Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI DI INDONESIA

OLEH:

KELOMPOK 5

1. Putu Buchik Adhi Pratama (1805551010)

2. Gede Ocha Dipa Ananda (1805551017)

3. Gusti Ngurah Wisma Hendrawan (1805551025)

4. I Putu Alin Winata Gotama (1805551029)

5. Ni Nengah Adinda Gayatri P. (1805551040)

UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3

1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 3

1.3 Manfaat ......................................................................................................................... 4

1.4 Batasan Masalah ........................................................................................................... 4

1.5 Metode Penulisan: Kajian Pustaka ................................................................................ 4

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................................

2.1 Ulasan Teoritis Tentang Judul ....................................................................................... 5

2.2 Pembahasan ................................................................................................................... 5

BAB III. PENUTUP ..................................................................................................................

3.1 Simpulan ..................................................................................................................... 14

3.2 Saran ........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15

LAMPIRAN: Artikel ............................................................................................................ 16

2
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata “demokrasi” selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sipil


apalagi kalangan politisi serta menjadi konsumsi publik sehari-hari di negara
Indonesia, yang juga menganut sistem demokrasi, khususnya lagi demokrasi
pancasila. Demokrasi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan, sehingga secara etimologi demokrasi
memiliki arti pemerintahan dari rakyat. Penjelasan itu sudah cukup menjelaskan
pandangan politik di Indonesia yaitu: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat.

Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi pun


dibuat dan telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 maupun di batang tubuhnya.
Selain isinya yang dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi, penyusunan
naskahnya pun dilakukan secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan
dan kepentingan di Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia
adalah konsep yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Budaya demokrasi khusunya di
Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta hendaknya mengacu pada akar kebudayaan bangsa, apalagi ditengah
terpaan arus globalisasi dan budaya liberal yang makin menjadi-jadi ini, budaya
demokrasi harus tetap dipelihara demi kelangsungan kehidupan politik yang harmonis
dengan demokrasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi.


2. Bentuk-bentuk demokrasi yang ada di dunia dan yang diterapkan di Indonesia.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan demokrasi.
4. Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
5. Mengenal demokrasi pancasila.
6. Mengetahui pentingnya demokrasi

3
1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan paper ini, yaitu:

1. Dapat menambah wawasan baik untuk penulis maupun pembaca mengenai


demokrasi, terutama demokrasi di Indonesia
2. Menjadi referensi untuk penyusunan makalah atau karya tulis lainnya serta
untuk menyelesaikan tugas

1.4 Batasan Masalah

1. Apa itu demokrasi?


2. Bagaimana bentuk-bentuk demokrasi secara umum?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan demokrasi?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
5. Demokrasi Pancasila
6. Mengapa Demokrasi itu Penting?

1.5 Metode Penulisan: Kajian Pustaka

Metode penulisan yang dipergunakan untuk menyusun paper ini yaitu metode kajian
pustaka, yaitu mengambil informasi dan menganalisanya dari sumber-sumber buku
maupun sumber kepustakaan lainnya.

4
BAB II.

LANDASAN TEORI

2.1 Ulasan Teoritis tentang Judul

Judul yang diangkat dalam paper ini yaitu “Demokrasi di Indonesia” yang
secara umum memiliki tujuan untuk mengetahui demokrasi dan
perkembangannya khususnya di negara Indonesia. Pengertian mengenai
demokrasi sendiri sulit untuk mencari kesepakatan mengenai pengertian
pastinya, namun pengertian yang paling populer tentang demokrasi, khususnya
lagi di Indonesia, yaitu sebuah sistem pemerintahan “dari, oleh, dan untuk
rakyat”. Dalam praktiknya, kadang tiga unsur dasar dari demokrasi ini tentu
ada saja yang melenceng, tidak semua hasil dari pemerintahan berbuah manis
bagi seluruh rakyat secara merata, dan dewasa ini penggerak pemerintah
dianggap bukan rakyat, melainkan kaum elite yang memiliki kelebihan baik
material maupun jumlah pendukungnya, yang tentu saja sangat disayangkan.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Definisi Demokrasi

1. Secara Etimologi
Istilah kata “demokrasi” berasal dari bahasa yunani yaitu demos
dan kratos yang masing-masing berarti rakyat dan kekuasaan,
yang membentuk pengertian demokrasi menjadi kekuasaan
rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara, dimana rakyat
berpengaruh penting di atasnya.

2. Secara Terminologi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintah
suatu negara supaya upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.

5
3. Menurut Para Ahli
a. Menurut Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
b. Menurut Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan pemerintah yang
dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
c. Menurut Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah
wakil-wakil rakyat yang terpilih, dimana rakyat telah
yakin bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam pelaksaan kekuasaan negara.

2.2.2 Bentuk-bentuk Demokrasi

1. Menurut paham ideologinya, demokrasi terbagi atas:


a. Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal merupakan bentuk demokrasi yang
menekankan pada kebebasan dengan mengabaikan
kepentingan umum. Kekuasaan pemerintahan dibatasi
oleh undang-undang. Demokrasi jenis ini diterapkan di
negara Amerika Serikat.
b. Demokrasi Proletar
Demokrasi proletar memiliki tujuan utama untuk
menyejahterakan rakyatnya, tanpa mengenal kelas
sosial. Penerapan demokrasi proletar dapat kita lihat di
negara-negara komunis seperti Rusia.
c. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila dijiwai dan didasari oleh paham
pancasila dan ciri khas yang bersumber pada tata nilai
sosial budaya bangsa di Indonesia.

6
2. Menurut penyaluran kehendak, demokrasi dapat dibedakan
menjadi:
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung mengikutsertakan seluruh warga
negara secara langsung dan menentukan keputusan dari
suatu urusan di negara. Sistem demokrasi ini tentu tidak
bisa dilakukan di Indonesia karena jumlah penduduknya
yang sangat banyak dan masing-masing tersebar di
pulau-pulau di Indonesia, serta akan membutuhkan
biaya dan waktu yang sangat banyak.
b. Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung dimana permintaan rakyat
disalurkan oleh wakil-wakil yang duduk di parlemen,
atau sering pula disebut demokrasi modern. Bentuk
inilah yang dipakai di Indonesia, dimana seluruh
aspirasi rakyat akan disalurkan menuju petinggi negara
melalui sebuah dewan perwakilan, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipilih sendiri oleh
rakyat melalui demokrasi.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi

Kelebihan dari sistem demokrasi antara lain:

a. Adanya kesamaan hak bagi setiap lapisan masyarakat


untuk diperkenankan mengambil bagian dalam bidang
politik.
b. Penerimaan akan suatu kekuasaan ditetapkan
berdasarkan suara dan kehendak rakyat.
c. Sistem demokrasi memapu menghindarkan praktik
monopoli kekuasaan di tangan penguasa.

7
Demokrasi tidak luput pula dari dampak negatif ataupun kekurangan
yang diantaranya:

a. Kepercayaan rakyat kepada penguasa mudah untuk


digoyahkan karena berbagai dampak dari media yang
tidak memiliki sikap objektif atas berita terbaru.
b. Berkaitan dengan kesamaan hak akan kerap kali dinilai
tidak adil karena berdasarkan pendapat ahli, setiap
orang mempunyai pemahaman politik yang berbeda-
beda.
c. Konsentrasi atau fokus dari pemerintah menjadi kurang
ketika mendekati pemilu.

2.2.4 Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Sejak merdeka tanggal 17 Agustus 1945 hingga hari ini, Indonesia


merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Hal ini
berawal dari zaman Soekarno yang dilanjutkan dengan demokrasi
pancasila yang digunakan pada era kepemimpinan Soeharto, hingga
akhirnya muncullah demokrasi yang sebenarnya pada masa turunnya
rezim Soeharto, selama berpuluh-puluh tahun, di tahun 1998.

Hingga hari ini, Indonesia telah menerapkan beberapa bentuk


demokrasi hingga akhirnya menerapkan demokrasi Pancasila yang
hingga saat ini masih dipegang teguh. Perkembangan demokrasi dan
perubahan-perubahan bentuk demokrasi yang terjadi, antara lain:

a. Periode 1945-1959
Pasca proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia mulai
mengenal demokrasi. Pada masa ini, bentuk demokrasi yang
diterapkan adalah demokrasi parlementer dimana peran-peran
partai begitu menonjol. Di satu sisi, partai ini memang
berfungsi sebagai wadah aspirasi politik, namun di sisi lain,
munculnya partai dengan kepentingan dan ideologi yang
berbeda secara tidak langsung menciptakan sekat antar lapisan-

8
lapisan masyarakat. Akibatnya persatuan menjadi kendor dan
tidak dapat dibina.
b. Periode 1959-1965
Penggambaran umum dari demokrasi pada masa ini yaitu:
kekuasaan yang cenderung korup dan kekuasaan absolut.
Pada fase ini, Demokrasi Terpimpin diterapkan, Soekarno
dinobatkan sebagai presiden seumur hidup, dan saat itu pula
Dwi Tunggal runtuh sebab Hatta mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai wakil presiden. Salah satu kelemahan
demokrasi terpimpin ini adalah tidak adanya check and balance
karena peran presiden yang terlalu dominan.
c. Periode 1965-1998
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang
menonjolkan sistem presidential. Landasan formal periode ini
adalah pancasila, UUD 1945, dan TAP MPRS/MPR dalam
rangka meluruskan kembali penyelewengan yang terjadi di
periode sebelumnya. Akan tetapi, melihat praktek demokrasi
pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai
legitimasi politik penguasa saat itu sebab kenyataannya hanya
pelaksanaannya tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
d. Periode 1998-kini
32 tahun terkungkung rezim, akhirnya pada tanggal 21 Mei
1998, rakyat Indonesia dengan dipimpin oleh mahasiswa,
melakukan sebuah revolusi yang memaksa Soeharto dan kroni-
kroninya untuk turun dari kekuasaannya. Pada fase awal
periode ini, posisi pemerintahan masih belum stablil, sehingga
masih sering terjadi pergantian pemerintahan. Era ini ditandai
dengan kembali berlakunya UUD pasal 28 yaitu kebebasan
berpendapat, yang menjadi salah satu landasan dari demokrasi
sendiri.

9
2.2.5 Demokrasi Pancasila

Demokrasi memiliki sifat yang universal, artinya demokrasi diakui


oleh seluruh bangsa yang beradab di seluruh dunia, juga memiliki sifat
khas dari masing-masing negara. Sifat khas ini biasanya berakar dari
ideologi masing-masing negara. Demokrasi kita pun sama, memiliki
sifat yang universal dan sifat khas yang berdasar paham Pancasila.

Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan


demokratis yang kita kembangkan harus mengacu pada landasan idiil,
Pancasila, dan landasan konstistusional, UUD 1945. Berikut ini
merupakan “Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila yang dipesankan oleh
pembentuk negara RI:

No. Pilar Demokrasi Pancasila Esensi


1. Demokrasi berdasarkan Seluk beluk sistem serta perilaku
Ketuhanan Yang Maha dalam pelaksanaan harus taat atas
Esa nilai-nilai dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa.
2. Demokrasi dengan Mengatur dan menyelenggarakan
Kecerdasan demokrasi menurut UUD 1945
bukan dengan kekuatan naluri,
kekuatan otot, atau kekuatan
massa, namun justru lebih
menuntut kecerdasan rohaniah,
rasional, dan emosional.
3. Demokrasi yang Kekuasaan tertinggi ada di tangan
Berkedaulatan Rakyat rakyat, secara prinsip rakyatlah
yang memegang kedaulatan itu.
4. Demokrasi dengan Rule of  mengembangkan
Law kebenaran hukum (legal
truth).
 memberikan keadilan
hukum (legal justice)

10
 menjamin kepastian hukum
(legal security).
 mengembangkan manfaat
atau kepentingan hukum
(legal interest).
5. Demokrasi dengan Demokrasi bukan mengakui
Pembagian Kekuasaan kekuasaan negara RI yang tidak
tak terbatas secara hukum, tapi
dikuatkan dengan pembagian
kekuasaan negara dan diserahkan
kepada badan-badan negara yang
bertanggung jawab, memakai
sistem check and balance.
6. Demokrasi dengan Hak Demokrasi mengakui adanya
Asasi Manusia HAM.
7. Demokrasi dengan Demokrasi memberi peluang
Pengadilan yang Merdeka seluas-luasnya kepada semua
pihak yang berkepentingan untuk
menemukan hukum yang seadil-
adilnya.
8. Demokrasi dengan Otonomi daerah merupakan
Otonomi Daerah pembatasan terhadap kekuasaan
negara, khususnya kekuasaan
legislatif dan eksekutif di tingkat
pusat dan lebih khususnya lagi
pembatasan kekuasaan presiden.
9. Demokari dengan Demokrasi ditujuan untuk
Kemakmuran membangun negara kemakmuran
oleh dan untuk sebesar-besarnya
rakyat Indonesia.
10. Demokrasi dengan Demokrasi mengariskan keadilan
Berkeadilan Sosial sosial diantara berbagai kelompok,
golongan, dan lapisan masyarakat.

11
Tidak ada keistimewaan atau hak-
hak khusus.

2.2.6 Mengapa Kehidupan yang Demokratis itu Penting?

Pada hakikatnya, sebuah negara dapat disebut sebagai negara


demokratis apabila di dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,
persamaan di muka hukum, dan memperoleh pendapatan yang layak
(distribusi pendapatan yang adil).

a. Partisipasi dalam pembuatan keputusan


Dalam negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat sementara pemerintah
menjalankan tugasnya berdasarkan kehendak rakyat. Aspirasi
dan kemuana rakyat harus dipenuhi pemerintah berdasarkan
konstitusi yang merupakan arah dan pedoman dalam
menjalankan hidup bernegara.
Sebagai contohnya ketika masyarakat kota tertentu resah
dengan makin tercemarnya udara oleh asap rokok, maka
pemerintah kota tersebut bisa menjawab keluhan tersebut
dengan cara mengeluarkan peraturan daerah tentang larangan
merokok di tempat-tempat umum.
b. Persamaan kedudukan di mata hukum
Hukum mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak,
bagaimana hak dan kewajiban dari penguasa juga rakyatnya.
Semua rakyat memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,
artinya hukum harus dijalankan secara adil dan benar, bukan
tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Untuk dapat menciptakan
hal itu harus ditunjang dengan adanya aparat penegak hukum
yang tegas dan bijaksana, bebas dari pengaruh pemerintah yang
berkuasa, dan berani menghukum siapa saja tanpa pandang
bulu.

12
c. Distribusi pendapatan secara adil
Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan
berdasar prinsip keadilan bersama dan tidak berat sebelah,
termasuk dalam bidang ekonomi. Semua warga negara berhak
untuk memperoleh pendapatan yang layak dan pemerintah
wajib memberikan bantuan kepada fakir miskin yang
berpendapatan rendah.
Program pemerataan pendapatan dapat dilaksanakan karena
adanya uang pajak yang dibayarkan masyarakat ke kas negara.
Uang pajak yang terkumpul akan didistribusi kembali oleh
negara kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau kurang
mampu sehingga terjadi pemerataan. Oleh karena itu, dapat kita
ketahui bersama bahwa pajak merupakan salah satu sarana
untuk mendorong tercapainya kesejahteraan dan keadilan dan
merupakan salah satu perwujudan demokrasi di Indonesia.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kehidupan yang


demokratis penting dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan,
karena seandainya kehidupan yang demokratis tidak terlaksana, maka
asas kedaulatan rakyat tidak dapat berjalan dan jaminan HAM tidak
ada, serta tidak terwujudnya persamaan di muka hukum. Jika hal ini
terjadi, maka kita akan semakin jauh dari tujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur sebagaimana tertuang dalam falsafah
Pancasila.

13
BAB III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi merupakan salah satu bentuk mekanisme sistem pemerintahan yang semua
keputusannya muncul dari aspirasi dari masyarakat dan untuk masyarakat. Demokrasi
pancasila adalah jenis demokrasi yang dipakai di Indonesia, yang bersumber dari
falsafah negara yaitu Pancasila.

3.2 Saran

Mengetahui bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, ke depannya kami akan
mencoba lebih fokus dan detail dalam penulisan—baik dalam hal kosa kata, jumlah
kesalahan pengetikan juga mencari sumber-sumber yang lebih terpercaya. Berkaca
dari hal ini, kami sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang membangun untuk
perbaikan tulisan ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Pengertian Demokrasi, Macam-macam, Ciri-ciri, Prinsip, dan Contohnya oleh Arifin


Saddoen. 30 Oktober 2018.

Diakses melalui situs moondoggies.music.com. 20 Februari 2019.

Demokrasi Indonesia, Dulu, Kini, dan Nanti oleh D. R Kamarullah. 2012

Diakses melalui situs dennyrezakamarullah.wordpress.com. 20 Februari 2019.

15
LAMPIRAN: ARTIKEL

Demokrasi di Indonesia, Dulu hingga Kini


Kali ini saya akan membahas tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Sebelum itu, tentu
kita harus tahu seluk-beluk demokrasi terlebih dahulu. Demokrasi berasal dari bahasa
Yunani, yang diambil dari kata Demokratia yang berarti kekuasaan rakyat. Demokratia
sendiri terdiri dari dua kata, yakni demos yang mempunyai arti rakyat serta kratos yang
mempunyai arti kekuasaan atau kekuatan.

Bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahli? Menurut Abraham Lincoln, demokrasi
adalah sistem pemerintahan yang dibuat dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menurut
Charles Costello, demokrasi adalah sistem sosial serta politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum serta kebiasaan untuk melindungi setiap hak
perorangan warga negara. Selain itu, masih banyak lagi ahli-ahli yang mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian demokrasi.
Secara umum, pengertian demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang setiap warga
negaranya memiliki hak yang setara dalam pengambilan suatu keputusan yang akan
memberikan efek dalam kehidupan mereka. Demokrasi juga bisa diartikan sebagai bentuk
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

Demokrasi mencakup kondisi budaya, ekonomi, dan sosial dalam terjadinya praktik
kebebasan politik, baik secara bebas ataupun setara. Dalam demokrasi, warga negara
diizinkan untuk berpartisipasi aktif secara langsung atau melalui perwakilan dalam
melakukan perumusan, pengembangan, serta pembuatan hukum.

Demokrasi dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, yaitu:

 Demokrasi langsung (direct democracy) adalah demokrasi yang secara langsung melibatkan
rakyat untuk pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Contohnya seperti pemilu.
 Demokrasi tidak langsung (indirect democracy) adalah demokrasi yang tidak secara langsung
melibatkan seluruh rakyat suatu negara dalam pengambilan suatu keputusan. Contohnya
seperti suatu keputusan yang dilakukan oleh wakil-wakil rakyat (DPR, DPD, DPRD).

16
Negara yang menganut prinsip demokrasi memiliki ciri:

 Segala keputusan yang dilakukan pemerintah berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat.
 Memiliki ciri kontitusional, (mengenai kehendak, kekuasaan, atau kepentingan rakyat) yang
dituliskan dalam suatu undang-undang negara.
 Memiliki ciri perwakilan. Ketika mengatur segala urusan negera, kedaulatan dan kekuasaan
rakyat sudah diwakilkan kepada beberapa orang yang sebelumnya sudah dipilih oleh rakyat
itu sendiri.
 Memiliki ciri pemilihan umum, yakni segala kegiatan politik dilakukan untuk memilih pihak
yang akan menjalankan pemerintahan.
 Memiliki ciri kepartaian, yakni partai menjadi suatu media atau sarana sebagai bagian
pelaksanaan sistem demokrasi.

Pelaksanaan demokrasi memiliki banyak kelebihan, di antaranya ialah:

 Kesetaraan hak membuat setiap masyarakat dapat ikut serta dalam sistem politik .
 Pemegang kekuasaan dipilih menurut suara dan keinginan rakyat.
 Mencegah terjadinya monopoli kekuasaan.

Selain memiliki kelebihan, demokrasi juga memiliki kekurangan, antara lain:

 Kepercayaan rakyat bisa dengan mudah digoyangkan melalui pengaruh-pengaruh negatif.


Misalnya dengan media yang tidak netral dalam menyampaikan informasi.
 Kesetaraan hak dianggap tidak adil, karena menurut para ahli setiap orang memiliki
pengetahuan politik yang tidak sama.
 Konsentrasi pemerintah yang sedang menjabat akan berkurang ketika mendekati pemilihan
umum berikutnya.

17
 Setelah mengetahui berbagai macam hal tentang demokrasi, sekarang saya akan membahas
tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa tidaklah sama, mengingat undang-
undang dasar yang berlaku pun berganti-ganti. Pergantian undang-undang dasar
menyebabkan pergantian sistem pemerintahan. Indonesia telah menganut sistem demokrasi
sejak merdeka sampai saat ini. Dimulai dari demokrasi terpimpin pada masa jabatan
Soekarno, demokrasi pancasila yang digunakan Soeharto selama puluhan tahun menjabat
menjadi presiden, hingga demokrasi sesungguhnya yang mulai berjalan setelah masa jabatan
Soeharto berakhir pada tahun 1998 yang ditandai oleh adanya pemilu daerah maupun
presiden yang dapat diikuti oleh rakyat secara serentak dan adil.

1. Orde Lama

 Demokrasi Liberal (1945-1959)

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Ir. Soekarno yang menjabat sebagai


ketua PPKI dipercaya merangkap jabatan menjadi presiden RI pertama. Kemudian PPKI
membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat dengan ketuanya Kasman Singodimejo.
Komite ini bertujuan untuk membantu tugas-tugas presiden. Kebebasan dan kemerdekaan
untuk berdemokrasi dalam tubuh KNIP justru membawa pemerintah RI kepada sistem
parlementer untuk menghindari kekuasaan presiden yang terpusat. Akhirnya pada tanggal 7
Oktober 1945 lahir memorandum yang ditandatangani oleh 50 orang dari 150 orang anggota
KNIP.

Pada tanggal 3 November 1945, keluar maklumat untuk kebebasan membentuk banyak partai
atau multi partai sebagai persiapan pemilihan umum yang akan diselenggarakan bulan Juni

18
1946. Tanggal 14 November 1945 terbentuklah susunan kabinet berdasarkan sistem
parlementer (demokrasi liberal).

Berlakunya UUDS 1950 pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan sistem demokrasi liberal tidak
menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan rakyat Indonesia, bahkan muncul tanda-tanda
perpecahan bangsa yang ditandai dengan pemberontakan PRRI Permesta, DI/TII yang ingin
lepas dari NKRI.

Konstituante tidak berhasil menetapkan UUD sehingga negara dalam keadaan darurat. Untuk
mengatasi, dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sistem demokrasi liberal tidak berhasil
dilaksanakan di Indonesia karena tidak sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia.

 Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 di antaranya berisi usulan pembubaran konstituante, berlakunya
kembali UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya
sehingga berakhirlah masa demokrasi liberal.

Pada periode tahun 1959-1965 kekuasaan didominasi oleh presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan makin meluasnya peranan TNI/Polri
sebagai unsur sosial politik. Pada masa demokrasi terpimpin ada tiga unsur kekuatan utama,
yaitu Ir. Soekarno, PKI, dan Angkatan Darat. Pada masa ini banyak terjadi penyelewengan
terhadap Pancasila dan UUD 1945, antara lain:

1. Pembentukan nasakom (nasionalis, agama, dan komunis).


2. Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang pengangkatan Soekarno sebagai Presiden seumur
hidup.
3. Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden.
4. Pengangkatan ketua DPRGR/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden dan
penyelewengan lain dalam pelaksanaan pemerintahan.

Dalam demokrasi terpimpin jika terjadi ketidakmufakatan dalam sidang legislatif, maka
permasalahan itu diserahkan kepada presiden sebagai pemimpin besar revolusi untuk dapat

19
diputuskan. Akhirnya orde lama jatuh setelah terjadi peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965
dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup parah.

2. Orde Baru (1966-1998)

Berdasarkan pengalaman orde lama, pemerintahan orde baru berupaya menciptakan stabilitas
politik dan keamanan untuk menjalankan pemerintahannya. Orde baru berpendapat bahwa
orde lama terlalu longgar dalam pendirian partai politik sehingga berakibat lemahnya
stabilitas pertahanan dan keamanan negara.
Stabilitas politik dan keamanan yang diciptakan justru mengekang kelompok-kelompok
kepentingan dan partai politik lain yang menginginkan perubahan demokrasi. Media massa
dan rakyat selalu di bayang-bayangi ketakutan apabila ingin melancarkan kritik kecuali atas
izin pemerintah. Hal ini berakibat menurunnya mental serta moral bangsa Indonesia,
sehingga timbul KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Karena banyak KKN yang terjadi,
rasa percaya rakyat kepada pemerintah pun hilang, sehingga terjadi unjuk rasa yang di
pelopori oleh mahasiswa.

Pada akhir masa orde baru timbul krisis ekonomi yang cukup parah. Hal ini menimbulkan
gerakan massa rakyat yang menuntut diadakannya reformasi di segala bidang. Rezim orde

20
baru akhirnya jatuh dengan mundurnya Soeharto, selanjutnya kekuasaan di serahkan kepada
B. J. Habibie yang pada waktu itu menjabat sebagai wakil presiden.

3. Reformasi (1998-sekarang)

Kepemimpinan B. J. Habibie dinilai melanjutkan orde baru sehingga tidak mendapat


legitimasi dari rakyat dan kepemimpinannya tidak dapat dipertahankan. Pada pemilu tahun
1999 muncul K. H. Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI yang ke-4, yang terpilih secara
demokratis di parlemen. Dalam menjalankan pemerintahannya, Abdurrahman Wahid
membuat beberapa kebijaksanaan dan tindakan yang kurang sejalan dengan proses
demokratisas, maka pemerintahan sipilnya terpaksa tersingkir oleh sidang istimewa MPR.
Selanjutnya pimpinan RI beralih ke tangan Megawati Soekarnoputri yang pada waktu itu
menjabat sebagai wakil presiden. Ketidakpuasan rakyat akan pemerintahan presiden ke-5 RI
ini kembali timbul sehingga hampir saja terjadi krisis kepemimpinan.

Pada 2004 dilaksanakan pemilihan umum yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu
ini menempatkan pasangan Soesilo bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla sebagai
presiden dan wakil presiden. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mempunyai komitmen
untuk melaksanakan demokrasi secara nyata sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera
seperti yang di ungkapkannya pada pidato kenegaraannya.

21
Setelah masa kepemimpinan SBY-JK berakhir, diadakan pemilihan umum kembali secara
langsung pada tahun 2009, dan akhirnya pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono-Boediono
terpilih sebagai presiden dan wakil presiden dengan masa jabatan 2009-2014.
Saat ini demokrasi Indonesia berjalan pada era digital, yaitu era yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat hampir dua dasawarsa ini.
Tentu saja era digital ini mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali sistem
demokrasi.

Menurut survei, pengguna media sosial dan chatting platform di Indonesia mencapai 70 juta
pengguna. Pengguna internet dapat dengan mudah menerima informasi mengenai kinerja
pemerintahan dan kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga mereka dapat dengan mudah
memberi masukan, kritikan, bahkan hujatan.

Memang itulah salah satu dampak dari era digitalisasi yaitu kebebasan. Tentu banyak juga
dampak baiknya, misalnya saja beberapa instansi pemerintahan yang mulai aktif di media
sosial dengan memposting kegiatan, anggaran, bahkan daftar belanja mereka. Hal ini
disambut hangat oleh masyarakat karena membuat semuanya menjadi lebih transparan.

Selain itu, melalui internet badan pemerintahan bisa berkomunikasi dua arah dengan rakyat
melalui dunia maya. Badan pemerintah bisa mendapat masukan dari warga, sedangkan warga

22
menjadi merasa lebih dekat dengan pemerintahan dan bisa lebih mudah menyampaikan
aspirasi kepada pemerintah. Hal ini membuat jarak antara pemerintah dan rakyat menjadi
semakin dekat serta menghapuskan kesan pemerintahan yang kaku.

Para tokoh politik pun juga sudah memanfaatkan media sosial. Hal ini membawa dampak
positif, misalnya saja ketika Jokowi-Ahok maju sebagai calon pemimpin saat pilkada Jakarta,
pemberitaan yang masif akan prestasi dan kesederhanaan beliau mampu menarik hati banyak
orang untuk berpartisipasi dalam pemilu. Sejak era digital dimulai, peningkatan pemuda dan
pemudi yang menggunakan hak pilihnya meningkat sangat pesat, tentu hal ini merupakan
prestasi yang membanggakan bagi sistem demokrasi di Indonesia.

Sebagai rakyat, kita memiliki kekuatan yang berpengaruh besar di dunia maya, ada baiknya
jika kita memanfaatkan kemudahan komunikasi ini dengan tindakan yang baik, seperti
memberi saran dan masukan untuk pemerintahan atau memberi kritik bila kinerja
pemerintahan sedang turun.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa orde baru dan masa reformasi mengklaim
memakai sistem demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila bukanlah demokrasi yang
berdasarkan kekuasaan mayoritas. Dalam demokrasi pancasila, tidak ada satu pun golongan
yang boleh semaunya mempertahankan atau memaksakan pendiriannya sendiri. Demorasi
pancasila berbeda dengan demokrasi liberal yang mengutamakan suara mayoritas dalam
mengambil suatu keputusan ataupun demokrasi terpimpin yang mengutamakan pemimpin
dalam mengambil keputusan.

Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jadi demokrasi
pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Perjalanan demokrasi di Indonesia yang begitu panjang tentu mengalami banyak cobaan.
Namun kegigihan bangsa mampu melewati masalah-masalah demokrasi yang ada. Tak salah
jika salah satu lembagai penelitian di Amerika bernama Freedom House mengumumkan
bahwa Indonesia merupakan negara berkembang paling sukses dalam menjalankan sistem

23
demokrasi. Semoga ke depannya demokrasi di Indonesia bisa menuju ke arah yang semakin
baik lagi.

Sumber artikel: Kompasiana.com


Penulis: Josephine Irene, 27 Oktober 2018

24

Anda mungkin juga menyukai