Lapkas Obs Adenomiosis Eva Fix 1
Lapkas Obs Adenomiosis Eva Fix 1
PENDAHULUAN
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. SA
Umur : 41tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : Ternate
MRS : 1 April 2017
2. Keluhan Utama
Perdarahan pada Jalan Lahir
3
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit serupa : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Merokok : Disangkal
Riwayat Transfusi : Disangkal
6. Riwayat Obstetri
7. Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun
- Lama menstruasi : 4-5 hari
- Siklus menstruasi : tidak teratur
8. Riwayat Perkawinan
-
4
10. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai PNS. Suami bekerja sebagai Polisi. Biaya kesehatan
ditanggung oleh ASKES.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens
Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Kompos Mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,4ᵒc
Berat badan : 71 kg
Tinggi Badan : 153 cm
IMT : 30.34 k/m2
Kepala
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), Hiperemis (-/-)
Telinga : Sekret (-/-)
Gigi : Karies (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Cor : Bunyi Jantung Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Sp. Vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, massa (-), nyeri tekan (+)
5
Perkusi : WD (-)
Auskultasi : BU (+) N
C. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu : 93 mg/dL
SGOT : 54 U/L
SGPT : 71 U/L
Ureum Darah : 12 mg/dL
Creatinin Darah : 0.6 mg/dL
Albumin : 4.55 mg/dL
Chlorida Darah : 98.7 mEq/L
Kalium Darah : 3.97 mEq/L
Natrium Darah : 139 mEq/L
HEMOSTASIS
PT
@Detik
Pasien : 12.8 detik
Kontrol : 13.1 detik
@INR
Pasien : 1.02 detik
Kontrol : 1.05 detik
APPT
Pasien : 3.00 detik
Kontrol : 30.0 detik
7
USG : 14 Februari 2017
Hasil USG :
- VU terisi cukup
- Tampak uterus membesar
- Tampak gambaran massa solid pada uterus
- Adneksa dalam batas normal
Kesan : Adenomiosis
E. DIAGNOSA
8
F. PROGNOSA
Dubia
G. RENCANA TERAPI
RESUME MASUK
P0A1 41 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 1 April 2017, dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah dan perdarahan pada jalan lahir. Riwayat keluhan
perdarahan dari jalan lahir dialami sejak 10 bulan sebelum masuk rumah sakit, ganti
pembalut hingga 5-6x/hari, pusing (-), lemas (+). Perdarahan yang keluar banyak dan
bergumpal-gumpal. Pasien juga mengeluh nyeri perut hebat pada saat haid hingga
mengganggu ativitasnya. Pasien sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dan
dilakukan transfusi darah. Pasien tidak mengeluh adanya mual dan muntah, pasien
mengeluh perut terasa membesar. Keputihan (+), buang air kecil dan buang air besar
tidak ada keluhan, penurunan berat badan (-), nafsu makan menurun (-), saat ini
pasien mengeluh perdarahan sedikit dari jalan lahir.
LAPORAN OPERASI
9
Uraian Pembedahan :
Pasien dibaringkan terlentang diatas meja operasi. Dilakukan tindakan desinfeksi
dengan povidone iodine pada daerah abdomen dan sekitarnya, kemudian ditutup
dengan doek steril kecuali lapang pandang operasi. Dalam spinal anestesi di lakukan
insisi Pfannenstiel. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai fascia, fascia di insisi lalu
dijepit dengan 2 kocher, diperlebar kekiri dan kekanan. Otot disisihkan secara tumpul
ke lateral, tampak peritoneum. Peritoneum dijepit dengan 2 pinset, diangkat, setelah
yakin tidak ada jaringan usus yang terjepit dibawahnya, digunting kecil dan diperlebar
kekiri dan kekanan. Setelah peritoneum dibuka tampak kedua tuba dan ovarium baik,
uterus seukuran bola tenis. Diputuskan untuk dilakukan histerektomi totalis.
Identifikasi ligamentum rotundum, dijepit 2 klem, digunting dan dijahit, demikian juga
pada sisi sebelahnya. Identifikasi plika vesika urinaria, dijepit dengan pinset, digunting
kecil dan diperluas kekiri dan kekanan sampai pada pangkal ligamentum rotundum.
Vesika urinaria disisihkan kebawah dan dilindungi dengan haag abdomen.
Ligamnetum infundibulum dekstra, ligamentum ovarium propium dekstra, tuba pars
isthmus dijepit dengam 3 klem, digunting dan dijahit double ligase, kontrol perdarahan
(-). Demikian juga dilakukan pada sisi sebelahnya ligamentum latum sinistra di
tembus secara tumpul untuk membuat jendela. Ligamentum kardinale sinistra dijepit
dengan 3 klem, digunting dan dijahit, demikian juga dengan sisi sebelahnya.
Ligamentum sakro uterina dijepit 2 klem, digunting dan dijahit, demikian juga dengan
sisi sebelahnya. Identifikasi puncak vagina. Puncak vagina dijepit dengan klem
bengkok dan digunting. Puncak vagina dijepit dengan 4 klem kocher panjang,
kemudian dimasukkan kasa betadine kedalamnya. Puncak vagina dijahit secara jelujur
dengan safil I. Kontrol perdarahan (-). Dilakukan retroperitonealisasi. Dinding
abdomen ditutup lapis demi lapis. Peritoneum dijahit jelujur dengan cromic catgut 2/0.
Otot dijahit simpul dengan cromic cetgut 2/0. Fasia dijahit jelujur dengan simpul 1.
Lemak dijahit simoul dengan plan catgut. Kulit dijahit subkutikuler luka operasi
ditutup dengan doek steril. Operasi selesai.
10
KU Post Op:
T: 120/80 mmHg
N: 84x/m
R: 20x/m
S: 36,5C
Perdarahan : 200 cc
Diuresis : 300 cc
11
Diagnosa Post Op : P0A1 41 tahun dengan Adenomiosis telah dilakukan
Histerektomi Totalis
Sikap : - IVFD RL : D5% 2:2 20gtt/m
- Inj cefotaxime 3 x 1 gr iv
- Vit C 1 x 1 amp
- Kaltrofen 1 x 2 supp
- Observasi KU dan TTV
FOLLOW UP
13
T: 110/80 mmHg
N: 84 x/m
R: 20 x/m
S: 36,5ᵒc
A: P0A1 41 tahun post Histerektomi atas indikasi adenomiosis H-4
P: Cefixime 2 x 200
Asam mefenamat 2 x 500
14
BAB III
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Pada pemeriksaan fisik, status praesens dalam batas normal, status lokalis abdomen
terlihat perut pasien membesar. Pada pemeriksaan ginekologi, inspeksi terlihat fluksus
(+), vulva tak ada kelainan. Pada inspekulo terlihat fluksus (+) dan Vagina tidak ada
kelainan. Portio licin, tidak ada erosi, OUE tertutup. Pada pemeriksaan dalam, ditemukan
fluksus (+), vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio licin, nyeri goyang tidak ada,
OUE tertutup. Korpus uteri sebesar kehamilan 12 - 14 minggu. Adneksa parametrium
bilateral dalam batas normal. Cavum Douglassi tidak menonjol. Pada pemeriksaan colok
dubur TSA cekat, mukosa licin, ampula kosong. Pada pemeriksaan penunjang EKG
dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Hasil USG
menunjukkan adanya gambaran massa solid pada uterus. Hasil USG menunjukkan
sekitar 85% adanya adenomiosis. Dari pemeriksaan klinis yang diperoleh, maka di
diagnosis dengan adenomiosis.11
15
PENATALAKSANAAN
1. Terapi Hormonal
Ada beberapa macam terapi pengobatan dengan menggunakan terapi hormonal
supresif yang dapat dilakukan seperti
Penggunaan pil kontrasepsi jangka panjang,
Progestin dosis tinggi,
AKDR yang mensekresikan levonogestrel (LNG IUD), sedian LNG AKDR
(mirena) mensekresikan 20 ug levonorgesterel per harinya dan merupakan
terapi yang efektif dalam penatalaksanaan adenomiosis. Penggunaan LNG
AKDR berkaitan dengan proses desidualisasi endometrium untuk mengurangi
perdarahan dan diperkirakan juga bekerja langsung pada deposit jaringan
adenomiosis dengan mendown regulasikan reseptor estrogen.
Danazol dan agonis GnRH ternyata mampu menginduksi pengecilan jaringan
adenomiosis nya.
Tujuan dari hormonal terapi adalah dengan menekan ekspresi sitokrom P450,
suatu enzim yang mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen. Pada pasien
dengan adenomiosis dan endometriosis enzim ini diekpresikan secara belebihan.11
untuk mengecilkan massa tumor primer dan mengurangi risiko komplikasi
operasi. Pada pasien ini sudah dilakukan terapi dengan menggunakan terapi
hormonal menggunakan tapros injeksi 1 kali pada tahun 2015, namun tidak
16
dilanjutkan. Pasien mengeluh perutnya terasa semakin membesar dan nyeri pada
bagian bawah serta terjadi perdarahan yang abnormal saat haid. Dilanjutkan
dengan terapi kedua dengan terapi operatif. 17,19
2. Terapi Operatif
Teknik Osada (triple-flap method)
Teknik pembedahan ini terdiri atas eksisi radikal adenomiosis (
meninggalkan tepi jaringan sebanyak 1 cm di atas endometrium dan tepi
jaringan sebesar 1 cm dibawah permukaan lapisan serosal ), diikuti dengan
rekontruksi uterus secara triple-flap method. Metode triple-flap ini
ditemukan oleh Dr. Hisao Osada yang dinamakan juga sebagai teknik osada.
Degan menggunakan teknik ini jaringan adenomiosis dapat disingkirkan
sebanyak mungkin namun dengan tetap mempertahankan fungsi uterus yang
normal.20
Histerektomi
17
konvensional. Penanganan terapi horomonal dan terapi operatif pada pasien
ini sudah sesuai dengan teori. Pada pasien ini dilakukan operasi histerektomi
atas indikasi ukuran adenomiosis yang membesar serta adanya perdarahan
yang banyak juga nyeri yang berulang. Selain itu, pasien juga sudah tidak
ingin lagi memiliki anak dikarenakan usia pasien yang sudah tua karena
sangat besar komplikasi yang akan didapat jika pasien hamil pada usia saat
ini. Pada tanggal 04 April 2017, pasien dilakukan operasi histerekteomi total.
Pada laporan operasi histerektomi total tampak uterus membesar dengan
ukuran ± 10 x 7 cm. setelah dilakukan pengangkatan Rahim dilakukan
pemeriksaan PA. Hasil pemeriksaan jaringan PA masih dalam proses.11
PROGNOSIS
Pada kasus ini, prognosisnya dubia. Tidak ada resiko yang mengarah
keganasan. Karena kondisinya berkaitan dengan kadar estrogen, maka keadaan
menopause akan menyebabkan kesembuhan alami. Tindakan histerektomi dapat
dilakukan apabila keluhan sangat menganggu dan mengancam. Dengan pengobatan
dan perawatan luka operasi yang optimal dapat meminimalisir akan terjadinya
infeksi maupun komplikasi lanjut dari luka operasi.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
alamiah dari sel trofoblas ke miometrium dan menyebabkan invaginasi dan migrasi
dari komponen lamina basalis. Resiko lain yang meningkatkan kemungkinan ini
adalah riwayat operasi pada uterus sebelumnya, dan hal ini mendukung teori
invaginasi karena jaringan yang telah mengalami trauma akan melemahkan batas
lamina tersebut.
Pada kasus ini, prognosisnya dubia. Dengan pengobatan yang optimal, maka
diharapkan dapat meminimalisir akan terjadinya infeksi maupun komplikasi lanjut
dari luka operasi.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Pernol ML. Benson and Pernol’s Handbook of Obstetrics and Gynecology 10th Ed. 2001.
New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Ferenczy A. Pathophysiology of adenomyosis. Human Reproduction Update 1998; 4:
312-322.
3. Benagiano G and Brosens I. History of adenomyosis (Abstract). Best Pract Res Clin
Obstet Gynaecol. 2006 Aug;20(4):449-63. Epub 2006 Mar 2.
21
13. DeCherney AH and Nathan L. Current Obstetric & Gynaecologic Diagnosis & Treatment
9th Ed. 2003. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
14. Reuter, K. Adenomyosis Imaging, Online (cited on December 21st 2012).
www.medscape.com.
15. Parazzini F et al. Risk factors for adenomyosis. Human Reproduction vol.12 no.6
pp.1275–1279, 1997.
16. Chopra S, Lev-Toaff AS, Ors F, Bergin D. Adenomyosis:Common and Uncommon
Manifestations on Sonography and Magnetic Resonance Imaging, J Ultrasound Med
2006; 25:617–627.
17. Berek, JS. Berek & Novak's Gynecology 14th Ed. 2007. Pennsylvania : Lippincott
Williams & Wilkins.
18. Roservear SK. Handbook of Gynecology Management. 2002. London : Blackwell
Science, Ltd.
19. Edmonds DK. Dewhurst’s Handbook of Obstetrics and Gynaecology 7th Ed. 2007.
London : Blackwell Science, Ltd.
20. Osada H, Silber S, Kakinuma T, Nagaishi M, Kato A, Kato O. Surgical Prosedure to
Conserve The Uterus For Future Pregnancy In Patients Suffering From Massive
Adenomyosis.Reproductive Biomedicine Online. 2011.
22
23
24