Anda di halaman 1dari 8

SPOROTRIKOSIS

Definisi

Infeksi kronik granulomatosa yang disebabkan oleh jamur dimorfik yang hidupnya bergantung pada suhu
yaitu Sporotrichum schenckii. Penyakit ini menimbulkan kelainan setempat di kulit dan jaringan subkutan
tempat terjadinya trauma dan juga dapat menyerang organ dalam.

Penyebab

Jamur Sporotrichum schenckii atau Sporothrix schenckii.

Pathogenesis

Infeksi terjadi karena jamur masuk ke dalam jaringan subkutis melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu
lapuk, bisa juga melalui pertumbuhan dan inhalasi spora.

Gejala klinis

1. Sporotrikosis kulit
Lesi pada kulit melebar dengan permukaan tidak merata dan bersisik. Hanya dapat terjadi pada
tempat trauma dan terjadi penyebaran ke pembuluh getah bening.
2. Sporotrikosis limfatika lokalisata
Muncul lesi primer yang menjadi tonjolan kecil kemudian memecah menjadi abses yang lunak,
pecah, dan menembus kulit dan membentuk chancre. Prognosis dari sporotrikosis jenis ini
adalah baik.
3. Sporotrikosis pulmonum
Menimbulkan ditemukan adanya infiltrat pada paru akibat inhalasi spora.
4. Sporotrikosis diseminata
Lesi primer menyebar luas kekulit atau selaput lender, mengalami sakit berat dan suhu badan
tinggi. Bila yerjadi penyebaran secara hematogen, timbul kelainan pada organ dalam dan tulang,
yaitu Osteroarticular sporotrichosis yang merupakan kelainan yang progresivitasnya lambat,
indolen, menyerang sendi lutut, siku, tumit, dan pergelangan tangan, sehingga sendi bengkak
dan terasa sakit. Prognosis dari sporotrikosis jenis ini adalah dapat mengalami kematian.
Diagnosis

Dengan melakukan pemeriksaan biopsy pada nanah, aspirasi abses, biopsy jaringan ulkus, pemeriksaan
urine, dan sputum.

Pengobatan

 Larutan KJ diberikan secara per oral dengan dosis 3 x 10 tetes per hari ditingkatkan setiap
harinya 1 tetes hingga dosis yang masih dapat diterima. Dosis dinaikkan hingga lesi mengalami
penyembuhan.
 Itrakonazol diberikan secara per oral dengan dosis 100 – 200 mg per hari atau 5 – 6
mg/kgBB/hari selama 3 – 6 bulan. Pemberian dilanjutkan sampai beberapa bulan.
 Fluokonazol diberikan dengan dosis 400 mg per hari digunakan selama 6 bulan. Obat ini
dikonsumsi oleh penderita yang tidak toleran dengan itrakonazol.

KANDIDOSIS

Definisi

Penyakit jamur yang menyerang kulit, kuku, selaput lender, dan organ dalam akibat Candida.

Penyebab

Jamur Candida albicans, Candida tropicalis, Candida krusei, dan Candida parapsilosin.
Pathogenesis

Pathogenesis dari penyakit ini disebabkan oleh 2 macam factor, yaitu:

 Factor eksogen
o Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
o Kebersihan kulit.
o Kebiasan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
o Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopositis.
 Factor endogen
o Perubahan fisiologik
 Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina.
 Kegemukan, karena banyak keringat yang mengendap.
 Debilitas
 Iatrogenic
 Endokrinopati, gangguan gula darah kulit.
 Penyakit kronik: tuberculosis, lupus eritematosa dengan keadaan umum yang
buruk.
o Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak
sempurna.
o Imunologik
Penyakit genetic.

Gejala klinis

1. Kandidosis superfisialis
 Kulit
Sering ditemukan di daerah yang lembab dan hangat. Terjadi di sela jari kaki / tangan,
inguinal, perineum, bawah payudara, dan ketiak. Pada bayi sering terjadi ruam akibat
popok yang digunakan. Pada dewasa umumnya terjadi pada wanita yang kurang
menjaga kebersihan. Gejala utama yang sering dirasakan adalah gatal, sakit, terjadi
maserasi, lesi berbentuk vesikopustular yang dapat meluas dengan dasar yang memerah
dan lesi satelit.
 Kuku
Biasa terjadi pada orang yang mengalami kelainan congenital. Kelainan yang terjadi
adalah paronikia dan gejala kemerahan di daerah sekitar kuku.
 Selaput lendir
Biasa terjadi pada mukosa vagina, orofaring, esophagus, dan kadang mukosa intestinal.
Banyak terjadi pada oenderita HIV / AIDS. Oada wanita sering menimbulkan vaginitis
dengan gejala keputihan, terasa nyeri dan panas pada alat kelamin, dispareunia, dan
disuria.
2. Kandidosis sistemik
Dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
 Keganasan
 Pembedahan digesti
 Perawatan di ruang intensif
 Luka bakar luas
 Antibiotik spectrum luas
 Sitostatik
 Imunosupresan

Organ yang biasanya diserang adalah system saraf pusat, jantung, paru – paru, dan endokardio.

Pengobatan

 Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi


 Obat topical:
o Larutan ungu gentian 0,5 – 1 % untuk selaput lender, 1 – 2 % untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari
o Nistatin: berupa krim, salep, emulsi.
o Amfoterisin-B
o Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
o Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan, dan krim.
o Siklopiroksilamin 1% berupa larutan dank rim.
o Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
 Obat sistemik:
o Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak
diserap oleh usus.
o Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik.
o Untuk kandidosis vaginalis diberikan kotrimazol dosis 500 mg per vaginam dosis tunggal,
sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2
x 200 mg dosis tunggal atau dengan fluokonazol 150 mg dosis tunggal.
o Itrakonazol dipakai bila mengalami kandidosis vulvovaginitis dengan dosis untuk orang
dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.

Prognosis

Umumnya baik, tergantung pada berat ringannya factor predisposisi.

ASPERGILOSIS
Definisi

Infeksi yang dapat mengenai kuku, kulit, dan organ dalam terutama paru – paru, menyebabkan alergi
atau kolonisasi dalam paru – paru.

Penyebab

Aspergillus flavus, Apergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Aspergillus terreus.

Pathogenesis dan gejala klinis

Aspergillus merupakan jamur saprofit yang sehari – hari konidianya sangat mudah terhirup ke dalam
saluran napas tanpa ada kelainan. Konidia yang masuk ke dalam saluran napas tersebut dikeluarkan oleh
pergerakan silia epitel torak atau dihancurkan oleh imunitas tubuh. Predileksi banyak ditemukan di paru
– paru akibat inhalasi spora.

Kelainan lain

1. Aspergiloma
Pada kelainan ini telah ditemukan adanya kolonisasi dalam rongga yang telah ada sebelumnya
akibat TBC, sarkoidosis, histoplasmosis, dan fibrosis sistik. Umumnya terjadi di daerah paru –
paru, sinus, dan rahang atas. Pada gambaran radiologis ditemukan adanya masa jamur di tengah
cavitas. Bisa terjadi inokulasi langsung pada kulit misalnya seperti luka bakar luas dan tindakan
bedah.
2. Allergic Broncho Pulmonary Aspergillosis (ABPA)
Kelainan ini menimbulkan reaksi alergi yang bersifat kronis. Biasanya disebabkan oleh Aspergillus
fumigatus. Pada pemeriksaan ditemukan adanya hiperaktivitas dari saluran napas dan
hipersekresi dari mucus dan fibrosis. Gejala klinis dapat ditemukan pada penderita asma
bronchial dengan suara napas wheezing disertai sesak napas dan batuk. Untuk menegakkan
diagnosis diketahui bahwa terjadi reaksi hipersensitivitas tipe I, peningkatan IgE, ditemukan
adanya infiltrate transien, dan bronkiektasis sakular sentral. Pengobatan untuk kelainan ini dapat
diberikan kortikosteroid secara oral dengan dosis 10 mg prednisone per hari dengan penggunaan
dosis diturunkan dosisnya sesuai gejala klinis. Bisa juga diberikan itrakonazol.
3. Aspergillosis Invasif
Kelainan ini terjadi akibat konidia yang terinhalasi tidak dapat dieradikasi karena kegagalan
monosit atau neutrofil. Factor resiko dari kelainan ini adalah menghilangkan system tersebut
dengan penggunaan obat sitostatik dan imunosupresan pada keganasan hematalasi dan
transplantasi organ yang dapat menyebabkan neutropenia. Kelainan ini selain menyerang paru –
paru, dapat juga menyebar ke mata dan mengakibatkan endoftalmus endogen (oleh karena
transplantasi organ). Hifa akan menginvasi pembuluh darah perifer retina dan khoroid yang
menimbulkan thrombosis dan berakibat nekrosis pada retina. Diagnosis dapat ditegakkan
apabila ditemukan adanya jamur dalam jaringan biopsy. Untuk pengobatan dapat diberikan obat
derivate azol secara per oral untuk kelainan kulit primer. Amfoterisin B deoksikholat diberikan
secara intra vena dengan dosis 1 – 1,5 mg/kgBB/hari.

FIKOMIKOSIS

Definisi

Kelainan kulit pada jaringan subkutan antara lain dada, oerut, lengan atas sebagai nodus pada kulit yang
perlahan – lahan akan membesar.

Diagnosis

Pemeriksaan histopatologis dan biakan jamur ditermukan hifa yang lebar sekitar 6 – 50 μm.
Pengobatan

 Larutan KI dengan dosis 10 – 15 tetes dengan pemakaian 3x sehari. Dosis dinaikkan sampai
terlihat intoksikasi.
 Itrakonazol diberikan dengan dosis 200 mg per hari untuk 2 – 3 bulan.

GEOTRIKOSIS

Definisi

Penyakit kulit akibat jamur yang jarang terjadi yang disebabkan oleh jamur Geotrichum candidum yang
merupakan flora normal dari mulut dan saluran pencernaan.

Penyebab

Jamur Geotrichum candidum.

Diagnosis

 Pada pemeriksaan radiologis ditemukan adanya nodular yang konfluens pada paru – paru.
 Pada pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya lesi multiple, warna kuning hingga abu –
abu, berbentuk nodul, dan berbatas tegas.
 Pada pemeriksaan kerokan KOH ditemukan adanya makrofag dengan multinucleus giant cell
yang memiliki diameter sekitar 3 – 7 μm.

Pengobatan
Diberikan nistatin.

Anda mungkin juga menyukai