Anda di halaman 1dari 6
Dasar-Dasar Imunisasi 933 Prosedur Imunisasi 939 Imunisasi Dewasa 951 Vaksinasi pada _ Kelompok Khusus 958 128 DASAR-DASAR IMUNISASI Sukamto Koesnoe, Samsuridjal Djauzi IMUNISASI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PRIMER Tingginya angka penyakit infeksi menjadikannya sebagei salah satu beban utama dalam bidang kesehatan Indonesia. Imunisasi merupakan salah satu cara utama dalam mencegah penularan penyakit infeksi dalam masyarakat. Peran dari pemerintah serta inisiatit dari masyarakat berhasil meningkatkan kesuksesan program imunisasi untuk anak. Sedangkan program imunisasi dewasa sampai saat ini masih harus dikembangkan lebih lanjut. Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling sukses dan efektif bagi masyarakat. Hel itu ditunjukkan dengan berbagai laporan yang menunjukkan keberhasilannya dalam menurunken angka insidens, morbiditas, kecacatan, serta mortalitas akibat penyakit polio, difter, tetanus, pertusis, dan campak, pada berbagai negara yang mencanangkan program imunisasi secara teratur dengan cakupan yang luas. Pada dasarnya, imunisasi dewasa di negara Asia Tenggara dan Indonesia kurang terpublikasi Iuas di masyarakat, Karena kebijakan imunisasi masih secera khusus diutamakan pada imunisasi bayi dan anak-anak, Padahal, bermacam penyakit dapat dicegah melalui imunisasi pada orang dewasa Untuk mencapai keberhasilan program imunisasi dewasa sebagaimana program imunisasi anak, diperlukan keterlibatan berbagai macam pihak, mulai dari pemahaman petugas kesehatan dan masyarakat tentang imunisasi dewasa, hingga pemerataan pelayanan imunisasi yang ‘erjangkau serta dukungan program pembiayaan dan asuransi. Pada tahun 2008, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah menghasilkan konsensus imunisasi pada orang dewasa yang diharapkan dapat menjadi tumpuan agar imunisasi dewasa di Indonesia lebih digalakkan. WHO dan UNICEF, bersama komunitas 933 intermasional lainnya, telah mencanangkan bahwa tahun 2011-2020 sebagai “The Decades of Vaccines (DOV)’. Ini menunjukkan besarnya harapan internasional terhadap program imunisasi sebagai upaya pencegahan primer. Imunisasi dan vaksinasi merupakan istlah yang sering dipertukarkan. Secara teknis, imunisasi didefinisikan sebagai induksi agar terjadi pembentukan imunitas dengan berbagai cara, baik aktif maupun pasif. Sementara vaksinasi merupakan tindakan pemberian suatu vaksin. \Vaksinasi belum tentu sebuah tindakan imunisasi, dan imunisasi tidak selalu melibatkan vaksin. Imunitas manusia terdiri dari dua tipe: imunitas pasif dan aktit. Imunitas pasif terbentuk melalui pemberian antibodi dalam bentuk imunoglobulin, baik spesifik mau~ pun nonspesifik. Imunoglobulin diberikan dalam jumlah besar dengan tujuan untuk menceqah serta menghilang- kan efek dari infeksi atau toksin penyebab. Misainya, pemberian tetanus immunoglobulin (TiG) dan hepatitis 8 immunoglobulin (HBIG). Imunitas pasif hanya bertahan beberapa bulan saja Imunitas altfditimbulkan dengan pemaparan antigen dari suatu patogen terhadap sistem imunitas pejamu, sehingga terbentuk suatu antibodi. Misalnya, hepatitis, tetanus, atau BCG (sel imun spesifik) Imunisasi aktif dapat dipicu oleh vaksin hidup (contoh: campak), vaksin virus yang dimatikan (contoh: influenza), atau vaksin subunit, yang berasal dari bagian organisme patogen (contoh: neumokokus, yang berasal dari Komponen kapsul poli- sakarida bakteri) Pada vaksinasi, dilakukan tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan suatu antigen yang berasal dari suatu mikroorganisme. Antigen sudah meng- alami penyesuaian sehingga tidak menimbulkan sakit, melainkan memiliki fungsi untuk memproduksi limfosit yang peka, antibodi, serta sel memori yang dapat memberi kekebalan, 934 Vaksin sendiri merupakan didefinisikan sebagai sedizan biologis yang menimbulkan suatu kekebalan terhadap penyakit. Di dalam sebuah vaksin, umumnya terkandung sejumlah kecil bahan yang menyerupai organisme pato- gen yang mampu menginduksi sistem imun. Sistem imun akan mengenalnya sebagai benda asing, menghancurkan- nya, keriudian menyimpannya dalam memori sel imun sehingga sistem imun tubuh dapat mengenalinya dan menghancurkannya jika terpapar kembali oleh patogen yang sama, Vaksin untuk imunisasi terdiri dari berbagai tipe (abel 1). Pada dasarnya, vaksin terbagi menjadi vaksin yang dilemahkan (live attenuated vaccine) dan vaksin yang telah dimatikan (killed vaccine/inactivated vaccine). Vaksin inaktif dibagi lebih lanjut menjadi vaksin subunit (berasal dari bagian organisme, misalnya komponen kapsul bakteri), vaksin toksoid (berasal dari bahan toksik bakteri), dan vaksin konjugat (berasal dari polisakarida muri, yang dikonjugasikan dengan protein karier). Tiap jenis vaksin memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri, yang dapat ditihat pada tabel 2 ‘abel 1. Berbagal Tipe Vaksin Tipe Vaksin Virus yang dilemahkan (live attenuated virus) Bakteri yang dilemahkan (live attenuated bacterium) Virus yang telah dimatikan (killed whole virus) Sel bakteri yang dimatikan (killed whole cell bacterium) Toxoid Mollecular vaccine: protein Mollecular vaccine: carbohydrate Mollecular vaccine: carbohydrate-protein conjugate Combination vaccine Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian Berbagai Jenis Vaksin Jenis Vaksin _Keuntungan + Proteksi lama setelah vaksinasi satu kali ‘+ Merangsang pembentukan sistem imun secara luas, termasuk respons sel T dan respons - mukosa IgA, Vaksin Hidup divaksinasi) ‘+ Aman karena tidak ada risiko menjadi virulen = + Mudah diproduksi dan disimpan Vaksin Inaktif dengan antibodi yang berasal dar ibu + Toleransi lebih baik + Mampu menyeberluasken herd immunity (timbulnya imunitas pada orang yang tidak + Dapat digunakan pada bayi tanpa interferensi + IMUNISAS! Sedangkan berdasarkan pendekatan baru dalam pem- buatannya, vaksin terdiri dari vaksin rekombinan dan vaksin DNA. Vaksin rekombinan berprinsip pada penyisipan satu lebih gen yang mengkode determinan imunitas yang penting pada mikroorganisme, Vektor yang sering digunakan adalah virus (poxvirus vaccinia, canarypox, adenovirus) dan bakteri (Salmonella). Contoh vaksin ini adalah vaksin hepatitis 8. Vaksin DNA berasal dari asam nukleat yang mengkode antigen penting, Vaksin in imasin dalam penelitian dan dikembangkan untuk memproduksi vaksin influenza, HIV, dan herpes simpleks. MANFAAT IMUNISASI PADA ORANG DEWASA Secara umum, imunisasi bertujuan untuk meningkatkan derajat kekebalan serta memberikan perlindungan kekebalan dengan menginduksi respons memori terhadap patogen atau toksin tertentu dengan menggunakan preparat anti- gen nonvirulen atau nontoksik. Antibodi yang diproduksi haruslah efektif dalam mencegah adherensi atau efek yang merusak sel dengan menetralisasi toksin. | meales, mumps, rubela, varicella, yellow fever BCG, Ty2ta (vaksin oral tfoid) Polio sak, influenza, hepatitis A Pertussis, cholera, antraks Difteria, tetanus Acellular pertussis, subunit influenza, hepatitis B Haemophilus influenza type B (Hib), Vi tifoid, meningokok, pneumokok Hib. meningokok. pneumokok Difteri-pertusis-tetanus (OPT), measles-mmumps-rubelia (MMR), DPT-Hib Kerugian + Dapat menimbulkan penyakit pada orang imuno- kompromais yang tidak terdiagnosis Dapat berubah menjadi virvien + Tidak dapat dilakukan pada bayi karena masih ‘memiliki antibodi dari ibu Perlu disimpan dan ditransportasi pada suhu 4°C atau lebih rendah, untuk mempertahankan potensi + Lebin reaktogenik Memerlukan booster atau pemberian berulang untuk mempertahankan proteksi Rangsangan imunitas seluler dan mukosa berkurang Dapat menyebabkan peryakit karena imbalans respons imun pada kondisi tertentu

Anda mungkin juga menyukai