Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Data demografi
Data demografi mencakup : nama pasien (inisial), umur, jenis kelamin, alamat,
agama, pendidikan, pekerjaan
b. Keluhan Utama
Pada saat datang, pasien mengeluh nyeri pada daerah midepigastrium. Nyerinya
sering akut (24-48 jam setelah makan atau mengkonsumsi alcohol) dan nyeri
tidak hilang dengan penggunaan antasida.
c. Riwayat Penyakit
- Saat ini : Pasien masuk RS dengan nyeri pada midepigastrium. Pasien
mengatakan setelah mengkonsumsi alcohol perutnya terasa
nyeri.
- Dahulu : Pasien pernah masuk rumah sakit karena penyakit batu empedu
Sering mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat, contoh
opiate, tiazid, dll. Riwayat kolelitiasis dengan obstruksi duktus
koledokus parsial atau penuh.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Sirkulasi
Hipertensi (nyeri akut) : Hipotensi dan tachikardi (syok hipovolemia atau
toxemia), edema, asiters, kulti pucat, dingin, berkeringat
(vasokonstriksi/perpindahan cairan), ikterik (inflamasi/obstruksi duktus
koloduktus), warna biru, hijau kecoklatan di sekitar umbilicus (tanda cullen)
dari akumulasi darah (pankreatitis hemmorage).

1
2. Intergritas ego : Agitasi, gelisah, stress, ketakutan
3. Eliminasi : Diare, muntah, sakit abdomen, distensi, yeri lepas :
Kekakuan.
Bunyi usus menurun/tidak ada (penurunan
peristaltic/ileus)
Warna urin gelap atau coklat, berbusa (empedu)
Feses busuk, keabu-abuan, tidak berbentuk (steatone)
4. Nutrisi : Tidak toleran terhadap makanan, anoreksia, mutah
menetap, muntah-muntah, penurunan berat badan.
5. Neurosensori : Bingung, agitasi, tremor kasar pada ekstremitas
(hipokalemia)
6. Nyeri/kenyamanan : Nyeri abdominal yang dalam berat yang tak
berhubungan, biasanya terlokasi pada epigastrium
dan periumbilikal tetapi tidak menyebar ke
punggung. Timbulnya tiba-tiba dan sering
berhubungan dengan minuman keras atau makan
terlalu banyak, dapat meringkuk dengan kedua
tangan di atas abdomen.
7. Pernapasan : Tachipnea dengan atau tanpa dispnea, penurunan
kedalaman pernapasan dengan tindakan menekan atau
tegang. Rales pada ke – 2 basal (efusi pleura).
8. Keamanan : Demam
9. Seksualitas : Kehamilan (trimester 3) dengan perpindahan isi
abdomen dan penekanan pada traktus bilier.

2
e. Pemeriksaan Penunjang
- Amilase serum : Meningkat karena obstruksi aliran normal enzim
pankreas.
- Amilase urin : Meningkat dalam 2-3 hari setelah timbuyl serangan.
- Lipase serum : Biasanya meningkat bersama amylase tetapi tetap
tinggi lebih lama.
- Bilirubim serum : Terisi peningkatan umum
- Forforase alkalin : Meningkat bila pankreas disertai penyakit bilier
- Albumin dan protein serum : Dapat meningkat
- Kalsium serum : Hipokalemia dapat terlihat 2 – 3 hari setelah timbul
penyakit.
- LDH/AST (SGOT) : Mungkin meningkat lebih dari 5 x dari normal.
- Darah lengkap : SDM : 10.000 – 15.000 terjadi pada 80% pasien.
HB menurun, HT meningkat.
- Feses : Peningkatan kandungan lemak menunjukkan gagal
pencernaan lemak dan protein.
- Pemeriksaan seri G1 Atas : Pembesaran pankreas/inflamasi.
f. Analisa Data
Data-Data
Kebutuhan
No Data Data Masalah Penyebab
Dasar
Obyektif Subyektif
1. Kenyamanan Pasien Pasien Gangguan Inflamasi pada pankreas oleh
meringkuk mengeluh nyeri rasa nyaman autodigesti enzim yang
dengan kedua pada (nyeri) dihasilkan
tangan di atas midepigastrium
abdomen dan
Skala nyeri periumbilikal
(1 – 10)
2. Cairan dan - Hipotensi, Pasien Kekurangan - Syok hipovolemik

3
Elektrolit tachicardi mengeluh haus volume - Vasokonstriksi/perpindahan
- Kulit carian tubuh cairan, asites
pucat,
dingin
berkeringa
t
- Mual,
muntah
3. Nutrisi - Penurunan - Pasien Gangguan - Kehilangan enzim
berat enggan pola nutrisi pencernaan dan insulin
badan makan (nutrisi (karena
- Pasien - Pasien kurang dari obstruksi/autodigesti).
anoreksia mengeluh kebutuhan - Muntah : Penurunan
- Tonut otot gangguan tubuh) pemasukan oral
buruk sensori - Pembatasan diet.
- Tidak bisa pengecapan.
menghabis - Kurang
kan tertarik
makanan pada
yang makanan
diberikan
- Pasien
muntah-
muntah
4. Pola napas - Tachipnea - Pasien Gangguan Rasa nyeri hebat, infil trak
- Rales pada mengeluh pola napas pulmoner, efusi pleura,
kedua nyeri pada atelektasisi
basal saat
- Penuruna bernapas.
kedalaman - Pasien
pernapasan mengelu h
sulit

4
bernapas
5. Pengetahuan Pasien - Pasien Kurang Kurang terpapar pada
tampak mengatakan pengetahuan informasi atau tidak mengenal
bingung bahwa ia informasi.
ketika ditanya tidak tahu
tentang tentang
penyakitnya. penyakitnya
- Pasien
sering
bertanya-
tanya
tentang
penyakitnya

3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman/nyeri hebat b.d. inflamasi pankreas, obstruksi pankreas.
DO : Pasien meringkuk dengan kedua tangan di atas abdomen
DS : Pasien mengeluh nyeri pada midepigastrium dan periumbilikal
2. Kekurangan volume cairan b.d. muntah, syok hipovolemik, perpindahan cairan,
diare.
DO : Hipotensi, tachicardi, kulit pucat, dingin, berkeringat, mual muntah
DS : Pasien mengeluh haus
3. Gangguan pola nutrisi : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. muntah,
pembatasan diet, kehilangan enzim pencernaan dan insulin.
DO : - Penurunan berat badan, pasien nampak anoreksia, tonus otot buruk,
tidak menghabiskan makanan yang diberikan,
- Pasien muntah-muntah
DS : - Pasien enggan makan
- Pasien mengeluh gangguan sensasi pengecapan.

5
4. Gangguan pola napas b.d nyeri hebat, infiltrate pulmoner, efusi pleura,
atelektasisi.
DO : Tachipnea, rales pada kedua basal (efusi pleura), penurunan
kedalamam pernapoasan
DS : - Pasien mengatakan sulit bernapas
- mengeluh nyeri saat bernapas
5. Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar pada informasi
DO : -
DS : Pasien mengetakan bahwa atidak tahu tentang penyakitnya
Prioritas Masalah
Prioritas 1 : Gangguan pola napas b.d. nyeri hebat, infiltrate pulmoner, efusi
pleura, atelektasisi. Kekurangan volume cairan b.d. muntah,
syok hipovolemik, diare, perpindahan cairan.
Prioritas 2 : Gangguan rasa nyaman : nyeri kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. muntah, pembatasan diet, kehilangan enzim pencernaan
insulin.
Prioritas 3 : Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi.
3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman,nyei hebat b.d. inflamasi pankreas,
obstruksi pankreas.
Goal : Klien akan mempertahankan rasa nyaman, selama dalam masa
perawatan.
Obyektif : Setelah 6 jam intevensi, persepsi subyek pasien tentang
ketidaknyamanan menurun, dalam 24 jam dan nyeri terkontrol
ditunjukkan dengan skala nyeri.
Intervensi :

6
1. Kaji keluhan verbal nyeri, lokasi, intensitas khusus (skala 1 – 10).
Catat factor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri.
R/ : Nyeri hebat merupakan gejala utama pada pasien dengan pankreatitis
kronis.
2. Pertahankan tirah baring selama serangga, berikan lingkungan tenang.
R/ : Menunjukkan laju metabolic dan rangsangan/sekresi GT, sehingga
menurunkan aktivitas pankreas.
3. Berikan pilihan tindakan nyaman, dorong teknik relaksasi, aktivitas hiburan.
R/ : Meningkatkan relaksasi dan memampukan pasien untuk memfokuskan
perhatian dapat meningkatkan koping.
4. Berikan analgesic pada waktu yang tepat (lebih kecil dosis lebih sering).
R/ : Nyeri lama/hebat dapat meningkatkan syok dan lebih sulit hilang,
memerlukan dosis obat lebih besar yang dapat mendasari
masalah/komplikasi dapat memperbesar depresi pernapasan.
5. Pertahankan perawatan kulit, khususnya pada aliran cairan dari fistula, dinding
badomen.
R/ : Enzim pankreas dapat mencerna kulit dan jaringan dinding abdomen,
menimbulkan luka bakar kimia.
Implementasi :
1. Mengkaji keluhan verbal nyeri, lokasi, intensitas khusus (skala 1-10), mencatat
factor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri.
2. Mempertahankan tirah baring selama serangan, berikan lingkungan tenang
3. Memberikan pilihan tindakan nyaman : dorong teknik relaksasi, aktivitas
hiburan
4 Memberikan analgesic pada waktu yang tepat (lebih kecil dosis lebih sering)
5. Mempertahankan khususnya pada aliran cairan dari fistula dinding abdomen.

7
Evaluasi :
S : Pasien mengatakan bahwa nyerinya hilang atau berkurang.
O : Pasien nampak tenang, intensitas nyeri berkurang (skala nyeri menurun),
TTV normal.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Diagnosa II : Kekurangan volume cairan tubuh b.d. muntah, diare, syok
hipovolemik, perpindahan cairan.
Goal : Klien akan volume cairan dalam batas normal selama dalam masa
perawatan
Obyektif : Dalam jangka waktu 1 x 24 jam setelah dilakukan intervensi
pasien tidak mengeluh haus, muntah dan diare berkurang dan tidak
terjadi syok hipovolemik.
Intervensi :
1. Awasi TTV dan ukur CUP bila ada
R/ : Perpindahan cairan, perdarahan dan menghilangkan vasodilator dan
factor depresan jantung.
2. Ukur masukan dan keluaran cairan termasuk muntah/aspirasi gaster, diare
R/ : Indikator kebutuhan penggantian/kefektifan terapi.
3. Timbang berat badan sesuai indikasi hubungkan dengan perhitungan
keseimbangan cairan
R/ : Penuruna berat badan menunjukkan hipovolemia
4. Catat turgor kulit/membrane mukosa kering, keluhan haus.
R/ : Indikator fisiologis langsung dari dehidrasi.
5. Selidiki perubahan sensori contoh : bingung respon lambat

8
R/ : Perubahan mungkin berhubungan dengan hipovolemia, hipoksia,
ketidakseimbangan elektrolit atau delirium
6. Berikan penggantian cairan sesuai indikasi Contoh : cairan garam foal,
albumen, produk darah.dekstan
R/ : Pilihan cairan pengganti kurang penting pada ketepatan dan keadekuatan
perbaikan volume.
Implementasi :
1. Mengawasi TTV dan mengukur CUP bila ada
2. Mengukur masukan dan keluaran cairan termasuk muntah/aspirasi gaster diare.
3. Menimbang berat badan sesuai indikasi : menghubungkan dengan perhitungan
keseimbangan cairan.
4 Mencatat perubahan turgor kulit/membrane mukosa kering dan keluhan haus.
5. Menyelidiki perubahan sensori contoh bingung dan respon lambat.
6. Memberikan penggantian cairan sesuai indikasi
Evaluasi :
S : Pasien tidak mengeluh haus, pasien mengatakan diare berkurang atau tidak
ada.
O : Turgor kulit normal, berat badan normal dan diare berkurang atau tidak ada.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

9
Diagnosa III : Gangguan pola nutrisi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
muntah, pembatasan diet, kehilangan enzim pankreas dan insulin.
Goal : Klien akan mempertahankan pola nutrisi dalam batas normal
selama dalam masa perawatan.
Obyektif : Dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah berat badan pasien
meningkat.
Dalam waktu 1 x 24 jam muntah berkurang atau tidak ada.
Dalam waktu 15 menit pasien dapat menghabiskan makanan yang
diberikan.
Intervensi :
1. Kaji abdomen, catat adanya karakter bising usus, dispensi abdomen dan keluhan
mual.
R/ : Distensi abdomen dan atoni usus sering terjadi mengakibatkan
penurunan atau tidak adanya bising usus.
2. Berikan perawatan oral.
R/ : Menurunkan rangsangan muntah dan inflamasi/iritasi membrane mukosa
kering.
3. Bantu pasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi kebutuhan
nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai.
R/ : Kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada pemenuhan
kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringn dan penyembuhan
4. Observasi warna/konsisten/jumlah feces. Catat konsistensi lembek/bau busuk.
R/ : Steatorea terjadi karena perencanaan lemak tidak sempurna.
5. Catat tanda peningkatan haus dan berkemihdan perubahan mental dan ketajaman
visual.

10
R/ : Mewaspadakan terjadinya hiperkalemia karena peningkatan pengeluaran
glukosa.
Implementasi :
1. Mengkaji abdomen, mencatat adanya karakter bising usus, distensi abdomen
dan keluhan mual.
2. Memberikan perawatan oral
3. Membantu oasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi
kebutuhan nutrisi dan pembtasan bila diet dimulai
4. Mengobservasi warna/konsistensi/jumlah feces, mencatat konsistensi
lembek/bau busuk.
5. Mencatat tanda peningkatan haus dan berkemih atau perubahan mental dan
ketajaman visual.

Evaluasi :
S : Pasien mengatakan bahwa mualnya berkurang atau tidak ada.
O : BB pasien meningkat, pasien dapat mengabiskan porsi makanan yang
diberikan, tonus otot membaik, muntak berkurang atau tidak ada.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Diagnosa IV : Gangguan pola napas b/d nyeri hebat, efusi pleura, atelektasis.
Goal : Klien akan mempertahankan pola napas yang efektif selama dalam
masa perawatan
Obyektif : Dalam jangka waktu 1 x 24 jam pola napas kembali normal, nyeri
berkurang.

11
Intervensi :
1. Kaji status pernapasan (frekuensi, pola dan suara napas)
R/ : Pankreatitis akan menyebabkan edema retroperitoneal, elefasi diafragma,
efusi pleura dan fentilasi paru yang tidak adekuat dan infeks intra
abdomens dan pernapasan yang berat akan meningkatkan kebutuhan
metabolik tubuh yang selanjutnya akan menimbulkan gagal napas.
2. Pertahankan posisi semi fowler
R/ : Penurunan tekanan pada diafragma dan memungkinkan ekspansi paru
yang lebih besar.
3. Beritahukan dan dorong pasien untuk menarik napas dalam dan batuk setiap 1
jam.
R/ : Menarik napas dalam dan batuk akan membersihkan saluran napas dan
mengurangi atelektasis
4. Kurangi metabolisme tubuh yang berlebihan :
Berikan antibiotic seperti yang diresepkan, tempatkan pasien pada ruangan ber
AC, berikan O2 lewat hidung untuk mengatas hypoxia, gunakan selimut
hipotermi bila diperlukan.
R/ : Penempatan pasie pada ruangan ber-AC dan pemberian O2 akan
menurunkan beban kerja system pernapasan serta penggunaan O2 dalam
jaringan, penurunan panas tubuh dan frekuensi denyut nadi akan
mengurangi kebutuhan metabilok tubuh.
Implementasi :
1. Mengkaji status pernapasan (frekuensi, pola napas dan suara napas).
2. Mempertahankan posisi semi fowler.
3. Memberitahukan dan mendorong pasien untuk menarik napas dalam.
4. Mengurangi metabolisme yang berlebihan dengan :

12
Memberikan analgesic, menempatkan pasien pada ruangan ber-AC, memberikan
O2 lewat hidung.

Evaluasi :
S : Pasien mengatakan bahwa dapat bernapas dengan baik, nyeri
berkurang/tidak ada.
O : Pasien akan beristirahat dengan tenang, tidak ada tachipnea, tidak ada bunyi
rales pada kedua basal.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

Diagnosa V :
Goal : Klien akan meningktkn pengetahuan tentang penyakitnya selama
dalam perawatan.
Obyektif : Dalam waktu 1 x 30 menit setelah diberi penjelasan dan penyuluhan
pasien dapat mengulang kembali apa yang telah diinformasikan dan
memahami penjelasan.
Intervensi :
1. Informasikan tentang perlunya diet rendah lemak.
2. Jelaskan tentang pentingnya menghindari konsumsi semua minuman beralkohol.
3. Berikan penjelasan tentang penyebab pankreatitis.
4. Berikan informasi tentang sumber-sumber dan kelompok pendukung terutama
jika alcohol menjadi penyebab pankreatitis.
5. Anjurkan diet : makan sering dan sedikit yang mengandung tinggi karbihidrat
dan protein. Makanan harus lunak sampai secara bertahap kembali ke diet

13
normal yang diprogramkan. Ingatkan pasien untuk menghindari stimulasi enzim
kopi, alcohol, teh, nikotin, alcohol).

PENDIDIKAN PASIEN
1. Jelaskan tentang perlunya diet rendah lemak.
2. Jelaskan tentang pentingnya menghindari konsumsi semua minuman beralkohol
3. Berikan penjelasan tentang penyebab pankreatitis
4. Berikan informasi tentang sumber-sumber dan kelompok pendukung terutama jika
alcohol menjadi penyebab pankretitis
5. Anjurkan diet : makan sering dan sedikit yang mengandung tinggi karbohidrat dan
protein.
6. Makanan harus lunak sampai secara bertahap kembali ke normal yang
diprogramkan.
7. Ingatkan pasien untuk menghindari stimulasi enzim kopi, alcohol, teh, nikotin dan
alcohol.

14
15

Anda mungkin juga menyukai