Panduan Obat High Alert
Panduan Obat High Alert
OBAT HIGH-ALERT
RSUD TUGU KOJA
TAHUN 2018
BAB 1 DEFINISI 1
BAB 2 TUJUAN 2
BAB 3 RUANG LINGKUP 3
BAB 4 TATA LAKSANA 4
BAB 5 MONITORING DAN EVALUASI 8
BAB I
DEFINISI
High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya
rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang
tinggi akan terjadinya kesalahan. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini
meliputi beberapa strategi seperti:
1
BAB II
TUJUAN
2
BAB III
RUANG LINGKUP
1. Panduan dalam peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai high alert
medications ini diterapkan kepada semua layanan, dimana setiap layanan
harus memiliki daftar obat high alert medications, termasuk obat-obat yang
tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike / LASA),serta elektrolit dengan konsentrasi tinggi.
2. Pelaksana panduan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai high
alert medications ini adalah para tenaga kesehatan medis, dokter, perawat,
farmasi, dan bidan, yang bekerja di rumahsakit.
3
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Peresepan
a. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: prinsip 6 benar
pemberian obat
b. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert
medications
c. Instruksi ini harus mencakup minimal
• Nama pasien dan nomor rekam medis
• Tanggal dan waktu instruksi dibuat
• Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian
setiap obat
• Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
d. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan
setiap high alert medications secara tertulis
e. Instruksi lisan hendak nya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan
dalam keadaan emergensi dan dokter harus tetap meresepkan obat yang
diminta sebelumnya
f. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll).
.
2. Persiapan dan Penyimpanan
a. High alert medications disimpan di lemari khusus terpisah dengan obat lain,
kecuali untuk obat-obatan narkotik yang akan disimpan dalam lemari
berkunci ganda.
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
c. Setiap kotak/tempat yang berisi obathigh alert medications harus Adiberi
label.
d. Tempelkan stiker bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat high
alert.
4
e. Obat NORUM/ LASA TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan harus diselingi
dengan minimal 2 (dua) obat diantara atau ditengahnya.Menggunakan
system tallman lettering untuk obat NORUM/LASA. ContohAMLOdipin,
NIFEdipin pada box obat.
f. Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistic farmasi
dan pelayanan farmasi, IGD, dan kamar bersalin (VK), kecuali obat high
alert dalam set penanganan syok anafilaktik.
g. Infus intravena high alert medications harus diberikan sticker pencampuran
obat high alert.
3. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1) “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
Memberi label yang jelas pada obat-obat yang harus diwaspadai dan
elektrolit konsentrat dengan stiker warna merah bulat dengan tulisan
High Alert berwarna putih.
Label/ stiker ditempel pada box obat jika obat belum didistribusikan dan
jika telah didistribusikan label/stiker ditempel pada tutup obat / area
yang tidak menutupi label obat.
Label/stiker ditempel pada tutup obat / area yang tidak menutupi label
obat.
Berikan sticker pencampuran obat high alert untuk infuse intravena
obat high alert.
2) “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM
Memberi label yang jelas pada obat-obat yang tampak mirip (Nama
Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA dengan stiker warna kuning bulat dengan tulisan LASA berwarna
putih.
Label/stiker ditempel pada tutup obat / area yang tidak menutupi label
obat.
4. Penyiapan Obat High Alert
a. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert.
b. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
c. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada perawat (double check).
5
5. Pemberian Obat High Alert
a. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 6 BENAR
2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan sticker pencampuran obat high alert serta menerapkan 6
BENAR dan double check.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM
(Look Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat
memberi / menerima instruksi.
7
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI