A. Pengertian Komunikasi
Who says what in which channel to whom with what effect? (Onong U
Effendi, 1981:85)
1
seseorang pembicara kepada pendengarnya dengan menggunakan media
dengan maksud untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu merubah
pendapat, sikap dan tingkah laku dari pendengar sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh sipembicara.
B. Pengertian Bisnis
2
BAB II
A. Komponen Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat ada beberapa komponen dan komponen-
komponen tersebut dapat dilihat dari rumusan komunikasi sebagaimana
yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell sebagai berikut :
1. Pembicara (Komunikator)
2. Pesan (Message)
3. Media (Saluran/channel)
4. Pendengar (Komunikan)
5. Efek (Akibat dari pesan)
Kelima komponen ini ada dalam proses komunikasi dalam segala bentuk
komunikasi. Untuk dapat mengetahui lebih jelas dari setiap komponen
komunikasi, berikut ini diberikan pembahasan setiap komponen tersebut.
Pembicara (Komunikator)
Pesan (message)
Media (saluran/channel)
3
Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya (Onong U Effendy, 2002: 6).
Menurut Wison, bahwa yang disebut dengan media/saluran adalah jalan
dimana suatu pesan dilewatkan. Dalam komunikasi antar pribadi kita
menggunakan perasaan, penglihatan, suara dan peradaban untuk
mengkomunikasikan pesan. Inilah saluran yang digunakan (Alo Liliweri,
1991:15).
Pendengar (Komunikan)
Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan (Onong U Effendy, 2002:
6).
Dalam kegiatan komunikasi efek yang terjadi dapat berupa efek yang positif,
yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan si pembicara dan efek yan negative,
yaitu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan si pembicara.
4
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi Kelompok
Melihat dari jumlah orang yang terlibat dalam proses kelompok tersebut,
maka komunikasi kelompok dapat dibagi dalam dua bagian , yaitu :
5
1. Komunikasi kelompok kecil yang jugakadang-kadang disebut micro group
yaitu kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat
kesempatan untuk memberikan tanggapan secara lisan maupun tulisan
(verbal), dengan lain perkataan dalam komunikasi kelompok komunikator ,
dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah seorang anggota
kelompok.
2. Komunikasi kelompok bersifat lebih formal, lebih terorganisir dan lebih
terlembaga dari pada komuniksasi antar pribadi (Onong U Effendi,1981 : 5).
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik) (Dedy Nur Hidayat, 2007:4)
Kegiatan komunikasi massa ini lebih sukar dilakukan dari pada komunikasi antar
pribadi ataupun komunikasi kelompok, sebab didalam komunikasi massa
diperlukan perencanaanyang lebih matang didalam penyediaan materi yang
akan disampaikan. Komunikasi massamenghendaki organisasi resmi dan rumit
untuk melakukan operasinya.
Pada komunikasi massa umpan balik (feed back) terjadi secara tertunda, tidak
terjadi secara seketika, karena terlebih dahulu harus mengalami proses.
Misalnya saja surat pembaca yang dikirimkan keredaksi surat kabar, memakan
waktu yang tertentu dari proses pengiriman sampai kepada proses penseleksian
tanggapan dari redaksi. Dalam kegiatan bisnis media massa biasanya digunakan
lebih banyak untuk penyiaran iklan.
6
BAB III
KOMUNIKATOR
A. Jenis Komunikator
Dalam pelaksanaan komunikasi jika dilihat dari pesan yang disampaikannya
dan status komunikatornya, maka ada dua jenis komunikator, yaitu
komunikator pribadi dan komunikator terlembaga.
1. Komunikator pribadi
Yang dimaksud dengan komunikator pribadi adalah seseorang yang
berbicara dengan status mengatasnamakan dirinya sendiri tanpa
melibatkan statusnyasnya dari suatu lembaga/organisasi/perusahaan.
2. Komunikator terlembaga
Yang dimaksud dengan komunikator terlembaga adalah seseorang yang
berbicara dengan mengatasnamakan status dirinya dari suatu
lembaga/organisasi/perusahaan dan menyampaikan pesan yang
berkenaan dengan lembaga/organisasi/perusahaan tersebut.
Contohnya: Sales dari perusahaan PT.Unilever menawarkan produk
Unilever berupa sabun mandi.
B. Persyaratan Komunikator
1. Cara berpakaian
Cara berpakaian yang baik, bersih, rapi, akan menambah serta
menunjukkan:
a. Rasa percaya diri sendiri,
b. Rasa harga diri,
c. Kepribadian seseorang (Ig Wursanto, 1990:124).
Dalam tatacara berpakaian ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, yaitu :
a. Pakaian harus serasi, baik warna maupun bentuknya harus seuai dengan
kulit dan bentuk tubuh.
b. Pakaian cukup sederhana, tidak perlu mewah atau mahal.
c. Kelengkapan pakaian: kancing baju, ikat pinggang perlu diperhatikan.
7
d. Periksalah kesempurnaan berpakaian, kancing baju, kerah baju yang
kadang-kadang terlipat kedalam.
e. Sepatu hendaknya diusahakan sesuai dengan pakaian yang sedang
dipakai (Ig Wursanto, 1990:124-125).
Pakaian dapat mempengaruhi pembicaraan yang bersifat bisnis, dimana
lawan bicara akan lebih mudah tertarik dan yakin dengan pesan yang
disampaikan oleh pembicara yang berpakaian rapi dan bersih dan
menimbulkan rasa simpati dan tertarik dari komunikan. Dengan adanya rasa
pada tertarik dan simpati tersebut, maka komunikan ada kesediaannya
untuk berkomunikasi dan menyimak pesan dari komunikator.
2. Gerakan anggota tubuh
Gerakan anggota tubuh dapat memberikan daya tarik untuk lebih
meyakinkan pesan yang disampaikan. Sebagai pembicara harus
menampilkan gerakan tubuh yang mendukung pesan yang disampaikan atau
memfokoskan perhatian komunikan kepada pembicarebagai pembicara
harus menghindari gerakan tubuh yang dapat menimbulkan kesan negative.
3. Sikap badan
Sikap badan dapat dibedakan menjadi sikap duduk dan sikap berdiri.
Duduklah dengan sopan dalam berkomunikasi. Sikap badan yang harus
dilakukan jika berbicara berdiri yaitu sebagai berikut :
a. Pembicara berdiri dengan tegap, tanpa melakukan suatu gerakan apapun
yang dipandang tidak perlu. Kuasailah diri kita sebelum menguasai orang
banyak.
b. Aturlah terlebih dahulu segala sesuatunya agar situasi menjadi tenang.
c. Sikap selanjunya ialah dada kedepan, bahu ditarik kebelakang, angkat
kepala tinggi-tinggi.
d. Letak tangan waktu berbicara, ialah digantungkan disisi bawah ((Ig
Wursanto, 1990:126).
Seorang pembicara harus bersikap sopan dan tidak bersikap sombong. Sikap
yang sopan menciptakan rasa simpati komunikan dan tertarik untuk
mendengarkan pesan yang disampaikan pembicara.
4. Suara
Suara manusia mempunyai 4(empat) variable yaitu sebagai berikut :
1. Pace (kecepatan)
Kecepatan penyampaian. Bagian yang cepat harus diikuti dengan bagian
yang lambat.
2. Pitch (pola nada)
Mulailah dengan suara dalam. Modulasi diantara tinggi dan rendah
3. Power (kekuatan)
8
Ubah-ubahlah kekuatan suara. Untuk bagian yang penting, turunkanlah
kekuatan suara- ini ternyata lebih berpengaruh dari pada
meningkatkannya. Empat detik, yang tampaknya singkat bagi pembicara,
bagi hadirin merupakan bantuan yang menyegarkan (Bill Scott, 1990:42-
43).
4. Pause (berhenti sejenak)
Manfaatkanlah ini. Berikanlah hadirin kesempatan untuk mengumpulkan
dan mencerna apa yang telah disampaikan. Berhenti sejenak, misalny
Agar suara dapat memberikan kesan yang positif hendaknya :
a. Jelas, ucapan-ucapan jelas, tidak kabur sehingga tidak menimbulkan salah
pengertian.
b. Tidak monoton, monoton artinya satu nada, landai tidak ada naik
turunnya lagu atau nada suara.
c. Bersemangat, untuk menarik perhatian para pendengar, serta untuk
membangkitkan semangat para pendengar dan menghangatkan
suasana.
d. Dapat didengar, jangan terlalu lemah
e. Ekspresi, artinya suara harus diimbangi dengan suatu ekspresi. Yang
dimaksud ekspresi ialah cara pengucapan. Berilah tekanan pada kata-
kata yang dianggap penting (Ig Wursanto, 1990:126-127).
Pembicara harus menggunakan suara yang jelas, karena ini membuat pesan
jelas tertangkap dan menambah kepercayaan dan ketertarikan komunikan
terhadap pembicara.
5. Pandangan mata
Pandangan mata waktu berbicara perlu mendapat perhatian, karena selain
menunjukkan kepribadian, tata karma, juga menunjukkan kewibawaan
seorang pembicara (Ig Wursanto, 1990:125).
Komunikator dalam menyampaikan pesan, pandangan matanya harus
tertuju kepada komunikan, sehingga komunikan merasa diperhatikan dan
dihargai. Apa bila pembicara pandangan matanya tidak tertuju pada
komunikan dan memandang objek lain, maka perhatian komunikan tidak
akan tertuju pada komunikator dan pesannya kurang diperhatikan/
didengarkan.
6. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah dapat terwujud dalam bentuk senyuman, kerutan dahi,
mimic wajah yang lucu, gerakan alis mata yang menunjukkan rasa keraguan
dn sebagainya dapat menekankan atau mengungkapkan maksud
sipembicara dalam bentuk bahasa isyarat. Sebagai pembicara yang baik
harus senantiasa dengan ekspresi wajah yang baik disesuaikan dengan
pesan yang disampaikan
9
7. Pengetahuan dan pandangan yang luas
Pengetahuan yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan pesan yang
disampaikan oleh pembicara dan harus berpandangan luas dalam
menanggapi masalah yang disampaikan. Apa bila sipembicara tidak
menguasai apa yang disampaikannya, maka dapat menimbulkan
keraguanatau ketidak percayaan komunikan terhadap pesan yang
disampaikan pembicara atau terhadap diri si pembicara.
10
BAB IV
KOMUNIKAN
A. Type-Type Komunikan
11
a. Berusaha mendengarkan apa yang dikatakan pembicara, tetapi tidak
berusaha untuk mengerti sepenuhnya maksud isi pembicaraan.
b. Cendrung tetap terlibat secara emosional dalam pembicaraan.
c. Dapat merumuskan kembali isi pembicaraan yang baru didengar,
tetapi sama sekali tidak mengetahui sisi lain yang diungkapkan
pembicara, lewat nada suara, ungkapan wajahdan gerak gerik.
d. Hanya terpusat pada satu segi pembicaran, akibatnya pembicara
merasa kurang diterima
4. Pendengar aktif
Pendengar aktif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Mendengarkan penuh perhatian dan berusaha untuk mengerti
maksud dan perasaan yang terkandung didalam pembicaraan.
b. Berusaha untuk mencari pesan isyarat yang merupakan ungkapan
untuk menyatakan hal yang ingin dinyatakan pembicara.
c. Tidak memotong pembicaraan dan mendengarkan penuh pengertian.
d. Cakap/pandai dalam mengajukan pertanyaan untuk memperjelas,
mengembangkan dan meluaskan pembicaraan agar keseluruhan isi
pesan dapat terungkap.
e. Dapat menangkap, memperhatikan pesan dan menjawab dengan
baik.
B. Latarbelakang Komunikan
Untuk dapat mempengaruhi komunikan (pendengar), maka komunikator
harus dapat melihat dan mempelajari latar belakang dari komunikannya. Latar
belakang komunikan dapat meliputi sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat kemampuan ekonomi
3. Status social
4. Agama
5. Suku
6. Ruang lingkup pandangan dan pengalamannya dalam menanggapi sesuatu.
7. Jenis kelamin
8. Usia.
12
BAB V
Komunikasi Internal
Dalam komunikasi internal terdapat 3 bentuk komunikasi sebagai berikut :
1. Komunikasi Vertikal, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (Onong Uchjana Effendy,1982:18).
Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang
berotoritas lebih rendah (R.Wayne Pace, 2005:184).
Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir
dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih tinggi
(penyelia) (R.Wayne Pace, 2005:189).
2. Komunikasi Horizontal, adalah komunikasi secara mendatar , misalnya antara
anggota staf dengan anggota staf , pegawai tingkat menengah dengan tingkat
nenengah atau pegawai rendahan dengan yang berpangkat rendah pula (Onong
Uchjana Effendy,1982:20).
13
3. Komunikasi Diagonal (Cross Cummunication), adalah komunikasi dalam organisasi
antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan
dan bagian(Onong Uchjana Effendy,1982:21).
Komunikasi Eksternal
14
3. Communicating (pelaksanaan komunikasi)
4. Evaluating (peninjauan kembali).
Untuk dapat memperoleh fakta atau data yang diperlukan dalam kegiatan
komunikasi bisnis, dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagaiberikut :
3. Arsip perusahaan
Perusahaan biasanya memiliki arsip dari setiap kegiatan yang dilakukan. Arsip-
arsip ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan data yang diperlukan untuk
kegiatan berikutnya.
Dalam melakukan pencarian fakta atau data, maka harus dapat mengumpulkan
data secara lengkap sesuai dengan kebutuhan operasionalnya. Apa bila dalam
melakukan langkah selanjutnya akan mengalami kesulitan.
15
Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam melakukan perencanaan
komunikasi harus melihat atau menghubungkan dengan masalah-masalah social,
politik, ekonomi dan keamanan, jika hal ini memang diperlukan.
Setiap rencana terdapat adanya 2(dua) elemen yang tujuan dan alat yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Oleh karena itu pada perencanaan
komunikasi harus dirumuskan terlebih dahulu apa tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Pada elemen alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam perencanaan
komunikasi ini berkaitan dengan isi pesan yang akan disampaikan pembicara
(komunikator) dan media yang digunakan.
Suatu perencanaan yang efektif akan meningkat menjadi programming.
Programming ini merupakan penjabaran dari perencanaan, biasanya berisi
penjadwalan, prosedur dan didukung oleh anggaran belanja (budget) dan
dimaksudkan untuk menetapkan suatu rangkaian tindakan/ kegiatan yang akan
datang.
16
PENINJAUAN KEMBALI (EVALUATING)
1. Apakah setelah pesan disebar terjadi suatu perubahan pendapat dan sikap
komunikan ?
2. Bagaimana respon komunikan sebagai reaksi terhadap pesan ?
3. Apakah respon tersebut sesuai dengan keinginan dan harapan pembicara
(komunikator)
4. Apakah implementasi dari komunikan sesuai dengan yang dianjurkan
pembicara (komunikator)?
17
BAB VI
PESAN
Untuk dapat mencapai hasil komunikasi yang baik perlu diketahui hal-hal yang
berkaitan dengan bentuk isi pesan, metode penyampaian pesan dan teknik
pembuatan kata-kata. Untuk lebih jelasnya ketiga hal tersebut ini dibahas secara
rinci.
Dalam penyampaian pesan tujuan akhir yang diharapkan adalah pesan tersebut
efektif, yaitu mendapatkan hasil yang positif. Didalam menyampaikan pesan ada
beberapa hal atau kemungkinan yang dilakukan yaitu :
Pada pelaksanaan komunikasi bisnis ketiga hal tersebut diatas ada dilakukan.
Misalnya saja seorang pimpinan mendesak bawahannya untuk melaksanakan
suatu pekerjaan, memberikan anjuran tentang sesuatu hal atau pihak
perusahaan menyampaikan tentang barang hasil produksinya kepada konsumen
yang sifatnya disampaikan hanya sepintas lalu saja seperti iklan.
Pesan apabila ditinjau dari bentuk isinya,maka dapat dibagi dalam 4 (empat)
jenis, yaitu:
1. Informatif
2. Persuasif
3. Educatif
4. Kursif
INFORMATIF
Informatif adalah suatu bentuk isi pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi
komunikan dengan jalan memberikan penerangan.
18
Ada juga beberapa pengertian lain tentang informasi, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Gordon B.Davis menyatakan : “ Informasi adalah data yang
telah diproses kedalam bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan
mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau untuk keputusan
mendatang”.
Penggunaan pesan informasi ini lebih ditujukan pada penggunaan akal fikiran
dari komunikan dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan,
penerangan, berita dan yang lainnya.
1. Berdasarkan persyaratan
2. Berdasarkan dimensi waktu
3. Berdasarkan sasaran
Untuk lebih jelasnya ketiga bentuk informasi ini dibahas lebih rinci sebagai
berikut:
BERDASARKAN PERSYARATAN
19
BERDASARKAN DIMENSI WAKTU\
BERDASARKAN SASARAN
1. Informasi Individual
Informasi ini ditujukan kepada seseorang yang berfungsi sebagai pengambil
kebijaksanaan dan pengambil keputusan atau kepada seseorang yang diharapkan
tanggapannya atau informasi yang diperolehnya. Jenis informasi ini disampaikan
dengan tatap muka, melalui telepon, surat atau dengan bentuk lainnya
tergantung informasiyang disampaikadan waktu yang diperlukan untuk
memperoleh tanggapan.
2. Informasi Komunitas
Informasi ini ditujukan kepada seseorang diluar organisasi atau kepada suatu
kelompok dalam masyarakat. Informasi ini dapat disampaikan dengan media
massa.
PERSUASIF
Istilah persuasi atau dalam bahasa Inggris persuasion berasal dari kata Latin
persuasion, yang secaraharfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau
meyakinkan (Onong Uchjana Effendy,1986:103).
20
membujuk, merayu semata, tetapi merupakan tehnik mempengaruhi dengan
menggunakan dan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologis
dari orang yang ingin dipengaruhi (Ton Kertapati,1981:30).
Untuk pelaksanaan persuasive, agar memperoleh hasil yang baik, maka dapat
diperalat apa yang ada pada diri setiap manusia, yaitu :
1. Rasa kekhawatiran
2. Harapan akan keuntungan
Kedua hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan cara mendramatisir rasa
kekhawatiran melalui apa yang disebut dengan threat appeals, untuk kemudian
diberi saran-saran untuk menerima sesuatu berbuat atau tidak berbuat sesuatu
sebagai jalan keluarnya dari malapetaka yang dapat menimpa. Apa-apa yang
disarankan tersebut berisikan pemenuhan harapan akan keuntungan.
Persuasif ini ada yang ditujukan kepada akal fikiran atau perasaan dari
komunikan. Untuk persuasive yang dilakukan langsung ditujukan kepada akal
fikiran (ratio) yaitu melalui pendekatan motivasi.
Untuk keberhasilan suatu persuasive ada 4 (empat) macam muslihat (device)
untuk mempengaruhi orang lain, yaitu:
1. Acceptance device (muslihat penerimaan)
21
2. Rejection device (muslihat penolakan)
3. Testimonial device (muslihat menggunakan pendapat ahli atau pendapat
orang penting)
4. Bandwagon device (muslihat menggunakan supporters) (Ton
Kertapati,1981:33).
Untuk lebih jelasnya tentang keempat muslihat tersebut diatas berikut ini
diberikan penjelasannya.
Muslihat ini digunakan untuk membangkitkan rasa takut atau rasa khawatir dari
komunikan dan harus digunakan secara wajar(Ton Kertapati,1981:35).. Kepada
komunikan disampaikan pesan yang sifatnya memberikan rasa ketakutan atau
kekhawatiran yang ada hubungannya dengan tujuan komunikator (pembicara)
dan selanjutnya berikan pesan tentang jalan keluarnya yang dapat dilakukan
untuk menghindari apa yang ditakuti dan dikhawatirkan itu.
Contoh :
Setiap manusia sampai usia lanjut membutuhkan banyak kalsium pada tubuh
dan apa bila terjadi kekurangan kalsium akan mengakibatkan kerapuhan pada
tulang atau tulang keropos (osteoporosis). Hal ini akan mengancam kesehatan
dan kehidupan dari manusia tersebut. Keadaan ini harus kita hindari.
Bagaimana cara menghindarinya ?
Minumlah setiap hari susu Calsimex, susu yang mengandung kalsium yang
tinggi,dan dengan demikian anda terhindar dari ancaman kerapuhan tulang atau
tulang keropos (osteoporosis).
22
Testimonial Device (muslihat menggunakan pendapat ahli atau orang penting)
Muslihat ini berupa pesan yang disampaikan dengan jalan menggunakan kata-
kata pendapat ahli atau pendapat orang penting dalam masyarakat atau bidang
tertentu yang dijadikan sebagai bukti pendukung kebenaran dari pendapat atau
ajakan si pembicara.
Contohnya:
Muslihat ini digunakan untuk mempengaruhi suatu massa aksi, dalam tingkatan
yang sederhana ialah adanya supporters atau tukang tepuk tangan yang telah
disediakan sebelumnya (Ton Kertapati,1981:35). Misalnya tukang tepuk tangan
yang sudah disediakan terlebih dahulu atau orang-orang yang membeli sebagai
pancingan.
EDUKATIF
Metode edukatif sebagai salah satu usaha untuk mempengaruhi khalayak dari
suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk
pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat, fakta dan pengalaman-pengalaman.
23
yang edukatif akan memberikan pengaruh yang mendalam kepada khalayak,
walaupun akan memakan waktu yang sedikit lebih lama disbanding dengan
memakai pesan persuasif (Anwar Arifin, 1984:77)
KURSIF
Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Dalam hal ini
khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak untuk menerima gagasan-
gagasan atau idea yang dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini
selain berisi pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman (Anwar Arifin,
1984:77)
Untuk pesan yang bersifat kursif biasanya lebih efektif jika ada kekuatan yang
mendukungnya. Memang adakalanya dengan menggunakan pesan persuasive
komunikan tidak dapat dipengaruhisesuai dengan apa yang diinginkan
Komunikator (pembicara), jadi terpaksa harus menggunakan pesan yang kursif.
Untuk dapat menyajikan atau menyampaikan pesan agar memperoleh hasil yang
sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu diketahui hal-hal sebagai
berikut:
24
Jika anda mengalami gangguan pada perut anda, terasa mulas dan kembung dan
mulut terasa asam, ini disebabkan peningkatan asam lambung anda. Makanlah
promag, karena promag akan mengatasi keluhan yang anda alami.
Tehnik pembukaan pesan ini berkaitan dengan cara memulai suatu pembicaraan,
yang disesuaikan dengan hal yang dibicarakan, situasi dan kondisinya. Ada
beberapa macam tehnik pembukaan pesan yang dapat digunakan untuk
memulai suatu pembicaraan, yaitu sebagai berikut :
Pola Penyajian
Penggunaan pola penyajian harus disesuaikan dengan tema dari pesan yang
disampaikan. Ada beberapa macam pola penyajian, yaitu sebagai berikut :
25
6. Pola aspek (Aspect order)
7. Pola kombinasi
Pola Waktu
Yang dimaksud dengan penyampaian pesan dengan pola waktu adalah suatu
pembicaraan yang urutannya menggunakan urutan waktu
Contohnya:
Pola Tempat
Contohnya:
Pola sebab musabab yaitu pola penyajian yang urutannya menitik beratkan
kepada penelusuran sebab musabab sehingga terjadinya akibat.
Contohnya:
Pola ini digunakan bila pesan yang disampaikan merupakan masalah yang
pemecahannya diharapkan dapat diterima oleh para audiens/komunikan.
26
1. Pertama-tama utarakan masalah yang dihadapi.
2. Menyusun suatu criteria.
3. Mengemukakan sejumlah data.
4. Mengemukakan alternative-alternatif atau kemungkinan-kemungkinan
pemecahannya.
5. Memilih pemecahannya yang terbaik.
Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah yang merupakan suatu
topic (pokok bahasan). Urutan penyajiannya dengan mengemukakan terlebih
dahulu keseluruhan dan selanjutnya membahas bagian-bagiannya.
Contoh:
Pola Aspek
Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah dilihat dari aspek tertentu.
Contoh:
Pola Kombinasi
Contoh:
27
D.Cara Pelaksanaan Penyampaian Pesan
1. Redudancy / repetition
2. Channalizing.
Untuk lebih jelasnya cara tersebut dibahas secara rinci berikut ini.
Redudancy/Repetition
Pada pelaksanaan cara ini untuk kalimat-kalimat yang penting dalam pesan harus
sering diulang pengucapannya atau penyampainnya. Manfaat yang dapat
dihasilkan menggunakan teknik ini adalah:
Cannalizing
28
sedikit demi sedikit apa yang ada pada pendengar kearah yang diinginkan
pembicara.
Metode ini digunakan apa bila pada awalnya sudah ada pertentangan
pendapat antara pembicara dan pendengar. Dengan adanya pertentangan
pendapat inilah, maka pembicara harus menghargai, menghormati dan
memperhatikan pendengarnya dan inilah yang membuat komunikasi dapat
terbuka dan dengan demikian peluang pembicara untuk memasukkan pesannya
mempengaruhi pendengar sangat besar
Primary Appeals
Primary Appeals, adalah metode yang menekankan pada type produksi yang
dipasarkan.
Metode ini umumnya dipergunakan untuk memperkenalkan suatu type baru
dari suatu produk, yang menonjolkan spesifikasi dari produk tersebut
Contoh:
Honda Scoopy mesin V-Matic dengn PGM-FI, mesin SOHC 110 cc
berpendingin kipas dengan teknologi injeksi PGM-FI dengan pembakaran
bahan bakar sempurna sehingga lebih bertenaga dan irit bahan bakar serta
ramah lingkungan dengan standar emisi EURO 3.
Selective Appeals
29
Honda sepeda motor yang tau gaya dan selera, irit bahan bakar, mudah
onderdilnya dan yang sudah dipakai tinggi harga jualnya. Bagaimanapun Honda
tetap lebih unggul. Gunakan sepeda motor Honda untuk alat transportasi anda
Emotional Appeals
Rational Appeals
Positive Appeals
Contoh:
Negative Appeals
30
Contoh:
Debu dan kutu-kutu yang sangat halus banyak bertebaran dirumah, dilantai,
ditempat tidur, dikursi, dikarpet dan tempat lainnya. Ini sangat berbahaya
bagi kesehatan. Jika dibersihkan dengan sapu biasa, abu, kutu-kutu akan
beterbangan. Akibatnya terhirup oleh kita dan pernafasan kita pun
terganggu. Anda bisa bayangkan bagaimana debu dan kutu-kutu masuk
dalam pernafasan kita. Saluran pernafasan dan paru-paru dapat terserang
penyakit seperti Bronsitis atau TBC. Jika anda tidak inginkan hal ini terjadi,
gunakan alat pengisap debu dari ELECTROLUX. Membersihkan rumah anda
dengan aman, debu dan kutu-kutu hilang total. Wujudkan kebersihan dan
kesehatan dirumah anda dengan ELECTROLUX.
BAB VII
MEDIA KOMUNIKASI
31
Dalam kegiatan komunikasi bisnis media merupakan sarana dalam
penyampaian pesan dari produsen (komunikator) kepada calon konsumen /
konsumen (komunikan). Media komunikasi yang dapat digunakan dalam
kegiatan komunikasi bisnis dapat berupa media massa cetak, media massa
elektronik, media elektronik non massa , media cetak non massa, media
kelompok, media antar pribadi, maupun media radisional. Untuk mengetahui
dari masing-masing media tersebut,maka berikut ini diberikan penjelasannya.
5. Media Kelompok
Media kelompok dapat berupa kegiatan diskusi, kegiatan rapat, seminar,
ceramah dll.
Dalam kegiatan komunikasi diperusahaan media rapat paling sering
digunakan untuk membahas tentang hal-hal yang berkenaan dengan
kegiatan perusahaan. Sehubungan dengan sering digunakan media rapat
ini, maka disini dibahas hal-hal yang berkenaan dengan media ini secara
rinci.
Macam-macam rapat
a. Rapat penjelasan
32
Rapat penjelasan adalah rapat yang bertujuan untuk memberikan
penjelasan kepada para peserta rapat.
Pada rapat ini pimpinan rapat memberikan penjelasan kepada para
peserta rapat dan selanjutnya mendiskusikan apa yang telah
dijelaskan untuk kesempurnaannya.
b. Rapat pemecahan masalah
Rapat ini bertujuan untuk mencari pemecahan tentang masalah yang
dihadapi. Dalam rapat ini pimpinan rapat harus benar-benar
menguasai masalahnya. Pimpinan dan anggota rapat harus
menyediakan data yang berkenaan dengan masalah yang dibahas.
Pada rapat ini para anggota diminta untuk memberikan masukan,
kritik dan saran sesuai dengan masalah yang dibahas. Data yang
sudah ada pada ketua dan anggota dibahas dan didiskusikan yang
selanjutnya diambil keputusan pemecahan masalahnya.
c. Rapat perundingan
Rapat perundingan adalah rapat yang diadakan guna merundingkan
suatu permasalahan yang mungkin tidak dapat dpecahkan individu
(Tarsis Tarmudji, 1988:30)
Diadakannya rapat perundingan, biasanya karena adanya perselisihan
atau perbedaan pendapat antara orang diluar perusahaan dengan
pihak perusahaan atau pihak perusahaan dengan pihak buruh.
1. Suasana terbuka.
Suasana terbuka yang dimaksudkan adalah pimpinan rapat dan
anggota rapat siap menerima dan memberikan informasi. Dengan
demikian setiap informasi yang disampaikan benar-benar
diperhatikan dan dianalisa.
2. Berpartisipasi penuh.
Pimpinan rapat dan anggota rapat berperan aktif ambil bagian dalam
proses rapat tersebut.
3. Terkontrol dan terbimbing.
Pimpinan rapat harus senantiasa membimbing dan mengontrol
jalannya rapat, sehingga rapat berjalan dengan tertib dan lancer.
4. Perdebatan dengan adu argumentasi.
33
Untuk mencari kebenaran didalam rapat harus ada adu argumentasi
dari peserta rapat, sehingga dapat diketahui mana yang terbaik dan
mana yang benar untuk dapat diambil sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan rapat. Oleh karena itu dalam rapat harus
dihindari perdebatan yang bersifat emosi.
5. Pernyataan singkat padat dan jelas.
Setiap peserta rapat dalam mengajukan pernyataan harus pada pokok
persoalan atau tepat pada sasarannya dan tidak bertele-tele.
Keterbatasan waktu pada rapat dan banyak peserta rapat yang
mengajukan pertanyaan dan pernyataan, maka pertanyaan dan
pernyataan harus disampaikan secara singkat, padat dan tepat
sasaran.
6. Bersifat demokratis dan hindari monopoli.
Setiap peserta rapat harus mempunyai kesempatan yang sama dalam
menyampaikan tanggapan dan pertanyaan. Oleh sebab itu harus
dihindari adanya monopoli dari seseorang atau beberapa orang dalam
menyampaikan pertanyaan dan tanggapan.
7. Ada kesimpulan dan keputusan rapat.
Dalam pelaksanaan rapat harus ada kesimpulan dan keputusan rapat
yang diambil dan disetujui bersama.
1. Sebagai pengarah.
Pimpinan rapat harus mampu mengarahkan rapat pada tujuan yang
akan dicapai. Oleh sebab itu pimpinan rapat harus banyak memiliki
data dan mempunyai konsep pemecahan masalahnya.
2. Sebagai layar pemantul.
Sebagai pimpinan rapat harus cakap dan mampu meneruskan
pembicaraan dari satu anggota rapat ke anggota rapat yang lain. Oleh
sebab itu pimpinan rapat harus dapat mengambil intisari
pembicaraan.
3. Sebagai penengah.
Apa bila terjadi adanya ketegangan yang biasanya karena perbedaan
pendapat, maka sebagai pimpinan rapat harus mampu bertindak
34
mengatasi ketegangan secara adil, dalam arti pendapat yang terbaik
yang dipakai.
4. Sebagai pencari jalan
Apa bila dalam penyelenggaraan rapat didapati jalan buntu dalam
pemecahan masalanya atau pembicaraan keluar dari tujuan pokok,
maka pimpinan rapat harus mampu mengambil inisiatif jalan
keluarnya sehingga dapat teratasi.
5. Sebagai pemberi semangat
Pimpinan rapat harus mampu memotivasi anggotanya agar
bersemangat dalam penyelenggaraan rapat.
6. Sebagai penyimpul dan penentu putusan.
Pimpinan rapat harus mampu untuk menyimpulkan hasil pembicaraan
didalam rapat dan sekaligus menetapkan keputusan rapat.
35
Peserta rapat harus dapat menerima hasil keputusan rapat yang telah
dibicarakan secara konsekwen dan siap menjalankan keputusan
tersebut.
Dalam pelaksanaan rapat ada tiga cara pengendalian jalannya rapat yang
dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
Pengendalian ketat
Cara mengendalikan rapat secara ketat yaitu mengendalikan rapat
dengan cara membatasi masing-masing pembicara. Para peserta
boleh berbicara, bertanya, memberikan saran, jawaban atau kritikan
atas ijin pimpinan rapat dan dibatasi waktu bicaranya. Cara ini
biasanya lebih efektif dalam memberikan kesempatan berbicara
kepada semua peserta dan waktunya benar-benar digunakan dengan
tepat. Kelemahan cara pengendalian ini terkesan terasa kaku dan
peserta tidak dapat mengemukakan argumentasi atau pendapatnya
secara leluasa, karena dibatasi waktu bicaranya.
36
Pengendalian kombinasi antara bebas terbatas dan pengendalian
ketat.
Apa bila suasana rapat dapat berjalan dengan tertib dan pimpinan
rapat menginginkan banyaknya tanggapan atau ide yang masuk, maka
pengendalian dapat dengan cara bebas terbatas. Akan tetapi bila
suasana rapat mulai terasa kacau, maka pimpinan rapat harus
menggunakan pengendalian ketat. Bila suasana normal kembali,
maka dapat dilakukan kembali pengendalian bebas terbatas. Dalam
menggunakan pengendalian kombinasi ini pimpinan rapat harus cepat
tanggap terhadap suasana jalannya rapat.
7. Media Tradisional
Media tradisional merupakan media komunikasi dalam bentuk kesenian
rakyat yang dapat menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, seperti
kesenian wayang kulit, ludruk, berbalas pantun, kesenian ketoprak dan
yang lainnya.
8. Pameran
Pameran adalah media umum yang merupakan sarana paling efektif
untuk menyebarkan suatu pesan karena sifatnya informative dan
persuasif. Efektifnya penyelenggaraan pameran, karena para pengunjung
dapat melihat, mendengar, memegang, membuktikan dan mencoba
barang yang dipamerkan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang
memanfaatkan pameran untuk memperkenalkan hasil produksi barang/
jasa yang dihasilkannya.
Pameran dalam penyelenggaraannya, dapat dibagi dalam beberapa
klasifikasi sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenisnya
1. Pameran barang
Pada pameran ini diperkenalkan barang-barang hasil perusahaan
kepada public. Tujuan dari pameran barang ini adalah untuk
memperkenalkan dan memotifasi public agar membeli barang
yang dipamerkan. Misalnya pameran mobil, pameran buku,
pameran lukisan, pameran barang-barang elektronik.
2. Pameran kegiatan
37
Pada pameran kegiatan yang dipamerkan adalah proses suatu
kegiatan, walaupun pada pameran ini ada barang-barang yang
dipajangkan, tetapi itu hanya sebagai penunjang proses kegiatan
yang dipamerkan. Misalnya pameran pers, pameran lalulintas.
Adakalanya perusahaan memanfaatkan memamerkan barang
hasil produksinya sebagai sarana penunjang terjadinya proses
kegiatan itu.
b. Berdasarkan sifatnya
1. Pameran khusus
Pameran yang sifatnya khusus adalah pameran yang
diselenggarakan secara mandiri oleh suatu organisasi tertentu,
lembaga, perusahaan ataupun instansi. Misalnya pameran yang
diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Buku, pameran otomotif
yang diselenggarakan oleh produsen mobil Toyota.
2. Pameran bersama
Pameran bersama diselenggarakan dengan maksud untuk
menghemat biaya penyelenggaraan, karena pameran ini dikelola
oleh beberapa organisasi dalam bidang yang sama atau dengan
tujuan yang sama. Misalnya saja pameran pembangunan yang
pesertanya terdiri dari instansi-instansi pemerintahan dan
jawatan-jawatan.
3. Pameran umum
Pameran yang sifatnya umum yaitu pameran yang diikuti atau
dengan peserta siapa saja dan memamerkan barang dan jasa apa
saja atau beraneka ragam. Misalnya Medan Fair, Jakarta Fair.
c. Berdasarkan frekwensinya
1. Pameran berkala
Pameran ini diselenggarakan secara berkala, misalnya setiap
tahun atau pada priode-priode tertentu.
2. Pameran insidental
Pameran ini diselenggarakan secara incidental, apa bila dianggap
perlu atau ada kesempatan. Misalnya dalam rangka hari ulang
tahun perusahaan, maka dibuat acara pameran dihalaman
perusahaan, atau lokasi perhotelan.
d. Berdasakan lingkup geografis
1. Pameran lokal
Pameran ini diselenggarakan disuatu daerah atau kota untuk
memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan
organisasi atau hasil produksi dari perusahaan-perusahaan lokal.
Pada pameran ini terkadang ada perusahaan yang bertaraf
38
nasional maupun internasional ikut serta, dimana perusahaan itu
perlu menginformasikan kepada masyarakat sekitarnya tentang
produksi dan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitarnya.
2. Pameran nasional
Pameran ini diselenggarakan dengan peserta dari berbagai
wilayah yang berada dalam satu negara. Pada pameran ini
terkadang ada juga hasil produksi dari negara lain yang ikut
dipamerkan. Misalnya pameran di Jakarta Fair.
3. Pameran internasional
Pameran ini sering disebut dengan Exposition atau disingkat
EXPO. Peserta pameran ini terdiri dari Negara-negara dari seluruh
dunia yang memamerkan hasil produksinya maupun kegiatannya
yang bertaraf internasional.
39
Dalam menentukan pemborong, maka perusahaan perlu menggunakan para
kontraktor/pemborong untuk mengajukan penawaran yang nantinya akan
dipilih mana yang dipakai.
5. Menentukan jenis barang yang dipamerkan
Barang/jasa yang dipamerkan harus sesuai dengan tema pamerannya dan
juga disesuaikandengan besarnya ruangan yang menyangkut jumlah
barangnya.
6. Menentukan personel
Pada penyelenggaraan pameran diperlukan para petugas yang berada di
stand pameran maupun diluar stand pameran, misalnya supir dan petugas
lainnya. Untuk petugas yang berada di stand pameran harus mampu
berkomunikasi dengan baik dan menguasai informasi-informasi tentang
barang/jasa yang dipamerkan, serta bersikap ramah. Selain itu petugas
pameran harus berpenampilan menarik. Persyaratan ini diperlukan, karena
petugas stand pameran sebagai juru penerang atau juru promosi.
7. Mempersiapkan bahan tulisan
Bahan-bahan tulisan dalam pameran dapat berupa brosur, poster atau yang
lainnya. Kata-kata yang digunakan pada bahan tulisan tersebut harus
sedarhana, mudah dipahami, menggunakan gambar yang menarik yang
disesuaikan dengan barang/jasa yang dipamerkan.
8. Menetapkan anggaran pameran.
40
BAB VIII
EFEK KOMUNIKASI
A. Efek Psikologis
41
tahapan pertama ini dapat dicapai, maka tahapan kedua dapat dimasuki yaitu
timbulnya minat komunikan untuk mengikuti terus pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Dalam komunikasi umpan balik ini dapat terjadi dalam beberapa jenis, yaitu:
42
komunikator mengontrol adanya kesalahan kata-kata yang diucapkannya
dan kemudian diperbaiki sendiri.
3. Direct feedback atau immediate feedback, yaitu umpan balik langsung
dari komunikan (pendengar). Misalnya komunikan menganggukkan
kepalanya sebagai pertanda mengerti tentang pesan yang disampaikan.
4. Zero feedback, yaitu umpan balik yang disampaikan komunikan, akan
tetapi pesan dari komunikan tersebut tidak dipahami oleh komunikator
(pembicara).
5. Neutral feedback, adalah umpan balik yang merupakan pesan dari
komunikan, dimana pesannya tidak ada kaitannya dengan pesan yang
disampaikan komunikator (pembicara).
6. Positif feedback, yaitu pesan yang disampaikan komunikan dalam bentuk
tanggapan positif atau persetujuan terhadap pesan yang disampaikan
komunikator.
7. Negative feedback, yaitu pesan yang disampaikan komunikan berupa
penolakan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
8. Indirect feedback atau delayed feedback, yaitu merupakan umpan balik
yang tertunda (Alo Liliweri, 1991:161-162). Misalnya pengiriman surat
tanggapan kepada redaksi surat kabar atau kepada perusahaan.
Terbentuknya umpan balik ini disebabkan reaksi dari pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Akibat reaksi pesan tersebut, maka
komunikan melakukan tindakan.
43
BAB IX
HAMBATAN KOMUNIKASI
44
Dalam penyelenggaraan komunikasi harus dipertimbangkan factor-faktor
yang akan terjadi hambatan-hambatan komunikasi. Misalnya saja untuk
memilih tempat diadakannya pertemuan harus terhindar dari suara
kebisingan. Pesan-pesan yang disampaikan harus dapat membangkitkan
kebutuhannya, sehingga komunikan mau menerima pesan tersebut dan
mau bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.
45
BAB X
PERIKLANAN
A. Jenis Periklanan
Didasarkan pada tahapannya iklan dapat digolongkan pada tiga jenis yaitu:
Pioneering (perintisan), Competitive (persaingan) dan Reminder (pengingat)
(Kustadi Suhandang, 2004;93). Iklan berbentuk perintisan biasanya digunakan
untuk memperkenalkan produk baru dengan menceritakan tentang apa
produknya, dari apa itu bisa dibuat, dan dimana produk itu bisa diperoleh. Kunci
utama dari iklan perintisan adalah memberitahukan target pasar secara
informative, iklan informative demikian ditemukan untuk menarik perhatian,
meyakinkan, dimana efektifitasnya tergantung kepada keputusan konsumen.
Iklan competitive pada hakekatnya mempromosikan ciri-ciri khusus dan
keuntungan-keuntungan penggunaan dari barang atau jasa yang ditawarkan.
Sasaran pesannya adalah mengajak atau membujuk konsumen untuk memilih
jenis barang atau jasa suatu perusahaan tertentu ketimbang barang atau jasa
perusahaan saingannya. Iklan pengingat digunakan untuk memperkuat
pengetahuan sebelumnya akan suatu produk. Iklan demikian tepat untuk
menyodorkan produk atau jasa yang telah mencapai posisi terkenal dan berada
dalam tahap pemantapan keberadaannya (Kustadi Suhandang, 2004;94).
46
1. Price advertising, dimana konsumen dicoba ditarik dan dipengaruhi
dengan mencantumkan harga yang lebih rendah dari pada harga
saingannya.
2. Quality advertising, dimana ditonjolkan mutu barang produksinya.
3. Brand advertising, dengan cara menonjolkan merek pabrik atau
perusahaannya, sehingga bisa diasosiasikan bahwa setiap barang atau
jasa yang dihasilkannya pasti akan memuaskan sipemakainya dalam
segala-galanya.
4. Prestige advertising, pariwara yang menggunakan penonjolan
penggunaan barang tersebut oleh orang-orang penting atau pengusaha,
instansi dan lembaga-lembaga internasional yang terkenal dan umumnya
punya prestise yang lebih tinggi (Kustadi Suhandang, 2004;94).
B. Perencanaan Iklan
Untuk melakukan ujicoba iklan yang yang akan dipilih dapat dilakukan
dengan uji sebagai berikut :
a. Uji wacana (porfolio tests), pengujian tertuju pada wacana naskah serta
kelengkapan iklannya, dengan cara meminta para konsumen membacanya.
Kemudian kepada mereka ditanyakan kesan-kesannya terhadap subyek-subyek
yang ada pada iklan itu dan diminta memberikan penilaian melalui skala, seperti
dari sangat informative sampai pada sama sekali tidak informative.
b. Uji juri (jury tests), pengujian ini merupakan penilaian dengan cara
memperlihatkan naskah iklan dimaksud kepada forum panel yang dihadiri para
konsumen, untuk mengetahui apakah mereka menggemarinya, berapa besar
perhatiannya, serta apa saja pemikiran-pemikiran mereka yang muncul.
c. Uji teater (theater tests), pengujian ini dengan cara mengundang para
konsumen untuk menyaksikan tayangan televisi atau pertunjukan bioskop,
47
dimana uji komersilnya juga dilakukan. Para pemerhati diminta memberikan
pendapatnya tentang iklan dimaksud, baik melalui alat perekam yang digunakan
selama mereka mengamatinya maupun pada kuisioner yang diterimanya setelah
memperhatikan pertunjukannya (Kustadi Suhandang, 2004 : 99-100).
c. Unit Pelayanan Mandiri (In house agency) , jasa yang disediakan melakukan
seluruh pelayanan bagi perusahaan dimana unit (agen) dimaksud berada
(Kustadi Suhandang, 2004 : 100-101).`
3. Me-lay-out Iklan
Setelah iklan diuji coba, maka langkah selanjutnya me-lay-out iklan yaitu
merupakan tata letak semua komponen yang harus ada dalam bentuk atau
konstruksi iklan yang dikehendaki. Iklan dibentuk dalam konstruksi yang terdiri
atas tiga bagian sebagai berikut :
b. Lead dikenal sebagai sari dari makna iklan dimaksud. Biasanya lead dibuat
dalam bentuk tema yang terdiri dari kata-kata pesan yang mengesankan dengan
tekanan tertentu dalam bentuk pemberitaan, pertanyaan atau pernyataan.
48
Dalam membuat lay-out, ada empat jenis lay-out yang bisa dibuat yaitu :
d. Circus make-up, menampilkan format yang tidak teratur dan tidak menentu,
masing-masing komponen ingin ditonjolkan lain dari yang lain dan harus
diperhitungkan factor keindahan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Britt, Lucas, Advertising Psychologi And Research, Mc Graw Hill Book Company,
New York, 1950
Citrobroto Suhartin R.I, Prinsip Dan Tehnik Berkomunikasi, Bratara, Jakarta, 1989
Hooke James & Phillip Jeremy, Siasat Menyampaikan Pesan Dengan Tepat,
Kentindo Publisher, Jakarta, 2000
Liliweri Alo, Komunikasi Antar Pribadi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 1991
50
Robbins G James, Jones S Barbara, Komunikasi Yang Efektif Untuk Pemimpin,
Pejabatdan Usahawan, Pedoman Ilmu Jaya, 1986.
Susanto S Astrid, Komunikasi Dalam Teori Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977.
Tonny Greener, Kiat Sukses Public Relations Dan Pembentukan Citranya, Bumi
Aksara Jakarta, 1993.
Widjaya ASW, Komunikasi Dan Hubngan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta, 1986
51