Hari itu adalah pertama kalinya Anggii pergi ke tempat itu. Tempat di
mana Anggi bisa merasakan mempunyai teman yang sama-sama ingin
mendapatkan haknya masing-masing.
Saat diperjalanan, kepala Anggi tidak bisa diam. Dia terus saja menoleh
ke kanan dan ke kiri melihat jalanan tol yang begitu ramai. Sesekali ia selalu
menanyakan kepada ibunya mengenai jalanan yang mereka lalui.
“Apakah ini benar benar tempat tujuan kita bu?” tanya Anggi kembali dengan
penuh keheranan
Saat memasuki rumah sakit, Anggi terkejut melihat banyak sekali orang
yang sedang menunggu untuk dipanggil. Sang ibu lalu menanyakan kepada
satpam mengenai cara pendaftaran. Lalu satpam itu menunjuk ke ruangan
kaca. Dan di sana Ibu mulai mengisi formulir pendaftarannya. Anggi melihat ke
sekeliling ruangan rumah sakit. Dan Anggi berbicara pada dirinya sendiri
“Ternyata bukan aku saja yang memiliki kelainan pada mata, bahkan banyak
diantara mereka yang sudah tidak bisa lagi melihat.”
Anggi memulai operasi pada jam 10.30 WIB. Selama berjalannya operasi
Anggi didampingi oleh Ibunya. Sang Ibu selalu mendo’akan yang terbaik untuk
Anggi. Operasi hanya berjalan setengah jam namun Anggi tersadar pada pukul
13.00 WIB. Saat Anggi membuka mata kirinya ia melihat sosok Ibu yang berdiri
di sampingnya dengan mata yang berlinang linang.