Anda di halaman 1dari 1

PELAPORAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN DAN AUDIT DI INDONESIA

Latar belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pertumbuhan substansial dalam pelaporan audit sosial dan
lingkungan, terutama oleh komunitas bisnis.Sedikit banyak, tren ini telah diperhatikan oleh pemangku
kepentingan tentang kinerja sosial, lingkungan, dan ekonomi perusahaan.Tren ini ditunjukkan oleh
peningkatan jumlah pedoman yang disediakan oleh berbagai organisasi pemerintah, badan industri, dan
profesi akuntansi yang berkaitan dengan sosial dan pengungkapan lingkungan. Kebanyakan standarnya
bersifat pribadi dan sukarela termasuk pedoman dan peraturan yang berbasis pemerintah.

Meskipun popularitasnya telah berkembang,namun informasi yang terkandung dalam pelaporan sosial
dan lingkungan jarang digunakan oleh para pemangku kepentingan dan manajemen untuk membuat
keputusan bisnis (CSR Eropa dan Akuntabilitas 2002). Friedman (1962), berpendapat bahwa pelaporan
social dan lingkungan hanya untuk memaksimalkan keuntungan dan karena itu nilai pemegang saham,
hanya harus fokus pada melakukan tugas-tugas menghasilkan keuntungan secara hukum dan membayar
sedikit perhatian untuk tanggung jawab sosial perusahaan.

pelaporan sosial dan audit lingkungan dimotivasi oleh keinginan manajemen untuk melegitimasi
berbagai aspek diperusahaan mereka. kegiatan ini dapat digunakan oleh manajemen ketika peristiwa
tertentu terjadi dan dianggap dapat merugikan reputasi perusahaan dan berkelanjutan perusahaan
(mis., Neu et al. 1998; Patten 1992). Gray et al. (1995) mengusulkan perusahaan dapat mengambil
tindakan tertentu untuk membangun atau mempertahankan legitimasi seperti dengan mendidik
masyarakat tentang perubahan tindakan perusahaan, untuk mengubah cara pendang masyarakat
terhadap tindakan perusahaan tanpa membuat perubahan pada tindakan-tindakan itu, dengan
mencoba mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah yang terjadi menjadi masalah alternatif, dan
dengan berusaha untuk mengubah harapan masyarakat terhadap tindakan perusahaan . Argumen
mereka konsisten dengan resep legitimasi teori.

Tujuan

untuk menyelidiki praktik pelaporan dan audit sosial dan lingkungan di Indonesia dan untuk menguji
faktor-faktor yang melatarbelakangi motivasi manajemen untuk mengungkapkan informasi tersebut.

Literatur

Teori legitimasi mengatur hal tersebut dari yang dipengaruh perusahaan menjadi dipengaruhi oleh
masyarakat di mana mereka beroperasi (Dowling dan Pfeffer 1975). Lindblom (1994) mendefinisikan
legitimasi sebagai kondisi atau status yang ada ketika ada kesesuaian antara system perusahaan dan
nilai masyarakat Indonesia dimana perusahaan merupakan bagiannya. lebih lanjut ia menjelaskan
bahwa legitimasi perusahaan berisiko ketika ada ketidakcocokan aktual atau potensial antara dua sistem
nilai. Audit lingkungan mungkin dilakukan untuk tujuan akuntabilitas sosial dan dampak lingkungan dari
kegiatan perusahaan.Laporan sosial dan lingkungan dapat digunakan sebagai perangkat manajerial
bertujuan untuk menghilangkan berbagai tekanan tentang sosial dan masalah lingkjungan dari
perusahaan (Watson dan MacKay 2003).

Anda mungkin juga menyukai