Anda di halaman 1dari 40

Pencegahan & Pengendalian

Infeksi di Icu

Ns. Sifira Kristiningrum, S.Kep


Pendahuluan

Pasien icu Kondisi kritis

Resiko Daya tahan Banyak terpasang


Tinggi tubuh menurun alat kesehatan
infeksi
Tujuan PPI di Icu

• Utk mencegah /meminimalkan


terjadinya Hais pd px,petugas &
pengunjung di ICU
• Cost effectiveness
Prevalensi

 Prevalensi Hais di RS 5 – 10%


 20% terjadi diruang ICU
 Juml TT ICU hanya < 5% dr seluruh
TT diRS
 Kejadian Hais hampir 5 – 10 kali
lebih besar diICU drpd ruang rawat
inap
 Konsumsi antibiotik total diicu 10x
lebih besar dibanding bangsal
DAMPAK
 Meningkatkan biaya
 Meningkatkan angka kesakitan
 Meningkatkan angka kematian

Lebih dari 80.000 kematian tiap


tahunnya karena Hais
Epidemiologi
Kennedy menggambarkan bahwa ICU
“ epidemiological jungle”
 Pseudomonas aeruginosa 13%
 Staphylococcus aureus 12%
 Coagulase negative staphylococci
10%
 Candida 10%
 Enterococi 9%
 Enterobacter 8%
Faktor faktor penyebab terjadinya Hais diICU

1. Petugas RS
 Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan
 Pengunaan APD yg tdk tepat
 Kurangnya tehnik asetik & antiseptik
 Penggunaan Spuit berulang kali
 Pemakaian peralatan pasien yang tdk tepat
 Penggunaan antimikrobal yang tdk tepat
 Kurangnya pemahaman ttg PPI
 Kurangnya perawatan dasar
2. Alat alat yang dipakai
 Kotor atau kurang bersih
 Penyimpanan yg kurang baik
 Dipakai berulang ulang
3.Pasien
 Umur
 Immunocompromised
 Malnutrisi
 Menderita penyk kronis/menahun
 Banyak prosedur invasif
 GCS menurun
 Letak berdekatan satu sama lain
 Tingkat ketergantungan tinggi
4.Lingkungan
• Tdk ada sinar matahari/penerangan yg
masuk
• Ventilasi/sirkulasi udara yg kurang baik
• Ruangan lembab
• Banyak serangga
Ppi di ICU
1. Engineering control (design n layaout)
2. Administrative control
- Menerapkan kewaspadaan isolasi
a. Kewaspadaan Standart
b. Kewaspadaan berdasarkan
transmisi
- Pendidikan n pelatihan PPI
- Kegiatan surveylance
- Kegiatan Audit
a. Menerapkan bundle Hais
b. Penggunaan antimikroba rasional
Engineering Control
Design n layaout
 Luas ruangan memadai 12 – 16
m²(memudahkan pergerakan petugas & alat)
 Memiliki ruang isolasi, yg memiliki tekanan
negatif (memperhatikan ventilasi)
 Fasilitas hand hygiene & paper towel sbg
pengering tangan
 Tiap TT ada cairan hands rub
 Toilet diluar ICU
 Idealnya single room
 Ada akses ke OK & CSSD
 Sharp kontainer dtempatkan dimeja
tindakan
 Terpisah ruang clean n dirty utility
 Pencahayaan alami harus optimal
 Jendela sebaiknya tahan lama, tdk
berdebu,mudah dibersihkan & hrs
dibersihkan scr rutin
 Daerah rawat px hrs teduh,tdk
silau,mudah dibersihkan,bersih dr debu &
kuman
Administrative control
 Penerapan kewaspadaan isolasi
- Kewaspadaan standart
- Kewaspadan berdasarkan transmisi
Hand Hygiene
 6 langkah cuci tangan
 5 moment
5 moment Hanf Hygiene
Penggunaan APD
 Terdiri dari masker, topi, sarung tangan,
pelindung wajah, sepatu yg digunakan
petugas & px
 Di gunakan ssi indikasi
 Segera dilepas
Sarung tangan
 Dipakai seblm tindakan invasive,menyentuh
cairan tubuh, mencuci peralatan y
terkontaminasi
 Segera dilepas jika telah selesai melakukan
tindakan
Gaun
 Dipakai sebelum melakukan tindakan yg
memungkinkan terkena percikan cairan
tbh px
 Tdk perlu memakai gaun jika tdk kontak
dg px
 Segera lepas setelah selesai tindakan
Pelindung Mata, Wajah n Masker
 Dipakai selama tindakan yg
memungkinkan mata,wajah terkena
percikan cairan tubuh px
 Dilepas segera setelah selesai
tindakan
Lingkungan
 Tdk dianjurkan melakukan fogging
desinfectan
 Segera bersihkan permukaan lingkungan
yg terkontaminasi darah atau cairan
tubuh px
 Pertahankan udara lingkungan memadai
 Batasi juml personil diruangan
 Batasi juml pengunjung, max 2 orang
sekali berkunjung
 Penataan peralatan diruangan sedemikian
rupa sehingga mudah dibersihkan
Alat alat Medis
 Segera lakukan dekontaminasi peralatan
yg sdh dipakai/terkontaminasi
 Segera buang peralatan yg sekali pakai ssi
prosedur
 Segera bersihkan permukaan troley
segera setelah selesai melakukan
tindakan
Manajemen limbah & benda tajam
 Limbah padat infeksius kekantong plastik
kuning & non infeksius kekantong plastik
hitam
 Limbah jarum & benda tajam lainnya
kewadah tahan tusuk & tahan air
 Limbah cair infeksius ke saluran khusus
 Kontainer limbah tertutup, sebaiknya
membuka menggunakan injakan kaki
Pemberi Pelayanan Kesehatan
 Sehat, tdk dalam kondisi sakit yg
memungkinkan menularkan kpd px
 Tdk ada bukti memakai pakaian khusus
menurunkan angka Hais
 Tdk ada bukti menggunakan sepatu
khusus menurunkan angka Hais
 Jaga kuku tetap pendek
 Hindari pemakaian cat kuku & kuku palsu
 Hindari pemakaian cincin & gelang
 Lotion dpt digunakan utk menhindari
dermatitis dr pemakaian detergen n
sarung tangan
Pasien & keluarga

 Ajarkan px & klg ttg PPI secara umum


 Ajarkan px & pengunjung pentingnya HH
 Klg px tdk diijinkan menunggu diruang
ICU
 Anjurkan klg px melakukan kebersihan
tangan sebelum & sesudah berkunjung
 Pengunjung dlm kondisi sakit tdk
diperbolehkan berkunjung
 Tdk diperkenankan memasuki ICU tanpa
alas kaki
Penyuntikan Aman
 Tidak direkomendasikan menggunakan
spuit berulang (one needle, one shoot, one
time)
 Menggunakan bak instrumen jika
memberikan suntikan, bkn keranjang
plastik berlubang lubang
 Memberikan suntikan dg teknik aseptik &
antiseptik
Praktek Lumbal Punksi
 Masker hrs dipakai klinisi saat melakukan
lumbal pungsi, anestesi
spinal/epidural/pasang kateter vena
sentral
 Cegah droplet flora orofaring, dpt
menimbulkan meningitis lumbal
Penerapan Bundles Terkait dg Pemasangan
Alkes
1. Central line Care Bundles (CLABSI :
Central line Associated Bloodstream
Infection)
a. Hygiene tangan
b. Maximal Barrier Precaution
c. Antisepsis kulit
d. Pemilihan letak kateter yg optimal
e. Evaluasi setiap hari, pencabutan segera
bila saluran tdk diperlukan lg
Bundle pencegahan
& pengendalian VAP
1. Kebersihan tangan : 5 moment
2. Headup 30 - 45°
3. Oral Hygiene tiap 2 – 4 jam dg Chlorhexidin 0,02% & sikat gigi tiap
jam utk mencegah flaque
4. Managemen sekresi oropharyngeal & trachea :
a. Suctioning bila dibutuhkan saja dg tehnik aseptic
b. Gunakan APD pd saat suctioning
c. Gunakan catheter suction sekali pakai
d. Tidak sering membuka tubing ventilator
e. Perhatikan kelembaban humidifier ventilator
f. Tubing ventilator diganti bila kotor
5. Melakukan pengkajian tiap hari “sedasi & extubasi”
6. Peptic Ulcer Disease Prophylaxis pd px yg beresiko tinggi
7. Berikan Deep Vein Trombosis (DVT) prophylaxis
2.Ventilator “Care Bundle”
a. Kebersihan tangan
b. Posisi elevasi 30 -45 º
c. Kebersihan mulut tiap 2 – 4 jam sehari
d. Sedation vacation tiap hari & kaji tiap
hari proses penyapihan & ekstubasi
e. Peptic Ulcer Disease (PUD) prophylaxis
f. Deep Venous Thrombosis (DVT)
prophylaxis (unless contraindicated)
g. Pendidikan
h. Surveylance VAP
i. Adekwat Staf
ISK “Care Bundles”
a. Pemasangan kateter dg tehnik steril
b. Lakukan mengkaji ulang tiap hari indikasi
pemakaian kateter urine
c. Periksa system aliran kateter tertutup &
terhubung terus menerus
d. Lakukan tiap hari kebersihan meatus
e. Kosongkan kantong urine tiap hari secara
prosedur terpisah kedlm kontainer bersih
dg teratur
f. Lakukan kebersihan tangan & gunakan
sarung tangan & apron tiap prosedur
perawatan kateter, segera lepas sarung
tangan & gaun & lakukan kebersihan tangan
g. Tdk menggunakan antimikrobal
secara rutin
h. Hindari irigasi kateter
i. Tidak mengganti kateter secara rutin
j. Pertahankan posisi kantong urine
dibawah bladder tiap saat
Four main sites through which
bacteria may reach the bladder in a
catheterised patient

from Damani N N, Keyes JK. Infection Control


Manual, 2004
Antibiotic Control
 Bbatasi pemilihan antibiotika
 Terapi berdasarkan hasil kultur
 Kontrol kwalitas & antibiotika
 Ganti ke terapi oral selekas mungkin
 Antibiotika yg rasional
Kesimpulan

 Hais diicu hampir 5 – 10 % kali lbh besar


dari ruangan bangsal
 Pencegahan dan pengendalian infeksi di
ruang ICU sdh seharusnya mendapat
perhatian dr semua petugas kesehatan
 Komitmen setiap individu sangat
diperlukan
Terima…………

Kasih……….

Anda mungkin juga menyukai