Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Komunikatio Volume 3 Nomor 1, April 2017 |1

PENGARUH TAYANGAN SINETRON ANAK JALANAN TERHADAP PERILAKU ANAK

THE INFLUENCE ANAK JALANAN SOAP OPERA THROUGH BEHAVIOURAL CHILDREN

Diky Wiriyanto Bahari 1a, IA Ratnamulyani 2, AA Kusumadinata 3b

1,2,3 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Djuanda
Jl. Tol Ciawi No.1 Kotak Pos 35 Bogor 16720.

a,b Korespondensi: Diky Wiriyanto Bahari, Email : diky.wiriyanto.bahari@unida.ac.id


AA Kusumadinata, Email: alialamsyahkusumadinata@gmail.com

(Diterima: 10-01-2017; Ditelaah: 20-2-2017; Disetujui: 27-03-2017)

ABSTRACT

This study focused on the influence of Anak Jalanan to watch soap operas on children behavior. The
purpose of this research is (1) to describes the children perception of Anak Jalanan soap opera. (2) To
determine the children behavior against after to watch Anak Jalanan soap opera. (3) To determine the
influence Anak Jalanan soap opera on children behavior. This type of research was quantitative
descriptive methods asosisatif. The results showed that the effect Anak Jalanan soap opera on children
behavior to the attention categories including excellent category, while the frequency category,
cognitive, including both categories and for the duration category, affective, behavioral category quite
well. Anak Jalanan soap opera do not have been a significant relationship with the children behavior

Keywords : mass media, soap opera, behavioral children.

ABSTRAK
Penelitian ini memusatkan perhatian pada pengaruh menonton sinetron Anak Jalanan terhadap
perilaku anak. Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan persepsi anak terhadap tayangan
sinetron Anak Jalanan. (2) mendeskripsikan perilaku anak setelah menonton sinetron Anak
Jalanan.(3) menganalisis pengaruh tayangan sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku anak. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan metode asosisatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengaruh tayangan sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku anak untuk kategori
atensi termasuk kategori sangat baik, sedangkan kategori frekuensi, kognitif, termasuk kategori baik
dan untuk kategori durasi, afektif, behavioral termasuk kategori cukup baik. Tayangan sinetron Anak
Jalanan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku anak.

Kata Kunci: Media Massa, Tayangan Sinetron, Perilaku Anak.

DW Bahari, IA Ratnamulyani, AA Kusumadinata. 2017. Pengaruh Tayangan Sinetron Anak Jalanan


Terhadap Perilaku Anak. Jurnal Komunikatio 3(1): 1-8.
2| DW BAhari et al. Tayangan Sinetron

PENDAHULUAN layaknya drama atau sandiwara, sinetron


diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh
Kelebihan dari media massa adalah yang memiliki karakter masing-masing.
membuat masyarakat merasa sangat Modernisasi pertelevisian saat ini
membutuhkannya dalam menerima mempengaruh anak-anak sangatlah besar
berbagai informasi, pengetahuan, dan terhadap keinginannya untuk menonton.
hiburan dimana saja dan kapan saja dalam Hal tersebut tidak dapat diingkari,
waktu yang bersamaan. Keadaan kenyataannya dapat kita lihat dalam
masyarakat yang merasa membutuhkan kehidupan sehari-hari dan lebih jelas
media massa, di dukung oleh sifat manusia apabila mengamati siaran-siaran di televisi
yang membutuhkan informasi dan hiburan yang didominasi oleh sinetron pada stasiun
yang sangat dirasakan penting bagi tertentu. Tanpa disadari berpengaruh
manusia untuk memenuhi rasa terhadap perilaku anak- anak. Televisi
keingintahuan mereka. pada dasarnya merupakan sumber
Kegemaran anak-anak menonton informasi untuk hal-hal yang baik dan baik
televisi ini, dapat mempengaruhi perilaku buat mereka, maupun hal – hal yang kurang
anak tersebut dari acara yang mereka baik dan kurang cocok untuk anak. Siswa
tonton di televisi. Acara yang ditonton, baik SD dikategorikan bagian dari anak-anak,
acara yang bersifat memberi informasi dan dengan kata lain mereka seharusnya
pengetahuan sampai acara televisi yang belajar dan bermain, namun saat ini anak-
memberi tayangan tentang kehidupan yang anak cenderung mencari dan melakukan
berkonotasi negatif. Berdasarkan hal-hal yang dapat membuat mereka
penelitian pada tahun 2005 yang dilakukan menjadi seperti orang dewasa. Mereka
oleh Desti (2005) bahwa media televisi tidak mau ketinggalan zaman, sehingga
merupakan penyebab dari tindak mudah menerima hal-hal yang berbau
kekerasan, seperti perampokan, percintaan dan kekerasan. Salah satu yang
pembunuhan, pemerkosaan, tawuran dan memiliki dampak perubahan sikap anak-
dampak lainnya. Kenyataan saat ini jam anak yaitu sinetron.
tontonan anak-anak melebihi jam tontonan Tidak bisa dipungkiri, tontonan
orang dewasa dimana 8 jam/ hari, hal ini berkualitas semakin kurang dan
berarti dalam satu minggu anak-anak kebanyakan tidak mendidik, asal ratingnya
menonto televisi 56 jam/ minggu dan hal bagus dan biaya produksinya murah,
ini melebihi jam belajar yang seharusnya sejumlah rumah produksi tidak peduli
dimanfaatkan oleh anak dan jam apakah karyanya akan memperburuk
berkumpul bersama keluarga. generasi bangsanya sendiri maupun tidak.
Dunia pertelevisian, salah satu bagian Sinetron saat ini hampir memenuhi setiap
dari bentuk tayangan yang berisi cerita layar kaca, bahkan sekarang ditayangkan di
panjang dan bersambung adalah sinetron. jam-jam kumpul keluarga sehingga anak-
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia anak ikut melihat. Tontonan sinetron yang
dapat dipahami sebagai singkatan dari tidak sesuai dengan usia untuk anak anak,
sinema elektronik yang artinya film gambar akan berpengaruh pada pola pikir dan
hidup. Dari pengertian di atas, dapat psikologis anak anak.
dipahami bahwa sinetron merupakan Sehingga secara tidak langsung,
istilah untuk produksi perfileman yang sebagai orang tua juga turut menyumbang
berdurasi pendek, di mana di dalamnya efek dampak negatif sinetron terhadap
terdapat gambaran mengenai isi, tujuan, anak anak, seperti dapat merusak moral
dan proses dari alur ceritanya. Sinetron dan watak para siswa sebab dalam cerita-
pada umumnya bercerita tentang cerita sinetron itu, sering terlihat berbagai
kehidupan manusia sehari-hari yang hal kurang baik seperti kata-kata kasar,
diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti hidup bermewah-mewahan, mode pakaian
Jurnal Komunikatio Volume 3 Nomor 1, April 2017 |3

yang tidak sopan serta kisah percintaan. menonjol di sini. Akibatnya, banyak anak
Dampak yang terlihat adalah anak yang kecil yang menonton sinetron ini tanpa
malas belajar karena sering menonton dibimbing orang tua bisa terjerumus,
sinetron, belajarnya kurang rajin dan nilai- karena hal yang disuguhkan oleh sinetron
nilainya kurang baik, dari pada anak yang Anak Jalanan ini jadi trendsetter dan
tidak sering menonton sinetron, para siswa membuat banyak anak kecil serta remaja
jadi mempunyai sifat materialis & suka juga ikut-ikutan. Seperti halnya pacaran,
berangan-angan, mereka sering menirukan merengek minta motor gede atau motor
perbuatan pamer, sombong, membantah sport dan lainnya.
orang tua Oleh karena itu penelitian ini
Pada undang-undang penyiaran bertujuan untuk (1) mendeskripsikan
menjelaskan bahwa perilaku penyiaran persepsi anak-anak terhadap tayangan
ditentukan standar isi yang sekurang- sinetron Anak Jalanan, (2)
kurangnya berkaitan dengan kesopanan mendeskripsikan perilaku anak setelah
dan kesusilaan, pelarangan dan menonton tayangan sinetron Anak Jalanan
pembatasan adegan seks, kekerasan dan dan (3) mengetahui pengaruh tayangan
sadisme, serta penggolongan program sinetron Anak Jalanan terhadap perilaku
menurut usia khalayak, tetapi realitasnya anak.
kebanyakan dari acara televisi yaitu
sinetron memutar acara yang berbau
kekerasan, adegan pacaran yang mestinya METODE PENELITIAN
belum pantas untuk mereka tonton.
Mandagi (2016) bahwa secara umum Pendekatan dalam penelitian ini adalah
tayangan sinetron anak jalanan sangat pendekatan kuantitatif, dengan
disukai oleh masyarakat Indonesia, hal ini menggunakan metode asosiatif dengan
dikarenakan tayangan tersebut memiliki pendekatan kuantitatif. Artinya penelitian
beberapa unsur penting yang menjadi yang mneguji hubungan antara variabel
pusat perhatian masyarakat, yaitu artis, tayangan sinetron (variabel X) dan perilaku
karakter peran pemain sinetron dan juga anak (variabel Y). Penelitian dilakukan di
nama besar stasiun TV RCTI, serta jam SDN Pajajaran Bogor Kecamatan Bogor
tayang masih belum larut malam, dan Timur, Kota Bogor Jawa Barat. Penelitian
tayangan sinetron anak jalanan RCTI masih dilakukan pada bulan Desember 2016
belum banyak memberikan manfaat secara hingga Februari 2017. Populasi dalam
positif bagi perkembangan masyarakat, penelitian ini adalah 173 orang. Sedangkan
karena masih kurang menonjolkan unsur Sampel dalam penelitian ini diambil
pendidikan, kemudian selalu menonjolkan sebanyak 58 responden. Penentuan sampel
perilaku yang buruk atau jahat, serta juga dalam penelitian ini menggunakan teknik
selalu menonjolkan adegan perkelahian sampling yaitu random sampling. Dalam
antar geng motor, sehingga lebih banyak menentukan jumlah sampel dihitung
menunjukkan unsur percintaan dan berdasarkan rumus Taro Yamane, n
kekerasan dalam tayangan tersebut. =N/(N.(d)^2+1), dimana n = besar sampel,
Sinetron anak jalanan kini menjelma N = besar populasi, d : presisi (Derajat
menjadi trend, sayang bukan trend positif kesalahan) (Sugiyono 2012).
yang timbul justru negatif. Film yang Teknik pengambilan data pada
menyuguhkan aksi geng motor kelas kaya penelitian ini dilakukan melalui data
ini populer bukan karena artisnya tapi primer yang meliputi observasi langsung
tema cerita dan motornya. Contoh-contoh dan kuesioner. Sedangkan data sekunder
negatif seperti pacaran dan adegan mesra meliputi artikel, internet, buku, dan
romantis yang seharusnya bukan konsumsi dokumen-dokumen. Adapun pengolahan
anak kecil justru jadi salah satu hal yang data untuk menjawab tujuan pertama dan
4| DW BAhari et al. Tayangan Sinetron

kedua dilakukan dengan mentabulasikan kejaran dengan geng motor lain. Awalnya
data pada setiap variabel dan untuk Boy terkejut saat tahu pengendara motor
menjawab tujuan ketiga dengan yang ditolongnya adalah seorang gadis
menggunakan uji spearman untuk melihat cantik. Boy pun kagum dengan kelihaian
keterhubungan antara variabel bebas dan Reva dalam mengendalikan motornya.
terikat dalam hal ini tayangan sinetron Sayang, Reva kesal sekali dengan Boy dan
anak jalanan terhadap perilaku anak. geng motornya, karena telah
menyebabkannya terlibat perselisihan
HASIL DAN PEMBAHASAN antar geng motor. Geng Motor pimpinan
Mondy (Immanuel Caesar Hito) menyangka
Persepsi Anak Terhadap Tayangan Reva adalah anggota Warrior. Boy tertohok
Sinetron Anak Jalanan dengan perkataan Reva. Ia jadi merasa
bersalah, karena bisa saja korban
Anak jalanan merupakan sebuah kesalahpahaman ini telah terjadi pada
sinetron produksi Sinemart yang banyak orang, bukan hanya Reva. Boy pun
ditayangkan di RCTI. Sinetron ini mulai berencana membubarkan geng motornya.
tayang pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Tentu saja hal ini ditentang oleh teman-
Pemeran yang terlibat di dalamnya ialah temannya. Beberapa teman Boy berusaha
Stefen William, Natasha Wilona, Immanuel memanfaatkan kesempatan itu untuk
Caesar Hito, Cut Meyriska, Megan Domani, mengambil alih kepemimpinan Boy sebagai
Mezty Mez dan masih banyak lagi. Sinetron ketua.
ini mengisahkan tentang percintaan remaja Reva sendiri adalah anak pengusaha
SMA di tengah intrik geng motor yang kaya, Bei (Adipura), yang memilih kebut-
saling bersitegang, antara geng Warrior kebutan dengan motornya sebagai bentuk
dan Serigala. Boy (Stefan William) adalah pemberontakan terhadap sikap ayahnya
seorang remaja berpenampilan keren dan yang menikah lagi dengan gadis yang tidak
cuek tetapi juga saleh dan tampan. Gaya beda jauh dari umurnya. Reva pun selalu
Boy yang keren dan gagah saat merasa istri baru papanya adalah penyebab
mengendarai motor dan sering kematian ibunya. Ibu Tiri Reva ini adalah
memenangkan balapan, membuat ia digilai Adriana. Adriana selalu berusaha
gadis-gadis seusianya. Sikapnya yang menjalankan berbagai macam cara untuk
penuh kharisma khas anak muda, memenangkan hati Reva, tetapi sikap benci
membuatnya ditunjuk sebagai ketua Reva pada Adriana tidak tergoyahkan.
perkumpulan anak motor Warrior. Tidak Sama-sama menjadikan jalanan sebagai
hanya di area balap, di sekolah pun Boy rumah kedua mereka, dengan
menjadi idola. Sikapnya yang ramah, cuek menghabiskan waktu mengendarai motor,
tapi pintar dan atletis, membuatnya selalu membuat Boy dan Reva dekat. Motivasi
menjadi pusat perhatian. mereka pun sama, tak lain menjadikan
Tentu saja Boy tidak terlalu jalanan sebagai tempat pelarian dari sikap
menanggapi perasaan gadis-gadis yang frustasi mereka terhadap kondisi keluarga
memujanya. Di hatinya hanya ada 1 wanita, mereka masing-masing. Boy sangat
Adriana (Cut Meyriska), mantan pacarnya terkejut saat tahu bahwa ibu tiri Reva
yang sangat ia sayangi, yang kemudian adalah Adriana, mantan pacarnya.
meninggalkannya hanya karena seorang Sedangkan Adriana memanfaatkan
pria yang jauh lebih tua dan kaya. Sikap kesempatan itu untuk mengambil hati
Adriana yang seperti itu menyisakan luka Reva.
yang ada di dalam hati Boy. Sinetron ini dikemas dengan gaya
Pada akhirnya Boy bertemu dengan remaja masa kini dan menonjolkan aksi
Reva (Natasha Wilona), gadis yang balapan, perselisihan antar geng motor,
ditolongnya, karena sempat terlibat kejar- kisah cinta, sifat buruk serta gaya bicara
Jurnal Komunikatio Volume 3 Nomor 1, April 2017 |5

kurang lazim yang kerap kali digunakan Jalanan di jelaskan pada Tabel 1. Persepsi
oleh pemeran. Tayangan sinetron Anak anak Jalanan terhadap Tayanagn Sinetron
Jalanan memberikan kepuasan bagi anak yaitu :
baik dari segi durasi, frekuensi dan atensi.
Adapun rerata persepsi yang dimiliki anak
dalam menilai tayangan sinetron Anak

Tabel 1. Persepsi anak terhadap tayangan sinetron Anak Jalanan

Dimensi Rerata
Durasi 3,23
Frekuensi 4,16
Atensi 4,57
Total 3,98
Keterangan : 1-1,8 : Sangat tidak Baik; 1,8-2,6 : Tidak Baik; 2,6-3,4 :
Kurang Baik; 3,4-4,2: Baik; 4,2-5: Sangat Baik.

Persepsi dari tayangan sinetron Anak disukai karena waktu yang belum
Jalanan dari instrument durasi terlampau larut malam sehingga anak
menunjukkan penilaian anak terhadap terjangkau untuk menonton disela-sela jam
sinetron tersebut kurang baik (3,23) istirahat. Hal ini menunjukan adanya
karena waktu yang tidak sesuai dengan jam perbedaan dari segi waktu bahwa hasil
bermain dan istirahat anak. Hal ini anak penelitian Mendagi (2016) pada jam tayang
harus memilih antara menonton atau sinetron Anak Jalanan menunjukkan pukul
belajar. Adapun instrumen kedua 18.00-20.00 wita. Dan ini merupakan jam
menunjukkan persepsi pada penilaian istirahat dan berkumpul keluarga. Berbeda
frekuensi yang bernilai baik (4,16). Hal ini dengan di Kota Bogor menunjukkan jam
menunjukkan bahwa anak sering belajar anak dan jam ibadah pada pukul
menonton meskipun di waktu jam belajar 17.00-19.00 wib.
anak. Pada instrumen ketiga atensi
seorang anak menunjukkan persepsi yang Perilaku Anak Setelah Menonton
sangat baik. Hal ini menunjukkan anak Tayangan Sinetron Anak Jalanan
sangat sering memperhatikan alur cerita
dan karakter pada sinetron anak jalanan. Perilaku anak yang dimati dalam penelitian
Hal ini berdampak pada konsentrasi anak ini adalah kognitif, afektif dan behavioral.
dalam belajar. Anak lebih sering Adapun aspek kognitif adalah pengetahuan
memperhatikan dan menghabiskan waktu dan pemahaman. Aspek afektif adalah
untuk menonton ketimbang belajar. Hasil perasaan setalah menonton sinetron Anak
total dari persepsi anak menunjukkan Jalanan. Sedangkan pada aspek behavioral
sinetron Anak Jalanan terkategori baik adalah tindakan dan perilaku setelah
(3,98), artinya anak sangat menyukai menonton sinteron tersebut. Adapun hasil
sinetron Anak Jalanan dan menghabiskan penilaian yang ditanyakan kepada anak-
waktu hingga tayangan tersebut usai. anak menunjukkan hasil yang tertera pada
Selain itu anak juga sering menunggu Tabel 2. Perilaku anak setelag menonton
kelanjutan sinetron tersebut. Mendagi tayangan Sinetron Anak Jalanan.
(2016) pada penelitiannya menunjukkan
tayangan sinetron Anak Jalanan sangat
6| DW BAhari et al. Tayangan Sinetron

Tabel 2. Perilaku anak setelah menonton tayangan sinetron Anak Jalanan

Dimensi Rerata
Kognitif 3,61
Afektif 2,63
Behavioral 3,21
Total 3,15
Keterangan : 1-1,8: Sangat tidak Baik; 1,8-2,6 : Tidak Baik; 2,6-3,4 :
Kurang Baik; 3,4-4,2: Baik; 4,2-5: Sangat Baik.

Pada aspek kognitif memiliki penilaian agresi remaja dalam bertindak, hal ini
terkategori baik (3,61), pada aspek afketif dipengaruhi faktor situasional dari
(2,63) menunjukkan kategori kurang baik keluarga dan sosial. Asteri (2013)
dan behavioral menunjukkan kategori memperkuat bahwa terdapat pengaruh
kurang baik (3,21). Sehingga akumulasi menonton tayangan sinetron terhadap
dari perilaku setelah menonton perubahan perilaku remaja, namun dalam
kategorinya adalah kurang baik (3,15). Hal skala yang kecil.
ini memiliki arti bahwa setelah menonton
sinetron tersebut persepsi dan pendapat Pengaruh Tayangan Sinetron Anak
anak terhadap sinetron Anak Jalanan Jalanan Terhadap Perilaku Anak
kurang baik karena pada adegan tayangan
sinetron tersebut menampilkan adegan Variabel dari tayangan sinetron Anak
yang tidak baik dikonsumsi oleh seorang Jalanan adalah durasi, frekuensi dan atensi.
anak yang berusia antara 9-12 tahun. Hal Sedangkan perilaku anak memiliki variabel
ini berdampak pada peniruan yang kognitif, afektif dan behavioral. Dari hasil
dicontoh oleh anak sehingga anak menjadi olahan SPSS 16 ditunjukkan pada Tabel 3.
nakal dan berperilaku menyimpang serta Pengaruh tayangan sinetron Anak Jalanan
dewasa sebelum usianya. Nando dan terhadap perilaku anak.

Panjaitan (2012) menunjukkan bahwa


tayangan film mempengaruhi perilaku

Tabel 3 Pengaruh Tayangan Sinetron Anak Jalanan Terhadap Perilaku Anak

Tayangan sinetron Perilaku anak


anak jalanan (X) (Y)
Spearman's Tayangan sinetron Correlation
1.000 .204
rho anak jalanan (X) Coefficient
Sig. (2-tailed) . .125
N 58 58
Perilaku anak (Y) Correlation
.204 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .125 .
N 58 58

Keterangan : ** Sangat nyata (pada taraf 99%), * Nyata (pada taraf 95%)
Jurnal Komunikatio Volume 3 Nomor 1, April 2017 |7

behavioral menunjukkan peniruan dan


Berdasarkan hasil Tabel 3 dapat bertindak setelah menonton tayangan
diketahui nilai korelasi Spearman antara tersebut. Dari hasil Analisa Spearman
variabel tayangan sinetron Anak Jalanan menunjukkan tidak ada hubungan antara
dengan perilaku anak sebesar 0,204 tayangan sinetron Anak Jalanan terhadap
dengan signifikansi berada di 0.125 perilaku ini memiliki alasan bahwa pada
(p>0.05). Maka Ho diterima artinya tidak saat anak menonton anak didampingi oleh
terdapat hubungan antara tayangan keluarga dan dipantau oleh orang tua.
sinetron anak jalanan terhadap perilaku Sehingga hubungannya terlihat tidak nyata.
anak. Hal ini menunjukkan bahwa
tayangan sinetron anak jalanan tidak
merubah perilaku anak secara menyeluruh KESIMPULAN DAN IMPLEMENTASI
namun anak tetap memperoleh keterpaan
dari tayangan tersebut. Novando dan Kesimpulan
Panjaitan (2012) menganalisa hal yang Penelitian ini memperoleh kesimpulan
sama bahwa tidak terdapat hubungan sebagai berikut: (1) Persepsi anak terhadap
antara menonton tayangan film kekerasan tayangan Sinetron Anak Jalanan terkategori
terhadap perilaku agresi anak remaja. baik dimana anak cukup puas menonton
Rinawati (2002) menunjukkan bahwa dari awal hingga akhir tayangan dan selalu
tayangan sinetron memiliki hubungan yang ditunggu episode berikutnya. (2) Perilaku
postif terhadap peran ganda wanita, hal ini anak setelah menonton tayangan sinetron
dipengaruhi oleh isi pesan, dan penyajian anak jalanan terlihat terjadi perubahan
pesan. perilaku pada aspek kognitif dan afeksi. Hal
Pengaruh tayangan sinteron Anak ini terlihat anak merasa nyaman dan
Jalanan tidak berhubungan dengan senang menonton tayangan tersebut. (3)
perilaku anak. Hal ini tidak terlihat pada Terdapat pengaruh antara tayangan
aspek durasi, frekuensi dan atensi sinetron Anak Jalanan dengan perilaku
tayangan. Durasi yang digunakan dalam anak dengan nilai positif pada signifikansi
tayangan tersebut sangat lama dengan jam (0,125 > α:0,05), artinya tayangan sinetron
yang berbenturan dengan waktu belajar Anak Jalanan memiliki pengaruh terhadap
dan istirahat anak. Sedangkan frekuensi perilaku anak pada taraf nyata.
yang ditayangkan sangat sering sehingga
anak sering menonton tayangan tersebut Implementasi
saat lagi sedang belajar dan ibadah Adapun saran dari penelitian ini adalah (1)
sehingga tidak sepenuhnya menoton. Sebagai orang tua sebaiknya mendampingi
Sedangkan atensi tayangan anak sangat anak saat menonton televisi dan
tertarik melihat apa yang ditampilkan pada memilihkan acara yang sesuai dengan
sinetron tersebut. Hal ini disebabkan oleh usianya serta memberikan penjelasan dan
isi cerita, adegan, karakter dari tokoh yang ruang diskusi tentang perilaku yang
ditampilkan. Bambang (2013) menjelaskan ditonton pada acara tersebut. Hal ini salah
bahwa intensitas menonton dan satu metode belajar anak bersama orang
pendampingan keluarga memiliki tuanya serta merekatkan emosioanal anak
pengaruh postif terhadap perubahan dan orang tua. (2) Stasiun televisi
perilaku. Pada aspek kognitif anak hendaknya meninjau ulang kembali
menunjukkan anak mengetahui dan tayangan yang memiliki adegan yang tidak
memahami latar dan alur cerita dalam layak dan pantas serta menampilkan
tayangan sinetron tersebut. Pada aspek tayangan anak pada jam bermain dan
afektif menunjukkan adanya kesukaan belajar anak.
terhadap tokoh pemeran, adegan dan
karakter yang diperankan. Aspek
8| DW BAhari et al. Tayangan Sinetron

DAFTAR PUSTAKA

Asteri S. 2013. Pengaruh Menonton


Tayangan Sinetron Love in Paris
Terhadap Perubahan Perilaku Remaja
Pada Siswa SMP Negeri IV Samarinda.
Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(4):53-62.
Bambang S. 2013. Pengaruh Intensitas
Menonton Tayangan Kekerasan Di
Televisi Dan Intensitas Pemberian
Punishment Dengan Perilaku Bulyying
Di Kalangan Pelajar Sma Negeri 1
Semin Gunungkidul. Jurnal Psikologi
Terapan dan Pendidikan, 1 (1): 70-83.
Desti, Sri. (2005) Dampak Tayangan Film di
Televisi Terhadap Perilaku Anak,
Jurnal Komunikologi, 2 (1) : 1-7.
Mandagi EE. 2016. Persepsi Tayangan
Sinetron Anak Jalanan di RCTI Oleh
Masyarakat di Lingkungan 11
Kelurahan Malalayang Kec. Malalayang
Kota Manado. E-Jornal Acta Diurna, 5
(5) : 1-9.
Nando, Panjaitan NK. 2012. Hubungan
Antara Perilaku Menonton Film
Kekerasan dengan Perilaku Agresi
Remaja. Jurnal Sosiologi Pedesaan,
6(1):18-35.
Rinawati R. 2002. Pengaruh Sinetron
Terhadap Sikap Ibu-Ibu Mengenai
Peran Ganda Wanita. Jurnal Mediator,
3(1): 109-118.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai