Anda di halaman 1dari 16

1

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA

Merupakan penyakit mata gawat darurat, penderita mengeluh ada kabut


dilapangan pandangnya secara mendadak seperti selubung hitam. Kalau mengenai
makula lutea maka visusnya mundur sekali, bila ditanya mungkin ditemukan gejala ada
bintik hitam sebelumnya dan penderita miopia tinggi.
Ablasia retina adalah suatu penyakit dimana lapisan sensorik dari retina lepas.
Lepasnya bagian sensorik retina ini biasanya hampir selalu didahului oleh terbentuknya
robekan atau lubang didalam retina (P.N Oka, 1993), lepasnya lapisan saraf retina dari
epitelium. Penyakit ini harus dioperasi, penderita tidak boleh terlalu banyak bergerak
dan goyang supaya bagian retina yang sudah lepas, tidak bertambah lepas lagi.
Ada 2 tipe ablasio retina :
1. Non rhemathogen retina detachmen :
a. Malignancy hypertensi
b. Choriodal tumor
c. Chorioditis
d. Retinopati
2. Rhemathogen retina detachmen :
a. Trauma
b. Degenerasi
c. Kelainan vitreus
Etiologi :
Ablasio retina dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma, akibat adanya
robekan pada retina, cairan masuk kebelakang dan mendorong retina (rhematogen) atau
terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga retina terangkat (non
rhegmatogen), atau tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi). Penimbunan
eksudat terjadi akibat penyakit koroid, misalnya skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar,
uveitis dan toksemia gravidarum. Jaringan parut pada badan kaca dapat disebabkan
DM, proliferatif, trauma, infeksi atau pasca bedah.
2

Faktor predisposisi :
Mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis,ekstraksi katarak dan retina yang
memperlihatkan degenerasi diperifer.
Manifestasi klinis :
Tabir yang menutupi penglihatan dan seperti melihat pijaran api, penglihatan menurun
secara bertahap sesuai dengan daerah yang terkena, bila makula yang terkena maka
daerah sentral yang terganggu.
Pemeriksaan penunjang :
Pada pemeriksaan Funduskopi terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dan adanya
retina yang berwarna merah, sering ditemukan pada daerah temporal superior. Bila bola
mata bergerak terlihat robekan retina bergoyang, terdapat defek aferen pupil tekanan
bola mata rendah. Bila tekanan bila mata meningkat maka terjadi glaukoma
neomuskular pada Ablasi yang lama.
Penatalaksanaan :
Menghindari robekan lebih lanjut dengan memperhatikan penyebabnya, seperti :Foto
koagulasi laser, krioterapi,retinopexy pneumatic, bila terjadi akibat jaringan parut dilaku
kan vitrektomi, scleral buckling atau injeksi gas intraokuler.
Usaha Pre-operatif :
Sedikitnya 5 – 7 hari sebelum operasi, penderita sudah harus masuk rumah sakit, harus
tirah baring sempurna (Bedrest total). Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata
harus di tutup segera, segala keperluan pen-derita dibantu. Kedua mata ditetesi midriatik
sikloplegik seperti: Atropin tetes 1 % jangan menggunakan obat-obat mata dalam
bentuk salep mata karena akan menghalangi jalannya operasi (kornea akan keruh akibat
salep). Persiapan lainnya sama dengan persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina
mengguna kan anestesi umum tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka 1 jam
sebelum operasi diberikan luminal (100 mg) atau largactil (100 mg) IM, kemudian ½
jam sesudahnya diberi pethidine (50 mg) dan phenergan (25 mg) IM.
Usaha Post-operatif :
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah posisi kepala,
per-gerakan mata, obat-obat, lamanya mobilisasi dan pemeriksaan lanjutan (follow –
up). Posisi kepala dan badan, arah miringnya kepala, tergantung posisi/keadaan sewaktu
operasi yaitu kearah mana punksi cairan subretina dilakukan. Pada robekan yang sangat
3

besar, posisi kepala dan badan dipertahankan sedikitnya 12 hari. Pergerakan mata, bila
operasi dilakukan dengan kombinasi cryo atau diathermi koagulasi dengan suatu
implant atau scleral buckling, maka kedua mata ditutup selama 48 – 72 jam sedang
badan boleh bergerak untuk mencegah pergerakan matanya. Bila hanya menggunakan
cryo atau diathermi saja mata ditutup selama 48 jam samapai cairan subretina diabsobsi.
Bila robekan belum semua tertutup, maka kedua mata harus ditutup selama 12 – 14 hari,
retina menempel kembali dengan kuat pada akhir minggu ketiga setelah operasi, karena
itu selama periode 3 minggu itu diberikan instruksi sebagai berikut :
- Jangan membaca.
- Melihat televisi hanya boleh dari jarak 3 meter.
- Mata diusahakan untuk melihat lurus kedepan, bila berkendaran hendaknya mata
di tutup.
Obat – obat :
Selama 24 jam post-operasi diberikan obat anti nyeri (analgesik) 3 X 500 mg, bila mual
muntah berikan obat anti muntah. Sesudah 24 jam tidak perlu diberikan obat-obat,
kecuali bila merasa sakit. Penggantian balut dilakukan setelah 24 jam, saat itu mata
ditetesi dengan Atropin tetes steril 1 %. Bila kelopak mata bengkak, diberikan
Kortikosteroid lokal disertai babat tindih (druk verban) dan kompres dingin.
Follow Up:
Setelah pulang, penderita kontrol tiap 1 minggu, 3 minggu, 6 minggu kemudian tiap 3, 6
dan 12 bulan. Refraksi stabil setelah 3 bulan pasca bedah. Visus terlihat kemajuannya
setelah 1 tahun pasca bedah.
Prognosis :
90 % detachmen retina setelah enam bulan melekat baik tidak akan lepas lagi.

Fokus pengkajian :
- Klien mengeluh ada bayangan hitam bergerak
- Gangguan lapangan pandang
- Melihat bendan bergerak seperti tirai
- Bila mengenai makula visus sentral sangat menurun
- Terjadi secar tiba-tiba/perlahan-lahan
- Pemeriksaan funduskopi, blade, tear, hole
4

- Diperlukan tindakan pembedahan/operasi.

Diagnosa perawatan Pre-operasi yang mungkin terjadi


Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari lepasnya saraf
sensori dari retina.
Tujuan :
Tidak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut.
Kriteria :
- Klien memahami pentingnya parawatan yang intensif/bedrest total.
- Klien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan penyakitnya.
Rencana Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan klien untuk bedrest total Agar lapisan saraf yang telepas tidak
bertambah parah.
Berikan penjelasan tujuan bedrest total Agar klien mematuhi dan mengerti
maksud pemberian /perlakuan bedrest
total.
Hindari pergerakan yang mendadak, meng- Mencegah bertamabh parahnya lapisan
hentakkan kepala,menyisir,batuk,bersin, saraf retina yang terlepas .
muntah
Jaga kebersihan mata Mencegah terjadinya infeksi,agar mem
permudah pemeriksaan dan tindakan
operasi.
Berikan obat tetes mata midriatik- Diharapkan dengan pembnerian obat-obat
sikloplegik dan obat oral sesuai anjuran Kondisi penglihatan dapat dipertahankan/
dokter. Dicegah agar tidak menjadi parah

Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan


Tujuan :
Kecemasan berkurang
Kriteria :
- Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.
- Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan.
- Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya
(bila dilakukan operasi).
Rencana Intervensi :
5

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat ansietas : Untuk mengetahui sampai sejauh mana
ringan,sedang,berat,panik tingkat kecemasan klien sehingga memu-
dahkan penanganan/pemberian askep se-
lanjutnya.
Berikan kenyaman dan ketentraman hati Agar klien tidak terlalu memikirkan
penyakitnya.
Berikan penjelasan mengenai prosedur Agar klien mengetahui/memahami bahwa
perawatan,perjalanan penyakit & progno- ia benar sakit dan perlu dirawat.
sisnya.
Berikan/tempatkan alat pemanggil yang Agar klien merasa aman dan terlindungi
mudah dijangkau oleh klien saat memerlukan bantuan.
Gali intervensi yang dapat menurunkan Untuk mengetahui cara mana yang efektif
ansietas. untuk menurunkan/mengurangi ansietas.
Berikan aktivitas yang dapat menurunkan Agar klien dengan senang hati melakukan
kecemasan/ketegangan. aktivitas karena sesuai dengan keinginan-
nya dan tidak bertentangan dengan prog-
ram perawatan.

Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang berhubung-


an dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan
yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut.
Tujuan :
Klien mampu berintegrasi dengan program terapeutik yang direncanakan/dilakukan
untuk pengobatan, akibat dari penyakit dan penurunan situasi berisiko (tidak aman,
polusi).
Kriteria :
- Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan,
kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi.
- menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan
aturan untuk penyakit atau kontrol gejala.
- Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang
diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan
kekambuhan atau komplikasi.
6

Rencana Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi faktor-faktor penyebab yang Agar diketahui penyebab yg mengha-
menghalangi penata laksanaan program langi sehingga dpt segera diatasi sesuai
terapeutik yg efektif. prioritas.
Bangun rasa percaya diri. Agar klien mampu melakukan aktifitas
sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa
mengganggu program perawatan.
Tingkatkan rasa percaya diri dan Agar klien mampu dan mau melakukan/
kemampuan diri klien yang positif. melaksanakan program perawatan yang
dianjurkan tanpa mengurangi peran ser-
tanya dalam pengobatan/ perawatan diri-
nya.
Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit, Klien mengerti dan menyadari bahwa
aturan pengobatan/perawatan,efek sam- penyakitnya memerlukan suatu tindakan
ping prognosis penyakitnya. & perlakuan yang tidak menyenangkan.

PENGKAJIAN DATA
7

Nama Mahasiswa : Yulius H. Bondi


Tempat Praktek :

I. Identitas Klien
Nama : Ny. I.F
Umur : 39 tahun
TTL : 12 Mei 1962
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl.Gubeng kertajaya III /No.3R.
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Lama bekerja :-
MRS : 9 April 2001
Keluarga terdekat : Suami
Pendidikan : Perguruan tinggi
Pekerjaan : Pegawai PT.POS Banyuwangi
Alamat : Banyuwangi.

II. Status Kesehatan Saat Ini:


1. Alasan kunjungan ke RS. mata kiri mendadak kabur  10 hari yang lalu
sebelumnya melihat bayangan hitam seperti ombak, tidak dapat melihat walau
jaraknya dekat. Mata kanan kabur sejak 2 tahun yang lalu.
2. Keluhan utama saat ini: Kedua mata kabur tidak dapat melihat dengan jelas
terutama mata kiri hanya terlihat bayangan hitam seperti ombak,kilatan cahaya
tidak tampak.
3. Lama keluhan : Mata kiri  10 hari (tiba-tiba)
Mata kanan 2 tahun yang lalu.
8

4. Timbulnya keluhan: Mata kiri : mendadak.


Mata kanan : Bertahap
5. Faktor yang memperberat: Bila mata mengalami iritasi/kemasukan debu.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: datang kedokter spesialis mata di
Banyuwangi dan Surabaya, mendapat obat tetes mata dan obat oral, ke rumah
sakit dirujuk oleh dokter yang merawat dengan diantar saudara.
7. Diagnosa medik: Mata kiri : Ablasio retina, tanggal 09 April 2001.
Mata kanan: Katarak matur, tanggal 09 April 2001.
III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu:
1. Penyakit yang pernah dialami: Sejak 2 tahun yang lalu mata kanan kabur ada
bintik putih ditengah-tengah bola mata
2. Klien tidak mempunyai riwayat alergi.
3. Imunisasi lengkap tidak ada reaksi kecuali demam sewaktu mendapat imunisasi
BCG.
4. Kebiasaan : minum teh pagi hari.
5. Obat-obatan : lamanya  2 tahun, minum obat-obat tradisional (jamu) dan resep
dari dokter spesialis mata, obat tetes mata dan obat oral.
6. Pola nutrisi : makan 3 X sehari, BB= 48 Kg, TB= 158 cm, makan nasi, sayuran,
lauk-pauk dan buah-buahan serta susu, tidak ada pantangan, nafsu makan baik.
7. Pola eliminasi : BAB= 2 X sehari (pagi/sore), tanpa menggunakan pencahar,
warna kuning, konsistensi lembek. BAK= 2 – 3 X, warna kuning jernih, bau tidak
terlalu menusuk.
8. Pola tidur dan istirahat : waktu tidur pukul 20.00 Wib – 05.30 Wib ( 7 – 8 jam)
sebelum tidur menonton TV sebentar.
9. Pola aktifitas dan latihan : Memasak,mencuci, bersih-bersih rumah dan kegiatan
rumah tangga lainnya, kegiatan waktu luang diisi bersama keluarga, kesulitan
dalam melakukan pergerakan tubuh, mandi,mengenakan pakaian dan bersolek
terutama dalam berebrapa hari belakangan ini.
10. Pola kerja : sebagai ibu rumah tangga yang tidak mempunyai jam kerja.
IV. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami/mendaerita penyakit
seperti yang diderita klien.
V. Riwayat lingkungan : lingkungan bersih dan aman bebas dari polusi
9

VI. Aspek Psikososial :


- Pola pikir dan persepsi: klien memakai kaca mata, sering pusing dan tidak bisa
melihat dengan jelas pandangan kabur. Klien sangat memikirkan pelaksanaan
operasi dan keadaan matanya juga anak perempuannya yang hampir selesai
sekolahnya klien ingin menyaksikan wisuda dan pernikahan anaknya nanti.
Harapan klien cepat sem buh dan dioperasi karena tidak bisa melakukan aktifitas
seperti biasanya. Suasana hati cemas dan gelisah, perhatian terfokus pada
pelaksanaan operasi dan keadaan matanya.
- Hubungan/komunikasi: bicara jelas, relevan, mampu mengekspresikan dan
mengerti orang lain. Klien tingagal bersama suami dan 2 orang anaknya
sedangkan anak tertuanya sekolah diakademi pariwisata Nusa dua Bali. Adat
istiadat yang dianut adalah adat Jawa, pembuat keputusan dalam keluarga ayah
dan ibu setelah itu baru dimusyawarahkan ke anak-anak dan keluarga yang lain,
keuangan memadai.
- Pertahanan koping: pengambil keputusan suami dan kakak klien, jika stres tidur
dan diam, yang dapat dilakukan perawatan agar klien merasa nyaman dan aman
adalah memberikan penjelasan mengenai penyakit klien dan pelaksanaan
operasinya.
- Sistem nilai kepercayaan: Tuhan YME merupakan sumberkekuatan, setiap
minggu mengikuti pengajian tapi mulai jarang sejak sakit.

VII. Pengkajian fisik :


Kepala : bentuk simetris,keluhan kadang pusing bila dipaksa untuk melihat.
Mata:
Mata kanan Mata kiri
1/300 PI BSA Visus 1/300 PI BSA
14,6 mmHg Tekanan okuli 10,2 mmHg
Spasme (-) Oedema(-) Palpebra Sapsme(-), Oedema(-)
CVI(-), PCVI(-) Konjunctiva CVI(-), PCVI(-)
Jernih Kornea Jernih
Dalam BMD Dalam
Reguler Iris Reguler
10

2 mm Pupil Bulat, VC (+) 3mm


Keruh Lensa Jernih
FR (-) Funduskopi FR (+) pupil N II
Batas tegas,warna
normal, retina blass
(+), makula Reff ,
eksudat (-), tear be-
lum ditemukan.
Fungsi penglihatan : kabur,terlihat bayangan hitam seperti omnbak,tidak ada rasa
sakit. Tanda – tanda radang (-), pemeriksaan mata terakhir tanggal 09 April 2001
Pada praktek dokter spesialis mata disurabaya,kemudian klien dirujuk keRS untuk
mendapat perawatan lebih lanjut.
Hidung : tak ada kelainan
Mulut dan tenggorokan : tak ada kelaian
Penapasan : Batuk (-), RR= 18 X/menit, pola napas baik tidak ada perubahan.
Sirkulasi : Nadi 80 X/menit, distensi vena jugularis tak ada,suara jantung
tamabahan tak ada,pusing kadang-kadang bila dipaksakan melihat lama.
Nutrisi : diet biasa, nafsu makan baik,mual-muntah tak ada, intake cairan 1 – 2
liter.
Eliminasi : tak ada kelainan
Reproduksi : tak ada kelaianan
Neurologis : Tingkat kesadaran GCS : 456, orientasi baik, bisa mengingat orang,
waktu dan tempat.
Muskuloskeletal : Tak ada kelainan
Kulit : warna putih, integritas baik, turgor baik

Data laboratorium
Tanggal 09 April 2001
Darah lengkap : Urine lengkap :
- Hb : 11,5 gr% - Leukosit 25 /ul (+)
- LED : 20 mm/l - Eritrosit 25 /ul (+)
- Leuko : 5.100 X 109 /dl - Warna : kining muda
11

- Thrombosit : 240 X 109 /L - Kekeruhan : Jernih

Kimia darah : Darah puasa : 79 mg/dl


- Bilirubin total 0,49 mg/dl 2 jam PP : 127 mg/dl
- Bilirubin terikat 0,6 mg/dl Kreatinin serum : 0,66 mg/dl
- SGOT : 29 u/l BUN : 9 mg/dl
- SGPT : 26 u/l
- Protein total : 7,2 g/dl
- Albumin : 4,1 g/dl
- Glukosa : 3.2 g/dl

Pengobatan :
Atropin 1 % 2 X 1 tts OS

Analisa Data
T Tanggal Kelompok Data Kemungkinan MasalahDiagnosa Keperawatan
Penyebab
2/4/211/04/01 DS:Kx.mengeluh mataLep Lepasnya saraf Per PerubahanPe Perubahan persep-
Kirinya tidak bisa sensori retina persepsi si sensori melihat
Melihat/kabur se- . sensori berhubungan de-
jak 10 hari yang melihat ngan efek dari
lalu, yg tampak lepasnya saraf
hanya bayangan senori dari re-
hitam spt ombak tina
saja.
DO: VOS 1/300PI
BSA
TOS 10,2 mmHg
FdOS = FR (+)
Pupil N II batas
Tegas, retina blass
(+),makula reff ,
tear belum ditemu
kan.

DS: kx.terus menanya An Ansietas yang


2/42 11/04/01 kan kapan pelak Ancaman Ansietas/ berhubungan
sanaan operasinya kehilangan peng cemas dengan ancaman
serta keadaan mata lihatan kehilangan
12

nya. penglihatan
DO: Kx.gelisah,selalu
Bertanya,tdk me
nuruti anjuran u/
bedrest total,ber
debar-debar.
13

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Perubahan persepsi sen Tidak terjadi ke- -Klien memahami 1. Anjurkan klien untuk bed Untuk mengetahui 1. Menganjurkan klien 13-4-2001
sori melihat berhubung- hilangan pengli- pentingnya pera- rest total. sampai sejauh mana untuk bed rest total, S: Klien
an dengan efek dari le- hatan yang ber- watan yang inten- tingkat kecemasan usahakan tidur ter- mengeluh
pasnya saraf sensori da- lanjut. sif/bedrest total. klien sehingga memu- lentang. mata kiri
ri retina. dahkan penanganan/ nya masih
- Klien pemberian askep se- kabur.
mampu lanjutnya. O:VOS1/300
menjelaskan resi- PI BSA
ko yang akan ter- 2. Berikan penjelasan tujuan Agar klien mematuhi 2. Memberikan pen- TOS10,2
jadi sehubungan bed rest total. & mengerti maksud jelasan tujuan bed mmHg
dengan penyakit- pemberian/perlakuan rest total. FdOS= FR
nya. bed rest total. (+)
Pupil N II
batas Te-
gas, retina
3. Hindari pergerakan yang Mencegah bertambah 3. Menghindari per- blass (+),
mendadak, menghentakkan parahnya lapisan saraf gerakan yang men- makula reff
kepala, menyisir, batuk, ber retina yang terlepas. dadak, menghen- , te-
sin, muntah. takkan kepala, me- ar belum
nyisir, batuk, bersin, ditemu-
muntah. kan.
A: Masalah
4. Jaga kebersihan mata. Mencegah terjadinya 4. Menjaga kebersih- klien
infeksi, agar memper an mata, ditutup belum
mudah pemeriksaan dengan kassa, tidak teratasi.
& tindakan operasi. boleh menggosok P: Rencana
mata. tindakan
diterus-
kan.
5. Berikan obat tetes mata. Diharapkan dengan 5. Memberikan obat I:Melaksana-
Midriatiksikloplegik & obat pemberian obat-obat tetes mata Mid- kan tindakan
oral sesuai anjuran dokter. an kondisi penglihat- riatiksikloplegik & yang telah
14

an dapat dipertahan obat oral sesuai an- ada.


kan/dicegah agar ti- juran dokter. E: Mata kiri
dak bertambah parah. Atropin tetes 1% 2x1 klien ma
tetes OS. -sih kabur
VOS:
1/300,
persiapan
operasi.

2. Ansietas yang berhu- Kecemasan ber 1. Kaji tingkat ansietas : Untuk mengetahui 1. Mengkaji tingkat 13-4-2001
bungan dengan anca- -kurang. - Klien mampu ringan, sedang, berat, pa- sampai sejauh mana ansietas : ringan, S: Klien
man kehilangan peng- menggambarkan nik. tingkat kecemasan sedang, berat, panik, menanyakan
lihatan. ansietas dan pola klien sehingga memu- sesuai respon yang rencana ope
kopingnya. dahkan penanganan/ diberikan klien. -rasinya.
- Klien mengerti pemberian askep se- O: Klien terus
tentang tujuan lanjutnya. bertanya
perawatan yang tentang
diberi- rencana
kan/dilakukan. 2. Berikan kenyamanan dan Agar klien tidak terla- 2. Memberikan kenya- operasinya.
- Klien memahami ketentraman hati. lu memikirkan penya- manan dan ketentra A: Masalah
tujuan operasi, kitnya. -man hati. klien be-
pelaksanaan lum terata-
operasi, pasca 3. Berikan penjelasan menge- Agar klien mengeta si.
operasi, progno nai prosedur perawatan, -hui/memahami 3. Memberikan penje- P: Rencana
sisnya (bila di perjalanan penyakit & prog bahwa ia benar sakit lasan mengenai tindakan
lakukan operasi) nosisnya. dan per- lu dirawat. prosedur perawat diteruskan.
-an, perjalanan pe- I:Melaksana-
nyakit & prognosis kan tindakan
4. Berikan/tempatkan alat pe- Agar klien merasa nya. yang telah
manggil yang mudah dijang aman dan terlindungi ada.
kau oleh klien. saat memerlukan ban- 4. Memberikan/tem- E: Kecemas-
tuan. patkan alat pemang an klien
-gil yang mudah di berkurang.
-jangkau oleh klien.
15

5. Gali intervensi yang dapat Untuk mengetahui ca- 5. Menggali intervensi


menurunkan ansietas. ra mana yang efektif yang dapat menurun-
un-tuk kan ansietas.
menurunkan Menanyakan hobi/
/mengurangi ansietas. kegemaran klien.

6. Berikan aktivitas yang 6. Memberikan aktivi


dapat menurunkan kecemas Agar klien dengan -tas yang dapat menu
an/ ketegangan. senang hati melaku- runkan kecemasan/
kan aktivitas karena ketegangan.
sesuai dengan keingi Mendengarkan mu-
-nannya dan tidak ber sik/radio.
-tentangan dengan
program perawatan.
17

Anda mungkin juga menyukai