Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembinaan karakter bangsa merupakan salah satu permasalahan yang saat
ini perlu mendapat perhatian khusus. Pembinaan ini bersifat multidimensional
karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini masih dalam
kondisi yang memprihatinkan.
Dalam kasus di Indonesia, krisis karakter, mengakibatkan bangsa
Indonesia kehilangan kemampuan untuk mengerahkan potensi masyarakat guna
mencapai cita-cita bersama. Krisis karakter ini seperti penyakit yang secara terus-
menerus melemahkan jiwa kebangsaan, sehingga bangsa ini kehilangan
kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang maju. Krisis
karakter di Indonesia tercermin dalam banyak fenomena sosial, ekonomi, moral
yang secara umum dampaknya menurunkan kualitas kehidupan masyarakat luas.
Korupsi, mentalitas, konflik horizontal dengan kekerasan adalah beberapa ciri
masyarakat yang mengalami krisis karakter. Semua itu terjadi karena orang-orang
kehilangan beberapa karakter baik, terutama sekali moral, kejujuran, pengendalian
diri, dan tanggung jawab sosial.
Keprihatinan terhadap degradasi moral dan karakter bangsa akan terus
meningkat sejalan dengan mewabahnya patologi sosial dan penyalahgunaan
kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan
dan kesukubangsaan yang semakin melunturkan semangat nasionalisme,
maraknya kekerasan dan pelanggaran HAM, terjadinya degradasi lingkungan,
radikalisme, dan otensitas agama.
Untuk mengatasi krisis moral dan karakter bangsa ini, banyak kalangan
berpandangan bahwa problem multidimensional ini dapat teratasi salah satunya
melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah investasi masa depan. Melalui
pendidikan maka mental dan karakter dapat terbangun.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian karakter dan hal-hal yang berpengaruh terhadap
pembentukan karakter ?
2. Bagaimana strategi dalam pembentukan karakter bangsa ?
3. Apa yang dimaksud olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung serta
perkembangannya di Indonesia ?
4. Bagaimana hubungan antara olahraga dan pembinaan karakter ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan bahwa
olahraga ternyata memiliki peranan dan manfaat yang sangat besar dalam
hubungannya dengan pembinaan karakter bangsa.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan wawasan/pengetahuan tambahan tentang hubungan
olahraga dan pembinaan karakter, sehingga diharapkan para mahasiswa dapat
lebih berperan aktif dalam mengembangkan olahraga di Indonesia khususnya
terkait tujuan untuk pembinaan karakter.
2. Bagi Masyarakat/pembaca
Dapat dijadikan masukan dan motivasi agar masyarakat lebih aktif
berpartisipasi dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih baik melalui
kegiatan olahraga yang positif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KARAKTER
1. Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, dan Pembangunan Karakter Bangsa
1.1 Karakter
Karakter atau watak merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia
yang bersifat tetap sehingga menjadi “tanda” khusus untuk membedakan antara
satu orang dengan orang lainnya (Sumaryanto, 2012). Dalam bahasa Yunani,
Charasein (karakter) berarti mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan.
Sedangkan Barnadib (1988) mengartikan watak dalam arti psikologis dan etis,
yaitu menunjukkan sifat pendirian yang teguh, baik, terpuji, dan dapat dipercaya.
Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik (tahu nilai kebaikan, mau
berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan)
yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara
koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan
karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang
atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Ahmad, 2013).
Pembangunan karakter merupakan usaha yang sangat penting dalam
mewujudkan manusia yang baik. Tujuan pembangunan karakter merupakan
bagian dari tujuan pendidikan untuk membangun watak, harga diri yang kuat,
jujur, terampil, sesuai dengan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
kebangsaan.
Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Menurut motivasinya, karakter manusia dibagi menjadi :
a) Achievement Motivation
Karakter manusia di mana ia selalu berusaha untuk mendapatkan
prestasi yang terbaik. Ciri-cirinya adalah mengurung diri di kamar untuk selalu
belajar serta kurang peka terhadap lingkungan.
b) Popularity Motivation
Karakter manusia di mana ia selalu mengutamakan hubungan social,
rela meninggalkan kepentingan pribadinya untuk urusan pertemanan. Cirinya
adalah pada umumnya menghabiskan waktu berjam-jam demi membina hubungan
sosial yang baik
c) Power Motivation
Manusia dengan karakter ini cenderung bersifat pemimpin, selalu ingin
lebih pandai, kuat, dan berkuasa. Pembentukan karakter-karakter tersebut
dipengaruhi oleh factor genetic dan lingkungan. Menurut Cattel, “sepertiga
kepribadian manusia dipengaruhi oleh genetik, sedangkan dua pertiga sisanya
dipengaruhi oleh lingkungan. Pendapat lain tentang karakter juga dikemukakan
oleh E. Fromm di mana karakter manusia dapat mengalami perubahan. Dengan
demikian, watak atau karakter dapat dibentuk melalui pendidikan yang didapatkan
oleh manusia melalui lingkungan dari luar dirinya.
1.2 Karakter Bangsa
Karakter bangsa merupakan kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang
khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku
berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah karsa dan olah
rasa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. Tentu saja karakter ini akan
menentukan karakter/perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas dan baik,
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945,
keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap
NKRI.
1.3 Pembinaan Karakter Bangsa
Pembinaan karakter bangsa merupakan upaya kolektif-sistemik suatu
negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan dasar dan ideology, konstitusi, halauan Negara, serta potensi
kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotic, dinamis, berbudaya, dan
berorientasi Iptek berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa (Ahmad, 2013). Pembinaan karakter bangsa dapat
dilakukan secara koheren melalui proses penddidikan, sosialisasi, pembelajaran,
pemberdayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa dan Negara.
Dari pembinaan tersebut diharapakan karakter individu yang muncul
dijiwai oleh sila-sila Pancasila yang masing-masing bagiannya dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain iman dan taqwa, jujur,
amanah, adil, rela berkorban;
b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, reflektif;
c. Karakter yang bersumber dari olahraga antara lain bersih, sehat, sportif,
tangguh, handal, kooperatif, kompetitif, ceria;
d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, cintah tanah air.
2. Lingkungan Yang Mempengaruhi Karakter Bangsa
2.1 Lingkungan Global
Globalisasi menyebabkan berkurangnya batas-batas suatu Negara yang
disebabkan oleh peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa
diseluruh dunia melalui berbagai bentuk interaksi. Hal ini bisa berdampak
terhadap penyebaran budaya dan nilai-nilai ideology dan agama yang tidak sesuai
semakin sulit untuk dikendalikan. Apalagi pada generasi muda Indonesia yang
saat ini cenderung mudah terpengaruh oleh nilai budaya luar menyebabkan
merosotnya kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, perlu upaya
dan strategi yang tepat agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai
budaya dan jati diri bangsa.
2.2 Lingkungan Regional
Lingkungan regional khususnya Negara-negara tetangga di kawasan
Asia Tenggara tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya
nasional/lokal. Perkembangan regional Asia khususnya ASEAN dapat membawa
perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia.
Untuk itu diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyaraat Indonesia
dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda
tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
2.3 Lingkungan Nasional
Perkembangan politik dalam negeri, kemajuan pembangunan disegala
bidang tentu saja akan berpengaruh terhadap arah perkembangan karakter bangsa.
Hal ini disebabkan karena semua perubahan tersebut akan membawa dampak
signifikan dalam menentukan pola dan kebijakan terhadap pembangunan karakter
bangsa dan Negara. Pada zaman orde lama, Nation and Character Building
merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Baru,
pembinaan karakter bangsa dlakukan melalui mekanisme penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman reformasi, sejumlah
elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaa karakter bangsa
yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan.
3. Strategi Pembentukan Karakter
Untuk menumbuhkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa perlu menggunakan strategi
sehingga terbentuk karakter idealis. Menurut Anifral Hendri (2008), ada beberapa
strategi dalam pembentukan karakter, antara lain: keteladanan, pembiasaan,
penanaman disiplin, menciptakan suasana kondusif, intregasi, meletakkan
landasan karakter yang kuat, menumbuhka kamampuan berpikir kritis melalui
pembelajaran penjas, menumbuhkan kecerdasan emosi, self-esteem.
Sedangkan menurut Stefan Sikone (2006), dalam melaksanakan
pembentukan karakter, generasi muda memiliki 3 peran penting yaitu:
 Sebagai pembangun kembali karakter bangsa (character builder)
 Sebagai pemberdaya karakter (character enabler)
 Sebagai perekayasa karakter (character engineer)
Pembinaan karakter bangsa juga bisa dilakukan dengan melalui berbagai
model/bentuk pendekatan, seperti:
a. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Sosialisasi
Sosialisasi merupakan usaha sadar dan terencana untuk membangkitkan
kesadaran dan sikap positif terhadap pembangunan karakter bangsa guna
mewujudkan msyarakat yang berjiwa Pancasila.
Agar sosialisasi dapat berlangsung efektif dan efisien, maka pemilihan
media dan target sasaran menjadi sangat penting. Dengan demikian, media
menjadi salah satu unsur penting sebagai mitra strategis dalam upaya pembinaan
karakter bangsa dan penentuan kelompok-kelompok sasaran harus tepat agar
dampak sosialisasi segera merambah pada setiap anak bangsa, terutama generasi
muda.
b. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan
Strategi pembinaan karakter melalui program pendidikan memerlukan
dukungan penuh dari pemerintah yang dalam hal ini berada di jajaran
Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, fasilitas yang perlu didukung
dapat berupa hal sebagai berikut:
 Pengembangan kerangka dasar dan perangkat kurikulum yang baik
 Pengembangan satuan pendidikan yang memiliki budaya kondusif bagi
pembangunan karakter
 Pengembangan kelembagaan dan program pendidikan nonformal dan informal
dalam rangka pendidikan karakter
 Pengembangan dan penyegaran kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
c. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan salah satu strategi pembinaan karakter bangsa
yang diarahkan untuk memampukan para pemangku kepentingan dalam rangka
menumbuhkembangkan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan karakter.
Pemberdayaan bisa di mulai dari lingkungan keluarga sampai masyarakat, bangsa,
dan Negara.
d. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pembudayaan
Strategi pembinaan karakter bangsa melalui pembudayaa dilakukan
melalui keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dunia usaha, partai politik,
media massa. Strategi pembudayaan menyangkut pelestarian, pembiasaan, dan
pemantapan nilai-nilai baik guna meningkatkan martabat sebuah bangsa. Strategi
tersebut dapat berwujud permodelan, penghargaan, pengidolaan, fasilitasi, serta
hadiah, dan hukuman.
e. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Kerjasama
Pada dasarnya kerjasama dan koordinasi merupakan kunci akhir dari
sebuah strategi. Berbagai bentuk kerjasama dan koordinasi dapat dilakukan antar
warga Negara, antar kelompok, antar lembaga, antar daerah, dan antar Negara.
Kerjasama dapat dlakukan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan dengan
baik sesuai dengan apa yang telah disepakati. Hal itu dapat dimulai dengan saling
terbuka, saling mengerti, dan saling menghargai.

B. OLAHRAGA
1. Pengertian Olahraga
Olahraga adalah bentuk perilaku gerak manusia yang spesifik.
Arah dan tujuan orang berolahraga sedemikian beragam sehingga sebagai bukti
bahwa olahraga itu merupakan sebuah fenomena yang relevan dengan kehidupan
social olahraga juga ekspresi budaya berkarya pada manusia. Olahraga juga
merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional, keragaman sosial
budaya dan kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman
olahraga (KDI, 2000:7).
Dalam arti sempit olahraga diidentifikasikan sebagai gerak badan.
Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri
dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala
kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan
membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia.
Definisi lain yang dilontarkan pada Lokakarya Nasional Pembangunan Olahraga
(Abdul Gafur, 1983:8-9) secara eksplisit berbeda dengan pendidikan jasmani.
Definisi tersebut dikembangkan penulis (Cholik Mutohir, 1992) sebagai berikut:
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Pengertian lain tentang olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani
yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka
memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal.
Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) Olahraga mencakup segala
kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita
hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
2. Pengembangan Olahraga di Indonesia
Sejak diselenggarakannya Seminar Lokakarya Nasional tentang
Konsep Ilmu Keolahragaan di Surabaya tanggal 6-7 September 1998,
pengembangan olahraga di Indonesia mengalami kemauan yang sangat pesat.
Pengertian olahraga tidak hanya bersifat generik saja (terbatas dalam arti sempit,
untuk individu tertentu dalam cabang olahraga resmi), tetapi juga jenis-jenis
aktivitas jasmani lainnya yang bersifat informal (KDI, 2000:10).
Berdasarkan UU No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN), olahraga dibagi menjadi tiga pilar, yaitu Olahraga Pendidikan,
Olahraga Prestasi, dan Olahraga Rekreasi.
a. Olahraga Pendidikan (Education Sport)
Olahraga pendidikan adalah olahraga yang diselenggarakan sebagai bagian
dari proses pendidikan. Proses pembinaan yang dilakukan menekankan
penguasaan keterampilan dan ketangkasan berolahraga. Nilai-nilai kependidikan
melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga yang terjadi adalah
proses sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga.
b. Olahraga Rekreasi (Sport for All)
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dapat dilaksanakan oleh setiap
orang, satuan pendidikan, perkumpulan, maupun organisasi olahraga. Kegiatan
yang dilakukan menekankan pada pencapaian tujuan yang bersifat rekreatif atau
manfaat dari aspek jasmaniah dan social-psikologis.
c. Olahraga Prestasi (Competitive Sport)
Olahraga yang orientasinya pada pencapaian prestasi. Kegiatannya menitik
beratkan peragaan performa dan pencapaian prestasi maksimal yang lazimnya
dikelola oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional
(KDI, 2000:10-11).
Karena karakteristik olahraga semakin kompleks, selain
mengandung muatan bio psiko-sosio-kultural-anthropologis, juga muatan
teknologi (techno-sport) dan respon terhadap lingkungan (eco-sport). Oleh
karenanya dalam menegaskan batasan/pengidentifikasian olahraga pada saat ini
menjadi sangat sukar.
3. Nilai-Nilai Olahraga
Olahraga pada hakikatnya merupakan sebuah miniatur kehidupan.
Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa esensi dasar dari kehidupan
manusia dalam keseharian dapat dijumpai dalam olahraga. Olahraga mengajarkan
kedisiplinan, jiwa sportif, tidak muda menyerah, jiwa kompetitif yang tinggi,
semangat bekerjasama, mengerti akan aturan dan berani mengambil keputusan
kepada seseorang. Sejumlah penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh
aktivitas olahraga terhadap dimensi pribadi, seperti konsep diri, stress,
penyimpangan perilaku dan integrasi sosial.
United Nations (organisasi non pemerintah di PBB) (2003)
menyatakan bahwa olahraga merupakan instrument efektif untuk mendidik kaum
muda terutama dalam nilai-nilai. Menurut United Nations sejumlah nilai yang ada
dapat dipelajari melalui aktivitas olahraga antara lain meliputi: coorperation
(kerjasama), communication (komunikasi), respect for the rules (menghargai
peraturan), problem solving (memecahkan masalah), understanding (pengertian),
connection with others (menjalin hubungan dengan orang lain), leadership
(kepemimpinan).
Melihat begitu kompleksnya nilai-nilai perilaku yang secara riil
dapat diwujudkan apabila direncanakan secara sistemats dalam aktivitas olahraga,
maka pada saat ini olahraga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai contoh
dari nilai-nilai riil tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering dianggap hanya sebagai
aktivitas fisik untuk kesehatan, hiburan, pengisi waktu luang, rekreasi, dan
sosialisasi. Padahal dalam konteks pendidikan dan psikologi, olahraga memiliki
nilai-nilai dasar dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang merupakan
agenda penting proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan perspektif sejarah yang
sudah lama ada, di mana pendidikan jasmani dan olahrag dijadika andalan sebagai
wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadan.
Dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, orang tua mengharapkan
generasi baru yang paham tentang norma, kearifan dalam bermasyarakat, sportif,
disiplin dan taat asas dalam tata pergaulan. Hidup bersama melalui aktivitas
olahraga bagi anak-anak dapat memberi pelajaran bahwa permainan dengan tata
aturan tertentu dapat mneguntungkan semua pihak dan menghindari konflik.
Peran olahraga semakin penting dan strategis dalam pengembangan
kualitas SDM yang sehat, mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki sifat
kompetitif yang tinggi. Selain itu, olahraga yang dikelola secara profesional dapat
mengembangkan identitas, nasionalisme, kemandirian dan mengangkat martabat
bangsa dalam percaturan internasional. Sejarah juga mencatat bahwa olahraga
dapat menjadi media pendidikan dan ikon bisnis serta industri yang prospektif.
Olahraga juga potensial dan aktual untuk dijadikan rujukan yang efektif bagi
pembentukan watak kepribadian dan karakter masyarakat.
b. Nilai Fair Play
Olahraga khususnya yang mengandung unsur pertandingan dan bersifat
kompetitif, dalam segala aspek dan dimensinya harus disertai sikap dan perilaku
berdasarkan moral. Implementasi pertandingan tidak terbatas pada ketentuan yang
tersurat, tetapi juga kesanggupan mental menggunakan akal sehat. Kepatutan itu
bersumber dari hati nurani yang disebut dengan istilah fair play.
Belakangan ini, dalam beberapa event nasional maupun internasional, fair
play telah diimplementasikan dengan baik dalam semua level kompetisi. Hasilnya
sungguh menggembirakan karena penerapan tersebut berimplikasi pada perilaku
peserta kompetisi yang lebih mencerminkan jiwa sportivitas, kejujuran,
persahabatan, rasa hormat, dan tanggung jawab dengan segala dimensinya.
Dalam kode fair play terkandung makna bahwa setiap penyelenggaraan
kompetisi/pertandingan olahraga harus dijiwai oleh semangat kejujuran dan
tunduk pada aturan, baik yang tersurat maupun tersirat. Oleh karenanya tidak
diragukan lagi bahwa olahraga adalah sarana yang ampuh bagi pembinaan
karakter dan kepribadian bangsa. Olahraga mengandung dimensi nilai dan
perilaku positif yang multidimensional.

C. OLAHRAGA DAN KARAKTER


Di tengah krisis karakter kebangsaan khususnya generasi muda
masyarakat Indonesia dewasa ini, tentu sangat dibutuhkan individu-individu yang
peduli terhadap perkembangan nilai-nilai moral kemanusiaan. Untuk mewujudkan
itu semua diperlukan individu yang berkarakter dan memegang teguh nilai-nilai
kebangsaan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai
sebuah instrument pembentukan nilai dan karakter bangsa.
Dalam dunia olahraga, perlu dikembangkan budaya sinergis berbagai
unsur yang berkarakter, antara lain sinergis dari lembaga pendidikan, lembaga
pemerintahan, stake-holder, dan unsur lainnya. Pilar-pilar tersebut merupakan
penyangga pencapaian prestasi, kebugaran dan pendidikan anak bangsa yang
berkarakter, terdiri dari pengembangan olahraga prestasi, olahraga rekreasi, dan
olahraga pendidikan.
Sebagai fenomena social dan cultural, olahraga tidak bisa lepas dari
ikatan moral modern yang kompleks. Penerimaan eksistensinya secara sosiologis
dijamin oleh karakter olahraga yang mampu menyesuaikan diri dengan pasar, atau
sebaliknya. Langkah strategis untuk pengembangan dan penanaman moral serta
pembentukan karakter melalui olahraga adalah menjadikan aktivitas olahraga
sebagai “icon and character building”. Hal tersebut seiring dengan perkembangan
dunia yang semakin kompleks dan syarat akulturasi.
Plato berpendapat bahwa pendidikan adalah alat pembentuk karakter
bagi seluruh warga negara. Olahraga dalam hal ini telah banyak digunakan
sebagai upaya pembentukan karakter walaupun implementasi untuk hal tersebut
masih sangat perlu dioptimalkan pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Olahraga merupakan salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan
sebagai alat pembentukan karakter manusia (karakter bangsa). Olahraga sebagai
aktivitas yang multidimensional dengan slogan sport for all, merupakan langkah
awal yang strategis menuju pembentukan karakter. Pembentukan karakter selain
dilandasi budaya nasional juga diwarnai oleh budaya dan karakteristik khusus
cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu, karakter kebangsaan hanya bisa
terbentuk bila elemen-elemen yang terkait dalam kegiatan olahraga
menggambarkan sifat/adat budaya bangsa Indonesia melekat dalam aktivitas yang
dilakukan.
Dengan melakukan aktivitas olahraga, banyak karakter positif yang dapat
terbentuk pada diri individu yang terlibat didalamnya. Melalui olahraga, seseorang
akan memiliki tanggung jawab, rasa hormat, dan kepedulian dengan sesame.
Nilai-nilai dasar seperti ketekunan, kejujuran dan keberanian serta fairplay
merupakan produk/hasil dari proses aktivitas olahraga. Oleh karenanya
merupakan langkah awal yang baik untuk memposisikan kembali olahraga dalam
pembentukan karakter.

B. Saran
1. Bagi dosen pengampu mata kuliah teori pembelajaran dapat membantu dalam
proses belajar mengajar di kelas dengan menerangkan dan menjelaskan materi
yang menyangkut tentang teori belajar menurut Estes.
2. Bagi mahasiswa ilmu keolahragaan angkatan 2011 diharapkan makalah ini
dapat memberikan pengetahuan terutama tentang teori belajar.
DAFTAR PUSTAKA

http://gurupenjaskesrek.blogspot.com/2011/10/pembentukan-karakter-lewat-
olahraga.html
http://makalahpascasarjana.blogspot.com/2010/06/arti-pendidikan-jasmani-dan-
olahraga.html
http://melatiholahraga.blogspot.com/2012/12/strategi-pembentukan-karakter-
dalam.html
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=255264
staff.uny.ac.id/..../Kerjasama%20dan%20pembinaan%20olahraga%20dal...(kerj
asama dan pembinaan karakter sigit..)
staff.uny.ac.id/..../materi%20bermain%208%20bermain,%20OLAHRAG...
Tim KDI. 2000. Ilmu Keolahragaan dan Rencana Pengembangannya. Jakarta:
Depdiknas
www.sukesi17.com/alg/wp-content/uploads/2012/03/KARAKTER.ppt

Anda mungkin juga menyukai