Anda di halaman 1dari 2

Perbincangan tentang bid’ah masih terus diminati dan masih saja dijadikan sebagai sebuah

faktor pembeda antara aliran satu dengan aliran yang lain. Artinya, perbicangan terkait bid’ah
masih statis dan bisa dikatakan mengalami kemerosotan pemikiran.1Sejak dulu, tidak faham-
faham dengan yang namanya bid’ah. Sungguh terlalu.
Bid’ah, yang kita tahu adalah sesuatu yang baru ada, dan ketika pada jaman/ masa hidup
Rasulullah belum ada. Ada yang bilang, sesuatu hal baru apapun. Tetapi, saya pernah
mendengar dari Prof. Zahro (dalam acara religi di TV9), bahwa bid’ah itu adalah sesuatu yang
baru dalam hal ibadah maghdoh. Misalnya, sholat dhuhur 4 rakaat menjadi 5 rakaat (bid’ah
haramah), sholat tarawih berjamaah (bid’ah mandubah), dan lain-lain. Bila memang dipaksakan,
boleh lah bid’ah itu adalah semua hal yang baru. Akan tetapi, tidak semua bid’ah itu jelek.
Bahkan, Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah.

Menurut Imam Ibnu Salam sebagaimana dikutip oleh Imam Abu Zakaria Yahya al-Nawawi (Imam
Nawawi), bid’ah dibagi menjadi lima, antara lain:

1. Bid’ah al-Wajibah,
2. Bid’ah Mandubah,
3. Bid’ah Muharromah,
4. Bid’ah Makruhah, dan
5. Bid’ah Mubahah.2
Harusnya mulai sekarang, perbincangan kita diarahkan untuk menciptakan bid’ah-bidah yang
hasanah.

Ahli Bid’ah Termasuk Aswaja


Benarkah kita ahli bid’ah? Ya, kita ahli bid’ah. Ahli bid’ah hasanah.

Kita mengambil definisi bid’ah adalah sesuatu apapun yang baru ada. Sesuatu yang baru ada
pasca Rasulullah sangatlah banyak. Termasuk huruf yang kita baca sekarang ini. Saya akan
bertanya, siapa yang masih menggunakan teks al-Qur’an sama seperti pada zaman Nabi?
Dimana teks al-Quran masih belum ada titik (pada huruf ba’, ya’, tsa’, sya, dan lain-lain) dan
tanpa harakat. Kalau kita pada menggunakan al-Qur’an zaman sekarang, berarti kita adalah ahli
bid’ah.

“Kita ini ahli bid’ah, wong kita ini pada beristri satu” (KH. Moh. Sholeh Bahruddin).3
Pertanyaan kedua, apakah ahli bid’ah itu aswaja? Tentu saja iya. Rasulullah dan para
sahabatnya, melakukan ijtihad. Dan hasil penemuan dari pada titik dalam al-Qur’an adalah
termasuk ijtihad. Jadi, berfikir transformatif untuk menciptakan kemudahan dan kemaslahatan
umat adalah termasuk Ijtihad.

Bid’ah Wajibah (Hasanah) Membawa Berkah


Seperti yang telah kita bahas sebelumnya terkait pemikiran terhadap bid’ah, pemikiran kita
harusnya kita kuras dengan kritis tranformatif, bukan sekedar pemikiran yang statis. Berdasarkan
selebaran pada waktu manaqib Kyai Sholeh (Minggu, 24 November 2013), bahwa bid’ah wajibah
(hasanah) dicontohkan dengan hasil penemuan ilmuan dan ulama.

Berikut ini merupakan beberapa ilmu penemuan yang dihasilkan oleh beberapa ulama’:

1. Penemu titik dalam al-Qur’an adalah Abul Aswad ad-Duali tahun 62 H.


2. Penemu harakat dalam al-Qur’an adlah Imam Khalil bin Ahmad al-Faraghidi (w. 185 H).
3. Penemu ilmu tajwid adalah Imam Abu Ubaid Qasim bin Salam (w. 67 H).
4. Penemu ilmu kalam adalah Imam Washil bin Atha’ dan disempurnakan oleh Imam Abu Hasan
al-Asy’ari.
5. Penemu ilmu nahwu (Grammar) adlah Imam Sibawaih.
6. Penemu Ushul Fiqh adalah Imam Syafi’i.
7. Penemu ilmu Musthala’ah Hadits adalah Syihabuddin Romaghurmuzi atas perintah Khalifah
Umar bin Kahttab.
8. Tafsir al-Qur’an pertama kali ditulis oleh Imam Abu Ja’far at-Thabari dengan tebal 10 jilid.
9. Penemu ilmu Falak adalah al-Biruni (L. 973 w. 1050 M).
10. Penemu ilmu Balaghah adalah Abdul Qahir.
11. Penulis ilmu kimia adalah Abu Musa Jabir ibnu Hayyan (721-815 M).
12. Observatorium pertama kali di dunia dibangun oleh Nasir ad-Din at-Tusi dan Ulugh Beg pada
tahun 1259 M.
13. Buku perumusan ilmu sejarah pertama kali ditulis oleh Ibnu khaldun (L. 1 Ramadhan 732 H).
14. Universitas didirikan pertama kali oleh Fatimah al-Fihri di kota Fez, Maroko pada tahun 859
H.
15. Penulisan ilmu kedokteran pertama kali adalah Ibnu Sina (L. 980 M).
16. Penulis tentang penyakit cacar pertama kali adalah Abu Bakar ar-Razi dalam kitab “fi al-thib”.
17. Penemu ilmu bedah adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi (936-1013 M).
18. Penemu ilmu matematika adalah Jabir bin Hayyan al-Azbi (w. 161 H).
19. Penemu kaca mata adalah al-Hasan bin Haitam.
20. Penggambar peta bumi pertama kali adalah Abdullah al-Idris’i.
21. Penggambar ruang angkasa pertama kali adalah Abdurrahman Ibnu Hauqal.
22. Penemu alat musik organ atau piano adalah al-Qanun Abu Nasr al-Farabi dalam kitab “Musiq
al-Kubra”.
23. Penemu Solminasi (kunci instrumen) adalah Ishaq al-Mausili (w.850 M).
24. Peletak dasar-dasar mekanik dan industry adalah al-Jazari (abad 12).
25. Penemu sepeda kayuh (pancal) adalah Imam al-Ghazali.
26. Penemu alat poros engkol dan kunci kombinasi adalah al-Jazari (abad 12).
27. Penemu alat navigasi atau kompas adalah Ahmad bin Majid.
28. Perancang air mancur adalah Banu Musa bersaudara pada abad ke 9.
29. Orang yang pertama kali terbang adalah Abbas bin Farnas.
30. Penemu sabun mandi adalah al-Razi (abad 7).
31. Penemu kopi adalah Khalid.
Manfaat atau Mudharat?
Begitulah pertanyaan yang harusnya kita ajukan dalam menilai bid’ah-bid’ah, bukan menutup diri
pada kefanatikan dan pemahaman yang tidak benar. Intinya, mari berlomba-lomba dalam
kebaikan dan memperbanyak manfaat kepada semua manusia. Semua kebaikan dan manfaat
sama dengan berdzikir kepada-Nya. Selamat menemukan bid’ah-bid’ah baru yang berkah

Anda mungkin juga menyukai