Anda di halaman 1dari 18

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“ALKASAM (Alarm Kebersihan Sampah) Solusi Pembuangan Sampah


di Sembarang Tempat”

Bidang Kegiatan :
PKM-Gagasan Tertulis

Disusun Oleh :

Rosidatin munawaroh 130251613105/2013


Wilis Rahayu 130221601692/2013
Edi Sutanto 120534400697/2012

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


KOTA MALANG
2014

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Halaman Pengesahan ........................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
Ringkasan ......................................................................................................... iv
Pendahuluan
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
Gagasan
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ………………………….…………....... 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya …………………….………….. 3
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Gagasan dapat Diperbaiki melalui Gagasan
yang Diajukan ................................................................................................... 6
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengimplementasikan
Gagasan dan Uraian Peran Masing-Masing ..................................................... 7
Langkah Strategis agar Tujuan Tercapai Melalui Gagasan yang Diajukan ..... 7
Kesimpulan
Gagasan yang Diajukan …………………………....…………………............ 8
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan …………………………............ 10
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh ……………………………………........ 10
Daftar Pustaka ….............................................................................................. 11
Lampiran
Lampiran Biodata Ketua dan anggota .............................................................. v

iii
“ALKASAM (Alarm Kebersihan Sampah) Solusi Pembuangan Sampah di
Sembarang Tempat”

Rosidatin munawaroh, Wilis Rahayu, Edi Sutanto


Universitas Negeri Malang

RINGKASAN

Kata Kunci : Sampah, Alkasam

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan


sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Kementerian
Lingkungan Hidup 2012 menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun
terakhir menunjukkan trend naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun
2010 ada 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total
178.850.000 ton setahun. Kondisi sampah saat ini makin memprihatinkan,
semakin meningkatnya angka pertumbuhan penduduk, maka semakin meningkat
pula tumpukan sampah yang dihasilkan. Apalagi ditambahnya kurang kepedulian
masyarakat terhadap sampah. Malahan, kini masyarakat rasanya enggan untuk
memperhatikan lingkungan. Banyak segelintir orang yang membuang sampah
disembarang tempat tanpa memikirkan apa yang terjadi akibat perbuatannya itu.
Pemerintah menyadari pentingnya pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup sehingga menetapkan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yaitu
3R dan Landfill. Namun sayangnya gerakan 3R tersebut tidak berjalan baik karena
kurangnya sosialisasi pada masyarakat (Antara News, 2012). Berikutnya adalah
Landfill yang dibagi menjadi tiga, Open Dumping, Controlled Landfill, dan Sanitary
Landfill). Tapi, hal ini juga menimbulkan masalah dalam Open Dumping misalnya
sangat berbahaya bagi keselamatan pemulung karena sampah yang menggunung dapat
longsor. Menurut penulis, masyarakat membutuhkan sesuatu yang inovatif dan
kreatif yang dapat menarik perhatian mereka melalui program Alkasam. Dalam
mengimplementasikan Alkasam ini, dibutuhkan peran dari pihak-pihak
pemerintah, dinas kebersihan, pasukan kuning, dan stasiun televisi. Beberapa
langkah strategis yang membantu tercapainya program ini adalah perlunya
pengenalan terhadap masyarakat dan penjualan secara massal. Alarm kebersihan
dapat menjadi inovasi baru dalam masyarakat dewasa ini.Tidak hanya dilengkapi
dengan sensor, alat ini juga memiliki perekam suara guna mengingatkan
pengguna jalan atau masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Kegiatan ini membutuhkan dana yang sangat besar khususnya kepada pemuda
atau mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan, sehingga hal ini akan menjadi
maksimal dan terlaksana apabila pemerintah ikut andil besar. Dengan
terlaksananya program Alkasam ini akan menambah kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan hidup dan jalanan maupun tempat-tempat lainnya tidak akan
ada lagi ceceran sampah di berbagai tempat.

iv
1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup


masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat.

Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan


pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun
2012 rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang
per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak
volume sampah yang dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan
jumlah penduduknya dengan 2 kg per orang per hari. Kementerian Lingkungan
Hidup 2012 menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun terakhir
menunjukkan trend naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun 2010 ada
200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total
178.850.000 ton setahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran sampah di tempat


terbuka akan menghasilkan gas beracun serta dioxin yang berasal dari proses
pembakaran plastik dan bahan beracun lain yang ada di dalam sampah.
Keberadaan gas beracun tersebut akan menambah polusi udara (Damanhuri dan
Padmi, 2010). Terkait hal ini UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah membuat larangan bagi setiap orang untuk membakar sampah yang tidak
sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. Namun nampaknya
masyarakat belum mendapat sosialisasi yang baik tentang pelarangan tersebut,
sehingga perilaku membakar sampah di tempat terbuka masih terus dilakukan
masyarakat. Sampah yang dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam
mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4).
Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan
itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar dari pada
CO2. Gas metan berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan

1
dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3° Celsius per tahun (Norma Rahmawati,
2012).

Membuang sampah sembarangan yang sampai saat ini masih banyak


dilakukan orang-orang. Mereka kebanyakan bersikap individualistis,
mementingkan diri sendiri, dan acuh terhadap efek umum dari apa yang mereka
lakukan. Orang-orang yang dengan mudah membuang sampah seenaknya sendiri,
pastilah dalam benaknya mengatakan “hanya putung rokok” atau “sesekali ini
saja” atau mungkin mengatakan “tidak ada tempat sampah” dan berbagai alasan
lain untuk membenarkan tindakannya. Padahal jika perilaku ini dilihat secara luas
dalam konteks masyarakat, maka akan terbuka fakta yang dapat membuat mata
terbelalak. Bayangkan saja jika setiap orang beranggapan seperti itu, katakanlah
dalam satu hari ia hanya membuang satu sampah kecil. Jika di Jakarta ada 6 juta
orang, maka ada 6 juta sampah kecil berserakan disembarang tempat. Jika itu
dilakukan setiap hari, maka dalam satu bulan terkumpul 180 juta sampah. Lalu
bagaimana jika sampah sebanyak itu ikut mengalir ke selokan-selokan pinggir
jalan, lalu terkumpul di sungai dan menumpuk di muara sungai atau pintu air?
Betapa miris melihatnya. Hal-hal tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada
kesadaran atau peringatan yang bersifat langsung. Berdasarkan uraian di atas,
penulis memiliki gagasan yang diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya, melalui “ALKASAM (Alarm Kebersihan
Sampah) : Solusi Pencegahan Pembuangan Sampah di Sembarang Tempat.”

Tujuan:

1) Tidak terjadi ceceran sampah di berbagai tempat.


2) Memperkenalkan program ini kepada masyarakat.
3) Mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan hidup dengan
menggunakan cara yang menarik.

Manfaat:

1) Menimbulkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup.


2) Meningkatkan kebersihan lingkungan.

2
3) Masyarakat tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat.
4) Tidak membutuhkan alat bantu manual lagi untuk membersihkan sampah.

2. GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Kondisi sampah saat ini makin memprihatinkan, semakin meningkatnya


angka pertumbuhan penduduk, maka semakin meningkat pula tumpukan sampah
yang dihasilkan. Apalagi ditambahnya kurang kepedulian masyarakat terhadap
sampah. Malahan, kini masyarakat rasanya enggan untuk memperhatikan
lingkungan. Banyak segelintir orang yang membuang sampah disembarang
tempat tanpa memikirkan apa yang terjadi akibat perbuatannya itu. Ini membuat
permasalahan semakin tidak bisa teratasi. Padahal dampaknya ini akan
menimbulkan persoalan baru terhadap manusia. sampah tanpa pengelolaan secara
baik dan benar, kerugian akan dirasakan karena timbulnya banjir, meningkatnya
pemanasan iklim, menurunnya kandungan organik kebun dan pertanian, sanitasi
lingkungan makin buruk dan ancaman meningkatnya berbagai penyakit.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Pemerintah menyadari pentingnya pengelolaan dan perlindungan


lingkungan hidup sehingga menetapkan UU No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
 3R
Sejak Januari 2012 dikampanyekan gerakan Indonesia “Bersih, Asri, Indah
(Berseri)” yang mensosialisasikan pengurangan sampah mandiri
menggunakan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Namun
sayangnya gerakan tersebut tidak berjalan baik karena kurangnya
sosialisasi pada masyarakat (Antara News, 2012).
 Landfill

3
Landfill adalah sebuah area yang menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah. secara garis besar, berdasarkan metode dan perlakuan di dalam landfill,
Landfill dibagi menjadi tiga, yaitu Open Dumping, Controlled Landfill, dan
Sanitary Landfill. Berikut akan dibahas satu persatu.

1. Open Dumping

Open Dumping adalah sistem pembuangan paling sederhana dimana


sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa
perlakuan lebih lanjut. Seyogyanya sistem pembuangan open dumping sudah tidak
diberlakukan lagi karena banyak menimbulkan persoalan mulai dari kontaminasi
air tanah oleh air lindi, bau, ceceran sampah hingga asap. Namun, masih banyak
negera berkembang memakai sistem pembuangan open dumping karena
kemudahan dan biaya yang rendah. Karena tidak adanya kontrol terhadapa area
pembuangan, banyak pemulung masuk ke dalam TPA untuk memilah sampah
yang masih bisa digunakan atau dijual kembali. Hal ini sangat berbahaya bagi
keselamatan pemulung karena sampah yang menggunung dapat longsor.

Gambar 1 Tumpukan Sampah

1. Controlled Landfill

Controlled landfill adalah sistem pembuangan yang lebih berkembang


dibanding open dumping. Pada metode ini, sampah yang datang setiap hari
diratakan dan dipadatkan dengan alat berat. Sampah dipadatkan menjadi sebuah

4
sel. Kemudian, sampah yang sudah dipadatkan tersebut dilapisi dengan tanah
setiap lima atau seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau,
mengurangi perkembangbiakan lalat, dan mengurangi keluarnya gas metan. Selain
itu, dibuat juga saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan, saluran
pengumpul air lindi (leachate) dan instalasi pengolahannya, pos pengendalian
operasional, dan fasilitas pengendalian gas metan.

Gambar 2 Controlled Landfill

2. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah metode TPA yang paling maju saat ini dimana
sampah ditimbun dan dibuang secara sistematis. Setiap hari sel sampah ditutup
atau dilapisi dengan tanah. Pembuatan ketinggian dan lebar sel sampah juga
diperhitungkan. Pada dasar tempat pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir air
lindi yang kemudian diolah menjadi energi. Di antara sel-sel sampah juga
dipasang pipa-pipa penangkap gas metan yang kemudian diolah menjadi energi.
Sanitary memiliki fasilitas lebih lengkap dan mahal dibanding controlled landfill.
Sanitary landfill adalah jenis TPA yang diakui secara internasional.

5
Gambar 3 Sanitary Landfill
Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak
berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan


yang Diajukan

Memang bukan hal yang baru lagi, bahwa masyarakat kita saat ini sulit
diajak untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan. Dalam
hal ini, penulis mengambil sampel sekitar lingkungan kampus Universitas Negeri
Malang misalnya di Jalan Terusan Ambarawa yang penuh dengan aktivitas dan
padat penduduk yang diketahui cukup banyak orang-orang yang masih membuang
sampah dijalanan. Membuang sampah adalah hal kecil, namun hal ini mudah
sekali dilupakan bahkan diremehkan. Menurut penulis, masyarakat membutuhkan
sesuatu yang inovatif dan kreatif yang dapat menarik perhatian mereka. Dengan
diadakannya sebuah program Alkasam ini diterapkan di pinggir jalan dan
lingkungan yang ramai diharapkan dapat memberikan fikiran positif
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup di sekitar
mereka dan lebih mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah di
sembarang tempat sehingga mengurangi sampah yang berceceran di pinggir jalan.

6
Pihak-pihak Yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran Masing-Masing

1. Pemerintah
Fasilitator dan pendukung dalam hal materi sehingga pengadaan
Alkasam dapat terwujud. Menerapakan program ini di beberapa kota
terutama daerah padat penduduk.
2. Dinas kebersihan
Melaksanakan program ini dengan mendukung dan menempatkan alat-
alat ini diberbagai tempat, jalanan, trotoar serta melakukan
pengawasan secara berkelanjutan terhadap program tersebut.
Menginformasikan dan menyosialisasikan kepada warganya, tata cara
dan kerja alat ini, sehingga dapat mengurangi ceceran sampah yang
ada di lingkungan sekitar.
3. Pasukan kuning
Mengangkut sampah-sampah yang kemudian dibawa ke tempat
pembuangan akhir.
4. Stasiun televisi
Bertugas untuk menyosialisasikan program tersebut melalui periklanan
sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengerti dengan program
ini

Langkah Strategis Agar Tujuan Tercapai Melalui Gagasan yang Diajukan

Beberapa langkah strategis yang membantu tercapainya program ini adalah :

1. Pengenalan terhadap masyarakat


Pengenalan ini merupakan langkah paling utama yang terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan
mengadakan sosialisasi yang melibatkan pemerintah daerah yang bertugas
dalam bidang Lingkungan Hidup, sedangkan kegiatan tidak langsungnya
yaitu melalui pengenalan lewat media cetak maupun elektronik.

7
2. Penjualan secara massal
Langkah kedua ini berhubungan dengan PKM-K (Program Kreativitas
Mahasiswa bidang Kewirausahaan) dengan mengadakan perjanjian dan
berhubungan dengan mitra-mitra perusahaan, maka program ini dapat
terlaksana dan dapat digunakan secara massal.

3. KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Alarm kebersihan dapat menjadi inovasi baru dalam masyarakat dewasa


ini. Hal yang menarik dari alat ini yakni dapat mendeteksi sampah yang tercecer
atau sengaja dibuang, dilengkapi dengan suara otomatis yang berasal dari dalam
tong sampah yang menandakan peringatan jika seseorang tidak membuang
sampah pada tempat sampah maka akan muncul suara seperti “Throw your
rubbish in the right way”. Suara ini akan berhenti hingga si pembuang sampah
membuang pada tong sampah, Alkasam. Setelah si pembuang sampah
memasukkan sampah pada tempatnya, maka tempat sampah akan merespon
dengan mengeluarkan suara ”thank you”. Suara tidak hanya muncul dengan
bahasa Inggris tapi juga langsung diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Alat ini
dapat membaca atau mendeteksi sampah sekitar radius 5 meter kearah sekeliling.
Saat ada benda yang terjatuh ke tanah akan memberikan sinyal ke sensor lalu
sensor akan mengirimkan sinyal ke microcontroller Atmega16 setelah mengetahui
ada sampah terbuang, akan mengaktifkan Voice Record/Playback Storage
Device ISD 25120 dan mengeluarkan suara pada speaker yang akan
mengeluarkan suara, tampilan dan desain alat ini dibuat semenarik mungkin dan
praktis sehingga masyarakat akan tertarik membuang sampah nya di alat ini,
bukan di sembarang tempat. Hal inilah yang membedakan alat ini dengan tempat
sampah yang lain.

8
Tempat Penampungan
sampah

Tempat Rangkaian
ALKASAM

Gambar 4 Tempat sampah ALKASAM

Gambar 5 Jangkauan ALKASAM

9
Gambar 6 Rangkaian di dalam ALKASAM

Teknik Implementasi yang akan Dilakukan

Penerapannya adalah implementasi kepada masyarakat. Kegiatan ini


membutuhkan dana yang sangat besar khususnya kepada pemuda atau mahasiswa
yang peduli terhadap lingkungan, sehingga hal ini akan menjadi maksimal dan
terlaksana apabila pemerintah ikut andil besar. Sebagai program baru yang belum
dikenal masyarakat, kegiatan ini pun perlu adanya sosialisasi yang mampu
mengubah paradigma masyarakat untuk selalu peduli dengan lingkungan.

Prediksi Hasil yang Diperoleh

Dengan terlaksananya program Alkasam ini maka menambah kepedulian


masyarakat terhadap lingkungan hidup. Jalanan maupun tempat-tempat lainnya
tidak akan ada lagi ceceran sampah di berbagai tempat dan mampu meningkatkan
kebersihan lingkungan tanpa membutuhkan alat bantu manual lagi untuk
membersihkan sampah.

10
Daftar Rujukan

Purwanti, asih. 2012. Sampah dan Dampaknya pada Kehidupan Kita ,(online),
(http://green.kompasiana.com/polusi/2012/10/06/sampah-dan-dampaknya-
pada-kehidupan-kita-499498.html), diakses 22 januari 2014

Sudrajat, dedi.2013.MasalahSampah di Indonesia dan Solusinya, (online),


(http://www.karawangnews.com/2013/06/masalah-sampah-di-indonesia-
dan.html), diakses 24 januari 2014.

Munji, muhammad. 2013. Sampah Kecil Tidak Menyebabkan Banjir?. (online),


(http://green.kompasiana.com/polusi/2013/10/08/sampah-kecil-tidak-
menyebabkan-banjir-599735.html).diakses 25 januari 2014.

anonim.2013. Penerapan Sistem 3R dalam Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga, (online),
(http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/2013/02/penerapan-sistem-
3r-dalam-pengelolaan.html#.UuhLXdLZG01),diakses 21 januari 2014.

Agus, saputra hendrik.2012. Bahaya Sampah Sampah Bagi Manusia dan


Lingkungan, (online),
(http://hendrikagussaputra1.blogspot.com/2012/12/bahaya-sampah-
sampah-bagi-manusia-dan.html). diakses 25 januari 2014.

11
Lampiran-lampiran

v
vi
vii

Anda mungkin juga menyukai