PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa
rumah sakit adalah institusi yang menyelenggarakan layanan kesehatan perorangan secara
paripurna dalam bentuk layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebagai pusat
rujukan kesehatan utama, rumah sakit dituntut mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif bagi setiap pasiennya. Pelayanan kesehatan yang komprehensif adalah berbagai
bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin sesuai kebutuhan
pasien.
Menurut Kotler (1997) mutu atau kualitas pada umumnya dapat diukur ( tangible )
namun mutu jasa pelayanan agak sulit diukur, karena umumnya bersifat subyektif, sebab
menyangkut kepuasan seseorang, bergantung pada persepsi, latar belakang sosial ekonomi,
norma, pendidikan, budaya, bahkan kepribadian seseorang. Terdapat lima determinan kualitas
jasa/pelayanan yang dapat dirinci sebagai berikut : kehandalan (reliability) yaitu kemampuan
untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat terpercaya, dapat dilihat dari proses
penerimaan pasien yang cepat dan tepat, pelayanan pemeriksaan dan pengobatan yang cepat
dan tepat, jadwal pelayanan dijalankan dengan tepat, prosedur pelayanan yang tidak berbelit-
belit. Ketanggapan (responsiveness) yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa cepat dapat dilihat dari kemauan petugas untuk cepat tanggap menyelesaikan
keluhan pasien, petugas memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, tindakan
cepat pada saat pasien membutuhkan. Keyakinan (assurance) yaitu pengetahuan, kemampuan
dan kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan terlihat dari
pengetahuan dan kemampuan petugas menetapkan problematic pasien, ketrampilan petugas
dalam bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah, jaminan keamanan pelayanan dan
kepercayaan terhadap pelayanan. Perhatian (empathy) perhatian pribadi yang diberikan pada
pelanggan terlihat dari memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien, perhatian
terhadap keluhan pasien dan keluarga, pelayanan pada semua pasien tanpa memandang status
social. Penampilan (Tangible), penampilan fisik, peralatan serta personil, kebersihan, kerapian
dan kenyamanan ruangan, penataan eksterior dan interior.Kelengkapan,kesiapan dan
kebersihan alat alat yang dipakai, kerapian dan kebersihan penampilan petugas.
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indicator yang banyak dipakai untuk mengukur
kualitas layanan sebuah produk maupun jasa.Menurut mulyana pengukuran kepuasan
pelanggan pada akhirnya menjadi sebuah kebutuhan perusahaan karena pada dasarnya tujuan
didirikan perusahaan adalah untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggan.Kualitas layanan
pengoperasian yang efektif dalam sebuah perusahaan memberikan dampak yang besar terhadap
keuntungan perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan baik itu milik swasta maupun pemerintah
berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan kualitas layanan perusahaan untuk mencapai
keuntungan yang diharapkan. Kualitas pelayanan rumah sakit sangat berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas berdampak positif bagi kelangsungan kesejahteraan
rumah sakit tersebut.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kualitas pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Condong Catur?
2. Berapakah nilai CSI untuk tingkat kepuasan pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum
Condong Catur?
3. Perbaikan apakah yang perlu dilakukan untuk memenuhi kepuasan pasien Rumah Sakit
Umum Condong Catur?
Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Condong Catur yang dijadikan sampel adalah
pasien yang sedang atau pernah periksa di Rumah Sakit Umum Condong Catur
2. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16
tanpa memperhitungkan cara-cara manualnya.
3. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup
4. Dimensi kualitas pelayanan yang di ukur adalah 5 dimensi kualitas jasa yaitu : tangibles,
reability, responsive,assurance dan emphaty
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Condong Catur
2. Untuk mengetahui nilai CSI untuk tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Condong
Catur terhadap pelayanan yang ada.
3. Untuk memberikan saran atau solusi dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan di Rumah
Sakit Umum Condong Catur
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini adalah gambaran mengenai isi yang dibahas pada laporan Tugas
Akhir ini, yang dimana dibagi menjadi enam pokok bahasan yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB I ini menjelaskan tentang gambaran umum mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB II ini berisikan tentang kajian induktif dan kajian deduktif. Dimana kajian deduktif
berisikan dasar teori yang berfungsi sebagai materi yang dapat membantu memecahkan
masalah ataupun sebagai informasi, pendukung serta untuk memberikan pemahaman akan
permasalahan yang berkenaan tentang IPA dan CSI. Sedangkan kajian induktif berisikan
penelitian yang sudah dilakukan dimana juga berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
BAB III ini menjelaskan tentang objek penelitian yang akan digunakan di penelitian ini, teknik
pengumpulan data, jenis-jenis data serta alur penelitian yang digambarkan menggunakan
flowchart.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV berisikan tentang data-data yang sudah diperoleh dan akan di olah menggunakan
metode yang sudah ditentukan. Dimana data yang diolah akan dianalisis juga dari hasil yang
diperoleh.
BAB V : PEMBAHASAN
BAB V berisikan tentang analisis dari penelitian yang di peroleh dimana analisis itu menjawab
Pertanyaan dari rumusan masalah.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI berisikan kesimpulan dan saran. Dimana kesimpulan merupakan ringkasan singkat
mengenai hasil penelitian yang sudah dianalisis sedangkan pembahasan merupakan jawaban dari
rumusan masalah. Untuk saran berisikan tentang ide penulis untuk lebih mengembangkan
penelitian yang serupa dari penelitian-penelitian sebelumnya agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini, baik
itu berupa jurnal, buku, kutipan-kutipan dari internet ataupun dari sumber-sumber yang lainnya.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
1. Winarni (2013) dalam penelitianya tentang analisis kepuasan pelanggan dengan metode
costumer satisfaction index dan importance performance analysis serta service quality.
metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan secara keseluruhan, dilanjutkan dengan menggunakan metode
Importance Performance Analysis untuk mengetahui atribut yang belum memuaskan
pelanggan. Untuk mengurutkan atribut yang belum memuaskan pelanggan dilakukan
pengukuran selisih tingkat kepuasan dengan tingkat kinerja, menggunakan metode
Service Quality Bahwa sebagian besar pelanggan merasa cukup puas terhadap
pelayanan yang diberikan tetapi belum maksimal. Berdasarkan tingkat (CSI) yakni
sebesar 67,93%.Pada pengujian dengan menggunakan metode Importance
Performance Analysist (IPA) terdapat 9 atribut pelayanan yang masuk kedalam kuadran
I berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode Servquality urutan perbaikan
atribut dimulai dari atribut nomor 4 (SEO optimazed pages) karena memiliki nilai
negatif paling besar.
2. Lohafri Tanan (2013) dalam penelitianya tentang Analisis Tingkat Kepuasan Pasien di
Puskesmas Bara Permai kota Palopo,menggunakan metode CSI (Customer Satisfaction
Index) dan metode IPA (Importance Performance Analysis) dengan meyebarkan 100
kuisioner.Hasil CSI menunjukkan bahwa pasien sangat puas terhadap layanan
kesehatan secara keseluruhan dengan persentase sebesar 83,81%. Hasil IPA
menunjukkan bahwa respon pasien terhadap waktu pelayanan termasuk kategori “puas”
dengan tingkat kesesuaian harapan dan layanan yang diterima sebesar 79,99%. Respon
pasien terhadap faktor ambience, faktor sistem, hubungan antarmanusia, dan
kenyamanan termasuk kategori “sangat puas” dengan tingkat kesesuaian masing-
masing sebesar 87,31%, 95,71%, 95,01%, dan 88,84%.Hal ini menunjukan bahwa
secara keseluruhan pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Bara Permai Kota Palopo
dinilai sangat memuaskan oleh masyarakat/pasien.
3. Penelitian yang lain dengan judul “ Model Diagram Kartesius Dalam Mengukur
Kepuasan Kualitas Pelayanan Jasa Transportasi Biro Perjalanan Pada CV Samosir
Indah Travel Medan” oleh Henra Sihombing (2013). Yang hasil Importance and
Performance Analysis(IPA) terhadap penilaian 20 atribut penentu CV Samosir Indah
Travel Medan yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan, yaitu : kemampuan
karyawan untuk menepati janji kapan pelayanan akan diberikan (40,88%), ketepatan
waktu penyediaan mobil bila ada pemesanan melalui telepon (44,73%), ketersediaaan
waktu untuk menanggapi keluhan penumpang, ketepatan waktu untuk mengantarkan
penumpang ketempat tujuan (50,29%), ketersediaan staf khusus untuk menangani
keluhan penumpang (52,70%), dan kepedulian karyawan untuk memahami suasana
penumpang (57,44%).Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index untuk atribut
kualitas jasa sebesar 64,40 persen. Hasil Customer Satisfaction Index tersebut berada
pada rentang skala 0,51 % sampai 0,65 %. Hal ini menunjukkan pengguna jasa
transportasi CV Samosir Indah Travel Medan “ Cukup Puas” dengan kualitas pelayanan
CV Samosir Indah Travel Medan.
2.3.Jasa
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan,tidak berwujud dan cepat hilang lebih
dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut (supranto, 2001).kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa
akan sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang
ditawarkan oleh pihak produsen.
Menurut Kotler (2000) produk dan jasa dapat ditawarkan kepada pasar dengan berbagai
klasifikasi sebagai berikut:
a. Produk berwujud murni
Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya: sabun mandi, pasta gigi, atau
sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut.
b. Produk berwujud disertai layanan
Penawaran yang terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa
layanan untuk meningkatkan daya tarik pelanggannya dimana penjualannya tergantung
kepada kualitas produk tersebut dan tersediannya pelayanan pelanggan, seperti: tersedianya
ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan, operator dan sebagainya.
c. Campuran
Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang sama, misalnya pelanggan
dapat menikmati makanan dan pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan di restoran.
d. Jasa utama yang disertai jasa tambahan
Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan dan barang pendukung
lainnya, misalnya bila pelanggan ingin naik pesawat terbang. Hal ini berarti pelanggan telah
membeli jasa transportasi dan pelanggan dapat menikmati pelayanan yang ditawarkan, seperti:
makanan, minuman, majalah penerbangan selama perjalanan.pelanggan harus naik pesawat
terbang terlebih dahulu untuk menikmati produk yang ditawarkan selama perjalanan.
e. Jasa murni
Tawaran yang di berikan hanya berupa jasa,misalnya menjaga bayi,memijat,psikoterapi
dan sebagainya
c. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output yang berarti
bahwa terdiri daribanyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus
dikerjakan dengan baik.Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja
merupakan bagian utama dari strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang
berkesinambungan,baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus
tumbuh (Supranto,2001)
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang di
perlihatkan oleh jasa tersebut,apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
pelanggan/pasien.
Kualitas produk dan jasa,kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahan adalah tiga
hal yang terkait erat.semakin tinggi tingkat kualitas,semakin tinggi tingkat kepuasan
pelanggan yang di hasilkan,yang mendukung harga yang lebih tinggi dan profitabilitas
perusahaan (kotler&keller,2008).
5. Empati (Emphaty)
Kesediaan karyawan dan pengusaha memberikan perhatian mendalam dan khusus
kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan dimana suatu
perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan
dan memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik. Dimensi empati ini merupakan
penggabungan dari dimensi:
a. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
Untuk menciptakan suatu model manajemen dan lingkungan yang kondusif bagi
perusahaan jasa untuk memperbaiki kualitas, perusahaan harus mampu mencukupi enam
prinsip utama yang berlaku baik bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.
Keenam prinsip tersebut sangat bermanfaat dalam membentuk dan mempertahankan
lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara
berkesinambungan dengan didukung oleh pemasok, karyawan, dan pelanggan. Enam
prinsip pokok tersebut meliputi (Wolkins, dikutip dalam Scheuing & Christopher, 1993):
1. Kepemimpinan.
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen manajemen
puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaannya untuk meningkatkan
kinerja kualitasnya. Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, maka usaha
untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan. Oleh sebab
itu, kepemimpinan yang baik berdampak terhadap peningkatan kualitas.
2. Pendidikan.
Pendidikan tentang kualitas sangat diperlukan, baik oleh manajemen puncak maupun
karyawan. Konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi
kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas merupakan aspek-
aspek yang harus diperhatikan dalam pendidikan.
3. Perencanaan.
Perencanaan diperlukan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visinya.
4. Review.
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen untuk
mengubah perilaku organisasi. Proses ini merupakan suatu mekanisme yang menjamin
adanya perhatian yang konstan untuk mencapai tujuan kualitas.
5. Komunikasi.
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses komunikasi
dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan karyawan, pelanggan, dan
stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok, pemegang saham, pemerintah,
masyarakat umum, dan lain-lain. Komunikasi yang baik dan lancar harus selalu
dilakukan, baik terhadap pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
6. Penghargaan dan Pengakuan.
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam implementasi
strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik.
2.5.Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen menurut Umar Husein (2003) adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai
yang diberikan oleh produk atau jasa akan besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan
dalam waktu yang lama. Kepuasan dibagi menjadi dua macam yaitu kepuasan fungsional dan
kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang
diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.
Menurut Husein Umar (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen
adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan dan
nilai-nilai perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai hasil
serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasan yang dapat
diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai penilaian konsumen atas pelayanan
perusahaan). Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan
pendukung tertentu seperti garansi serta yang berkaitan dengan umpan balik, seperti
penanganan keluhan dan pengembalian uang.
Pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang baik yang sesuai dengan yang
diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan menurut konsep servqual meliputi reliability,
responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Dalam banyak hal, kualitas pelayanan
mempunyai daya diferensiasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kualitas produk.
3. Faktor Emosional
Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu produk yang
berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan didasari atas rasa bangga, rasa
percaya diri, simbol sukses, dan sebagainya.
4. Harga
Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan kepuasan yang relatif
besar. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitif
terhadap harga karena mereka akan mendapat value for money yang tinggi.
5. Kemudahan
Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa. Pelanggan
akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk
atau pelayanan.
2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat
positif yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik
mengenai produk dan perusahaan.
3. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain ketika konsumen
ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan
kepada pelanggan akan menjadi pertimbangan yang utama.
b. Kuadran II, Keep up the good work (high importance & high performance). Faktor-faktor
yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan
konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi
yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
c. Kuadran III, Low priority (low importance & low performance). Faktor- faktor yang
terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan sekaligus
dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak manajemen tidak perlu
memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor tersebut.
d. Kuadran IV, Possible overkill (low importance & high performace). Faktor-faktor yang
terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak manajemen perlu
mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor lain yang mempunyai
prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan.
𝑋ᵢ
𝑇𝐾ᵢ = × 100 … … … … … … … (2.1)
𝑌ᵢ
Dimana :
i = Atribut Penelitian
TKi = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor tingkat kinerja ke-i
Yi = Skor tingkat kepentingan ke-i
2.7. Costumer Satisfaction Index (CSI)
Menurut penelitian terdahulu oleh David Kristian (2012), Customer satisfaction Index
(CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa yang diukur.
Perusahaan yang memperoleh nilai indeks tertinggi akan mendapatkan penghargaan
Indonesian Costomer Satisfaction Award (ICSA, Santoso, 2003). ICSA tersebut bertujuan
untuk dapat mengetahui peringkat perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan.
Pengukuran CSI memiliki tahap-tahap berikut (Stratford dalam Darlilis, 2008):
a. Menghitung importance weigting factors, yaitu merubah nilai rataan tingkat
kepentingan menjadi angka persentase dari total nilai rataan tingkat kepentingan untuk
seluruh atribut yang diuji, sehingga diperoleh total importance weighting factor 100%
b. Menghitung weighted score,yaitu nilai perkalian antara rataan tingkat
kinerja/kepuasan masing-masing atribut dengan importance weighting factor masing-
masing atribut.
c. Menghitung weighted total, yaitu menjumlahkan weighted score dari semua atribut
mutu jasa.
d. Menghitung satisfaction index, yaitu weighted total dibagi skala maksimal (penelitian
ini menggunakan skala maksimal 4), kemudian dikali 100%.
Ada dua syarat penting pada sebuah angket/kuesioner, yaitu bahwa butir-butir dalam
kuesioner harus valid dan reliabel.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan data dari peubah yang diteliti
secara tepat. Sahih berarti data tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauhmana alat pengukur itu
mengukur hal yang akan diukur. Sebuah kuisioner dikatakan sah (valid) jika pertanyaan
mampu mengungkapan sesuatu yang akan diukur. Tinggi rendahnya validitas
pertanyaan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidakmenyimpang dari
gambaran tentang validitas tersebut. Suatu atribut dikatakan valid jika korelasi atribut
dengan faktor positif dan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Pengujian terhadap valisitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuna softwere SPSS 16.
2.8.2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu ala pengukur
didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2005). Uji reliabilitas digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat memperlihatkan kemantapan atau
stabilitas hasil pengamatan bila diukur dengan instrumen tersebut dalam waktu
berikutnya dengan kondisi yang tetap apabila diukur tidak terjadi perubahan.
Keandalan berarti bahwa seberapakalipun atribut-atribut kuisioner ditanyakan pada
responden yang lainnya, hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata
jawaban responden untuk atribut tersebut.
Untuk mempermudah dalam proses uji validitas dan reliabilitas maka digunakan alat bantu
software SPSS 16.0. Berikut adalah urutan langkah penggunaan:
1. Memasukkan koefisien atribut pertanyaan kuesioner di variabel view
2. Memasukkan data hasil kuesioner di data view
3. Menguji validitas dan reliabilitas
4. Pilih menu analyze, pilih submenu scale, reliability analize
5. Masukkan semua koefisien atribut pertanyaan kuesioner ke dalam kolom item
6. Kemudian pilih Alpha
7. Klik statistic, dan centang windows reliability analyza statistic Pada bagian descriptive
for pilih item, scale, scale if item deleted dan correlation.
8. Kemudian pilih continue
9. Klik OK
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Condong Catur. Jalan Manggis, No:6, Gempol,
Condong Catur, Sleman, Yogyakarta. Adapun objek penelitian pada penelitian ini adalah
pasien selaku konsumen pengguna layanan rumah sakit.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang dihadapi, apakah kinerja pelayanan
yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Condong Catur sudah memuaskan pasien
selaku konsumen dan atribut-atribut pelayanan apa saja yang perlu diperhatikan untuk
diperbaiki dan dikembangkan kedepannya.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu harus menentukan jumlah sampel yang
akan diteliti. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel yang
baik adalah sampel yang representatif yaitu mewakili sampel yang ada. Dalam
penelitian yang akan dilakukan, sangat tidak mungkin untuk menjadikan semua
pelanggan sebagai responden, maka akan diambil beberapa sampel dari pelanggan
tersebut. Menentukan jumlah sampel dalam hal ini, menggunakan statistik sebagai alat
bantunya, karena statistik menyediakan prinsip-prinsip dan cara-cara yang digunakan
untuk mengantisipasi hal sampel jumlah pelanggan, yang ditentukan dengan rumus
Bernouli:
(𝑍𝛼/2 )2 .𝑝 .𝑞
n≥ 𝑒2
Keterangan :
n : Jumlah Sampel Minimal
Z : Nilai Distribusi Normal
E : Toleransi Error
p : Presentase Kuesioner Dijawab Benar
q : Presentase Kuesioner Dijawab salah
Dalam perhitungan ini diperlukan tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5% dan
tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan suatu
indikator. Sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau dapat dihandalkan apabila jawaban
seseorang terhadap pertanyaan tetap stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Dalam
uji reliabilitas ini juga menggunakan SPSS, dimana SPSS memberikan fasilitas untuk
mngukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan skor cronbach alpha> 0,6 (Ghozali, 2001).
Uji realibilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
H0 : Skor atribut berkorelasi positif dengan skor faktor (reliable)
H0 : Skor atribut tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (tidak realible).
b. Menentukan nilai rtabel
Dengan tingkat signifikansi 5%, derajat kebebasan (df)=n-2, maka nilai rtabel
dapat dilihat pada tabel r
c. Perhitungan Uji reliabilitas dengan Menggunakan Softwate SPSS 23.0.0
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Isikan nama pada Variable View. Nama yang digunakan adalah Atribut 1,
Atribut 2, Atribut 3, dan Seterusnya
2. Masukkan data yang telah di kumpulkan berdasarkan penyebaran kuisioner
kepada pelanggan ke SPSS. Pada baris menyatakan responden dan kolom
menyatakan atribut pertanyaan.
3. Kemudian lakukan cara pengolahan data kuisioner. Cara tersebut adalah Klik
Analyze →Scale →Reliability Analysis
4. Masukkan seluruh item pertanyaan ke items, pada model pilih “Alpha”
5. Output Hasil
d. Membandingkan Besar nilai rtabel dengan rhitung
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung>rtabel maka H0 diterima
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung<rtabel maka H0 ditolak
Jika nilai rhitung bernilai negatif, serta rhitung>rtabel maka H0 ditolak
e. Membuat Kesimpulan
Langkah awal untuk menganalisa kuadran adalah menghitung nilai rata-rata skor
tingkat kepentingan dan kepuasan kenerja pada setiap atribut pertanyaan. Rumus yang
digunakan dalam metode Importance Performance analysis adalah:
∑𝑥
𝑥̅ 𝑖 =
𝑛
∑𝑦
𝑦̅𝑖 =
𝑛
Dimana:
𝑥̅ 𝑖 = Nilai rata-rata Skala kinerja atribut pelayanan ke-i
𝑦̅i = Nilai rata-rata Kepentingan atribut Pertanyaan Ke-i
𝑛 = Jumlah responden
3.6.2 Menentukan garis Kuadran
Dimana :
Nilai X memotong tegak lurus pada sumbu horizontal yakni sumbu yang
mencerminkan tingkat performance. Sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada
sumbu vertikal. Yakni sumbu yang mencerminkan tingkat importance. Garis
perpotongan inilah yang selanjutnya disebut sebagai diagram Importance Performance
Analysis yang akan digunakan sebagai alat analisa berikutnya.
Sangat Penting
Sangat Tidak Memuaskan
Work
Metode Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan suatu indeks yang menentukan
tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan pendekatan yang
memperhitungkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang diukur.
Indeks kepuasan pelanggan merupakan konsep multidimensional. Pengukuran
kepuasan pelanggan membutuhkan sejumlah faktor yang terdiri dari manifestasi dan
variabel laten. Variabel laten adalah konsep yang diukur langsung dan dapat diukur
dengan variabel manifestasi. Variabel laten memiliki hubungan sebab-akibat dalam
sebuah model indeks kepuasan pelanggan. Untuk mengukur indeks kepuasan
pelanggan data hasil survei dianalisis untuk mengevaluasi harapan dan derajat kepuasan
yang memiliki rentang sesuai dengan skala pengukuran. Menurut Hanan & Karp yang
dialih bahasakan oleh Tjiptono (2006) terdapat skala pengukuran indeks kepuasan
pelanggan, yaitu skala 2 poin, skala 4 poin, skala 5 poin, skala 10 poin, hingga skala
101 poin. Adapun tahapan menghitung dengan menggunakan metode Costomer
Satisfaction Index (CSI) meliputi:
Mulai
Penyusunan kuisioner
Pengumpulan data
Tidak
Valid dan reliabel Tidak diikutsertakan
Ya
Pengolahan data:
Pengukuran importance
performance analys
Pengukuran costumer
satifaction index
Analisis hasil
Selesai