Teknik Pengecoran
Teknik Pengecoran
Tanur induksi listrik adalah tanur yang melebur logam dengan medan
elektromagnet yang dihasilkan oleh induksi listrik, baik yang berfrekuensi rendah
maupun yang berfrekuensi tinggi. Tanur induksi biasanya berbentuk crucible yang
dapat dimiringkan. Tanur ini dipakai untuk melebur baja paduan tinggi, baja perkakas,
baja untuk cetakan, baja tahan karat,dan baja tahan panas yang tinggi..
1. Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.
2. Biaya operasi yang besar menuntut tingkat kegagalan yang rendah.
3. Dibutuhkan operator maupun teknisi berpengalaman dalam mengoperasikannya.
4. Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunakan enerji listrik yang sangat
besar.
5. Biaya perawatan besar.
1.1. Bagian-Bagian Dapur Induksi
Secara umum konstruksi dari dapur induksi bentuknya tidak jauh beda dengan
dapur-dapur peleburan lainnya. Akan tetapi bagian-bagian dalam dapur induksi tentu
berbeda sesuai fungsi dan perannya.
Untuk dapur jenis ini digunakan sebagai dapur peleburan. Tanur induksi
jenis krus dikonstruksi sedemikian rupa disesuaikan dengan ukuran dan jenis bahan
yang dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur induksi
frekuensi menengah dan tanur induksi frekuensi tinggi.
Gambar 2.3.5. Prinsip dapur induksi jenis krus.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih frekuensi kerja tanur
induksi adalah hubungannya dengan ukuran minimum bahan baku yang dapat ditembus
oleh frekuensi tersebut, sebagai berikut
Dimana :
Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah:
D = 3,5 x δ
Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku
minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahan
berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3
cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan berikutnya
Oleh Brown Bovery C. ditabelkan sebagai berikut :
Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku
minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahan
berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3
cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan berikutnya.
Hal utama yang perlu sangat diperhatikan disamping prinsip pemanasan dan
pencairan pada penggunaan tanur induksi adalah lapisan bahan tahan panas (lining)
yang berfugsi sebagai krus. Kualitas lining ini sangat berperan terhadap fungsi,
keselamatan kerja, metalurgi peleburan dan efisiensi.
a. Temperatur tinggi selama proses peleburan dan perubahan temperatur dari tinggi
kerendah yang sangat cepat (temperatur shock) dan berulang-ulang khususnya
ketika bahan baku dimuatkan.
b. Gaya-gaya mekanik yang dihasilkan oleh tekanan cairan, benturan bahan baku dan
gesekan baik ketika bahan masih beku ataupun telah mencair.
c. Efek-efek metalurgi dari reaksi-reaksi yang berlangsung antara lining dengan
bahan dan terak cair, unsur-unsur asing serta merusak yang berasal dari bahan baku
(Zn, Pb) yang pada temperatur peleburan besi berada dalam keadaan sangat cair
sehingga mampu menyusup diantara celah-celah lining.
Ketebalan lining tanur induksi berpengaruh pula terhadap efisiensi penggunaan
energi listrik karena lining yang terlalu tebal akan menghambat aliran induksi. Dengan
demikian lining harus dibuat setipis mungkin dengan tetap mempertimbangkan
keamanan tanur. Dewasa ini tergantung dari kapasitas muat tanur, ketebalan lining
adalah antara 80 mm sampai dengan 200 mm.
Lining tanur induksi terbuat dari bahan berbentuk serbuk kasar yang kering.
Bahan tersebut harus dapat terpasang dengan baik melapisi kumparan bagian dalam.
Kekuatan dari bahan lining tersebut baru diperoleh setelah bahan mengalami proses
sintering.
Proses sintering adalah proses pemanasan terhadap lining baru sehingga bahan
lining yang semula terdiri dari serbuk kasar, sebagian berubah menjadi bersifat keramik
yang tahan terhadap temperatur tinggi dan pengaruh-pengaruh kimiawi, sebagian
berupa padatan masif yang segera akan berubah menjadi keramik bila daerah keramik
telah menipis dan sebagian masih merupa serbuk yang mampu meredam getaran akibat
benturan oleh bahan baku serta meredam retakan lining.
Selama proses peleburan daerah keramik akan terus menerus terkikis oleh cairan,
namun demikian daerah padatan yang terletak tepat disebelahnya akan segera menjadi
keramik sehingga ketebalan daerah keramik ini relatif tetap. Hal mana terjadi pula
terhadap daerah padatan yang pada saat bagian terdepan berubah menjadi keramik
bagian lain segera digantikan oleh bagian bahan serbuk yang berubah menjadi padatan.
Dengan demikian pada akhirnya bagian lining yang akan habis adalah bagian
yang masih berupa serbuk. Artinya, bila bagian ini sudah habis maka lining tidak akan
mampu lagi untuk meredam getaran dan retakan. Hal ini menjadi indikator bahwa lining
harus segera diperbarui.
Penetrasi panas
Daerah
cairan
Permukaan keramik
Bahan lining padatan
Bahan lining tetap serbuk
Bahan isolator
Penetrasi panas
Daerah
cairan
Permukaan keramik
Bahan lining padatan
Bahan isolator
Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab
tanpa starting block proses peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 adalah
upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji peleburan. Poin 3 sampai 8 merupakan
urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan
Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan
dengan tanur induksi frekuensi menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan.
Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut
digunakan.
2. KESIMPULAN
1. Dapur Induksi termasuk dalam dapur peleburan yang prinsi kerjanya menggunakan
induksi arus listrik.
2. Dapur Induksi mempunyai beberapa keuntungan yaitudapat meleburkan semua
jenis baja dan bahan material yang lainnya yang tidak dapat dileburkan oleh dapur-
dapur peleburan yang lain. Tempearur dapat diatur serta kebersihannya dan
karateristik memadai.
3. Disamping banyak keuntungan dari dapur induksi ada juga kerugiannya yaitu
dalam hal biaya dan pengoperasian yang sulit, sehingga dibutuhkan tenaga ahli
yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
http://ghulamzoldics.wordpress.com/
electric-mechanic.blogspot.com/2010/11/tungku-induksi.html
epository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22553/4/Chapter%20II.pdf
http://hapli.wordpress.com/foundry/peleburan-dengan-tanur-induksi/
http://mechanical90.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-tungku-peleburan-logam.html