ABSTRAK
Komunikasi merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Di dalam
memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
berkomunikasi yang baik sebagai awal terciptanya sebuah hubungan perawat dengan pasien dan
keluarga. perawat yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi akan
mudah menjalin hubungan dengan pasien maupun keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
hambatan komunikasi efektif perawat dengan keluarga pasien dalam perspektif perawat di Intensive
Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung. Penelitian deskriptif exploratif ini melibatkan 10
orang perawat yang diambil menggunakan accidental sampling. Data diambil dengan melakukan
wawancara dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan content analysis. Hasil penelitian
menujukkan bahwa terdapat lima tema yang menjadi hambatan komunikasi efektif perawat dengan
keluarga pasien dalam perspektif perawat di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam
Bandung yaitu konflik peran, faktor demografi keluarga, kesalahpahaman, lingkungan dan situasi di
ICU, dan kondisi psikologis keluarga. Dengan demikian, pelatihan terkait komunikasi perawat dengan
keluarga pasien menjadi penting untuk dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan perawat
seperti kemampuan berbahasa asing dan kesabaran dalam menghadapi situasi dan kondisi di ICU
khususnya berhubungan dengan keluarga pasien. Hal ini dikarenakan perawat adalah ujung tombak
dalam pemberian pelayanan di Rumah Sakit.
Kata Kunci : Hambatan, ICU, Keluarga pasien, Komunikasi efektif & Perawat
ABSTRACT
Communication is a very important process in human relationship. In providing nursing care, nurses
should have a good knowledge and communication skill as the beginning of a good relationship
between nurses, patients, and their families. Nurses with good communication skill had an easier
opportunity to make a good relationship with the patient and their families. This study aimed to
identify effective communication barriers among nurses in developing communication with patients’
family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung.
This descriptive explorative study involved 10 nurses were taken with accidental sampling. Data were
gathered using interview and observation. Data analyzed with the content analysis. Result showed that
there were at least five topic of effective communication barriers among nurses in developing
communication with patients’ family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah
Sakit Umum Al Islam Bandung; role conflict, family demographic factors, misunderstanding,
environment and situation in the ICU, and family psychological condition. So, training related to
communication between nurses and patients’ family were necessary to undertake in order to improve
the ability of nurses such as foreign language skills and patience in dealing with the situation in the
ICU especially in relation to the patient's family. This is because nurses are the spearhead of health
care service in hospital.
Keywords: Barriers, ICU, the patient’s family, effective communication, & nurse
104
Arumsari,
D.P.,
Emaliyawati,
E.,
&
Sriati,
A
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum merupakan sebuah prosedur untuk
Al Islam Bandung. mengkategorikan data verbal atau perilaku,
Instrumen penelitian ini terbagi menjadi untuk tujuan klasifikasi, membuat ringkasan
empat komponen yaitu peneliti sebagai dan perhitungan. Merujuk pada Hancock
instrumen utama, pedoman wawancara, (2002), konten tersebut dapat dianalisa pada 2
pedoman observasi, dan alat perekam suara tingkat. Analisa tingkat dasar adalah
(voice recorder). Pengumpulan data dilakukan pertimbangan deskriptif mengenai data yang
dengan menggunakan wawancara semi didalamnya membahas mengenai apa yang
terstruktur (semi structured interview) selama sesungguhnya dikatakan tanpa asumsi.
30-60 menit untuk masing-masing informan. Analisis konten melibatkan coding dan
Informan pada penelitian ini diperoleh dengan pengelompokkan data. Hal ini untuk
menggunakan teknik accidental sampling, mengidentifikasi hasil dari transkrip.
yaitu metode pemilihan atau pengambilan
sampel sumber data dengan jalan mengambil HASIL DAN PEMBAHASAN
individu siapa saja yang dapat dijangkau atau Berdasarkan penelitian yang dilakukan
ditemui (Polit dan Beck, 2014; Sugiyono, kepada 10 orang perawat yang bekerja di
2014). Dalam penelitian ini informan adalah Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum
10 orang perawat yang bekerja di ICU Rumah Al Islam Bandung didapatkan hasil yaitu :
Sakit Umum Al Islam Bandung.
Analisa data menggunakan analisa
konten (content analysis). Content analysis
Tabel 1. Karakteristik responden
Informan Jenis Kelamin Usia Pendidikan Lama Bekerja di ICU
1 Laki-Laki 26 tahun D3 Keperawatan 6 tahun
2 Perempuan 37 tahun D3 Keperawatan 6 tahun
3 Perempuan 38 tahun D3 Keperawatan 5 tahun
4 Perempuan 39 tahun D3 Keperawatan 8 tahun
5 Perempuan 36 tahun D3 Keperawatan 3 tahun
6 Laki-Laki 40 tahun D3 Keperawatan 4 tahun
7 Laki-Laki 39 tahun D3 Keperawatan 5 tahun
8 Laki-Laki 29 tahun D3 Keperawatan 4 tahun
9 Laki-Laki 33 tahun D3 Keperawatan 7 tahun
10 Perempuan 32 tahun D3 Keperawatan 3 tahun
diwawancara menyatakan tidak enak dan diungkapkan oleh 4 orang dari 10 informan
menjadi malas saat berkomunikasi dengan yang diwawancara
keluarga pasien dikarenakan keluarga pasien “……. penanggung jawab pasien tuh ya
terkadang bersikap jutek seperti yang anaknya …..” (P3)
diungkapkan oleh beberapa informan di “……. misal belum ngerti aja kita cari
bawah ini. anaknya ada kemungkinan di GC itu ada
“……. cuma ya jadi males ke kitanya anaknya” (P4)
gitu kan nggak enak kan ya ngomong sama “…… biasanya suka manggil anggota
orang tapi mukanya jutek gitu” (P2) keluarganya yang lain yang lebih paham
“……. ya jadi nggak enak aja gitu ke ……” (P5)
kitanya juga kadang suka rada males tapi ya “……. ya kita nanya lagi ke keluarga
mau gimana lagi kan da tugas perawat kan intinya ada anggota yang lain nggak yang
emang gitu jadi kalo ada yang nggak enak kira-kira lebih ngerti ……” (P8)
yaudah” (P3) Kondisi pasien yang tidak stabil
“…….. kadang ke kitanya jadi ikutan menjadikan keluarga diwajibkan untuk selalu
BT juga ……“ (P7) berjaga di ruang tunggu. Hal ini dikarenakan
Dilema komunikasi yang dirasakan oleh kondisi pasien di ICU sangatlah fluktuatif
perawat tidak hanya terkait sikap yang artinya keadaan pasien dapat tiba-tiba
ditunjukkan oleh keluarga pasien saat membaik atau malah mungkin menjadi
berhadapan dengan mereka saja melainkan juga menurun. Oleh karena itu pasien yang berada
kondisi psikologis dan fisik mereka seperti di ICU wajib ditunggui oleh keluarganya di
ketika mereka sedang lelah atau saat sedang ada ruang tunggu.
masalah pribadi terkadang perawat sering Beberapa perawat menyatakan bahwa
melupakan penampilannya saat berkomunikasi terkadang keluarga meninggalkan pasien atau
dengan keluarga pasien. Hal tersebut tentunya tidak ada ditempat sehingga hal tersebut
dapat menjadi penghambat perawat dalam menyulitkan perawat dalam memberikan
berkomunikasi dengan keluarga pasien. informasi. Hal ini seperti yang diungkapkan
Beberapa informan menyatakan adanya kondisi oleh 3 orang dari 10 informan di bawah ini
dimana terkadang mereka sering melupakan “…… karna kalo ada kejadian kita
penampilan mereka di depan keluarga pasien
suka agak marah kalo pasien udah usia lanjut
seperti yang diungkapkan oleh 4 orang dari 10
keluarganya pada pulang ……” (P6)
informan yang diwawacara
“…… kendalanya sama ya itu tadi
“Kalo lupa senyum kaya gitu da pasti
dikasih nomer kontak tapi ditelepon nggak
pernah apalagi capek-capeknya atau kaya
diangkat-angkat ……” (P8)
lagi ada masalah di rumah …..” (P2)
“…… kesulitannya disini sih jadi
“….... kitanya capek anggepan
komunikasi tuh emang nggak bisa terus-
keluarganya kok judes padahal mah nggak
terusan dimana ada peluang komunikasi eh
judes mungkin dia lagi capek ada kalanya
keluarganya lagi nggak ada …..” (P8)
kita megang dua pasien” (P8)
Kondisi pasien yang tidak sadar di ICU “…… kadang-kadang ada yang nggak
menjadikan keluarga sebagai penanggung ditunggu alesannya sibuk, ada kerja, ada
jawab pasien dalam tindakan apapun yang punya anak kecil ……” (P10)
termasuk didalamnya yaitu berkomunikasi
dengan perawat. Dalam hal ini tentunya Faktor Demografi Keluarga
dibutuhkan komunikasi yang efektif mengingat Dari hasil analisa data muncul tiga
keluarga sebagai jembatan penghubung antara sub tema terkait faktor demografi keluarga
perawat dengan pasien. Hal ini seperti yang yang berhubungan dalam komunikasi antara
perawat dengan keluarga pasien di ICU yaitu dijelasin nih terus masih aja nggak ngerti
usia, pendidikan, dan ekonomi. ……” (P4)
1) Usia 3) Ekonomi
Usia menjadi salah satu faktor Salah satu status sosial yang dapat
demografi keluarga yang mempengaruhi mempengaruhi komunikasi yang ada adalah
komunikasi. Hal ini dikarenakan cara kita ekonomi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan
berkomunikasi dengan orang lain tentunya banyak pemikiran dan pertimbangan apabila
disesuaikan dengan faktor demografi orang menyangkut tentang pembiayaan mengingat
tersebut salah satunya adalah usia. hal ini merupakan sesuatu yang sensitif bagi
Dalam hal ini kita sebagai perawat keluarga pasien.
harus bisa menyesuaikan dan menempatkan Dari hasil wawancara didapatkan 4
diri dengan adanya perbedaan usia antara orang dari 10 informan menyatakan bahwa
perawat dengan keluarga pasien baik itu ekonomi mempengaruhi komunikasi antara
kepada yang lebih muda, sebaya, maupun mereka dengan keluarga pasien, seperti yang
kepada yang lebih tua. Hal tersebut diungkapkan oleh informan di bawah ini
diungkapkan oleh 7 orang dari 10 informan “……. kalo pemeriksaannya mahal ya
yang diwawancara dengan beberapa kutipan wajar kan ya namanya juga berhubungan
informan di bawah ini sama duit” (P2)
“……. udah sepuh kan ya pasti rada “……. masalah biaya sih ujung-
sulit sih kan harus ngejelasinnya pelan-pelan ujungnya …….” (P3)
…….” (P4)
“……. harus dengan menggunakan Kesalahpahaman
bahasa sederhana pokoknya yang mudah Keragaman budaya dan bahasa sering
dimengerti sama mereka ……” (P5) kali menjadi hambatan seseorang dalam
“…….. harus pelan-pelan banget, berkomunikasi. Hal ini dikarenakan setiap
diulang-ulang karna seringnya nggak paham daerah memiliki perbedaan budaya dan
…….” (P6) bahasa yang tentunya akan berpengaruh
dalam komunikasi antar individu.
2) Pendidikan Dari hasil analisa data muncul dua sub
Selain usia, status pendidikan juga tema terkait kesalahpahaman komunikasi
sangat mempengaruhi komunikasi yang ada. yang sering dialami oleh perawat dalam
Adanya perbedaan tingkat pendidikan berkomunikasi dengan keluarga pasien di
seseorang menjadikan setiap individu ICU yaitu budaya dan bahasa.
memiliki pemahaman yang berbeda dalam
mencerna informasi yang diberikan. Hal ini 1) Budaya
seperti yang diungkapkan oleh 9 orang dari Budaya setiap orang berbeda
10 informan bahwa mereka mengalami tergantung daerahnya masing-masing. Setiap
kesulitan saat berkomunikasi dengan keluarga daerah memiliki karakteristiknya masing-
pasien yang memiliki status pendidikan masing yang dapat mempengaruhi
menengah ke bawah. Berikut adalah beberapa komunikasi yang ada antar individu. Adanya
kutipan yang diungkapkan oleh informan perbedaan budaya yang dirasakan oleh
“……. gitu lah yang pendidikannya separuh dari informan dapat menimbulkan
rendah gitu kan keliatan juga kan ya pas kesalahpahaman saat mereka berkomunikasi
ngobrol susah nyambung ……” (P2) dengan keluarga pasien.
“……. kalo yang latar belakang Dari 10 informan yang diwawancara 5
pendidikannya rendah gitu ya seringnya udah diantaranya menyatakan bahwa perbedaan
sikap apatis perawat terhadap pasien Hasil penelitian ini pun menunjukkan
(Shafipour, Mohammad, & Ahmadi, 2014). bahwa yang menjadi hambatan dalam
Idealnya perawatan di ruang intensif memiliki komunikasi efektif antara perawat dengan
perbandingan 1:1 dimana satu orang perawat keluarga pasien adalah faktor demografi
menangani satu orang pasien. Akan tetapi, keluarga seperti usia, latar belakang
kenyataan dilapangan menyebutkan bahwa pendidikan, dan juga status ekonomi. Ketiga
terkadang mereka memegang dua orang hal tersebut dapat mempengaruhi pola
pasien dalam sekali shift sehingga hal tersebut komunikasi yang ada.
membuat mereka kelelahan.
Ketidaksesuaian jumlah perawat Faktor Demografi Keluarga
dengan jumlah pasien yang harus mereka Berdasarkan hasil penelitian, 7 orang
rawat membuat perawat harus dapat informan menyatakan bahwa mereka
beradaptasi dengan keadaan tersebut. mengalami kesulitan dalam hal usia terlebih
Adaptasi yang terjadi bersifat buruk apabila berkomunikasi dengan keluarga
dikarenakan perawat akan terbiasa dengan hal pasien yang usianya lebih tua. Penelitian yang
itu sehingga perawat akan lupa untuk dilakukan oleh Callinan dan Brandt (2015)
berkomunikasi dengan keluarga pasien menyebutkan bahwa hambatan perawat dalam
sekalipun mereka sedang tidak sibuk. berkomunikasi dengan orang lanjut usia
Hal tersebut bertambah sulit ketika dikarenakan adanya gangguan kognitif.
perawat sebagai ujung tombak pelayanan Oleh karena itu dibutuhkan teknik
kesehatan harus berhubungan langsung berkomunikasi yang sesuai dengan keadaan
dengan keluarga pasien yang berperan mereka seperti menggunakan bahasa yang
sebagai jembatan komunikasi antara perawat sederhana dan berbicara dengan perlahan-
dengan pasien. Oleh karena itu perawat lahan. Selain hal itu, 9 orang informan
dituntut untuk selalu dapat bersikap menyatakan bahwa mereka mengalami
profesional dalam berkomunikasi baik itu kesulitan yang berhubungan dengan latar
secara verbal maupun nonverbal. belakang pendidikan keluarga pasien.
Berdasarkan hasil penelitian, 4 orang Latar belakang pendidikan keluarga
informan menyebutkan bahwa pasien yang pasien mempengaruhi pemahaman mereka
dirawat di ICU umumnya berada dalam dalam mencerna informasi yang diberikan
kondisi tidak sadar sehingga keluarga yang oleh perawat. Hal ini seperti yang dijelaskan
menjadi penanggung jawab pasien baik itu dalam penelitian Astutik dan Widodo (2011)
suami, istri, atau anaknya. Tentunya dalam bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
hal ini kelurga wajib menunggui pasien maka semakin mudah ia dalam menerima
mengingat kondisi pasien di ICU yang dapat informasi yang diberikan petugas kesehatan
berubah sewaktu-waktu. begitupun sebaliknya.
Akan tetapi pada kenyataannya sering Selain hal itu hasil penelitian
kali keluarga tidak ada ditempat untuk menyebutkan bahwa 4 orang informan
menunggui pasien dengan alasan sibuk, mengalami kesulitan yang berhubungan
mempunyai anak kecil, dan sebagainya dengan status ekonomi keluarga pasien.
sehingga menyulitkan perawat dalam Status ekonomi dapat mempengaruhi
memberikan informasi. Dari hasil penelitian komunikasi yang ada dikarenakan diperlukan
didapatkan 3 orang informan menyatakan banyak pertimbangan sehingga keluarga
bahwa mereka mengalami kesulitan dalam hal membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
komunikasi dikarenakan keluarga pasien tidak mengambil suatu keputusan, sedangkan hal
ada di tempat. tersebut dapat mempengaruhi dan menunda