Anda di halaman 1dari 48

1

BAGIAN 1
RENCANA PENELITIAN

A. Latar Belakang
Selama hidup manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan. Pendidikan
yang dimaksud adalah sebagai mana upaya untuk membuat suatu negara
menjadi lebih baik. Pendidikan dapat berhasil apa bila ada beberapa
komponen antaranya adalah guru, pesertadidik, proses belajar mengajar dan
sarana penunjang lainnya harus berjalan selaras dengan tujuan pendidikan
agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas di kemudian hari. Menurut
W.J.S Poerwadarminta didalam (Anas Salahudin 2011:19) mengatakan
“Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang
lebih baik”.
Motifasi dan bimbingan yang disampaikan oleh Guru setiap harinya
diharapkan dapat membentuk kepribadian dari setiap peserta didik agar
memiliki sifat persatuan dan sifat Nasionalisme terhadap bangsa dan
negaranya. Pendidikan juga sangat berperan penting sebagai gerbang
kemajuan negara. Tunas-tunas Negara akan tercermin dari masing-masing
peserta didik dari pola fikir, ahlak, budi pekerti dll yang didapatkan dari
bangku sekolah. Diharapkan pendidikan yang ada di Indonesia dapat
diperbaiki sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia yang berkualitas seperti yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pendidikan yang dapat meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
yang berkualitas adalah dengan menggunakan kurikulum. Untuk membuat
kurikulum adalah tugas utama sebuah lembaga pendidkan. Dalam hal ini
kementrian pendidikan dan kebudayaan (KEMENDIKBUD) sangat berperan
penting. Selain membuat kurikulum KEMENDIKBUD juga yang
2

memberikan naungan sekaligus perintah kepada setiap sekolah untuk


mengimplementasikan Kurikulum yang telah dibuat sebagai pedoman dalam
melaksanakan pengajaran yang akan berlangsung.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran untuk diterapkan di sekolah dalam suatu priode tertentu.
Kurikulum sangat mempengaruhi pendidikan. Hal ini dikarena kurikulum
mengandung sekian banyak unsur yang dapat membuat pembelajaran dapat
terlaksana secara optimal. Baik dan buruknya pendidikan tergantung pada
kurikulum yang diterapkan apakah mampu membangun kesadaran kritis
terhadap peserta didik atau tidak. Ada beberapa peserta didik yang memiliki
pandangan luar biasa terhadap apa yang terjadi disekitarnya dan memiliki
pandangan kedepan. Hal itu disebabkan oleh kurikulum yang dapat membuka
mindset atau cara berfikir peserta didiknya. Oleh karena itu kurikulum sangat
berperan penting didalam dunia pendidikan. Diibaratkan kurikulum seperti
bangunan rumah dan pondasinya adalah tiang yang kokoh, jika tiang
bangunan tidak kokoh maka bangunan tidak akan bertahan lama untuk bisa
digunakan. Begitu juga dengan sekolah, Kurikulum yang baik akan
memperlancar kegiatan sekolah baik kegiatan formal ataupun non formal
dalam jangka waktu yang lama. Menurut S. Nasution (Syamsul Bahri
2011:17) “Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajar.
Kurikulum 2013 (K13) bukan hanya kurikulum satu-satunnya yang
pernah diberlakukan di negara Indonesia. Melainkan kurikulum 2013 adalah
hasil dari revisi atau perbaikan-perbaikan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Mata pelajran teknologi informasi dan komputer (TIK) harus
ada pada kurikulum 2013. Alasan diharuskannya ada mata pelajaran TIK di
Kurikulum tentunya ada beberapa alasan yakni semakin berkembangnya
3

teknologi diera globalisasi yang semakin maju, teknologi menjadi pemeran


utama dalam kehidupan Masyarak. Jika kita telaah kembali teknologi
berkembang secara bertahap dan pesat.
Dari revolusi industri 1.0 berlangsung priode antara tahun 1750-1850.
Melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh mesin.
Saat itu terjadi perubahan secara besar besaran dibidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transfortai dan teknologi serta memiliki dampak
yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya didunia.
Revolusi industri 2.0 juga dikenal dengan sebagai revolusi teknologi dimulai
pada tahun 1870 hingga 1914. Awal perang dunia 1 ditandai dengan
kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran
(combustionchamber) mengubah pola relasi dan komunikasi kontemporer
penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil pesawat terbang
dll.
Kemunculan tenologi digital dan internet menandai dimulainya
Revolusi 3.0. Jika dikaji dari cara pandang sosiolog inggris David Harvey
sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Yakni menjadi pada puncaknya
Revolusi 3.0 revolusi digital waktu dan ruang tidak lagi berjarak, mengubah
pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Adapun yang perlu
diwaspadai pada revolusi 3.0 dimana tenaga manusia digantikan oleh tenaga
mesin. dunia kini memasuki era revolusi induatri 4.0 yaitu menekankan pada
pola digital economi, artificial intelligence, big data, robotik dan sebagainya
atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.
Denga melihat kondisi tersebut dari era revolusi 1.0-4.0 sudah
sepantasnya pendidikan dari jenjang SMP,SMA harus menerapkan teknologi.
Dan termasuk perguruan tinggi pun dituntuntuk untuk berubah, Dengan
menghasilkan dosen-dosen berkualitas bagi generasi masa depan. Mentri
Riset, teknologi, dan pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir
menjelaskan, berdasarkan evaluasi awal tentang kesiapan negara dalam
4

menghadapi negara industri 4.0 Indonesia diperkirakan sebagai negara potensi


tinggi. Meski masih dibawah singapur ditingkat Asia Tenggara posisi ini
cukup diperhitungkan. Sedangkan terkait dengan Global Competitiveness
Index Pada Worid Economic Forum 2017-2018 Indonesia menempati posisi
ke 36, naik lima peringkat dari tahun sebelumnya posisi ke-41 dari 137
negara. Tapi jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapur, dan Thailand
Indonesia masih dibawah.
Pada Era Revolusi 4.0 Negara Indonesia dituntut harus menjalani
kehidupan yang serba teknologi, Contoh lain dalam ruang lingkup pendidikan
adalah ujian Nasional sudah menggunakan komputer yang disebut dengan
ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Didunia pekerjaan yaitu baik
dalam bidang kesehatan, perdagangan, politik dll tidak lepas dari teknologi.
Diharapkan dengan adanya mata pelajaran TIK di sekolah saat ujian siswa
tidak kaku atau takut untuk mengisi soal-soal ujian dengan menggunakan
komputer. Untuk sumber teori dasar komputer dan wawasan, siswa dapat
mengetahui sekaligus mempraktikan tentang bagai mana mengoprasikan
komputer, jaringan komputer, membuat desain, instalasi komputer dll.
Sehingga saat selesai menempuh pendidikan disekolah bagi mereka yang
tidak lanjut keperguruan tinggi mereka masih dapat melamar pekerjaan
ataupun membuka sebuah usaha di bidang Teknologi. Denga alasan tersebut
mata pelajaran TIK yang berbasis komputer layak bahkan wajib ada didalam
kurikulum
Mata pelajaran TIK saat ini sedang menjadi sebuah pertimbangan
untuk diberlakukan kembali pada kurikulum 2013 dengan nama mata
pelajaran informatika. Walaupun mata pelajaran informatika baru sebagai
pertimbangan untuk diberlakukannya kembali di sekolah, guru TIK
menyambut baik pertimbangan tersebut sehingga mereka mempunyai harapan
lagi untuk bisa mengajar. Sesuai dengan apa yang dikatakan
KEMENDIKBUD memastikan perubahan struktur kurikulum 2013.
5

Disampaikan dalam bidang Humas dan publikasi DPP Asosiasi Guru


Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO) jelang pergantian semester
2018/2019. Fikrul Setiawan Berdasarkan telah diundang Permendikbud no
35-37 tahun 2018. Ia mengatakan dipermendikbud yang baru tersebut mulai
tahun ajaran 2019/2020 peserta didik dari SD, SMP, dan SMA akan
mendapatkan mata pelajaran baru yakni informatika (Tribun Pontianak. 2019.
Asosiasi guru TI sambut baik mata pelajaran informatika di kurikulum 2013.
Sejarah informatika adalah dimana informasi pada awalnya di
sampaikan lewat percakapan langsung dengan tatap muka seperti pidato,
obrolan sesama individu ataupun suatu kelompok. Kemudian seiring
perkembangan zaman informasi disampaikan melalui tulisan, grafik atau
gambar. Kemudian informasi berevolusi dengan rekaman suara, film dan
vidio menjadi tidak langsung. Pada zaman sekarang ini semakin berkembang
pesatnya teknologi, informatika sangat erat dihubungkan dengan teknologi
komputer. Hal itu dikarenakan Informasi yang kita dapatkan dengan
menggunakan komputer bisa disimpan, dimanipulasi, analisis, dan akan
dikomunikasikan dengan bahasa komputer itu sendiri tanpa manusia harus
repot untuk membuat sebuah data secara manual.
Dalam penerapan Kurikulum 2013 ada beberapa permasalahan salah
satunya adalah dimana Teknologi Informasi Komputer (TIK) hanya sebagai
bimbingan atau yang sering disebut dengan Prakarya. Dengan adanya
peraturan tersebut membuat resah sebagian guru dan masyarakat setempat,
dengan ditiadakannya mata pelajaran TIK Guru beranggapan bagaimana
mereka bekerja kalau bukan mengajar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya. Masalah bagi masyarakat adalah menyebabkan pengangguran
bagi mereka yang sudah selesai menempuh pendidikan perguruan tinggi
dibidang Teknologi, Informasi Komputer karena tidak bisa mengajar di
daerahnya. Hal lain juga menyebabkan banyaknya komputer yang jarang
digunakan sehingga kurang terawat bahkan komputer mengalami kendala
6

ataupun kerusakan. Jika kondisi seperti ini terus terjadi bisa menyebabkan
dampak buruk bagi pendidikan. dikarenakan seiring berkembangnya zaman
semakin dituntut oleh teknologi yang semakin canggih. Dapat dilihat semua
serba teknologi baik dari dunia bisnis, kesehatan, Peternakan, Perdagangan
dan Politik. Kemajuan bangsa indonesia akan ketinggalan dari negara lain.
Karena penerus bangsanya tidak bisa menikmati yang namanya TI. Sulit
bagaimnana mereka akan bersaing di masa depan yang akan datang.
Dari latar belakang yang telah dideskripsikan oleh penulis tentang
akan diberlakukan mata pelajaran Informatika pada kurikulum 2013, Penulis
tertarik untuk mengambil Judul Penelitian tentang Kesiapan Sekola Menengah
Atas Dalam mengimplementasikan Mata Pelajaran Informatika Pada
Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat. Untuk membatasi Penelitian ini
agar tidak menyebar luas dengan hanya memfokuskan kepada Kesiapan Tenaga
Pendidik (Guru), Kesiapan Sarana dan prasarana.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan mata
pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat
dilihat dari tenaga tenaga pendidik (Guru).?
2. Bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan mata
pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat
dilihat dari sarana dan prasarana.?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada kurikulum 2013 di
Kecamatan Pontianak Barat.
7

2. Untuk mengetahui Bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam


mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di
Kecamatan dilihat dari sarana dan prasarana.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi bagi
Penulis dan pembaca untuk melihat kesipan sekolah dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013
dengan merujuk kepada kesiapan tenaga Pendidik ( Guru ), sarana dan
prasarana yang memadai.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber Informasi bagi
Mahasiswa sebagai calon tenaga Pendidik (Guru) bahwa dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di
Kecamatan Pontianak Barat dapat dilihat dari kesiapan tenaga Pendidik
(Guru), Sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung agar dapat terlaksana
dengan baik
2. Bagi Siswa
Memberikan Informasi kepada siswa bahwa diberlakukannya mata
pelajaran Informatika pada kurikulum 2013 diharapkan kesungguhan
untuk belajar dengan baik mengingat mata pelajaran informatika
adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan komputer.
3. Bagi Sekolah
Menberikan Informai kepada Sekolah bahwa mata pelajaran
Informatika akan diberlakukan pada kurikulum 2013. diharapkan dari
pihak sekolah menyiapkan tenaga pendidik yang memang bidang
akademisnya dari sarjana IT, sarana dan prasarana yang memadai agar
8

proses pengimplementasian Kurikulum berjalan dengan baik sesuai


yang diinginkan.
4. Bagi Pemerintah
Memberikan informasi kepada Pemerintah bahwa betapa pentingnya
bantuan sarana dan prasaran terkait mata pelajaran informatika akan
diberlakukan Pada Kurikulum 2013.

E. Ruang Lingkup Penelitian


1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala bentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajarai sehingga mendapatkan informasi yang dapat disimpulkan.
Menurut Sugiono (2016:60) “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sed
Variabel adalah sebuah konsep tertentu yang akan dipelajari Sugiyono dalam (
Kerlinger:1973). Selanjutnya Sugiono dalam ( Kidder:1981) menyatakan
bahwa: “Variabel adalah suatu Kualitas dimana peneliti mempelajari dan
menarkik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam Penelitian ini adalah Kesiapan Sekolah Menengah Atas
Dalam Mengimplementasikan Mata Pejaran Informatika Pada Kurikulum 2013
di Kecamatan Pontiank Barat.
2. Definisi Oprasional
Untuk memahmi istilah dalam penelitian ini maka perlu diberikan definisi
oprasional terhadap beberapa istilah yang digunakan didalam kegiatan penelitian
sebagai berikut:
9

a. Kesiapan
Menurut kamus psikologi, kesiapan (Readines) adalah suatu titik
kematangan untuk menerima dan mempraktekkan tingkah laku tertentu.
Artinya kesiapan bisa berjalan jika semua persyaratan sudah benar benar ada
tinggal menerima dan mempraktikan apa yang harus dilakukan. Berkaitan
dengan Kesiapan sekolah adalah kondisi sekolah yang siap untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik dilihat dari Kurikulum yang
digunakan, tenaga pengajar, Sarana dan prasarana dan termasuk komponen-
komponen yang ada didalam lingkungan sekolah tersebut.
b. Mengimplementasikan
Mengimplementasikan menurut kamus besar bahasa Indonesia
KBBI mengimplementasikan berasal dari kata implementasi yaitu
pelaksanaan/penerapan. Sedangkan secara umum implementasi adalah suatu
tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan
rinci(matang). Berkaitan dengan kesiapan sekolah dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika, kesiapan tersebut dapat
dilihat dari tenanga pengajar (Guru) guru yang ditekankan untuk mengajar
adalah guru yang memang bertifikat berprofesi dibidang komputer dan
sarana dan prasarana komputer sebagai fasilitas melaksanakan praktik
komputer.
c. Informatika
Informatika adalah disiplin ilmu yang mempelajari ransformasi fakta
berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi.
Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat dan intraksi dari
beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan
menyimpan hasil dan pemrosesan data dalam menampilkan data dalam
bentuk informasi.
10

d. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran untuk diterapkan di
sekolah dalam suatu priode tertentu.

F. Metodelogi Penelitian
1. Metode dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian adalah sebuah tindakan untuk menemuka suatu jawaban
dari sebuah permasalahan yang dihadapi.
Menurut Restu Kartiko Widi (Burn:1993) mengatakan Penelitian adalah:
Penelitian berasal dari bahasa inggris yang terdirir dari dua kata re
yang berarti lagi atau kembali dan search yang berarti mencari atau
menguji secara cermat dan hati-hati untuk mencoba atau
membuktikan. Secara bersama-sama dua kata tersebut
(research)berarti studi atau menyelidiki yang dilakukan secara hati-
hati, sistematis sabar dalam bidang penegetahuan, yang dilakukan
untuk menemukan fakta atau prinsip.

Penelitian adalah investigasi atau penyelidikan secara sistematis


untuk menjawab dari suatu permasalahan. Restu Kartiko Widi dalam
(Burn,1994) dalam penelitian kualitatif bersifat sistemmatis artinya sudah
terstruktur dari bentuk penelitian sampai terselesaikannya sebuah penelitian.
Lebih lanjut, Restu Kartiko Widi dalam (Kerlinger, 1986) juga mengatakan
bahwa : “Penelitian Ilmiah adalah investigasi atau penyelidikan secara
sistematis, empiris, terkonrol dan kritis terhadap proposisi tentang hubungan
dari berbagai fenomena”.
Dari devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
merupakan sebuah proses untuk mengumpulkan, mengnalisis dan
11

menginterpretasi data dan informasi untuk menjawab atau memecahkan


suatu permasalahan yang di angkat oleh peneliti.
Metode Penelitian dapat dikelompokkan menjadi bermacam-mcam
tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Secara umum menurut
Restu Kartiko Widi (2010:69) mengatakan bahwa:
metodologi penelitian dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut:
metode sejarah, metode Eksperimental, metode deskriptif, metode
Survei, metode Korelasi, metode studi kasus, metode observasi
alami, metode pemodelan, metode grounded research, metode
penelitian tindakan.
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Deskriptif.
Metode penelitian Deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan cara menggambarkan/melukiskan keadaan subyek
atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dll) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya
Zuldafrial (Hadari Nawawi 1983: 63). Sedangkan menurut sukardi (dalam
Best 1982:119) “Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi opjek sesuai apa adanya”.
Riset Deskriptif banyak dilakukan dalam dunia pendidikan, dengan maksud
utama untuk mendeskripsikan keberadaan fenomena berdasarkan data
empiris jawaban masalah yang pada saat riset dilakkan sedang dihadapi
dalam dunia pendidikan (Muhammad Ali dan Muhammad Asori 2014:42).
Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan penelitian Deskriptif
adalah penelitian yang berfungsi untuk menggambarkan fenomena atau
kejadian yang sedang terjadi sesuai fakta-fakta dilapangan.
b. Bentuk Penelitian
Bentuk Penelitian pada Skripsi ini adalah metode dengan bentuk
survei. Metode dengan bentuk survei biasanya melakukan penyelidikan
untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara
12

faktual tentang institusi sosial, ekonomi, atau poltik dari suatu daerah atau
kelompok dan tidak melibatkan observasi secara langsung. Menurut Restu
Kartiko Widi (2010:85) mengatakan bahwa “ metode survei merupakan
salah satu jenis studi deskriptif yang tidak melibatkan observasi secara
langsung oleh peneliti”. Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asori
(2014:42) “Istilah survei sering digunakan untuk menunjukan pada suatu
kegiatan pengamatan dan pemeriksaan dengan maksud mengumpulkan
informasi tentang keberadaan sesuatu yang bersifat fisik atau materisl”.
Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan Survei adalah sebuah
kegiatan Pengamatan untuk mendapatkan sebuah informasi yang bersifat
dapat dilihat oleh panca indra tanpa harus melibatkan observasi secara
langsung terlebih dahulu dimana dengan cara wawancara, dokumentasi dan
menyebarkan angket (Kuesioner)
2. Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan yang akan dijadikan subjek
dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2017:117) “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas dikecamatan Pontinak Barat
yang terdiri dari 1 SMA Negeri dan 6 SMA Suwasta...
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Teknik Sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan sampling jenuh. Menurut sugiyono ( 2017:124) “Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel”. Sampling jenuh biasanya digunakan bila jumlah
13

populasi relatif kecilnya kurang dari 30 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Sekolah Menengah Atas dikecamatan Pontinak Barat yang
terdiri dari 1 SMA Negeri dan 6 SMA Suasta.
Tabel 1.0 Sample Penelitian
No Nama Sekolah Status
1 SMAN 2 Pontianak Negeri
2 SMAS Kapuas Pontianak Suasta
3 SMAS AL-Islah Baitul Mal Suasta
4 SMAS Ki Hajar Dewantara Suasta
5 SMAS Koprasi Pontianak Suasta
6 SMAS Nahdlatus Syuban Suasta
7 SMAS Tunas Bhakti Pontianak Suasta

3. Teknik dan Alat Pengumpul Data


a. Teknik Pengumpul Data
Teknik Pengumpul data adalah langkah yang sangat penting yang
menjadi dasar untuk memperoleh data dari sebuah penelitian. Menurut
Sugiyono (2017:308) “Teknik pengumpul data merupakan langkah yang palig
utama dalam sebuah penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data , maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan”.
Dengan cara pemilihan teknik dan alat pengumpul data, peneliti akan
mendapatkan masalah yang peneliti angkat dalam penelitian, maka dari itu
peneliti memerlukan teknik tertentu untuk memperlancar penelitian dan
pengumpulan data, karena akan berdampak positif sebab, semua yang akan
didata, dianalisis, dan diinterprestasikan akan menjadi faktor yang sangat
penting dan upaya untuk memecahkan sebuah masalah penelitian. Oleh
karena itu data yang didaptkan harus data yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Dalam penelitian ini dengan menggunakan Teknik pengumpul data
sebagai berikut:
14

1) Teknik Komunikasi Langsung


Teknik komunikasi langsung adalah teknik pengumpulan datanya
dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Zuldafrial (2012:39)
Teknik komunikasi langsung dalam sebuah penelitian adalah suatu metode
pengumpulan data, dimana si peneliti langsung berhadapan dengan subjek
penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan melalui
wawancara dengan subjek peneliti atau responden. Sedangkan menurut
Nawai (Marsiana Dopo 2016:47) “Teknik komunikasi langsung adalah
cara mengumpulkan data seorang peneliti melalui kontak langsung secara
lisan ataupun tatap muka dengan sumber data baik dalam situasi
sebenarnya maupun situasi yang dibuat untuk keperluan tertentu”.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulka bahwa teknik
komunikasi langsung adalah teknik pengumpulan data secara langsung
berhadapan ataupun tatapmuka dengan tujuannya adalah untuk
mengumpulkan data dari sumber data. Teknik komunikasi langsung dalam
penelitian ini adalah peneliti langsung berkomunikasi dengan kepala
sekolah di masing-masing sekolah mengah atas di Kecamatan Pontianak
Barat.
2) Teknik komunikasi tidak langsung
Teknik komunikasi tidak langsung adalah Angket atau kuesioner
adalah sejumlah daftar pertanyaan yang akan diberikan ke objek atau
responden untuk diisi sesuai dengan pertanyaan yang telah disediakan.
Menurut Zuldafrial (2012:39) “Teknik komunikasi tidak langsung dalam
sebuah penlitin adalah suatu metode pengumpulan data, dimana si peneliti
tidak langsung behadapan dengan subjek penelitian untuk mendapatkan
data atau informasi yang diperlukan tetapi yaitu dengan menggunakan
angket”.
15

Teknik komunikasi tidak langsung dalam penelitian ini adalah


penyebaran angket atau kuesioner kepada kepala sekolah sekolah mengah
atas di Kecamatan Pontianak Barat.
3) Teknik studi dokumenter
Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data
melalui dokumen-dokumen yang diperlukan untuk melengkapi data yang
berhubungan dengan penelitian salah satuan dengan catatan. Menurut
Zuldafrial (2012: 39) “ teknik studi dokumenter adalah suatu metode
pengumpulan data dimana si peneliti mengumpulkan dan mempelajari data
atau informasi yang diperlukan melalui dokumen-dokumen penting yang
tersimpan”. Sedangkan menurut Margono ( Marsiana Dopo 2016:47)
“Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsi-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan teknik studi
dokumenter adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen yang diperlukan seperti catatan, arsip-rsip dokumen
dan lain-lain yang berfungsi sebagai pendukung dalam pengumpulan data.
Teknik studi dokumenter dalam penelitian ini adalah menggunakan catatan
saat wawancara dan dokumen perangkat pembelajaran dari sekolah
menengah atas di Kecamatan Pontianak Barat.
b. Alat Pengumpul Data
Kualitas data hasil penelitian salah satunya diliha dari alat
pengumpul data yang peneliti gunakan. Instrumen penelitian yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila dalam instrumen tersebut tidak digunakan secara
tepat dalam pengumpulan datanya Sugiyono (2017:305).
16

Dalam pengumpulan data alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah sebuah uraian penelitian yang dikemas
dalam bentuk pertanyaa-pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan
dengan baik (Sudaryono dkk, 2013:35). Wawancara terbagi menjadi 2
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur (Sugiyono
2016:233). Wawancara terstruktur adalah wawancara yang digunakan
sebagai teknik pengumpul data , bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawacara yang telah tersusunsecara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya”.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperkuat angket yang akan digunakan untuk pengumpulan data
sehingga pertanyaan-pertanyaan didalam pedoman wawancara
berkaitan dengan judul penelitian yang diambil penulis. Teknik
pengumpul data dalam penilitian ini dengan menggunakana teknik
wawancara tersruktur yakni diperoleh dari setiap Kepala sekolah di sekolah
menengah atas di Kecatan Pontianak Barat.

Tabel 1.1 Kisis-Kisi Wawancara Kesiapan Sekolah Dalam


Mengimplementasikan Mata Pelajaran Informatika
Dilihat Dari Sarana Dan Prasarana
No Indikator Pertanyaan
1 Sarana 1. Apakah sekolah ini sudah memiliki
ruang laboratorium komputer.?
2. Berapakah jumlah laboratorium
komputer disekolah ini.?
2 prasarana 1. Berapa jumlah kursi siswa dalam
komputer.?
2. Berapa buah meja dalam lab
17

komputer
3. Berapa jumlah komputer dalam lab
komputer.?
4. Berapa jumlah printer dalam lab
komputer.?
5. Berapa jumlah scanner dalam lab
komputer.?
6. Berapa buah LAN dalam lab
komputer
7. Berapa buah stabilizer dalam lab
komputer.?
8. Apakah sudah ada jaringan internet
di sekolah.?
9. Apakah internet dapat diseluruh
ruangan di sekolah ini.?
10. Apakah sekolah ini sudah memiliki
wabsite sekolah.?

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Wawancara Kesiapan Sekolah Dalam


Mengimplementasikan Mata Pelajaran Informatika
Dilihat Dari Tenaga Pendidik
No Indikator Pertanyaan
1 Kualifikasi 1. Apakah ada guru yang aka mengajar
akademik mata pelajaran informatika.?
2. Apakah gur tersebut pendidikan
minimumnya D4 atau S1 dan berasal
dari program studi yang sama
dengan mata pelajaran yang
diampunya.?
2 Kompetensi 1. Apakah guru tersebut memiliki
pedagogik kemampuan dalam mengelola
pembelajaran peserta didik.?
3 Kompetensi 1. Apakah guru tersebut memiliki
kepribadian kompetensi kepribadian yang baik.?
4 Kompetensi 1. Apakah guru tersebut bisa bergaul
sosial dengan sesama guru, murid bahkan
masyarakat dengan baik.?
5 Kompetensi 1. Apakah guru tersebut ahli
profesional dibidangnya.?
18

2) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari seluruh
dokumen yang ada. Pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam
(termasuk wawancara sejarah hidup) dapat pula dilengkapi dengan analisis
dokumen seperti otobiografi, memoari, catatan harian, surat-surat pribadi,
catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin dan foto-
foto (Dedi Mulyana 2001:195).
Ada banyak sumber yang dapat dijadikan Dokumentasi salah
satunya dalam penelitian ini peneliti menggunakan foto-foto terkait sarana
dan prasarana di sekolah menengah atas di Kecamatan Pontianak Barat.
3) Kuesioner (angket)
Kuesioner sering disebut dengan angket adalah teknik pengumpul
data berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
mengumpulkan data. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Sugiyono (2017:199)
mengatakan bahwa “Kuesioner (angket) merupaka teknik pengumpul data
yang digunakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut
Sudaryono dkk (2013:30) mengatakan “Angket atau kuesioner merupakan
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung ( peneliti
tidak langsung bicara dengan responden)”. Dari penjelasan yang
dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan kuesioner adalah alat
pengumpul data yang berisi seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden.
Menurut jenisnya angket dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
19

a. Angket terbuka (Angket tidak berstruktur)


Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi
pertanyaan-pertanyan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau
direspon oleh responden secara bebas sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai kehendak dan keadaannya.
b. Angket tertutup (angket berstruktur)
Pada angket tertutup dengan pertanyaan atau pertanyaan
sudah disusun secara berstruktur telah memiliki alternatif jawaban
(option) yang tinggal dipilih oleh responden. Angket tertutup sudah
disajikan dengan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan
cara memberikan tanda (×) atau tanda checklist ( √ ) responden tidak
bisa memilih jawaban lain selain alternatif jawaba yang telah
disediakan Sudaryono dkk (2013:32).
Dalam nelitian ini peneliti menggunakan Angket tertutup.
Angket di dalam penelitian ini merupakan instrumen yang utama
digunakan dalam pengambilan data yang disusun berdasarkan
langkah-langkah pesununan angket.

Tabel 1.3 Kisi-Kisi Angket Kesiapan Sekolah Menengah Atas


Dalam Mengimlementasikan Mata Pelajaran Informatika
Dilihat Dari Tenaga Pendidik
No Faktor Indikator Butir soal
1 Kualifikasi 1. Melalui pendidkan formal 2-5
akademik
2. Melalui uji kelayakan dan 6
kesetaraan
2 Kompetensi 1. Kompetensi pedagogik 7 – 16
2. Kompetensi kepribadian 17 – 21
3. Kompetensi sosial 25 – 25
4. Kompetensi profesional 26 – 30
20

Tabel 1.4 Kisi-Kisi Angket Kesiapan Sekolah Menengah Atas


Dalam Mengimplementasikan Mata Pelajaran Informatika
Dilihat Dari Sarana dan Prasarana
No Faktor indikator Butir soal
1 Srana 1. Bangunan 1–5
2 Prasarana 2. Perabot 8 – 16
3. Peralatan pendidikan 6, 7, 16-23, 30
4. Media pendidikan 24 – 26
5. Perlengkapan lain 27 – 29

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket sebagai


berikut:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2. Mengidentifikasi teori yang akan dijadikan sasaran angket yaitu
kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan mata pelajaran
Informatika pada kurikulum 2013 dilihat dari tenaga
pendidik(Guru) dan sarana dan prasarana.
3. Membuat kisi-kisi angket
4. Menyusun urutan pernyataan
5. Membuat petunjuk pengisian
6. validasi angket oleh para ahli
4. Uji Keabsahan Instrumen
Uji keabsahan instrumen adalah tahap peneliti dalam memvalidasi
instrumen penelitian yang akan diteliti, tujuannya untuk menghasilkan
instrumen yang valid kebenarannya. Validitas menurt Syofian Siregar
(2010:162) “Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur mampu mengukur apa yang akan diukur ( Valid Menasure if itsuccesfully
measure the phenomenon).Sedangkan menurut Sugiyono (2017:173) “Validitas
akan mendapatkan hasil yang Valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”. Skla
21

yang digunakan dalam penelitian inidengan menggunakan skala Guttname.


Penelitian dengan menggunakan skala Guttnam adalah skala pengukuran yang
dimana jawaban tegas yaitu ya-tidak, benar-salah, pernah-tidak, positif-negatif
(Sugiono 2017:139).
Adapun skror setiap jawaban angket sebagai berikut:

Tabel 1.5 Alternatif Jawaban Per Item


Alternatif jawaban Skor
Ya, benar, pernah, positif, setuju, 1
Tidak, salah, tidak pernah, negatif, tidak setuju, 0

Uji instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan validitas


instrumen. Validitas instrumen penelitian merupakan derajat ketepatan alat ukur
mengukur apa yang akan diukur (Zuldafrial 2012:56)
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adlah validitas isi
Validitas isi adalah berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Syofian Siregar,
2010:163). Validitas isi juga diperoleh dengan cara membuat alat ukur bersama
orang ahli didalam bidang pengukuran sehingga item-item yang dibuat akan
mewakili atribut atau indikator
Dalam penelitian ini validitas dilakukan oleh 2 Orang Ahli, Dosen
pembimbing dan seorang ahli dari dinas pendidika profinsi serta mencari
pendapat-pendapat para ahli melalui studi Pustakan dan jurnal.
5. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh peneliti untuk mengolah data-data penelitian, yang terdiri dari:
1. Tahap Persiapan
a) Mengurus surat izin dari lembaga IKIP-PGRI terkhusus surat dari Prodi
untuk pra-observasi ke kantor dinas pendidikan Profinsi
22

b) Melakukan pra-observasi ke kantor dinas pendidikan Profinsi yang


menanungi Kurikulum sekolah menengah atas untuk mendapatkan
informasi mengenai diberlakukannya mata pelajaran Informatika pada
Kurikulum 2013
c) Menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-kisi angket, menyusun
angket terkait kesiapan sekolah menengah atas dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika dilihat dari sarana
dan prasarana
d) Melaksanakan validitas instrumen yang diberikan kepada validator utuk
divalidasi
e) Melakukan revisi
2. Tahap Pelakasanaan
a) Pelaksanaan penelitian diaksanakan sesuai dengan kesepakan denga
kepala sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
b) Melaksanakan wawancara kepada kepala sekolah sekaligus
menyebarkan angket sebagai alat pengumpul data.
c) Melakukan pengumpulan angket yang sudah disebarkan.
3. Tahap Akhir
a) Menganalisis data yang diperoleh dari angket untuk menjawab rumusan
masalah.
b) Menarik Kesimpulan untuk menjawab masalah penelitian
c) Menyusun laporan penelitian
6. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif.
a. Analisis kuantitatif
Analisis Kuantitatif adalah analisis untuk menghitung Kuesioner
angket yang dipertanyakan kepada responden yaitu kepala sekolah di
tempat penelitian. Untuk mengetahui kesiapan Sekolah Menengah Atas
23

Dalam Mengimplementasikan Mata Pelajaran TIK, dapat dengan cara


sebagai berikut.

Pengumpulan Data
(Kuesioner/Wawancara)

Pengolahan data
1. Editing data
2. Coding data
3. Tabulasi data

Analisis Data
1. Penyajian data
2. Uji statistik

Interprestasi Dta

Gambar 1.0 Ilistrasi pengolahan data dan


analisisi data penelitian kuantitatif

Untuk menjawab no 1 dan 2 pertanyaan untuk kuesioner telah


dianalisis dengan menggunakan skor (1) jika ya dan (0) jika tidak. Hasil
pertanyaan yang diperoleh dari kuesioner tersebut diperoleh dengan
menjumlahkan skor yang didapat. Dari hasil perhitungan makan nilai
kesiapan sekolah dapat dilihat Jawaban responden akan dikelompokan
menjadi dua kategori yaitu siap dan tidak siap. Kategori tersebut
didasarkan atas interval. Apabila seluruh kelas interval mempunyai besar
kelas yang sama, besar kelas disebut dengan simbol c yang merupakan
24

selisih antara dua lower limit atau dua upper limit yang berdekatan disebut
nilai kelas interval Caecilia Anis Pratiwi (Supranto, j.,1987).
Persamaan untuk menentukan besarnya kelas interval sebagai
berikut:
𝑥𝑛−𝑥1
c =
𝑘
Keterangan:
c : Perkiraan besarnya kelas
k : Banyaknya kelas
𝑋𝑛 : Nilai observasi terbesar
𝑋1 : Nilai observasi terkecil

b. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis
hasil wawancara terhadap kepala sekolah dan waka kurikulum. Data hasil
wawancara yang telah dilaksanakan dibuat transkip dalam bahasa tulisan
agar dapat di analisis setiap jawaban dari responden. Menurut Sugiono
(2017:336) “Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan , selama dilapangan dan setelah selesai
dilapangan”. Sedangkan menurut Sugiyono (Miles and Huberman 1984)
“Mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan Analisis kualitatif
adalah menganalisis data yang diperoleh dari responden yang dimulai dari
sebelum dilapangan dan setelah selesai penelitian dilapangan sampai benar-
benar data yang diperoleh menjadi data yang akurat.
25

Aktifitas dalam analisis pada penelitian ini dengan menggunakan


model Miles and Huberman data meliputi data reduction, data display, dan
conclution drawing/verification.

Data
collection Data display

Data
reduction Conclusion:drawing/ve
rifying

Bagan 1.1 Komponen analisis data kualitatif model interaktif

1. Data Reduction (reduksi data)


Data yang kita peroleh dari proses penelitian tentunya banyak
sehingga membutuhkan waktu lama bagi peneliti untuk menganalisis
dan mempelajari oleh karena itu perlunya reduksi data. Data reduction
adalah data yang dapat diperoleh dari hasil merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting sehingga
penulis dapat memahami dengan garis garis besarnya.
2. Data Display (penyajian data)
Selanjutnnya setelah reduksi data maka perlu adanya
penyajian data. Data display adalah penyajian data dengan bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori , flowchart dan
sebagainya. Data display atau penyajian data tujuannya adalah untuk
memudahkan dan memahami apa yang terjadi.
3. Conclusion Drawing /verification
Conclusion drawing /verification adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
26

sementara dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang


mendukung untuk mengumpumpulkan data berikutnya. Sesuai
dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat sementara
masih bisa berubah selama proses penelitian berlangsung.

G. Jadwal Rencana Penelitian


Tabel 1.6 Jadwal rencana penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Outlen
3 Pra-Observasi
4 Konsultasi Desain
5 Seminar
6 Revisi Seminar
7 Pelaksanaan Penelitian
8 Pengolahan Data
9 Konsultasi Skripsi
10 Ujian Skripsi
27

BAGIAN 11

LANDASAN TEORI

A. Kesiapan
1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan dibperlukan oleh setiap peserta didik sebelum proses
pembelajaran dimulai. Menurut Slameto (2013:113) “Kesiapan adalah
keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan
respo/jawaban didalam cara tertentu terhadap situasi”. Dalam proses
belajar kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang dan sesuai arah
kematangannya. Karena kematangan merupakan cara berfikir yang lebih
baik untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Jika seseorang cara
berfikirnya sudah matang maka seeorang akan siap untuk menghadapi
dan mencari solusi. Kesiapan sangat menentukan keberhasilan belajar
peserta didik.
Menurut Thorndike (Slameto 2013:14) kesiapan adalah
merupakan syarat untuk belajar selanjutnya. Jika peserta didik dalam
tahap awal dalam mengikuti proses belajar dengan kurang siap maka
proses belajar selanjutnya peserta didik akan kesulitan dalam menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap dalam menerima rangsangan dan memeberika respon
terhadap konsis tertentu.
Menurut Slameto (2013:12) Kondisi Fisik terbagi menjadi 3 aspek
yaitu sebagai berikut:
2. Kondisi fisik kesiapan
a. Kondisis Fisik mental dan emosional
Kondisi fisik adalah kondisi tubuh secara fisik yg dapat dilihat
oleh panca indra untuk mengikuti kegiatan belajar. Contohnya apakah
28

siswa kondisinya sedang sakit atau tidak, jika iya sedang sakit maka
sulit untuk mengikuti dan menerima materi yang disampaikan oleh
guru. Kondisi mental adalah kondisi yang berhubungan dengan
kecerdasan siswa. Contohnya kecerdasan dalam berfikir dan menjawab
setiap soal ataupun pertanyaan dari guru. Sedangkan kondisi
emosional adalah kondisi untuk mengatur emosinya untuk menghadapi
sebuah masalah. Contohnya pada saat temannya sengaja atau tidak
sengaja membuat seorang siswa tersinggung apakah siswa tersebut
bisa mengontrol emosinya.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan saat itu juga
atau rasa membutuhkan materi yang disampaikan oleh guru. Motif
adalah daya penggerak atau daya pendorong. Tujuan adalah segala
sesuatu yang ingin kita peroleh, untuk memperolehnya adalah dengan
motif. Motif yang menggerakan atau mendorong setiap individu untuk
melakukan sesuatu agar tujuan yang kita inginkan dapat terwujud.
Maka motif sangat berkaitan dengan tujuan.
c. Keterampilan, pengetahuan pengertian yang lain
Keterampilan dan pengetahuan adalah kemahiran. Sedangkan
kemampuan serta pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi
yang telah diajarkan oleh guru. Contoh dari keterampilan adalah siswa
dapat membuat alat kesenian wayang sedangkan pengetahuan adalah
pemahaman materi kesenian wayang yang diajarkan oleh guru.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi kesiapan menurut Ceaccilia
Anis Pratiwi (jamrah dan Aswan dalam kadek Sri 2011) sebagai berikut:
a. Kesiapan fisisk
Kesiapan fisisk adalah sangat berkaitan erat dengan kesehatan
yang akan dapat mempengaruhi hasil belajar dan penyesuaian sosial
29

individu. Hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar yang akan


didapatkan.
b. Ksiapan psikis
Kesiapan psikis sangat erat kaitannya dengan kecerdasa siswa,
daya ingat yang sangat tinggi kebutuhan yang terpuaskan dan adanya
dorongan motivasi untuk terus belajar serta konsentrasi yang sangat
terjaga.
c. Kesiapan Materil
Kesiapan materil adalah setiap individu membutuhkan materi
untuk proses belajar. Dengan adanya buku dengan berbagai sumber
dan referensi referensi buku lainnya yang dapat dibaca dan dipelajari
maka akan dapat membatu siswa dalam menjawab pertanyan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Prinsip-prinsip kesiapan (Readiness)
1. Semua aspek perkembangan berintraksi (saling pengaruh dan
mempengaruhi).
2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman.
3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan.
4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam priode
tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
5. Aspek-aspek kesiapan
Aspek kesiapan menurut Slameto (2013:15) sebagai berikut
a. Kemenanga
Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan mendasari perkembangan, sedangkan pertumbuhan
berhubungan dengan perkembangan, sedangkan perkembangan ini
30

berhubungan dengan fungsi-fungsi (tubuh + jiwa) sehingga terjadi


referensi.
b. Kecerdasan
Kecerdasan Menurut Slameto (J.Piaget) kecerdasan sebagai
berikut:
1. Sensori motor period (0 – 2 tahun)
Anak banyak bereksi reflek, reflek tersebut belum
terkordinasikan. Terjadi perbuatan perkembangan sensori-
motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks
2. Preoperational (2 -7 tahun)
Anak mulai mempelajarai nama-nama dari objek yang
sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa.

B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkap rancangan perangkat pembelajaran
yang diberlakukan oleh suatu lembaga dalam jenjang waktu tertentu yang
bertujuan agar proses belajar mengajar menjadi lebih terarah. Menurut
Ahmad Yani (2014:2) “Kurikulum merupakan sebuah chip yg berisi
keinginan dan harapan dari suatu komunitas masyarakat tertentu untuk
memperbaiki keadaan dirinya saat ini dan di masa yang akan datang”. Dalam
dunia pendidikan kurikulum selalu dijadikan pedoman dalam proses
pengajaran. Dengan adanya kurikulum Peserta didik diharapkan dapat
menerima segala ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh tenaga pendidik
(Guru) dimana ilmu pengetahuan yang diterima dari bangku sekolah dapat
berguna guna dimasa sekarang dan dapat menyongsong kesuksesan dimasa
yang akan datang.
Istilah Kurikulum Sering dimaknai plan for learning yaitu rencana
pendidikan (Rosmiaty Azis 2018:45). Sebagai rencana pendidikan kurikulum
akan berjalan lancar jika faktor pendorong kurikulum tersedia dengan baik
31

dari sumber belajar, tenaga pendidik (guru), sarana dan prasarana, anggaran,
kebijakan sekolah dan sistem pengolahan tertata dengan baik. Sedangkan
menurut Ahmad Yani ( Wina Sanjaya 2008) bahwa:
kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman
belajar yang harus dilakukan oleh seluruh siswa yang ada disekolah,
strategi dan cara yang harus dikembangkan, evaluasi yang
dirancang, untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian
tujuan serta penerapan dari dokumen yang telah dirancang dalam
bentuk nyata.

Kurikulum merupakan sebuah dokumen artinya segala hal yang


penting dari sebuah rencana yang akan dilakukan didalam sebuah sekolah
tentang tujuan, isi materi, strategi, evaluasi, tujuan pembelajaran, semua hal
tersebut ada didalam kurikulum. Oleh karena itu kurikulum sangat berperan
penting didalam sebuah pendidikan. Jika kurikulum tidak diterapkan dengan
baik akan berdampak sangat buruk bagi sekolah.
Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di sekolah maka dalam penyusunan kurikulum dan proses
pengimlementasiannya harus mengacu pada landasan yang sangat kokoh dan
kuat. Landasan pengembangan kurikulum dan cara pengimplementasiannya
tidak hanya difahami oleh pembuat kurikulum melainkan harus difahami dan
dipertimbangkan oleh pelaksana kurikulum yaitu para pengawas kurikulum
dan tenaga pendidik (guru) serta pihak-pihak lainnya yg terkait dengan tugas-
tugas pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum sesuai dengan jenjang
pendidikan.
Kurikulum 2013 lahir dari campuran model desain kurikulum, dilihat
dari sejarah adanya kurikulum 2013 mengacu pada desain teknologis namun
dalam merumuskan mata pelajaran sebagian besar menggunakan desain ilmu
32

yaitu Sujeet centered curiculum dan correlated curriculum(Ahmad Yani


(2014:38). Desain teknologi yaitu kurikulum yang selalu berfikir untuk
menerapkan teknologi dalam proses pembelajaran termasuk didalamnya
media dan sumber belajar yang mutakhir. Kurikulum 2013 adalah sebuah
kurikulum yang dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills siswa dilihat dari
sudut pandang sikap, keterampilan dan pengetahuan (Vrisca Damayanti 1014.
Penilaian peserta didik bukan hanya dilihat dari kecerdasan semata namun
harus mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hali ini dikarenakan
keterampilan dan pengetahuan siswa yang tinggi masih percuma jika sikap
yang dimiliki oleh peserta didik tidak baik. Begitu sebaliknya jika sikap
pesrta didik baik namun keterampilan dan pengetahuan rendah peserta didik
akan kesulitan untuk memperoleh prestasi dalam bidang akademik ataupun
non akademik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kurikulum 2013 adalah
seperangkat pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dengan menggunakan teknologi sebagai media belajara agar
menjadi lebih berkualitas sampai dimasa yang akan datang sesuai dengan isi
materi, metode pembelajaran evaluasi dan pencapaian tujuan dari kurikulum
itu sendiri.

C. Informatika
1. Pengertian Informatika
Asal usul adanya informatika adalah dimana pada awalnya
Informasi yang disampaikan secara langsung dengan percakapan
contohnya seperti pidato atau obrolan antar individu. Kemudian
informasi dioleh kedalam bentuk tulisan, grafik atau gambar dan
disampaikan secara tidak langsung. Seiring berkembangnya zaman
informasi disampaikan melalui rekaman suara, film, dan Video.
33

Perkembangan teknologi komputer yang cepat dengan teknologi


komunikasi menghasilkan menejemen dan transmisi informasi dalam
skala besar dan kecepatan tinggi dan kemudian memasuki era informasi.
Menurut Heri Purnomo (2005:17) ada beberapa devinisis
mengenai Informatika sebagai beriku:
a. Ilmu dan seni untuk mengubah data menjadi Informasi.
b. Strudi mengenai penerapan komputer dan teknik statistik kedalam
manajemen informasi.
c. Penerapan ilmu komputer dan ilmu informasi pada manajemen dan
pengolahan data, informasi dan pengetahuan.
d. Koleksi dan organisasi informasi dengan menggunakan komputer dan
metode-metode statistik.
e. Ilmu yang memperhatikan pengumpulan, manipulasi, klasifikasi,
penyimpanan dan pengambilan kembali pengetahuan yang terekam.
f. Teknik dan praktik yang dipakai untuk mengelola dan melaksanakan
sistem dan teknologi informasi.
g. Penyimpanan, manipulasi, analisis, dan visualisasi informasi, pada
komputer.
h. Penggunaan ilmu dan teknologi untuk menyediakan data informasi,
dan pengetahuan, untuk kepentingan individu maupun organisasi.
i. Ilmu yang terkait dengan pengumpulan, manipulasi, penyimpanan,
dan pengambilan kembali informasi yang terklasifikasi dan terekam.
j. Direktori dimana berkas-berkas hidup dan berkembang.
Sedangkan menurut Philipp Dreyfus(1962) dan Lacademie
Francaise(1967) mengatakan informatika sebagai kumpulan disiplin ilmu
dan disiplin teknik yang secara spesifik membahas tentang
transformasi/pengolah data atau mengolah informasi yang terutama
menggunakan fasilitas mesin-mesin otomatis seperti komputer. Dapat
kita amati ilmu informatika sangat berkembang baik dalam dunia
34

perdagangan, kesehatan, politik bahkan bisnis komputarisasi tidak asing


jika dilihat oleh panca indra.
Hampir seluruh dunia pekerjaan komputer menjadi sahabat karena
dengan menggunakan komputer secara otomatis akan memberi
kemudahan kepada manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam
waktu yang tidak lama. untuk menggambarakan informatika klasik
namun tidak cukup menaungi perkembangan terbaru informatika.
Semakin berkembangnya zaman semakin banyak berkembang pula
turunan informatika diantaranya teknik informatika, informatika sosial,
informatika ekonomi, dan informatika politik. Ilmu komputer juga sering
disebut dengan teknik informatika. Hal ini dikarenakan oleh
Perkembangan Informatika yang sangat dipengaruhi oleh sejarah
komputer. Informatika menjadi sangat penting setelah komputer sebagai
alat komputasinya tersedia dipasaran.
Mulai tahun ajaran baru tahun 2019/2020 akan diberlakukan mata
pelajaran Informatika. Sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 37 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
a. Informatika merupakan disiplin ilmu yang berfungsi memberikan
kemampuan berfikir manusia dalam mengatasi persoalan-persoalan
yang semakin kompleks agar dapat bersaing di abang 21. Teknologi
Informasi dan komunikasi sebagai salah satu bagian informatika
merupakan kebutuhan dasar pesertadidik agar dapat mengembangkan
kemampuannya pada era digital.
b. Mata pelajaran informatika merupakan mata pelajaran piliham yang
diselenggarakan berdasarkan guru sesuai dengan kualifikasi
35

akademik dan kompetensi, serta sarana dan prasarana pada satuan


pendidikan
2. Muatan Informatika

Diantara pasal 2 dan pasal 3 disispkan 1 (pasal) yaitu pasal 2A


sebagai berikut :

Pasal 2A yang berbunyi :


(1) Muatan Informatika pada Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) dapat digunakan sebagai alat pembelajaran dan/atau
dipelajarii melalui ekstrakulikuler dan/atau muatan lokal.
(2) Mata pelajaran Informatika pada Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA/MA) Dimuat dalam Kompetensi Dasar
yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

D. Tenaga Pendidik (guru)


1. Pengertian Tenaga pendidik
Dalam hal pendidikan guru adalah faktor yang sangat besar
keberadaannya dan guru juga mempunyai andil besar terhadap peserta
didiknya yaitu mencetak generasi yang aktif, kreatif dan inovatif sesuai
pendidikan nasional dalam pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar mengajar (Qomariah 2014:24).
Termuat dalam undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaliasi peserta didik pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru
adalah penentu keberhasilan peserta didik selama berada disekolah karena
ilmu dan bimbingan yang disampaiakan intulah yang akan didapatkan oleh
36

peserta didik. Keaktifan, kekreatifan dan sifat inovasi pada peserta didik
tergantung dari bagaimana cara guru mengembangkan potensi yang ada
didalam diri peserta didik.
Sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 16 Tahun
2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
sebagaimana telah tercantum dalam pasal 1 yaitu “setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional”. Pasal 2 yaitu “diploma empat (D-1V) atau sarjana (S1) akan
diatur dengan peraturan mentri tersendiri”.
2. Kualifikasi Akademik Guru
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi guru pada satuan pendidikan jalur formal
mencakupmkualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia
Dini/Taman Kanak-Kanak, /Raudatu Atfal (PAUD/TK/RA), guru
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiah (SMP/MTS), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDBL/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliah kejuruan(SMK/MAK).
Kualifikasi akademik guru SMA/MA atau bentuk lain yang
sederajat harus harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) Program studi yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampun, dan diperoleh
dari program studi yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai gur dalam bidang-bidang khusus yang sangat
diperlukan tetapi belum dikembangkan diperguruan tinggi dapat
37

diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelaayakan dan


dan kesetaraan bagiseseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah
dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya.
3. Standar Kompetensi Guru
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh. dari
empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru. Sesuai yang termuat dalam peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik indonesia No 87 tahun 2013 berdasarkan pasal 10
ayat 1 “undang-undang republik indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen, kompetensi guru meliputi kompetesi pedagogik, kompetensi
sosial, potensi kepribadian dan kompetensi profesional yang diperoleh
dari pendidikan profesi”.
a. Kompetensi peda gogik
Kompetensi pedagogik adah kemampuan mengelola
pembelajaran pesertadidik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi belajar
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi kepribadian yang
mantap , stabil dewasa dan arif, berwibwa menjadi teladan
pesertadidik, dan berahlak mulia pribadi guru menjadi contoh yang
digugu dan ditiru. Sehingga dengan demikian kompetensi
kepribadian besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
pesertadididk. Akhirnya dengan menggunakan kompetensi
kepribadia sebaga alat untuk mengembangan kepribadian anak
sebagai langkah untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia dan
38

mengembangkan pribadi Masyarakat untuk waktu sekarang dan


waktu yang akan datang.
c. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagian bagian
dari masyarakat untuk komunikasi dan bergaul secara efektif dengan
pesertadidik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali,
peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalak kemempuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing pesertadidik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Stantandar Nasional Pendidikan.

E. Sarana dan Prasarana


1. Pengertian sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang berhubungan
dengan benda. Sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas didalam
sekolah yang berfungsi sebagai salah satu faktor yang menentukan agara
proses belajar dapat berjalan dengan lancar. Sesuai peraturan Mentri
Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan
prasarana sekolah/Madarasah pendidikan umum. Standar sarana dan
prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan
umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu : Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiah(SMP/MTs), dan Sekolah ,Menengah Atas/Madrasah Aliah
(SMA/MA).
39

2. Standar Sarana Dan Prasarana Mencakup :


a. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
teknologi informasi dan komunikasi.
b. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-
ruang dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah.

Kriteria umun sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sebagai


berikut :

1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-


pindah
2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi
sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang dapat secara langsung
digunakan untuk pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk
membantu komunikasi dalam pembelajaran.
6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan
siswa dan guru untuk setiap mata pelajaran.
8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan siswa
dan guru.
9. Buku referensi adalah rujukan untuk mencari informasi atau data
tertentu.
10. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk salinan
buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website) dan
compack diks.
40

11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam
waktu yang relatif singkat.
12. Perlengkapan lain adalah alat mein kantor dan peralatan tambahan
yang digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah.
13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras
dan lunak yang berkaitan dengan aspek pengolahan informasi dan
komunikasi.
14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat
prasarana sekolah / madrasah meliputi bangunan, lahan praktik, lahan
untuk prasara penunjang, dan lahan pertanaman.
15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi
sekolah/ madrasah.
16. Ruang kelas adalah untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus.
17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
mememperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
18. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik
yang memerlukan peralatan khuusus.
19. Ruang pimpinan adalah ruang untuk melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah atau madrasah.
20. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi
sekolah/madrasah.
21. Ruang konseling adalah ruang untuk siswa mendapatkan layana
konseling dari konslor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir.
22. Ruang guru adalah ruang ruang untuk guru bekerja diluar kelas,
beristirahat dan menerima tamu.
23. Ruang UKS adalah ruang untuk menagani siswa yang mengalami
gangguan kesehatan didni dan ringan di sekolah/madrasah.
41

24. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan


ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu
sekolah/madrasah.
25. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan
kesektariatan pengelolaan organisasi siswa.
26. Jamban adalah tempat mebuang air besar dan/kecil
27. Gudang adalah tempat menyimpan peralatan pelajaran diluar kelas,
peralatan sekolah/madrasah yang tidak atau/belum berfungsi, dan
arsip sekolah/madrasah.
28. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan
sekolah/madrasah
29. Tempat berolah raga adalah ruang terbuka atau tertutup yang
dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan dan jasmani
dan olahraga.
30. Tempat bermain adalah tempat terbuka atau tertutup untuk siswa
dapat melakukan kegiatan bebas.
31. Rombongan belajara adalah kelompok siswa yang terdaftar pada satu
satuan kelas.

F. Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini peneliti mencari referensi atau sumber dari
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh penelitian lain yaitu tentang
Kesiapan Sekolah Menengah Atas Dalam Mengimplementasikan Mata
Pelajaran Informatida Pada Kurikulum 2013 Dikecamatan Pontianak Barat.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh:
1. Caecilia Anis Pratiwi(2017) “dengan judul “Kesiapan Sekolah Menengah
Atas Dikabupaten Sleman Untuk Memanfaatkan Internet Sebagai Sumber
Belajar Fisika”. Metode yang digunakan adalah menggunakan desain
penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif . Sampel dalam
42

penelitian ini adalah 7 SMA di Kabupaten Sleman dengan melihat


berdasarkan letak Geografisnya. Subjek dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah dari 7 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman.
Pengambilan data menggunakan teknik Survei dengan membagikan
angket, wawancara/interwiew, dan observasi. Hasil dari penelitian ini
adalah 85,71% jumlah sekolah sumber dayanya telah siap, 42% jumlah
sekolah memiliki sarana prasarana telah siap, 64,29% dari jumlah sekolah
telah memiliki kebijakan yang siap. yang menentukan sangat siapa adalah
manusianya yaitu seluruh anggota sekolah. Dilihat dari data keseluruhan
71,42% dari jumlah yang diteliti telah siap. Sekolah yang paling siap
adalah SMAN 1 Minggir dilihat dari sarana prasarana yang menunjang
dan sekolah yang sangat tidak siap adalah SMAN 1 Turi karena sarana
prasarana yang kurang yaitu akses internet lambat.
2. Rias Aiomi Mustakim(2014). Judul Penelitian “Kesipan Sekolah Dalam
Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.
Sampel dalam penelitian ini adalah Sekolah SMAN 2 Slawi. Subjek
dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, Wakil bagian kurikulum,
Guru ekonomi kelas X dan 2 siswa kelas X-PSISI. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara dan observasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis Moleong. Hasil dalam penelitian ini adalah Secara
umum dalam kesiapan sekolah untuk implementasi kurikulum 2013
SMAN 2 Slawi telah menyiapkan secara matang, namun dalam
pelaksanaan nya membuthkan waktu untuk beradap tasi. Penguasaan
kepala sekolah dan wakil kepala bagian kurikulum dalam
mengimplementasiannya telah merumuskan dengan matang yaitu dengan
berusaha untuk menguasai isi kurikulum 2013 di sekolah SMAN 2 Slawi
agar berjalan dengan aktif. Adapun kendalanya yaitu dilihat dari
perangkat awalnya struktur kurikulum, RPP dan buku siswa, guru dituntut
43

harus paham isi sesuai dengan KI dan KD. Guru penilaian yang baru
pihak sekolah belum mendapat kejelasan tentang pengisian nilai Raport.
3. Chafidz Ghozali dan Dewanto (2015). Judul dalam penelitian ini adalah
‘Kesiapan SMK Negeri 5 Surabaya Dalam Melaksanakan Kurikulum
2013” . Sampel dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 5 Surabaya.
Subjek yang dituju pada penelitian ini adalah kepala Sekolah, Waka
Kurikulum dan guru jurusan teknik pemesinan. Metode yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Hasil dalam
penelitian ini adalah kesiapan SMK Negri 5 Surabaya ditinjau dari
persepsi kepala sekolah sudah sangat siap melaksanakan kurikulum 2013.
Meliputi persiapan, pelaksanaa, evaluasi, sarana dan prasarana dengan
hasil keseluruhan 81,4% . Persepsi guru teknik pemesinan dari segi
persiapan 80,6% dapat dikatakan siap. Dari segi pelaksanaan 82,3% dapat
dikategorikan sangat siap. Dari segi evaluasi kurikulum 80,4% dapat
dikatakan siap. Dilihat dari persepsi guru terhadap sarana dan prasarana
jurusan teknik pemesinan 80,8% dikategorikan siap dalam melaksanakan
kurikulum 2013.

G. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir pada penelitian ini berdasarkan pada referensi yang
peneliti dapatkan dan berdasarkan hasil penelitian Relevan. Kerangka berfikir
merupakan argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis.
44

Kesiapan sekolah dalam


mengimplementasikan mata
pelajaran Informatika

Tenaga Sarana dan


Pendidik(guru) prasarana

Sekolah siap dalam


mengimplementasikan
mata pelajaran Informatika

Bagan 1.1 Kerangka berfikir

Berdasarka pemikiran penulis diharapkan setiap sekolah untuk


menyiapkan Tenaga Pendidik untuk mengajar mata pelajaran informatika agar
saat prose pengimplementasian mata pelajaran di sekolah Siap untuk
diterapkan. Selain itu Sarana dan prasarana juga sangat menentukan
pengimplementasian mata pelajaran informatika baik dari ruang laboratorium
komputer, komputer dan sebagainya. Tentunya bukan hanya sekolah yang
mempunyai kewajiban untuk memenuhi sarana dan prasarana itu semua tetapi
diharapkan ada bantuan dari pemerintah untuk membantu memenuhi sarana
dan prasara disetiap sekolah yang sangat membutuhkan.
Dengan kerangkan berfikir yang telah di deskripsikan penelitian
mengambil judul “Kesiapan sekolah menengah atas dalam
45

mengimplementasikan mata pelajaran informatika pada kurikulum 2013 di


kecamatan pontianak barat.

H. Hipotesis
Hipotesis merupakan langkah ke tiga dalam sebuah penelitian. Setelah
peneliti mendeskripsikan landasan teori, kerangka berfikir, selanjutnya
menyusun Hipotesis. Menurut Sugiono (2017:96) mengatakan “ Hipoteesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan”.
Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta empiris berdasarkan
pengumpul data. Hipotesis dalam penulisan ini dengan menggunakan
hipotesis Deskriptif. Hipotesis deskriptif menurut Sugiono (2017:100)
“Merupakan deskriptif jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
berkenaan dengan variabel mandiri”.
Hipotesis dalam penelitian ini dalah “Sekolah menengah atas siap
dalam mengimplementasikan mata pelajaran informatika pada kurikulum
2013 dikecamatan pontianak barat berdasarkan kesiapan tenaga pendidik dan
sarana dan prasarana”. Hipotesis alternatifnya adalah “Sekolah menengah
atas tidak siap untuk mengimplementasikan mata pelajaran informatika pada
kurikulum 2013 di Kecamatan Pontoanak Barat karena kurangnya kesiapan
tenaga pendidik dan sarana prasarana”.
46

DAFTAR PUSTAKAN

Ali, M., Asrori, M. (2014). Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta : PT
Bumi Aksara

Azis, R. (2018). Implementasi Pengembangan Kurikulum. Jurnal Un-alauddin ilmu


pendidikan perspektif islam, V11, (1), 44-50

Bahri, S. (2011). Pengembangan Kurikulum Dsar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah


Islam Futur, X1, (1), 1-20

Damayanty, V. (2014). Mengenal Kurikulum 2013 Lebih Dalam. [Online]. Tersedia :


https://www.kompasiana.com [7 Maret 2019]

Ghozali, C., Dewanto. (2015). Kesiapan SMK Negeri 5 Surabya Dalam


Melaksanakan Kurikulum 2013. Jurnal Kesiapan SMK Negri 5 Serabaya,
04,(2), 38-43

Jdih.KEMDIKBUD. go.id. (2018). Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan


Republik Indonesia No 37 Tahun 2018. [Online]. Tersedia:
https://desyandri.files.wordpress.com [06 Maet 2019]

Mulyana, D. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif : Bandung : PT REMAJA


ROSDAKARYA

Mustaqim, A., R. (2014). “Kesiapan Sekolah Dalam Mengimplementasika Kurikulum


2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi”. Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP
Veteran Semarang, 2, (1), 12-20

Nurfatonah, V. (2014). Pengertian Kesiapan Menurut Kamus Psikologi. [Online].


Tersedia : https://www.google.com [06 Maret 2019]

Purnomo, H., Zacharias, T. (2005). Pengenalan Informatika Perspektif Teknik dan


Lingkungan: Yogyakarta: Adi

Permendiknas No 16 Tahun 2007. Tentang standar kualifikasi akademik dan


kompetensi guru.[Online]. Tersedia: https://verslap.data.kemendikbud.go.id
[08 Maret 2019]
47

Permendiknas No 24 Tahun 2007. Tentang standar sarana dan prasarana untuk


SD/MI, SMP/MTS, Dan SMA/MA.[Online]. Tersedia:
https://verslap.data.kemendikbud.go.id [08 Maret 2019]

Pratiwi, A., C. (2017). Kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman.


Keguruaan dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Sanata Darma Bandung: tidak
diterbitkan

Pengertian Informatika.[Online]. Tersedia : https://d3informatika.weebly.com


pengertian informatika [7 Maret 2019]

Permen no 87 tahun 2013. Direktorat Jendral Kelembagaan Iptek Dan Dikti.


[Online]. Tersedia : https://kelembagaan.ristekdikti.go.id [10 Maret 2019]

Qomariah. (2014). Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum


2013. Jurnal. Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang. 2, (1), 21-35

Ristekdikti. (2018). Era Revolusi 4.0 Saatnya Generasi Milienal Menjadi Dosen
Masa Depan. [Online]. Tersedia : http://sumberdaya.ristekdikti.go.id [09
Februari 2019]

Sunhaji.(2014). “Kualitas Sumberdaya Manusia(Kualitas, Kompetensi dan Sertifikasi


Guru)”. Jurnal. Jurnal Kependidikan. Universitas Sebelas Maret Surakrta, 2,
(1), 142-160

Salahudin, A. (2011). Filsafat Pendidikan : Bandung : CV PUSTAKA SETIA

Sugiono. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif


Dan RND : Bandung : ALVABETA CV

Sugiono. (2016). Metodologi Penelitian Pendidkan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif


Dan RND : Bandung : ALVABETA CV

Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sudaryono., Margono, G., Rahayu, W. (2013). Pengembangan Istrumen Penelitian


Pendidikan. Yogyakarta: GRAHA ILMU

Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT RAJAGRA

Slameto. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruh. Jakarta. PT RINEKA


CIPTA
48

TribunPontianak. (2019). Asosiasi Guru TI Sambut Baik Mata Pelajaran Informatika


Di K 13. [Online]. Tersedia : http://pontianak.tribunnews.com [18 Januari
2019]

Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.


[Online]. Tersedia : https://www.polsri.ac.id panduan tentang Guru dan
Dosen [ 09 Maret 2019]

Yani, A. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: ALVABETA

Zuldafrial. (2012). Penelitian Kuantitatif. Yogyakart: Media Perkasa

Anda mungkin juga menyukai