Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN INTERAKSI OBAT DALAM

PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT


Fifin Oktaviani, M.Sc, Apt
RSUD MUHAMMAD SANI KAB. KARMUN

Batam, 14 September 2018


REGULASI
Epidemiologi interaksi obat
 The Boston Collaborative Drug Surveillance Program :
4,3 % pasien mengalami ADR,
6,5 %-nya terkait dengan interaksi obat
 Havard Medical Practice Study : 2% pasien mengalami ADR
akibat interaksi obat
 Di Australia: 4,4 % ADR karena interaksi obat
 Di Swedia : 1,9% insidensi interaksi obat
Kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada resep
yang mengandung ≥ 5 macam obat dari pada resep yang
mengandung < 5 macam obat per resepnya.
Apakah yang dimaksud dengan interaksi obat?

 Secara singkat dapat dikatakan interaksi


obat dapat terjadi jika suatu obat
mengubah efek obat lainnya. Kerja obat
yang diubah dapat menjadi lebih atau
kurang aktif.
Apa yang terjadi jika menggunakan obat yang
berinteraksi?
Faktor yang mempengaruhinya :
➢ Fungsi Hati
➢ Fungsi Ginjal
➢ Usia (yang paling peka adalah bayi dan geriatri)
➢ Comorbid
➢ Jumlah obat yang digunakan, lama pengobatan, jarak waktu antara
penggunaan 2 obat, dan obat mana yang digunakan mula-mula.
Apakah sejumlah obat yang berinteraksi tidak dapat
digunakan secara Bersama-sama?
Tidak selalu...
Biasanya dosis atau waktu pemberian dapat diubah untuk mencegah
timbulnya efek yang merugikan.
Beberapa interaksi malahan sengaja dimanfaatkan,
seperti antagonis reseptor H2 menaikkan PH saluran lambung-usus
sehingga meningkatkan ketersediaan hayati pravastatin, anti hipertensi
Ca antagonis. (Wilkinson, 2005)
Bagaimana peran APOTEKER dalam penatalaksanaan
interaksi obat ?

 Banyak kejadian interaksi obat yang sebenarnya


dapat dihindari dan ditangani dengan baik jika
APOTEKER mengambil tindakan yang tepat dan
dilakukan pada waktu yang tepat
 Cara yang paling berhasil adalah dengan memantau
terapi dan memberikan konseling pada pasien
mengenai cara menggunakan obat dengan BENAR
1. Interaksi obat yang merugikan

Peristiwa interaksi obat dikatakn merugikan bila kerja suatu


obat diperkuat atau dihambat oleh obat/makanan sehingga
diperoleh tanggapan yang merugikan seperti berkurang
kemanjuran atau bertambah ketoksikan

Interaksi obat ini lebih mudah terjadi bila :


 Obat dgn Indeks terapi sempit
 Efek kedua obat serupa
 Interaksi diperantarai gangguan mekanisme keseimbangan
fisiologi
 Sifat perubahan hayati obat tergantung dosis
Akibatnya :
Efek potensiasi berlebihan
Antar obat berinteraksi secara kimia
Efek resultant kurang dibanding obat tunggal
Table 2
Drugs With Narrow Therapeutic Index
Aminoglycoside antibiotics
(gentamicin, tobramycin)
Anticoagulants (warfarin, heparins)
Aspirin
Carbamazepine
Conjugated estrogens
Cyclosporine
Digoxin
Esterified estrogens
Hypoglycemic agents
Levothyroxine sodium
Lithium
Phenytoin
Procainamide
Quinidine sulfate/gluconate
Theophylline
Tricyclic antidepressants
Valproic acid
Contoh interaksi obat yang merugikan

Obat I Interkasi Akibat Manajemen


dengan
Teofilin Erytromisin Meningkatnya Menyesuaikan
konsentrasi dosis teofilin,
teofilin jika perlu
turunkan dosis

Fenitoin Klorampenikol Kadar fenitoin Turunkan dosis


meningkat fenitoin

Warfarin Acetaminophen Meningkatkan Batasi


efek warfarin penggunaan
acetaminophen
2. Interaksi obat yang menguntungkan

Interaksi obat dikatakan menguntungkan bila akibat yang ditimbulkan mampu


memperbaiki terapi :
 Batas aman yang lebih besar
 Mula kerja/masa kerja yang lebih sesuai
 Ketoksikan berkurang
 Efek potensiasi
 Mencegah resistensi bakteri
Contoh interaksi obat yang menguntungkan

Obat I Interkasi Akibat


dengan
◼Sulfametoksazol ◼Trimetoprin ◼Efek antibakteri lebih
besar
◼Amoksisilin ◼Asam klavulanat ◼Penghambatan
resistensi bakteri
amoksisilin
◼Pencegahan
◼HCT ◼Spironolakton
hipokalemia,
peningkatan diuresis
Menurut mekanisme kerja interaksi obat-obat dibedakan :

Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakodinamik
INTERAKSI FARMAKOKINETIK

1. Saluran cerna
2. Protein plasma
3. Aneka sistem enzim biotransformasi obat
4. Ekskresi empedu, sirkulasi enterohepatik
5. Ekskresi ginjal
1. Interaksi proses absorbsi

Formulasi
Sifat fisikokimia
Dosis
Rute pemberian
Stabilitas terhadap asam dan enzim
Motilitas usus
Makanan dalam lambung
Ingat kembali Derajat metabolisme lintas pertama
faktor-faktor Kelarutan dalam lemak
yang mempengaruhi absorbsi integritas membran
Perubahan pH saluran cerna

Berkurangnya keasaman lambung, mengurangi pengrusakan obat tidak tahan


asam
Cairan saluran cerna alkalis meningkatkan kelarutan obat bersifat asam,
absorbsi diperlambat
Peningkatan pH karena adanya antasida, H2 bloker, ataupun proton pump
inhibitor akan menurunkan absorbsi basa-basa lemah (misal,
ketokonazole, itrakonazole) dan akan meningkatkan absorbsi obat-obat
asam lemah (misal, glibenklamid, glipizid, tolbutamid)
Motilitas saluran cerna

1. Perubahan waktu pengosongan lambung


Obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung(metoklopramid) akan
mempercepat absorbsi obat lain
Obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung (antikolinergik,
antidepresi trisiklik, antihistamin, antasida, analgesik narkotik) akan
memperlambat absorbsi obat lain
2. Waktu transit usus
Tdk mempengaruhi absorbsi kecuali :
▪ Obat sukar larut(digoksin, kortiksteroid)
▪ Obat sukar diabsorbsi (dikumarol)
▪ Obat diabsorbsi secara aktif hanya di usus halus saja (Fe,
riboflavin di usus halus atas)
Contoh interaksi obat pada proses absorbsi

Drug affected Interacting drugs Effect of interaction


Digoxin Metoclopramide Reduced absorbtion
Propantheline Increased absorbtion (gut
motility)
Digoksin, Thyroxine, Cholestyramie Reducedabsorbtion
Warfarin (complexation)
Ketoconazole Antacids Reduced absorption
H2 blockers (dissolution)
Penicillin neomycin Malabsorption

Quinolon antibiotics Antacids, milk, Zn, Fe Formation of poorly


absorbed complexes
Tetracyclines Antacids, milk, Zn, Fe Reduced antibiotic
(Formation of poorly soluble
chelates)
2. Interaksi proses distribusi

Besarnya kompartemen air tubuh


Sifat hemodinamika organisme,
aliran darah ke organ
Besarnya kompartemen lipid
Derajat pengikatan obat pada protein plasma
dan jaringan
Ingat kembali
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
absorbsi
3. Interaksi proses metabolisme

Enzym inhibitor

Parent drugs biotransformation metabolite


enzim

Enzym inductor
3. Interaksi proses ekskresi

Interaksi obat-obat pada proses ekskresi berakibat :


 Perubahan pH pada urin
 Perubahan mekanisme ekskresi
 Perubahan aliran darah ginjal
 Ekskresi billier dan siklus enterohepatik
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

Adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja
atau sistem fisiologik yang sama

Efek aditif/sinergistik, antagonistik


Obat A Obat B Efek
Digitalis Diuretik kuat Hipokalemia oleh
obat B, toksisitas
obat A
Antihipertensi Fenilbutazon, Retensi air dan
indometasin garam oleh obat B,
efek obat A

Spironolakton Garam K Hiperkalemia


Captopril
INTERAKSI OBAT-
MAKANAN
Pengaruh makanan bisa mempengaruhi efek
obat baik pada proses absorbsi,
metabolisme maupun ekskresi
Interaksi Obat – Makanan
Pengaruh makanan terhadap efek obat sering tidak
diperhatikan → dapat menimbulkan efek merugikan →
efek samping atau berkurangnya efek.
Secara umum makanan dapat berinteraksi dengan :
obat, lemak, karbohidrat, protein, asam, alkohol, dsb.
Makanan dapat mempengaruhi obat pada tahap ADME.
Kekurangan protein → berpengaruh pada
biotransformasi dan toksisitas obat
Interaksi Obat – Makanan

 Umumnya interaksi obat-makanan berupa


turunnya derajat absorpsi → melalui pembentukan
kompleks, perubahan pH, perubahan motilitas,
perubahan fungsi mukosa dan perubahan
mekanisme transport.
 Pencegahan → gunakan obat saat lambung kosong
(kecuali obat yang mengiritasi lambung → gunakan
saat lambung isi)
OBAT BAHAN ALAM

 Pada umumnya dianggap tidak toksik


 Mengandung senyawa-senyawa kimia sehingga
berpeluang berinteraksi dengan senyawa-senyawa
kimia tubuh
 Berpeluang mengubah fungsi faal, eg. blood flow,
enzim metabolisme
INTERAKSI OBAT - JAMU
◼ Persepsi banyak orang bahwa jamu / obat tradisional → aman, tanpa efek
samping→ salah !
◼ Jamu bisa berinteraksi dengan obat yang diminum bersama → selalu
informasikan jamu yang diminum pada dokter/apoteker
◼ Perhatian terutama untuk pasien dengan resiko tinggi seperti pasien geriatri,
diabetes, hipertensi, depresi, kolesterol tinggi, gagal jantung, dsb.
MANAJEMEN INTERAKSI OBAT
 Cek kemungkinan ada tambahan obat
 Identifikasi obat yang potent berinteraksi dari golongan inhibitor atau
induser
 Identifikasi derajat keparahan interaksi obat dalam menilai resiko dan
manfaat terapi alternatif (Minor, moderate, mayor)
 Cek Berapa besar dosis, lama penggunaan,rute pemakaian
 Hati – hati untuk pasien geriatri, anak anak,ibu hamil, gangguan liver,
ginjal, jantung
 Cek Obat punya rentang terapi sempit
 Cek obat OTC, obat tradisional (jamu/fitofarmaka), TCM (Tradisional
Chinesse Medicine), complementary, alcohol, rokok yang mungkin juga
digunakan Px
(McCarthy dan Kockler, 2009)
SOFTWARE
• Uptodate
• Clinical Key
• Micromedex
• Medscape (Checker – Harus Hati-hati)
• MIMS
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai