BAGIAN 1
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Selama hidup manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan. Pendidikan
yang dimaksud adalah sebagai mana upaya untuk membuat suatu negara
menjadi lebih baik. Pendidikan dapat berhasil apa bila ada beberapa
komponen antaranya adalah guru, pesertadidik, proses belajar mengajar dan
sarana penunjang lainnya harus berjalan selaras dengan tujuan pendidikan
agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas di kemudian hari. Menurut
W.J.S Poerwadarminta didalam (Anas Salahudin 2011:19) mengatakan
“Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang
lebih baik”.
Motifasi dan bimbingan yang disampaikan oleh Guru setiap harinya
diharapkan dapat membentuk kepribadian dari setiap peserta didik agar
memiliki sifat persatuan dan sifat Nasionalisme terhadap bangsa dan
negaranya. Pendidikan juga sangat berperan penting sebagai gerbang
kemajuan negara. Tunas-tunas Negara akan tercermin dari masing-masing
peserta didik dari pola fikir, ahlak, budi pekerti dll yang didapatkan dari
bangku sekolah. Diharapkan pendidikan yang ada di Indonesia dapat
diperbaiki sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia yang berkualitas seperti yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pendidikan yang dapat meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
yang berkualitas adalah dengan menggunakan kurikulum. Untuk membuat
kurikulum adalah tugas utama sebuah lembaga pendidkan. Dalam hal ini
kementrian pendidikan dan kebudayaan (KEMENDIKBUD) sangat berperan
penting. Selain membuat kurikulum KEMENDIKBUD juga yang
2
ataupun kerusakan. Jika kondisi seperti ini terus terjadi bisa menyebabkan
dampak buruk bagi pendidikan. dikarenakan seiring berkembangnya zaman
semakin dituntut oleh teknologi yang semakin canggih. Dapat dilihat semua
serba teknologi baik dari dunia bisnis, kesehatan, Peternakan, Perdagangan
dan Politik. Kemajuan bangsa indonesia akan ketinggalan dari negara lain.
Karena penerus bangsanya tidak bisa menikmati yang namanya TI. Sulit
bagaimnana mereka akan bersaing di masa depan yang akan datang.
Dari latar belakang yang telah dideskripsikan oleh penulis tentang
akan diberlakukan mata pelajaran Informatika pada kurikulum 2013, Penulis
tertarik untuk mengambil Judul Penelitian tentang Kesiapan Sekola Menengah
Atas Dalam mengimplementasikan Mata Pelajaran Informatika Pada
Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat. Untuk membatasi Penelitian ini
agar tidak menyebar luas dengan hanya memfokuskan kepada Kesiapan Tenaga
Pendidik (Guru), Kesiapan Sarana dan prasarana.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan mata
pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat
dilihat dari tenaga tenaga pendidik (Guru).?
2. Bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan mata
pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di Kecamatan Pontianak Barat
dilihat dari sarana dan prasarana.?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan sekolah menengah atas dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada kurikulum 2013 di
Kecamatan Pontianak Barat.
7
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi bagi
Penulis dan pembaca untuk melihat kesipan sekolah dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013
dengan merujuk kepada kesiapan tenaga Pendidik ( Guru ), sarana dan
prasarana yang memadai.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber Informasi bagi
Mahasiswa sebagai calon tenaga Pendidik (Guru) bahwa dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika pada Kurikulum 2013 di
Kecamatan Pontianak Barat dapat dilihat dari kesiapan tenaga Pendidik
(Guru), Sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung agar dapat terlaksana
dengan baik
2. Bagi Siswa
Memberikan Informasi kepada siswa bahwa diberlakukannya mata
pelajaran Informatika pada kurikulum 2013 diharapkan kesungguhan
untuk belajar dengan baik mengingat mata pelajaran informatika
adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan komputer.
3. Bagi Sekolah
Menberikan Informai kepada Sekolah bahwa mata pelajaran
Informatika akan diberlakukan pada kurikulum 2013. diharapkan dari
pihak sekolah menyiapkan tenaga pendidik yang memang bidang
akademisnya dari sarjana IT, sarana dan prasarana yang memadai agar
8
a. Kesiapan
Menurut kamus psikologi, kesiapan (Readines) adalah suatu titik
kematangan untuk menerima dan mempraktekkan tingkah laku tertentu.
Artinya kesiapan bisa berjalan jika semua persyaratan sudah benar benar ada
tinggal menerima dan mempraktikan apa yang harus dilakukan. Berkaitan
dengan Kesiapan sekolah adalah kondisi sekolah yang siap untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik dilihat dari Kurikulum yang
digunakan, tenaga pengajar, Sarana dan prasarana dan termasuk komponen-
komponen yang ada didalam lingkungan sekolah tersebut.
b. Mengimplementasikan
Mengimplementasikan menurut kamus besar bahasa Indonesia
KBBI mengimplementasikan berasal dari kata implementasi yaitu
pelaksanaan/penerapan. Sedangkan secara umum implementasi adalah suatu
tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan
rinci(matang). Berkaitan dengan kesiapan sekolah dalam
mengimplementasikan mata pelajaran Informatika, kesiapan tersebut dapat
dilihat dari tenanga pengajar (Guru) guru yang ditekankan untuk mengajar
adalah guru yang memang bertifikat berprofesi dibidang komputer dan
sarana dan prasarana komputer sebagai fasilitas melaksanakan praktik
komputer.
c. Informatika
Informatika adalah disiplin ilmu yang mempelajari ransformasi fakta
berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi.
Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat dan intraksi dari
beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan
menyimpan hasil dan pemrosesan data dalam menampilkan data dalam
bentuk informasi.
10
d. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran untuk diterapkan di
sekolah dalam suatu priode tertentu.
F. Metodelogi Penelitian
1. Metode dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian adalah sebuah tindakan untuk menemuka suatu jawaban
dari sebuah permasalahan yang dihadapi.
Menurut Restu Kartiko Widi (Burn:1993) mengatakan Penelitian adalah:
Penelitian berasal dari bahasa inggris yang terdirir dari dua kata re
yang berarti lagi atau kembali dan search yang berarti mencari atau
menguji secara cermat dan hati-hati untuk mencoba atau
membuktikan. Secara bersama-sama dua kata tersebut
(research)berarti studi atau menyelidiki yang dilakukan secara hati-
hati, sistematis sabar dalam bidang penegetahuan, yang dilakukan
untuk menemukan fakta atau prinsip.
faktual tentang institusi sosial, ekonomi, atau poltik dari suatu daerah atau
kelompok dan tidak melibatkan observasi secara langsung. Menurut Restu
Kartiko Widi (2010:85) mengatakan bahwa “ metode survei merupakan
salah satu jenis studi deskriptif yang tidak melibatkan observasi secara
langsung oleh peneliti”. Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asori
(2014:42) “Istilah survei sering digunakan untuk menunjukan pada suatu
kegiatan pengamatan dan pemeriksaan dengan maksud mengumpulkan
informasi tentang keberadaan sesuatu yang bersifat fisik atau materisl”.
Dari penjelasan para ahli dapat disimpulkan Survei adalah sebuah
kegiatan Pengamatan untuk mendapatkan sebuah informasi yang bersifat
dapat dilihat oleh panca indra tanpa harus melibatkan observasi secara
langsung terlebih dahulu dimana dengan cara wawancara, dokumentasi dan
menyebarkan angket (Kuesioner)
2. Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan yang akan dijadikan subjek
dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2017:117) “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas dikecamatan Pontinak Barat
yang terdiri dari 1 SMA Negeri dan 6 SMA Suwasta...
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Teknik Sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan sampling jenuh. Menurut sugiyono ( 2017:124) “Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel”. Sampling jenuh biasanya digunakan bila jumlah
13
populasi relatif kecilnya kurang dari 30 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Sekolah Menengah Atas dikecamatan Pontinak Barat yang
terdiri dari 1 SMA Negeri dan 6 SMA Suasta.
Tabel 1.0 Sample Penelitian
No Nama Sekolah Status
1 SMAN 2 Pontianak Negeri
2 SMAS Kapuas Pontianak Suasta
3 SMAS AL-Islah Baitul Mal Suasta
4 SMAS Ki Hajar Dewantara Suasta
5 SMAS Koprasi Pontianak Suasta
6 SMAS Nahdlatus Syuban Suasta
7 SMAS Tunas Bhakti Pontianak Suasta
Dalam pengumpulan data alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah sebuah uraian penelitian yang dikemas
dalam bentuk pertanyaa-pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan
dengan baik (Sudaryono dkk, 2013:35). Wawancara terbagi menjadi 2
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur (Sugiyono
2016:233). Wawancara terstruktur adalah wawancara yang digunakan
sebagai teknik pengumpul data , bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawacara yang telah tersusunsecara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya”.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperkuat angket yang akan digunakan untuk pengumpulan data
sehingga pertanyaan-pertanyaan didalam pedoman wawancara
berkaitan dengan judul penelitian yang diambil penulis. Teknik
pengumpul data dalam penilitian ini dengan menggunakana teknik
wawancara tersruktur yakni diperoleh dari setiap Kepala sekolah di sekolah
menengah atas di Kecatan Pontianak Barat.
komputer
3. Berapa jumlah komputer dalam lab
komputer.?
4. Berapa jumlah printer dalam lab
komputer.?
5. Berapa jumlah scanner dalam lab
komputer.?
6. Berapa buah LAN dalam lab
komputer
7. Berapa buah stabilizer dalam lab
komputer.?
8. Apakah sudah ada jaringan internet
di sekolah.?
9. Apakah internet dapat diseluruh
ruangan di sekolah ini.?
10. Apakah sekolah ini sudah memiliki
wabsite sekolah.?
2) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari seluruh
dokumen yang ada. Pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam
(termasuk wawancara sejarah hidup) dapat pula dilengkapi dengan analisis
dokumen seperti otobiografi, memoari, catatan harian, surat-surat pribadi,
catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin dan foto-
foto (Dedi Mulyana 2001:195).
Ada banyak sumber yang dapat dijadikan Dokumentasi salah
satunya dalam penelitian ini peneliti menggunakan foto-foto terkait sarana
dan prasarana di sekolah menengah atas di Kecamatan Pontianak Barat.
3) Kuesioner (angket)
Kuesioner sering disebut dengan angket adalah teknik pengumpul
data berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
mengumpulkan data. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Sugiyono (2017:199)
mengatakan bahwa “Kuesioner (angket) merupaka teknik pengumpul data
yang digunakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut
Sudaryono dkk (2013:30) mengatakan “Angket atau kuesioner merupakan
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung ( peneliti
tidak langsung bicara dengan responden)”. Dari penjelasan yang
dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan kuesioner adalah alat
pengumpul data yang berisi seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden.
Menurut jenisnya angket dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
19
Pengumpulan Data
(Kuesioner/Wawancara)
Pengolahan data
1. Editing data
2. Coding data
3. Tabulasi data
Analisis Data
1. Penyajian data
2. Uji statistik
Interprestasi Dta
selisih antara dua lower limit atau dua upper limit yang berdekatan disebut
nilai kelas interval Caecilia Anis Pratiwi (Supranto, j.,1987).
Persamaan untuk menentukan besarnya kelas interval sebagai
berikut:
𝑥𝑛−𝑥1
c =
𝑘
Keterangan:
c : Perkiraan besarnya kelas
k : Banyaknya kelas
𝑋𝑛 : Nilai observasi terbesar
𝑋1 : Nilai observasi terkecil
b. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis
hasil wawancara terhadap kepala sekolah dan waka kurikulum. Data hasil
wawancara yang telah dilaksanakan dibuat transkip dalam bahasa tulisan
agar dapat di analisis setiap jawaban dari responden. Menurut Sugiono
(2017:336) “Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan , selama dilapangan dan setelah selesai
dilapangan”. Sedangkan menurut Sugiyono (Miles and Huberman 1984)
“Mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan Analisis kualitatif
adalah menganalisis data yang diperoleh dari responden yang dimulai dari
sebelum dilapangan dan setelah selesai penelitian dilapangan sampai benar-
benar data yang diperoleh menjadi data yang akurat.
25
Data
collection Data display
Data
reduction Conclusion:drawing/ve
rifying
BAGIAN 11
LANDASAN TEORI
A. Kesiapan
1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan dibperlukan oleh setiap peserta didik sebelum proses
pembelajaran dimulai. Menurut Slameto (2013:113) “Kesiapan adalah
keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan
respo/jawaban didalam cara tertentu terhadap situasi”. Dalam proses
belajar kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang dan sesuai arah
kematangannya. Karena kematangan merupakan cara berfikir yang lebih
baik untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Jika seseorang cara
berfikirnya sudah matang maka seeorang akan siap untuk menghadapi
dan mencari solusi. Kesiapan sangat menentukan keberhasilan belajar
peserta didik.
Menurut Thorndike (Slameto 2013:14) kesiapan adalah
merupakan syarat untuk belajar selanjutnya. Jika peserta didik dalam
tahap awal dalam mengikuti proses belajar dengan kurang siap maka
proses belajar selanjutnya peserta didik akan kesulitan dalam menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap dalam menerima rangsangan dan memeberika respon
terhadap konsis tertentu.
Menurut Slameto (2013:12) Kondisi Fisik terbagi menjadi 3 aspek
yaitu sebagai berikut:
2. Kondisi fisik kesiapan
a. Kondisis Fisik mental dan emosional
Kondisi fisik adalah kondisi tubuh secara fisik yg dapat dilihat
oleh panca indra untuk mengikuti kegiatan belajar. Contohnya apakah
28
siswa kondisinya sedang sakit atau tidak, jika iya sedang sakit maka
sulit untuk mengikuti dan menerima materi yang disampaikan oleh
guru. Kondisi mental adalah kondisi yang berhubungan dengan
kecerdasan siswa. Contohnya kecerdasan dalam berfikir dan menjawab
setiap soal ataupun pertanyaan dari guru. Sedangkan kondisi
emosional adalah kondisi untuk mengatur emosinya untuk menghadapi
sebuah masalah. Contohnya pada saat temannya sengaja atau tidak
sengaja membuat seorang siswa tersinggung apakah siswa tersebut
bisa mengontrol emosinya.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan saat itu juga
atau rasa membutuhkan materi yang disampaikan oleh guru. Motif
adalah daya penggerak atau daya pendorong. Tujuan adalah segala
sesuatu yang ingin kita peroleh, untuk memperolehnya adalah dengan
motif. Motif yang menggerakan atau mendorong setiap individu untuk
melakukan sesuatu agar tujuan yang kita inginkan dapat terwujud.
Maka motif sangat berkaitan dengan tujuan.
c. Keterampilan, pengetahuan pengertian yang lain
Keterampilan dan pengetahuan adalah kemahiran. Sedangkan
kemampuan serta pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi
yang telah diajarkan oleh guru. Contoh dari keterampilan adalah siswa
dapat membuat alat kesenian wayang sedangkan pengetahuan adalah
pemahaman materi kesenian wayang yang diajarkan oleh guru.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi kesiapan menurut Ceaccilia
Anis Pratiwi (jamrah dan Aswan dalam kadek Sri 2011) sebagai berikut:
a. Kesiapan fisisk
Kesiapan fisisk adalah sangat berkaitan erat dengan kesehatan
yang akan dapat mempengaruhi hasil belajar dan penyesuaian sosial
29
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkap rancangan perangkat pembelajaran
yang diberlakukan oleh suatu lembaga dalam jenjang waktu tertentu yang
bertujuan agar proses belajar mengajar menjadi lebih terarah. Menurut
Ahmad Yani (2014:2) “Kurikulum merupakan sebuah chip yg berisi
keinginan dan harapan dari suatu komunitas masyarakat tertentu untuk
memperbaiki keadaan dirinya saat ini dan di masa yang akan datang”. Dalam
dunia pendidikan kurikulum selalu dijadikan pedoman dalam proses
pengajaran. Dengan adanya kurikulum Peserta didik diharapkan dapat
menerima segala ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh tenaga pendidik
(Guru) dimana ilmu pengetahuan yang diterima dari bangku sekolah dapat
berguna guna dimasa sekarang dan dapat menyongsong kesuksesan dimasa
yang akan datang.
Istilah Kurikulum Sering dimaknai plan for learning yaitu rencana
pendidikan (Rosmiaty Azis 2018:45). Sebagai rencana pendidikan kurikulum
akan berjalan lancar jika faktor pendorong kurikulum tersedia dengan baik
31
dari sumber belajar, tenaga pendidik (guru), sarana dan prasarana, anggaran,
kebijakan sekolah dan sistem pengolahan tertata dengan baik. Sedangkan
menurut Ahmad Yani ( Wina Sanjaya 2008) bahwa:
kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi
tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman
belajar yang harus dilakukan oleh seluruh siswa yang ada disekolah,
strategi dan cara yang harus dikembangkan, evaluasi yang
dirancang, untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian
tujuan serta penerapan dari dokumen yang telah dirancang dalam
bentuk nyata.
C. Informatika
1. Pengertian Informatika
Asal usul adanya informatika adalah dimana pada awalnya
Informasi yang disampaikan secara langsung dengan percakapan
contohnya seperti pidato atau obrolan antar individu. Kemudian
informasi dioleh kedalam bentuk tulisan, grafik atau gambar dan
disampaikan secara tidak langsung. Seiring berkembangnya zaman
informasi disampaikan melalui rekaman suara, film, dan Video.
33
peserta didik. Keaktifan, kekreatifan dan sifat inovasi pada peserta didik
tergantung dari bagaimana cara guru mengembangkan potensi yang ada
didalam diri peserta didik.
Sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 16 Tahun
2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
sebagaimana telah tercantum dalam pasal 1 yaitu “setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional”. Pasal 2 yaitu “diploma empat (D-1V) atau sarjana (S1) akan
diatur dengan peraturan mentri tersendiri”.
2. Kualifikasi Akademik Guru
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi guru pada satuan pendidikan jalur formal
mencakupmkualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia
Dini/Taman Kanak-Kanak, /Raudatu Atfal (PAUD/TK/RA), guru
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiah (SMP/MTS), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDBL/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliah kejuruan(SMK/MAK).
Kualifikasi akademik guru SMA/MA atau bentuk lain yang
sederajat harus harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) Program studi yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampun, dan diperoleh
dari program studi yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai gur dalam bidang-bidang khusus yang sangat
diperlukan tetapi belum dikembangkan diperguruan tinggi dapat
37
11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam
waktu yang relatif singkat.
12. Perlengkapan lain adalah alat mein kantor dan peralatan tambahan
yang digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah.
13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras
dan lunak yang berkaitan dengan aspek pengolahan informasi dan
komunikasi.
14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat
prasarana sekolah / madrasah meliputi bangunan, lahan praktik, lahan
untuk prasara penunjang, dan lahan pertanaman.
15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi
sekolah/ madrasah.
16. Ruang kelas adalah untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus.
17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
mememperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
18. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik
yang memerlukan peralatan khuusus.
19. Ruang pimpinan adalah ruang untuk melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah atau madrasah.
20. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi
sekolah/madrasah.
21. Ruang konseling adalah ruang untuk siswa mendapatkan layana
konseling dari konslor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir.
22. Ruang guru adalah ruang ruang untuk guru bekerja diluar kelas,
beristirahat dan menerima tamu.
23. Ruang UKS adalah ruang untuk menagani siswa yang mengalami
gangguan kesehatan didni dan ringan di sekolah/madrasah.
41
F. Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini peneliti mencari referensi atau sumber dari
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh penelitian lain yaitu tentang
Kesiapan Sekolah Menengah Atas Dalam Mengimplementasikan Mata
Pelajaran Informatida Pada Kurikulum 2013 Dikecamatan Pontianak Barat.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh:
1. Caecilia Anis Pratiwi(2017) “dengan judul “Kesiapan Sekolah Menengah
Atas Dikabupaten Sleman Untuk Memanfaatkan Internet Sebagai Sumber
Belajar Fisika”. Metode yang digunakan adalah menggunakan desain
penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif . Sampel dalam
42
harus paham isi sesuai dengan KI dan KD. Guru penilaian yang baru
pihak sekolah belum mendapat kejelasan tentang pengisian nilai Raport.
3. Chafidz Ghozali dan Dewanto (2015). Judul dalam penelitian ini adalah
‘Kesiapan SMK Negeri 5 Surabaya Dalam Melaksanakan Kurikulum
2013” . Sampel dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 5 Surabaya.
Subjek yang dituju pada penelitian ini adalah kepala Sekolah, Waka
Kurikulum dan guru jurusan teknik pemesinan. Metode yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Hasil dalam
penelitian ini adalah kesiapan SMK Negri 5 Surabaya ditinjau dari
persepsi kepala sekolah sudah sangat siap melaksanakan kurikulum 2013.
Meliputi persiapan, pelaksanaa, evaluasi, sarana dan prasarana dengan
hasil keseluruhan 81,4% . Persepsi guru teknik pemesinan dari segi
persiapan 80,6% dapat dikatakan siap. Dari segi pelaksanaan 82,3% dapat
dikategorikan sangat siap. Dari segi evaluasi kurikulum 80,4% dapat
dikatakan siap. Dilihat dari persepsi guru terhadap sarana dan prasarana
jurusan teknik pemesinan 80,8% dikategorikan siap dalam melaksanakan
kurikulum 2013.
G. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir pada penelitian ini berdasarkan pada referensi yang
peneliti dapatkan dan berdasarkan hasil penelitian Relevan. Kerangka berfikir
merupakan argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis.
44
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan langkah ke tiga dalam sebuah penelitian. Setelah
peneliti mendeskripsikan landasan teori, kerangka berfikir, selanjutnya
menyusun Hipotesis. Menurut Sugiono (2017:96) mengatakan “ Hipoteesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan”.
Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta empiris berdasarkan
pengumpul data. Hipotesis dalam penulisan ini dengan menggunakan
hipotesis Deskriptif. Hipotesis deskriptif menurut Sugiono (2017:100)
“Merupakan deskriptif jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
berkenaan dengan variabel mandiri”.
Hipotesis dalam penelitian ini dalah “Sekolah menengah atas siap
dalam mengimplementasikan mata pelajaran informatika pada kurikulum
2013 dikecamatan pontianak barat berdasarkan kesiapan tenaga pendidik dan
sarana dan prasarana”. Hipotesis alternatifnya adalah “Sekolah menengah
atas tidak siap untuk mengimplementasikan mata pelajaran informatika pada
kurikulum 2013 di Kecamatan Pontoanak Barat karena kurangnya kesiapan
tenaga pendidik dan sarana prasarana”.
46
DAFTAR PUSTAKAN
Ali, M., Asrori, M. (2014). Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Ristekdikti. (2018). Era Revolusi 4.0 Saatnya Generasi Milienal Menjadi Dosen
Masa Depan. [Online]. Tersedia : http://sumberdaya.ristekdikti.go.id [09
Februari 2019]