Anda di halaman 1dari 3

Daftar Kosmetik yang Dapat Menyebabkan Reaksi Negatif pada Kulit

a. Kosmetik pemutih kulit isi merkuri


Ammoniated mercury 1-5% dalam ointment direkomendasikan sebagai bahan pemutih kulit karena
berpotensi sebagai bahan pereduksi (pemucat) warna kulit. Tetapi kosmetik pemutih berisi merkuri ini
ternyata toksisitasnya terhadap organ-organ tubuh seperti ginjal, saraf dan sebagainya sangat besar.
Ada dua jenis reaksi negative yang terlihat: reaksi iritasi (kemerahan dan pembengkakan kulit) dan
reaksi alergi, berupa perubahan warna kulit sampai menjadi keabu-abuan atau kehitam-hitaman,
setempat atau tersebar merata.
b. Kosmetik pemutih kulit isi hidrokinon
Hidrokinon (hydroquinone) dan derivatnya serta hidrokortison direkomendasikan oleh ahli kulit
sebagai preparat pemutih kulit atau preparat peluntur pigmen kulit. Tetapi ternyata preparat-preparat
itu dapat menyebabkan dermatitis kontak dalam bentuk bercak warna putih yang disebabkan oleh
over bleaching, atau sebaliknya, menimbulkan reaksi hiperpigmentasi.
c. krim untuk wajah
krim untuk preparat pembersih, pelembab, alas bedak (foundation), tat rias (make-up), pemerah pipi,
dan bedak padat dapat menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi dan jerawat di wajah. Zat pewarna,
pewangi, pengemulsi, pengawet, dan lanolin dapat bersifat sensitizer.
d. kosmetik tabir surya (sunscreen)
penggunaan kosmetik tabir surya dianjurkan di negara-negara yang penuh sinar matahari. Fungsi
tabir surya adalah untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dalam sinar matahari, yang dapat
menimbulkan berbagai kerusakan pada kulit, seperti penuaan dini, kekeringan, hiperpigmentasi,
sampai kanker kulit. Tabir surya yang mengandung PABA (Para Amino Benzoic Acid) popular di
negara-negara Barat karena efektif menyerap sinar UV-B dan cepat mengcokelatkan kulit. Tetapi
untuk kulit Asia/Indonesia, tabir surya isi PABA tidak cocok dan tidak aman karena cepat
mencokelatkan kulit dan bersifat photosensitizer.
e. cat rambut
cukup sering ditemukan terjadinya penyakit kulit kepala dermatitis karena cat rambut. penyakit ini
timbul akibat reaksi parafenildiamin, sejenis zat rambut padi beberapa pewarna tipe oksidasi
permanen yang ada didalam cat rambut. Walaupun kepekaan pemakai terhadap bahan itu telah diuji
oleh petugas kecantikan, tetapi tetap tidak bisah dijamin bahwa reaksi tidak akan terjadi. Reaksi
alergi oleh cat rambut dapat terjadi beberapa jam setala pemakaian, biasanya ringan sampai berat,
yaitu berupa kemerahan, iritasi, bengkak isi cairan (oedema), persisikan, ekuidasi di kulit kepala,
wajah, leher, dan kadang-kadang di bahu, dan kelopak mata membengkak serta lunak (puffy).
e. Parfum
tangan dan badan, krim wajah, kertas tissue untuk wajah yang berisi parfum dapat menjadi allergen
khusus yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi seperti gatal-gatal, kemerahan, kadang-kadang kulit
mengeluarkan cairan, dan akhirnya Hiperpigmentasi yang di sebabkan oleh parfum dapat bersifat
permanen akibat adanya peningkatan yang absolute dalam pembentukan pigmen melanin.
f. deodorant dan antiperspuran
Dermatitis akibat deodorant dan antiperspirant biasa disebabkan oleh senyawa-senyawa alumanium,
antiseptik, dan zat pewangi. Reaksi yang terjadi biasanya dalam bentuk reaksi iritasi, bukan
sensitisasi. Uap perspirasi kulit nampaknya menyebabkan bahan lebih mudah menyusup dan dengan
demikian merusak kulit di tempat terjadinya reaksi, terutama diketiak dan bagian-bagian badan
lainnya dimana deodorant dikenakan. Penghentian pemakaian biasanya meredakan reaksi dengan
cepat.
g. Lipstick
Lipstick merupakan penyebab paling umum dermatitis bibir(cheilitis) karena alergi. Penyebabnya
dapat berupa bahan dasar minyaknya (wax, lanolin, cocoa), zat pewarnanya, zat pewanginya, bahan
anti oksidannya, atau bahan pengawetnya. Cheilitis menunjukan bibir yang bengkak, pecah-pecah,
dan hiperpigmentasi pada bibir dan daera sekitarnya.
KOSMETIK DAN PENGGOLONGANNYA

II.1 Kosmetik, Obat dan Medicated Cosmetics


Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, mengatur.
Definisi kosmetik dalam peraturan Mentri Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah
sebagai berikut
“ kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit”
Sedangkan Obat adalah bahan, zat, atau benda yang dipakai untuk diagnose, pengobatan, dan
pencegahan suatu penyakit atau yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
Dalam definisi kosmetik diatas, yang dimaksud dengan “tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit” adalah sediaan tersebut seyogianya tidak mempengaruhi struktur
dan faal tubuh. Namum bila bahan kosmetik tersebut adalah bahan kimia meskipun berasal dari alam
dan organ tubuh yang dikenai (ditempeli) adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetik itu akan
mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulittersebut. Tidak ada bahan kimia yang bersifat
indeferens (tidak menimbulkan efek apa-apa) jika dikenakan pada kulit. Karena itu, pada tahun 1955
Lubowe menciptakan istilah “Cosmedics” yang merupakan gabungan dari kosmetik dan obat yang
sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif, namun bukan obat. Pada tahun 1982 Faust
mengemukakan istilah “Medicated Cosmetics”.
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis kosmetik tertentu bukan
hanya obat. Selama kosmetik tidak mengandung bahan berbahaya secara farmakologis aktif
mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu
sendiri.
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi,
meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang,
melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan factor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai
hidup.

II.2 Penggolongan Kosmetik


A. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok:
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll

B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan


1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk didalamnya
cosmedics)
2. Kosmetik tradisional:
a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut
resep dan cara yang turun-temurun.
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat
warna yang menyerupai bahan tradisional

C. Penggolongan menurut penggunaanya pada kulit

1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics).


Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya:
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan
penyegar kulit (freshener).
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night cream, anti
wrinkle cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi
butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver)

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)


Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan
yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self
confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai