Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA

Jl.Gajah Mada Wakan Kelurahan Leneng Kecamatan Praya


Kabupaten Lombok Tengah, Telp. 0370 654117/ 087 865 584 448
RS CAHAYA MEDIKA

KEBIJAKAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CAHAYA MEDIKA
TENTANG
PELAYANAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
Nomor : 001/KD/RSCM/III/2019

MENIMBANG :

1. Bahwa Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan daruratan medic yang harus
diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian atau cacat.
2. Instalasi/Unit Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan kegawat-daruratan
kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan/atau mengalami kecelakaan
selama 24 jam terus menerus.
3. Bahwa Pelayanan Instalasi Gawat Darurat harus memenuhi standard dan perlu
dikelola dengan baik, karena Instalasi Gawat Darurat merupakan cermin pelayanan
dari rumah sakit tersebut.
4. Bahwa agar dapat memberikan secara maksimal, pelayanan Instalasi Gawat
Daruratharus mengacu pada SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu) dan standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
5. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Daruratyang bermutu tinggi.
6. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit

MENGINGAT :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : Kebijakan pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit sebagai berikut :

KEBIJAKAN UMUM

1. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Pelayanan instalasi dilaksanakan dalam waktu 24 jam
3. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
4. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersional yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien.
6. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
7. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
8. Koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan dengan rapat rutin bulanan minimal satu
bulan sekali.

KEBIJAKAN KHUSUS

1. Selain menangani kasus “true emergency” Instalasi Gawat Darurat juga melayani
kasus “false emergency”
2. Setiap pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus didaftar di
bagian pendaftaran Instalasi Gawat Darurat.
3. Pelayanan Gawat Darurat tanpa membayar uang muka
4. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak pasien
dan keluarga
5. Pada pasien DOA (Death Of Arrival) tidak dilakukan resusitasi dan harus diberi
nomor Rekam Medik
6. Dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat harus memiliki sertifikat
ATLS/GELS dan ACLS
7. Perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat harus memiliki sertifikat BT&CLS,
serta APN untuk Bidan
8. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia
9. Pelayanan kesehatan pasien Gawat Darurat selama 24 jam secara terus menerus dan
berkesinambungan.
10. Setiap pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat dilakukan triage untuk
mendapatkan pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien
11. Triage di Instalasi Gawat Darurat dilakukan oleh Perawat Instalasi Gawat Darurat
12. Pemindahan pasien dari Instalasi Gawat Darurat ke rawat inap dan unit khusus
dilakukan oleh perawat dan Transporter
13. Pelayanan berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal Kepmenkes
14. Penjelasan ataupun pemberian informasi pelayanan dilakukan oleh petugas
pendaftaran, perawat dan dokter IGD.
15. Pasien diperbolehkan pulang atau rawat jalan setelah dilakukan pemeriksaan
16. Setiap pasien tidak boleh ditolak kecuali yang memerlukan pemeriksaan diagnotik/
terapi/ spesimen yang tidak tersedia di rumah sakit dapat dilakukan rujukan ke rumah
sakit lain, termasuk juga bagi pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang
diindikasikan karena penyakitnya
17. Rujukan ke rumah sakit lain dilakukan oleh perawat dan sopir ambulance dan pada
kondisi kegawatan didampingi oleh dokter.
18. Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam luar rumah sakit, Instalasi
Gawat Darurat siap untuk melakukan penanggulangan bencana (disaster plan)
19. Setiap tindakan medis yang dilakukan harus berdasarkan atas indikasi medis dengan
persetujuan pasien/keluarganya
20. Pasien yang dilakukan pemeriksaan penunjang yang belum mendapatkan terapi
sambil menunggu hasil pasien diobservasi di Instalasi Gawat Darurat.
21. Hambatan pada proses pelayanan pasien difasilitasi oleh rumah sakit.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit dilaksanakan oleh Kasie Pelayanan Medis dan
Penunjang Medis Rumah Sakit Cahaya Medika

KETIGA : Kebijakan ini berlaku selama 1 tahun sejak tanggal diterbitkan dan
dilakukan evaluasi setiap 4 bulan.
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka
akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebaimana mestinya.

Ditetapkan : di Praya
Tanggal : 22 Maret 2019

Direktur
Rumah Sakit Cahaya Medika

dr. Emirald Isfihan., MARS

Anda mungkin juga menyukai