Anda di halaman 1dari 5

TARI JAIPONG (JAWA BARAT)

NAMA KELOMPOK :

1. ALFINA INDRIANI
2. MALA MELANI
3. SHOFIA DEWI
4. TAJI ISLAMI
5. TIUR NANDA NOVITA

KELAS : X MIPA 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 AMBARAWA


KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019
TARI JAIPONG

Tari Jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat. Tarian tersebut
merupakan tarian tradisional yang sangat populer di Indonesia. Hampir sebagian masyarakat
Indonesia pernah menonton pertunjukan tarian ini.

Tarian diciptakan oleh seniman berdarah Sunda yaitu Gugum Gumbira dan Haji Suanda.
Tarian ini adalah penggabungan dari beberapa kesenian tradisional seperti Wayang Golek,
Pencak Silat dan Ketuk Tilu. Sehingga membuat gerakan dalam tarian ini sangat enerjik dan
juga unik. Untuk tarian ini menjadi tarian yang sangat menarik dan enerjik dengan diiringi
oleh alat musik degung.
Gerakan tari dalam tarian ini sangat enerjik, ceria, dan humoris, sehingga banyak orang yang
ikut menari saat menonton pertunjukan tarian ini. Selain itu tarian ini juga sering
mengundang gelak tawa para penonton. Karena keunikannya, sampai sekarang tarian ini
masih sangat diminati masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat.

Mengenal Sejarah Tari Jaipong


Haji Suanda adalah seniman berbakat yang berasal dari Karawang. Haji Suanda memiliki
talenta yang besar, sehingga ia mampu menguasai beberapa kesenian tradisional dari
beberapa daerah khususnya daerah Karawang. Kesenian traisional yang dikuasai Haji Suanda
antara lain adalah Ketuk Tilu, Wayang Golek, Topeng Benjet dan juga Pencak Silat.

Pada tahun 1976, Haji Suanda berinovasi dengan menggabungkan beberapa gerakan dari
kesenian yang ia kuasai seperti Pencak Silat, Ketuk Tilu dan Wayang Golek. Dari
Penggabungan tersebut terciptalah sebuah karya seni atau pertunjukan yang unik, namun
pada saat itu pertunjukan ini belum disebut dengan Tari Jaipong. Pada saat itu pertunjukan ini
sudah banyak diminati masyarakat sekitar.

Musik pengiring untuk pertunjukan ini diambil dari beberapa alat musik seperti Degung,
Gendang, Gong dan alat musik ketuk lainnya, sehingga membuat musik pengiring tarian ini
cukup unik dan enerjik. Pada pertunjukan ini juga diiringi nyanyian, yang dinyanyikan oleh
seorang perempuan yang biasa disebut Sinden. Seorang seniman dari Sunda yakni Gugum
Gumbira sangat antusias belajar tarian ini.

Setelah menguasai tarian ini, beliau kemudian mengemas ulang gerakan-gerakan yang
terdapat pada tarian tersebut sehingga terciptalah Tari Jaipong. Saat itu tarian ini mulai
diperkenalkan kepada masyarakat Bandung.

Pada tahun 1979, tarian ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dilihat dari
pementasannya dan juga propertinya. Hal ini membuat tarian ini dikenal hampir di seluruh
wilayah Jawa Barat seperti Cianjur, Sukabumi dan juga sudah sampai ke Bogor. Seiring
berjalannya waktu tarian ini semakin diminati masyarakat.

Peran Penting Tari Jaipong Sebagai Hiburan Dan Ajang Berkomunikasi


Berbagai acara pentas seni yang mementaskan tarian ini membuat para masyarakat menjadi
terhibur. Bertemunya orang-orang pada saat pertunjukan tarian ini membuat orang-orang
tersebut akan mudah bertukar informasi.

Meskipun banyak hiburan modern yang bermunculan, kesenian tradisional ini sampai
sekarang masih tetap diminati dan menjadi hiburan yang menarik bagi para masyarakat.
Karena banyak diminati masyarakat, tarian ini menjadi salah satu icon untuk mempromosikan
kekayaan daerah. Bandung sangat diuntungkan dengan adanya tarian ini, karena seiring
berjalannya waktu, peminat atau penonton pertunjukan tarian ini semakin bertambah.
Peminat tarian ini tidak hanya masyarakat dari dalam negeri saja, melainkan dari
mancanegara juga banyak yang penasaran akan keunikan dari tarian ini. Untuk itu kenapa
tarian ini menjadi kesenian andalan di Jawa Barat.

Gerakan-Gerakan Tari Jaipong


Gerakan-gerakan pada tarian ini sangat enerjik, unik dan juga sederhana. Meskipun
sederhana, tarian ini tetap memiliki ciri khas tersendiri sehingga diminati oleh masyarakat.
Berbeda dengan tarian yang lain, dimana tarian yang memiliki banyak ragam gerakan, tetapi
tarian ini hanya memiliki 4 ragam gerakan. Berikut beberapa gerakan dalam Tari Jaipong:

1. Bukaan
Gerakan ini merupakan gerakan pembukaan saat pementasan akan dimulai. Biasanya para
penari melakukan gerakan berjalan memutar, sembari memainkan selendang yang berada di
leher sang penari. Gerakan penari yang lemah gemulai membuat para penonton langsung
tertarik untuk melihat tarian ini.

2. Pencungan
Gerakan ini adalah gerakan tarian dengan tempo yang cepat, serta diiringi musik dan lagu
yang cepat pula. Gerakan Pencungan ini adalah gerakan tari yang penuh semangat. Sehingga
banyak penonton yang ikut terbawa dan menikmati tarian ini
3. Ngala
Gerakan ini adalah gerakan tari seperti patah-patah. Perpindahan dari titik ke titik berikutnya
dilakukan dengan tempo yang sangat cepat. Gerakan ngala merupakan gerakan yang
menambah keunikan dari tarian ini.

4. Mincit
Gerakan ini adalah perpindahan dari satu ragam gerakan ke ragam gerakan lain. Saat menari,
gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala. Jika anda pernah menonton tarian ini, entah
itu langsung atau hanya lewat televisi, maka anda akan paham ragam gerakan ini.

Kostum Tari Jaipong


Busana atau pakaian yang dikenakan penari saat pementasan sangat beragam. Busana pada
tari tradisional dan tari gaya baru terdapat perbedaan corak. Tetapi busana yang dikenakan
saat pentas tetap busana tradisional seperti:
1. Sinjang
Walaupun saat ini sudah banyak kreasi dari busana tarian ini. Tetapi pada awalnya busana
yang dikenakan adalah kain yang menyerupai celana panjang. Celana panjang inilah yang
disebut Sinjang.
2. Sampur
Kain panjang menyerupai selendang yang diletakkan di leher penari ini disebut dengan
sampur. Kain tersebut merupakan properti utama dalam tarian ini, karena pada setiap gerakan
pasti memainkan sampur. Penari memainkan sampur dengan lemah gemulai membuat tarian
ini unik dan selalu diminati banyak orang.
3. Apok
Apok merupakan baju atasan para penari. Busana ini juga memiliki kancing sepeti pakaian
pada umumnya. Apok dihiasi dengan bordiran bunga – bunga yang terdapat pada sudut –
sudut pakaian.

Alat Musik Pengiring Tari Jaipong


Alat musik akan menjadi panduan penari dalam mementaskan seni tari. Tarian ini diiringi
musik dan lagu dalam tempo yang cepat, dan didominasi oleh alat musik gendang. Selain alat
musik gendang ada juga alat musik lain yang mengiringi tarian ini, antara lain:
1. Gendang
Gendang atau kendang adalah alat musik yang sering dimainkan pada saat pementasan
kesenian dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Alat musik ini dimainkan secara di tabuh.
Gendhang dimainkan untuk mengiringi tarian ini dengan tempo penabuhan yang cepat,
sehingga membuat penonton mudah terbawa dan menikmati tarian ini.

2. Rebab
Rebab merupakan alat musik pelengkap pada tarian ini. Alat musik ini terdiri dari 3 senar dan
dimainkan dengan cara dipetik. Dengan adanya alat musik rebab, membuat tarian ini semakin
hidup.
3. Gong
Gong adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul. Alat
musik ini memiliki suara khas yaitu dentuman yang keras. Gong dipukul pada hitungan
tertentu untuk mengiringi tarian ini.

4. Kecrek
Selain untuk mengiringi tarian ini, alat musik kecrek adalah perkusi yang sering digunakan
pada pementasan wayang kulit. Crek crek crek, kurang lebih seperti itu bunyi dari alat musik
kecrek. Alat musik ini berfungsi untuk memberi aba – aba pada iringan tari.

5. Kecapi
Sama halnya dengan tarian ini, kecapi merupakan alat musik yang berasal dari Sunda. Alat
musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Sumber suara yang diperoleh berasal dari dawai.
Itu tadi adalah penjelasan mengenai kesenian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa
Barat yaitu Tari Jaipong. Tarian ini diciptakan oleh seniman berbakat bernama Gugum
Gumbira.

Dalam tarian ini terdapat 4 ragam gerakan yaitu bukaan, pencungan, ngala dan mincit. Alat
musik pengiring tarian ini terdiri dari beberapa alat musik seperti gendang, gong, rebab,
kecrek dan juga kecapi.

Karena keunikannya sampai sekarang tarian ini masih tetap diminati masyarakat,bahkan
masyarakat mancanegara juga kagum dengan tarian ini. Oleh karena itu marilah para generasi
muda, lestarikanlah kesenian-kesenian daerah, karena itu adalah aset milik Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai