Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

OBAT HIGH-ALERT
RSUD TUGU KOJA
TAHUN 2018

Jalan Walang Permai No.39, Kelurahan Tugu Utara, Koja


Jakarta Utara
DAFTAR ISI

BAB 1 DEFINISI 1
BAB 2 TUJUAN 2
BAB 3 RUANG LINGKUP 3
BAB 4 TATA LAKSANA 4
BAB 5 MONITORING DAN EVALUASI 8
BAB I
DEFINISI

Obat yang PerluDiwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat


yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat.

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang


persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang
tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike / LASA), serta elektrolit dengan konsentrasi tinggi.

Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan


kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam
penggunaan.

High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya
rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang
tinggi akan terjadinya kesalahan. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini
meliputi beberapa strategi seperti:

a. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications


b. Membatasi akses terhadap high alert medications
c. Menggunakan label dantanda ‘peringatan’ untukhigh alert medications
d. Menstandarisasi proseduri nstruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan,
dan pemberian high alert medications
e. Melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-obat tertentu

1
BAB II
TUJUAN

1. Memberikan pedoman dalam pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-


alert medications), elektrolit konsentrat, serta NORUM/LASA sesuai standar
pelayanan farmasi dan keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumahsakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event.
4. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan pemberian obat yang
perlu diwaspadai kepada pasien
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

2
BAB III
RUANG LINGKUP

1. Panduan dalam peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai high alert
medications ini diterapkan kepada semua layanan, dimana setiap layanan
harus memiliki daftar obat high alert medications, termasuk obat-obat yang
tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike / LASA),serta elektrolit dengan konsentrasi tinggi.
2. Pelaksana panduan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai high
alert medications ini adalah para tenaga kesehatan medis, dokter, perawat,
farmasi, dan bidan, yang bekerja di rumahsakit.

3
BAB IV
TATA LAKSANA

Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,


mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.

1. Peresepan
a. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: prinsip 6 benar
pemberian obat
b. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert
medications
c. Instruksi ini harus mencakup minimal
• Nama pasien dan nomor rekam medis
• Tanggal dan waktu instruksi dibuat
• Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian
setiap obat
• Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
d. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan
setiap high alert medications secara tertulis
e. Instruksi lisan hendak nya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan
dalam keadaan emergensi dan dokter harus tetap meresepkan obat yang
diminta sebelumnya
f. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll).
.
2. Persiapan dan Penyimpanan
a. High alert medications disimpan di lemari khusus terpisah dengan obat lain,
kecuali untuk obat-obatan narkotik yang akan disimpan dalam lemari
berkunci ganda.
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
c. Setiap kotak/tempat yang berisi obathigh alert medications harus Adiberi
label.
d. Tempelkan stiker bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat high
alert.

4
e. Obat NORUM/ LASA TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan harus diselingi
dengan minimal 2 (dua) obat diantara atau ditengahnya.Menggunakan
system tallman lettering untuk obat NORUM/LASA. ContohAMLOdipin,
NIFEdipin pada box obat.
f. Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistic farmasi
dan pelayanan farmasi, IGD, dan kamar bersalin (VK), kecuali obat high
alert dalam set penanganan syok anafilaktik.
g. Infus intravena high alert medications harus diberikan sticker pencampuran
obat high alert.

3. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1) “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
 Memberi label yang jelas pada obat-obat yang harus diwaspadai dan
elektrolit konsentrat dengan stiker warna merah bulat dengan tulisan
High Alert berwarna putih.
 Label/ stiker ditempel pada box obat jika obat belum didistribusikan dan
jika telah didistribusikan label/stiker ditempel pada tutup obat / area
yang tidak menutupi label obat.
 Label/stiker ditempel pada tutup obat / area yang tidak menutupi label
obat.
 Berikan sticker pencampuran obat high alert untuk infuse intravena
obat high alert.
2) “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM
 Memberi label yang jelas pada obat-obat yang tampak mirip (Nama
Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA dengan stiker warna kuning bulat dengan tulisan LASA berwarna
putih.
 Label/stiker ditempel pada tutup obat / area yang tidak menutupi label
obat.
4. Penyiapan Obat High Alert
a. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert.
b. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
c. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada perawat (double check).

5
5. Pemberian Obat High Alert
a. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 6 BENAR
2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan sticker pencampuran obat high alert serta menerapkan 6
BENAR dan double check.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM
(Look Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat
memberi / menerima instruksi.

b. Cek 6 (Enam) Benar Pemberian Obat


Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 6 (enam) benar
untuk mencapai medication safety :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar pasien
- Kebenaran nama pasien
- Kebenaran nomor rekam medispasien
- Kebenaran tanggal lahir pasien
4. Benar rute pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi

c. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang Perawatan


1. Sebelum perawat memberikano bat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double
check) dengan memastikan 6 benar pemberian obat.
2. Infus intravena high alert medications harus diberikan sticker pencampuran
obat high alert.
6
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert.

7
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

1. Satuan kerja melakukan monitoring terhadap kegiatan pelaksanaan


pengelolaan obat high alert, eletrolit konsentrat, dan NORUM/LASA
menggunakan instrument evaluasi pengelolaan obat high alert, eletrolit
konsentrat, dan NORUM/LASA
2. Tim SKP rumah sakit membuat tindak lanjutnya berdasarkan hasil audit.
3. Tim SKP rumah sakit secara berkala melakukan evaluasi kebijakan, Pedoman,
Panduan dan SPO keselamatan pasien terkait pengelolaan obat high alert,
eletrolit konsentrat, dan NORUM/LASA.

Anda mungkin juga menyukai