million) atau yang sama
dengan miligram per liter (mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi
yang menunjukkan berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter
dari cairan. Zat atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat
berupa natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat,
bikarbonat, klorida dan sulfat.
Menurut WHO (World Health Organization), kandungan mineral dalam air
tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan selama air masih dikategorikan
tawar. Meski begitu, WHO menetapkan standar kandungan padatan terlarut
dalam air minum yang terbagi menjadi beberapa kriteria level.
KANDUNGAN TDS (mg/l) Penilaian Rasa Air
Kurang dari 300 Bagus sekali
300 – 600 Baik
600 – 900 Bisa diminum
900 – 1.200 Buruk
900 – 1.200 Berbahaya

2. Dampak TDS tinggi


Kenapa air dengan TDS tinggi tidak diinginkan atau berbahaya?
 Karena akan terasa getir, asin, terasa seperti terlarut logam, dan
memiliki bau yang tidak sedap
 Air dengan TDS tinggi kurang bisa mengurangi rasa haus.

SMA Negeri 11 Pinrang 9


 Air dengan TDS tinggi mempengaruhi rasa makanan dan minuman,
sehingga mengurangi selera makan.
 Air dengan TDS tinggi dapat saja terkandung mineral-mineral
berbahaya seperti nitrat, sodium, sulfat, barium, cadmium, tembaga,
dan florid.
 Jika seseorang minum 2 gelas air per hari, maka jika ditotal selama
70 tahun hidupnya orang tersebut mengkonsumsi 4500 galon air.
Jika air itu bukan air murni, dari 4500 galon ini mengandung 200-
300 pound batuan yang tubuh tidak perlukan. Kebanyakan akan
dibuang melalui saluran ekskresi. Tapi, sebagian akan tinggal di
dalam tubuh, dan akan mengakibatkan kekakuan sambungan
persendian, pengerasan arteri, batu ginjal, penyumbatan arteri, dan
kaliper mikroskopik dan mengalir keseluruh tubuh.
B. Pembahasan
1. Solar Water Disinfection (SODIS)
SODIS adalah suatu teknik sederhana mengdisinfektasi air dengan
menggunakan sinar Matahari dan botol PET (botol air mineral) sehingga
layak untuk diminum. Secara sederhana SODIS adalah menjemur air
mentah sehingga aman untuk diminum, teknik ini cocok untuk keadaan
darurat atau daerah yang terkena bencanan untuk mengatasi masalah air
minum.
Kata Sodis berasal dari singkatan dalam bahasa inggis Solar water
deisinfectan. SODIS adalah cara yang murah dan metode yang efektif untuk
desentralisasi pengolahan air, biasanya diterapkan di tingkat rumah tangga
dan direkomendasikan oleh World Health Organization sebagai metode
yang layak untuk keperluan pengolahan air rumah tangga dan penyimpanan
yang aman.

SMA Negeri 11 Pinrang 10


2. Penggunaan

Paparan sinar Matahari telah ditunjukkan untuk menonaktifkan


penyebab diare organisme dalam air minum tercemar. Tiga efek dari radiasi
Matahari dipercaya untuk berkontribusi pada organisme patogen inaktivasi:

1. UV-A mengganggu secara langsung dengan metabolisme dan


merusak struktur sel bakteri.
2. UV-A (panjang gelombang 320-400 nm) bereaksi dengan oksigen
terlarut dalam air dan menghasilkan bentuk oksigen sangat reaktif
(oksigen radikal bebas dan hidrogen peroksida), yang diyakini juga
kerusakan patogen.
3. Radiasi Infra merah memanaskan air. Jika suhu air naik di atas 50 °
C, proses desinfeksi adalah tiga kali lebih cepat.

Pada suhu air sekitar 30 ° C , ambang batas intensitas radiasi


Matahari sekurang-kurangnya 500 W/m2 (semua spektrum cahaya)
diperlukan selama sekitar 5 jam untuk SODIS efisien. Dosis ini
mengandung energi 555 Wh/m2 dalam kisaran UV-A dan cahaya ungu, 350
nm-450 nm, setara dengan sekitar 6 jam lintang pertengahan (Eropa) siang
sinar Matahari musim panas. Pada suhu air lebih tinggi dari 45 ° C, efek
sinergis dan suhu radiasi UV lebih meningkatkan efisiensi desinfeksi.

Durasi Pengolahan Air yang Disarankan

Kondisi Cuaca Lama waktu pengolahan


minimum
Cuaca cerah 6 jam

50% berawan 6 jam

50-100% berawan 2 hari

hujan terus-menerus kinerja tidak memuaskan,


gunakan air hujan

SMA Negeri 11 Pinrang 11


3. Evektifitas SODIS di Indonesia

Solar Water Disinfection dianggap efektif digunakan oleh masyarakat


Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara yang beriklim tropis,
dan hanya memilki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Lain halnya dengan negara-negara seperti di eropa yang beriklim dingin,
SODIS dianggap tidak efektif. Selain itu, di Indonesia juga sepanjang tahun
terus mengalami musim kemarau yang curah hujannya hanya di bawah 60
mm per bulan. Sehingga efektifitas dari panas matahari juga bisa digunakan
sebaik mungkin.

SODIS adalah metode yang efektif untuk mengolah air di mana bahan
bakar atau kompor tidak tersedia atau mahal, contohnya di daerah bencana.
Bahkan di mana bahan bakar tersedia, SODIS lebih ekonomis dan ramah
lingkungan.

SODIS juga dianggap efektif dikarenakan bahan dan modalnya pun


sangat murah. Masyarakat Indonesia dimanapun bisa menggunakannya.
Dikarenakan barang yang diperlukan hanyalah botol plastik, air, dan
medium penghantar panas seperti atap seng.

(penggambaran Solar Water Disenfection)

SMA Negeri 11 Pinrang 12


4. Pembahasan Hasil Penelitian SODIS

Berikut data berupa grafik yang diperoleh dalam penelitian terhadap SODIS
berupa evektifitasnya.

Grafik tersebut menjelaskan bagaimana perubahan dalam kandungan


organisme pada air terus mengalami penurunan seiring waktu yang dibutuhkan.
Angka yang dihasilkan pada waktu 6 – 10 jam mencapai 30% – 20% berkurangnya
organisme dalam air. Dapat diartikan pula, dala TDS hal ini mencapai kondisi baik,
yaitu 300 – 600 mg/l

KANDUNGAN TDS (mg/l) Penilaian Rasa Air


Kurang dari 300 Bagus sekali
300 – 600 Baik
600 – 900 Bisa diminum
900 – 1.200 Buruk
900 – 1.200 Berbahaya

Kandungan TDS pada SODIS mencapai 300 – 600 mg/l = Baik

SMA Negeri 11 Pinrang 13


Selanjutnya yaitu grafik yang berisikan evektifitas yang disandingkan
dengan musim atau keadaan cuaca di suatu daerah. Terlihat bahwa pada darah yang
bermusim kemarau seperti di Indonesia, kelajuan persentasi dan waktu yang
dibutuhkan sangat signifikan. Untuk mencapai angka 80% – 100% dibutuhkan suhu
yang sesuai seperti di Indonesia yang bermusim kemarau.

SMA Negeri 11 Pinrang 14


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dalam pembuatan inovasi dalam mitigasi
bencana, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bencana alam merupakan
bencana yang tidak bisa ditebak kapan datangnya. Oleh karena itu, diperlukan
persiagaan yang memadai agar saat terjadi bencana, masyarakat dapat
dievekuasi secara baik.
Salah satu alternative yang bisa digunakan terkhusus pada pengolahan air
adalah Solar Water Disinfection (SODIS) sebagai pengolahan air bersih yang
murah dan mudah untuk korban bencana. Untuk mengoptimalkan SODIS, maka
perlu diperhatikan dalam setiap proses pengolahannya.
Masalah yang akan dihadapi setelas SODIS adalah bagaimana tanggapan
masyarakat akan evektifitas dan penggunannya. Dikarenakan masyarakat
mungkin lebih mempercayai teknologi yang lebih mahal.
B. Saran
1. Perlu peningkatan kewaspadaan dengan mempersiapkan peralatan-peralatan
untuk mengatasi keadaan darurat.
2. Perlu pengenalan kualitas air untuk menentukan sumber air yang akan
digunakan, menentukan proses pengolahan dan jenis teknologi yang akan
digunakan.
3. Pengolahan air untuk individu dilakukan pada daerah bencana yang
terpencar dan sulit dijangkau.
4. Pengolahan air untuk komunal dilakukan pada daerah pengungsian yang
terkonsentrasi.
5. Perlu peningkatan kesigapan dalam menghadapi bencana alam dengan
meningkatkan ketrampilan dan melakukan latihan untuk memastikan kesiapan
peralatan.

SMA Negeri 11 Pinrang 15


DAFTAR PUSTAKA

Spiegel, PB, Le, P, Ververs, MT and Salama, P (2007). Occurrence and overlap of natural
disasters, complex emergencies and epidemics during the past decade (1995- 2004) Confl
Health 1, 2.

Cruz, R, Harasawa, H, Lal, M and Wu, S (2007). IPCC Fourth Assessment Report:
Working Group II Report "Impacts, Adaptation and
Vulnerability" Chapter 10: Asia. United Nations Environmental Programme /
World Meteorological Society, Geneva,Switzerland.http://www.ipcc.ch/pdf/a ssessment-
report/ar4/wg2/ar4-wg2- chapter10.pdf.

Gaffga, NH, Tauxe, RV and Mintz, ED (2007). Cholera: a new homeland in Africa? Am J
Trop Med Hyg77(4), 705-13.

Highsmith, Anita K., and Sidney A. Crow,1992, Waterborne Diseases. Encyclopedia of


Microbiology, Centers for Disease Control and Prevention. Vol. 4. Academic Press: 377-
384.

IFRC, 2006, Household water treatment and safe storage in emergencies, a field manual
for Red Bross/Red Crescent personnel and volunteers, The International Federation, the
National Societies and the International Committee of the Red Cross together constitute the
International Red Cross and Red Crescent Movement.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002


Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Lantagne, D, Quick, RE and Mintz, E (2006b). Household water treatment and safe storage
options in developing countries: a review of current implementation practices. Woodrow
Wilson International Center for Scholars' Environmental Change and Security
Program,www.wilsoncenter.org/ topics/pubs/WaterStoriesComplete.pdf.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air.

SMA Negeri 11 Pinrang 16


Sobsey, M (2002). Managing water in the home: accelerating health gains from improved
water supply. World Health Organization, Geneva, Switzerland.http://
www.who.int/water_sanitation_health/dwq/ws h0207/en/index2.html.

Brown, J, Sobsey, M and Proum, S (2007). Use of Ceramic Water Filters in Cambodia.
Water and Sanitation Program / UNICEF, Cambodia.

UNISDR (2008). Disaster risk and climate change. from http://www. unisdr.org/eng/risk-
reduction /climate-change/climate- change.html, United Nations International Strategy for
Disaster Reduction, Geneva, Switzerland.

SMA Negeri 11 Pinrang 17


Riwayat Hidup Peneliti

Ainun Najib adalah buah kasih pasangan Hasbullah Mada


dan Ayanah Arnani. Dilahirkan pada 17 Desember 2002 di
Pinrang. Riwayat pendidikannya yaitu, Sekolah Indonesia
Jeddah, Kingdom of Saudi Arabia (SIJ) KSA. Kemudian
dilanjutkan di Ponpes Al-Ikhlas Bone, dan saat ini berada di
SMA Negeri 11 Pinrang. Memiliki hobi membaca, menulis
dan meneliti. Bisa dihubungi melalui:

Email: najibexcel11@gmail.com, WA: 08999179558

SMA Negeri 11 Pinrang 18

Anda mungkin juga menyukai