Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN PERANGKAT LUNAK DAN SENSOR

LAPORAN AWAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Penilaian Matakuliah


Praktikum Keahlian Fisika

MUHAMMMAD AHYAR IBRAHIM ALDEBARAN

140310160096

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... i

BAB I .......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................1

1.3 Batasan Masalah .....................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................2

BAB II .....................................................................................................................3

2.1 Perangkat Lunak CodeVision (CVAR) ..................................................4

2.2 Sensor ............................................................................................................4

2.3.1 Sensor Termistor NTC (Negative Temperature Coefficient) ......4

2.3.2 IC Sensor (LM 35) ...........................................................................6

2.3.3 Sensor Cahaya (Light Dependant Resistor) ...........................................7

BAB III ..................................................................................................................10

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian ......................................10

3.2 Perancangan Program simulais led*hex berbasis perangkat lunak

Codevision AVR ...............................................................................................11

i
3.3 Pengunduhan file simulasi led.hex ke perangkat mikrokontroler ...12

3.4 Sensor NTC.................................................................................................12

3.5 Sensor IC LM35 .........................................................................................13

3.6 Sensor LDR (Light Dependent Resistance). ............................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya instrument yang berfungsi sebagai alat dalam hal pengukuran

memudahkan manusia dalam memahami atau mengenali dan mengukur berbagai

besaran fisis yang ada di dunia ini. pada perkembangannya, instrumentasi telah

berubah dari penggunaan mesin mesin tidak otomatis menjadi mesin mesin

otomatis. Dalam prosesnya, mesin mesin otomatis menggunakan komponen

mikrokontroler yang berfungsi sebagai otak dan terprogram oleh pengguna

instrument itu sendiri.

Dengan fenomena tersebut, perlu sebuah pengkajian mengenai bagaimana cara

kerja mikrokontroler tersebut diatur atau diprogram, lalu mengenai cara kerja

sensor sensor yang membaca berbagai besaran fisis yang akan sering ditemui dalam

kajian fisika instrumentasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang sudah penulis buat, maka terdapat masalah yang

dirumuskan pada poin – poin dibawah ini.

1. Bagaimana cara kerja sensor-sensor LM35, NTC, dan LDR ?

2. Bagaimana cara kerja CodeVision AVR, Proteus, dan Extreme Burner AVR

1
1.3 Batasan Masalah

1. Sensor-sensor yang akan diteliti cara kerjanya adalah Light Dependant

Resistor, IC (LM35), dan Thermistor jenis Negative Temperature

Coefficient, dengan variable yang akan diujikan adalah variable suhu dan

variable intensitas cahaya

2. Perangkat lunak yang digunakan adalah CodeVisionAVR, Extreme Burner

AVR, dan Proteus -ISIS

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dasar dasar sensor dan dasar

dasar penggunaan Perangkat Lunak Proteus, Codevision, dan Prog ISP..

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memahami konsep dasar perancangan dan

penggunaan sensor sensor LDR,NTC, dan IC LM35. Sehingga dapat

dikembangkan kembali penggunaannya dalam berbagai instrument yang berfungsi

membaca berbagai besaran fisis misalnya intensitas cahaya dan suhu.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori – teori dasar yang berhubungan

dengan peraktikum.

No Penulis, Penerbit, Judul Hasil

Tahun

1 (Yang, Xiaoqiu; Lin, Encyclopedia of Karakteristik sensor


Engineering Geology LDR
2017)

2 (Vrileuis, 2015) Pemantau Lalu Lintas Pendeteksian kendaraan


dengan Sensor LDR yang melintas
Berbasis memanfaatkan sistem
Mikrokontroler kerja sensor LDR
ATmega16
3 (Nayyar and Puri, Data Glove : Internet ofPenggunaan sensor LDR
2016) Things (IoT) Based dan LM35 yang
Smart Wearable berfungsi mendeteksi
Gadget intensitas cahaya dan
suhu yang terintegrasi
dengan Arduino dalam
bentuk sarung tangan
4 (Aleksic et al., 2004) A thick film NTC Dengan menggunakan
thermistor air flow sensor NTC, didaparkan
sensor rentang variasi aliran
udara 0,3-10
l/sdidapatkan rentang
resistivitas sekitar 450
ohm

Berikut teori dasar yang akan menjadi pondasi penelitian yang akan dilakukan.

3
2.1 Perangkat Lunak CodeVision (CVAR)

CodeVisionAVR adalah compiler Bahasa pemrograman C, Lingkungan

pengembangan terintegrasi dan generator program otomatis yang dirancang untuk

dapat digunakan pada mikrokontroler jenis Atmel AVR.

Bahasa yang digunakan pada perangkat lunak ini adalah Bahasa C. sebagai

contoh, berikut adalah penggunaan perangkat lunak ini dalam pengendalian

mikrokontroler

2.2 Sensor

.Sensor adalah suatu elemen dalam perangkat mekatronika atau instrumentasi

yang berfungsi untuk mendeteksi besaran fisis dan mengubahnnya menjadi sinyal

yang dapat diolah oleh sistem (Alciatore & Histand, 2012)

2.3.1 Sensor Termistor NTC (Negative Temperature Coefficient)

Sensor Termistor adalah resistor yang bersifat sensitive terhadap termal atau

suhu dan memiliki prinsip kerja dimana akan menunjukkan perubahan resistansi

yang terjadi karena adanya perubahan suhu(Wavelength, 2018).

Termistor terbentuk atas semikonduktor oksida metalik (Tutorial, 2018).

Hubungan antara resistansi thermistor dan suhu dapat didapatkan melalui

persamaan dibawah.

1
𝑇=
𝐴 + 𝐵 ln(𝑅) + 𝐶[ln⁡(𝑅)]3

Sesuai Namanya, Negative Temperature Coefficient, nilai resistansi yang

dihasilkan oleh sensor ini berubah atau berbanding terbalik dengan suhu sekitar

4
yang terbaca oleh sensor ini. Sehingga ketika suhu sekitar semakin tinggi, maka

resistansi yang terbaca akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat melalui grafik

karakteristik NTC berikut (Today, 2017)

Gambar 2.0.1 Karakteristik sensor NTC

Berikut adalah symbol dari NTC beserta gambar contoh komponen NTC

Gambar 2.0.2 Bentuk sensor Thermistor NTC

5
Gambar 2.0.3 Simbol sensor Thermistor pada rangkaian

2.3.2 IC Sensor (LM 35)

Sensor IC jenis LM 35 adalah transducer yang berfungsi mengubah besaran

suhu menjadi besaran listrik(Alif, Utama and St, 2018). Beberapa karakteristik

sensor ini adalah diantaranya :

 Memiliki galat dalam pengukuran sekitar ¼ C pada suhu kamar (25C),

dan semakin membersar pada rentang suhu dibawah -55 C dan +150

 Cocok digunakan untuk penggunaan remote

 Arus yang digunakan kurang dari 60 mikroampere

 Proses pemanasan -sendiri yang lambat

 Keluaran impedansi rendah, 0.1W untuk beban 1mA

 Hubungan antara output dan input adalah linier dengan gradien

sebesar 10 mV

Berikut adalah gambar komponen dari IC LM35

6
Gambar 2.0.4 Bentuk sensor IC LM35

Dan berikut adalah karakteristik suhu dan tegangan dari sensor IC LM335

(Singh and Sarma, 2012)

Gambar 2.0.5 Karakteristik suhu dan tegangan sensor LM35

2.3.3 Sensor Cahaya (Light Dependant Resistor)

Sensor cahaya atau .Light Dependant Resistor adalah komponen resistor yang

memiliki resistansi tinggi ketika cahaya redup dan kemudian akan turun ketika

cahaya mulai menyinari permukaannya(Sinclair, 2001). Bahan fabrikasi resistor ini

7
pada umumnya adalah semikonduktor cadmium sulfide, cadmium sulfonida, dan

cadmium selenida. Sensor ini memiliki karakteristik resistansi dan intensitas cahaya

yang tertangkap sensor adalah sebagai berikut

Gambar 2.6 Karakteristik sensor LDR

Dari segi sensitivitas terhadap cahaya, sensor LDR tidak lebih sensitive

dibandingkan dengan fotodioda (Resistorguide, no date)

Gambar 2.7 Simbol sensor LDR pada rangkaian

Konstruksi LDR dapat dilihat seperti gambar di bawah ini. dimana sensor ini

terdiri atas material yang sensitive terhadap cahaya yang terletak pada substrat

terinsulasi contohnya keramik. Material ini dibentuk dengan alur zig zag agar

dimaksudkan mendapatkan resistansi dan power rating. Area zigzag ini

8
memisahkan logam terdeposisi menjadi dua daerah. Lalu kontak ohmik akan terjadi

diantara keduaa daerah ini. resistansi pada kontak ini harus dipastikan sekecil

mungkin agar terjadinya perubahan resistansi hanya dapat terjadi jika terjadi

perubahan intensitas cahaya yang mengenai permukaan sensitive (ELctrical4U, no

date).

Gambar 2.8 Struktur sensor LDR

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan penelitian, mulai

dari pereancangan perangkat lunak untuk simulasi ATMEGA8535

1. Tahap pertama adalah pemilihan komponen pada Proteus 8.5, diantaranya

a. Mikrokontroler ATMEGA8535

b. Crystal

c. Dua kapasitor non polar

d. satu kapasitor polar

c. switch button

f. Resistor

g. LED animasi

2. Tahap kedua adalah perancangan komponen komponen yang telah dipilih

dan menghubungkannya.

3. Ketiga adalah, pengubahan nilai nilai komponen elektronika

4. Keempat, pemasangan supply tegangan dan grounf tombol terminal mode

10
5. Kelima adalah pengisian file simulasi led*hex ke mikrokontroler

6. Keenam adalah menjalankan simulasi dan melihat hasil running program

7. Terakhir adalah penulisan hasil dan pembahasan serta kesimpulan dari

penelitian

3.2 Perancangan Program simulais led*hex berbasis perangkat lunak


Codevision AVR

1. Pembuatan file project baru

2.Langkah kedua adalah memilih AT90,ATtini,ATmega pada pilihan target

AVR Chip Type

3.Lengkah ketiga adalah memilih ATMEGA 8535 pada pilihan chip dan

clock 11.0620 MHz

4. Langkah keempat adalah menentukan port C bit 0 sebagai output

5. Langkah selanjutnya adalah penyimpanan proyek pada folder simulasi

led dengan nama simulasi led

5. Langkah keenam adalah penulisan script

#include<delay.h>

PORTC.0=1;

Delay_ms(500);

PORTC.0=1;

Delay_ms(500);

6. Langkah selanjutnya adalah pengecekan syntax menggunakan perintah

check syntax

11
7. Langkah kedelapan adalah kompilasi program , dan kemudian pembuatan

file hex dengan perintah Build

3.3 Pengunduhan file simulasi led.hex ke perangkat mikrokontroler

1. Langkah pertama adalah menjalankan perangkat lunak extreme burner AVR

2. Langkah kedua adalah pernyambungan sistem minimum mikrokontroler

ATMEGA8535 dan downloader dengan kabel USB ke computer

3. Lalu membuka file hexa yang akan didownload

4. Kemudian memilih pengaturan opsi programming mode-ISP

5. Memilih write all>>simulasi led.hex

3.4 Sensor NTC

1. Persiapan modul IP sensor dan Display, digital multimeter dengan pilihan

pada pengukuran resistansi dan digital thermometer

2. Langkah kedua adalah penghubungan kabel NTC ke digital multimeter

3. Langkah selanjutnya adalah pencatatan resistansi NTC pada digital

multimeter ketika NTC berada di dalam es batu dan pencatatan suhu es

batu

4. Lalu memberi variasi suhu dengan menggunakan suhu ruang dan

mencatat nilai resistansi NTC pada suhu ruang dan mencatat suhu ruang

5. Selanjutnya adalah memasukkan NTC ke lubang control suhu. Lalu

mencatat suhu pada control suhu dengan meilhat nilainya pada display

control dan nilai resistansi NTC pada digital multimeter

12
3.5 Sensor IC LM35

1. Langkah pertama adalah persiapan modul IP dan display, digital multimeter

dengan pilhan pada pengukuran tegangan, dan digital thermometer

2. Langkah kedua adalah penghubungan output tegangan IC LM35 ke

multimeter digital agar dapat terbaca di multimeter digital

3. Langkah ketiga adalah pencelupan sensor LM 35 dan digital thermometer

ke dalam es batu, agar dapat dicatat nilai shu dan nilai tegangan IC LM35

4. Langkah keempat adalah peruubahan variable dimana pada langkah ini

digunakan suhu ruangan untuk mengukur nilai tegangan IC sensor LM35

dengan multimeter digital dan suhu ruangan dengan thermometer digital

5. Langkah kelima adalah memasukkan IC sensor LM35 ke lubang control

suhu. Lalu mencatat suhu pada control dengan melihat display control suhu

dan nilai tegangan LM35 dengan digital multimeter

3.6 Sensor LDR (Light Dependent Resistance).

1. Menyiapkan modul IP sensor dan display, digital multimeter dengan

pengukuran resistansi

2. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan perkabelan LDR ke digital

multimeter

3. Langkah ketiga adalah memberi variasi intensitas cahaya dengan

mematikan lampu dan menghidupkan kembali lampu.

4. Langkah keempat adalah pencatatan nilai resistansi LDR pada kedua

kondisi

13
BAB IV

TUGAS PENDAHULUAN

4.1 Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan konversi bilangan binary, decimal dan hexadecimal?

Konversi decimal ke biner

Cara konversinya adalah dengan membagi bilangan decimal dengan dua.

Kemudian jika hasil sisa baginya adalah 1, maka hasil pembagian

dibulatkan ke bawah sebesar 0,5. Jika hasil pembagian bernilai 0, proses

dilanjutkan dengan membagi hasil pembagian dengan angka 2.

Konversi decimal ke hexadecimal

Caranya adalah dengan membagi bilangan decimal dengan angka 16. Jika

terdapat sisa pembagian, maka sisanya disimpan. Jika sisa bagi lebih besar

dari 9 maka angka diubah menjadi A,B,C,D,E, dan F untuk angka 10

hingga 16. Hasil konversi adalah urutan dari hasil pembagian apling awal

ke paling akhir.

Konversi biner ke decimal

Caranya adalah dengan mengalikan setiap angka 0 dan 1 pada deret angka

dengan bilangan 2n . dimana n dimulai dari angka nol dan perkalian dimulai

dari angka biner paling kanan. Hasil konversi adalah penjumlahan hasil

perkalian.

Konversi biner ke Hexadesimal

14
Caranya adlah dengan mengelompokkan empat anngka biner dari paling

kanan. Jika kelompok terakhir kurang dari empat angka, maka

ditambahkan angka 0 pada akhir kelompok

Konversi hexadecimal ke decimal

Caranya sama dengan konversi biner ke decimal hanya saja pengali pada

konversi ini adalah angka 8. Hasil konversi adalah penjumlahan hasil

perkalian.

Konversi hexadecimal ke biner

Caranya adalah dengan menerjemahkan setiap angka bilangan hexa dengan

menjadi bilangan biner lalu menggabungkannya.

2. Bagaimana penulisan masing – masing bilangan tersebut pada


perangkat lunak codevision?

3. Jelaskan perbedaan antara LSB dan MSB?


LSB adalah bit paling kanan dari suatu bilangan biner. Singkatan dari Least
significant bit karena memiliki pengaruh paling tidak signifikan saat
konversi ke sistem bilangan lain
MSB adalah bit paling kiri. Singkatan dari Most significant bit karena bit
ini paling menentukan besarnya suatu bilangan ketika dikonversi
4. Jelaskan perbedaan antara mikrokontroller AT89S51/52 dengan
ATMEGA8535?
Mikrokontroler AT89S51/52 adalah mikrokontroler dengan 4kbytes flash
ROM yang dapat diisi dan dihapus hingga 1000 kali. Mikroprosesor ini
juga memiliki frekuensi clock 12MHz dengan In-System Programmable
Flash memory.
Mikrokontroler ATMega8535 sdalah mikrokontroler dengan 40 pin dengan
32 diantaranya adalha port parallel. Memori flash pada mikrokontroler ini
sebesar 8kbytes dengan kemampuan read while write, dan terdapat fungsi
ADC pada mikrokontroler ini.

15
4.2 Simulasi Percobaan yang Akan Dilakukan (Untuk Instrumentasi, Lihat

LK)

Tampilan

Analisis Sementara:

16
DAFTAR PUSTAKA

Aleksic, O. S. et al. (2004) ‘A thick film NTC thermistor air flow sensor’, (October

2014), pp. 185–188. doi: 10.1109/icmel.2004.1314589.

Alif, Y., Utama, K. and St, S. (2018) ‘Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu

dengan menggunakan Arduino Pro Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu

dengan Menggunakan Arduino Pro Mini’, (March).

ELctrical4U (no date) Light Dependent Resistor | LDR and Working Principle of

LDR. Available at: https://www.electrical4u.com/light-dependent-resistor-ldr-

working-principle-of-ldr/.

Nayyar, A. and Puri, V. (2016) ‘Data Glove: Internet of Things (IoT) Based Smart

Wearable Gadget’, British Journal of Mathematics & Computer Science, 15(5), pp.

1–12. doi: 10.9734/bjmcs/2016/24854.

Resistorguide (no date) Photo resistor - Light Dependent Resistor. Available at:

http://www.resistorguide.com/photoresistor/.

Sinclair, I. R. (2001) ‘Sensors and Transducers Third edition’. Available at:

http://senofficial.yolasite.com/resources/sensors and transducers.pdf.

Singh, N. M. and Sarma, K. C. (2012) ‘Low Cost PC Based Real Time Data

Logging System Using PCs Parallel Port For Slowly Varying Signals’, pp. 36–41.

Available at: http://arxiv.org/abs/1207.2739.

Today, C. (2017) Thermistor – Working, Symbol, Types & Applications. Available

at: http://www.circuitstoday.com/thermistors-working-types-applications

17
(Accessed: 26 February 2019).

Tutorial, E. (2018) Thermistors. Available at: https://www.electronics-

tutorials.ws/io/thermistors.html (Accessed: 28 February 2019).

Vrileuis, A. (2015) ‘Pemantau Lalu Lintas dengan Sensor LDR Berbasis

Mikrokontroler ATmega16’, Jurnal Rekayasa Elektrika, 10(3), pp. 142–146. doi:

10.17529/jre.v10i3.1016.

Wavelength (2018) Thermistor Basics. Available at:

https://www.teamwavelength.com/thermistor-basics/.

Yang, Xiaoqiu; Lin, W. (2017) ‘Encyclopedia of Engineering Geology’, (Table 1),

pp. 1–4. doi: 10.1007/978-3-319-12127-7.

18

Anda mungkin juga menyukai