Anda di halaman 1dari 10

SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI


LINGKUNGAN MARGALUYU KELURAHAN CICURUG
Oleh:
Nur Rahmawati Sulistiyorini, Rudi Saprudin Darwis, & Arie Surya Gutama

Email:
tiarahmawati10@gmail.com, rsdarwis@gmail.com; ariesurya_gutama@yahoo.com

ABSTRAK

Produksi sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan
pola konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi paningkatan volume
sampah tersebut adalah dengan cara: mengurangi volume sampah dari sumbernya melalui
pemberdayaan masyarakat. Permasalahan dalam partispasi masyarakat mengenai pengelolaan
sampah adalah apa saja bentuk regulasi yang terkait dengan pengelolaan sampah di Lingkungan
Margaluyu, bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tngkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian tentang pengelolaan sampah
berbasis partisipasi masyarakat di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug, Tujuan untuk: (1)
mendeskripsikan bentuk partisipasi masyarakat di Lingkungan Margaluyu. (2) mendeskripsikan
tingkat partisipasi masyrakat di Lingkungan Margaluyu Teknik pengumpulan data meliputi
wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik deskriptif
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam upaya
perbaikan lingkungan yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa kerja bakti dan ikut
serta dalam pengelolaan sampah. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang
dilakukan satu kali dalam sebulan, yang dihadiri oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan
seluruh warga untuk tingkat RT. Dalam hal ini tingkat RT cenderung berbentuk partisipasi
langsung sedangkan tingkat RW berbentuk partisipasi tak langsung. Warga melakukan kegiatan
tersebut tanpa merasa terpaksa sama sekali. Tingkat peran serta masyarakat yang terjadi di
Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug menurut kategori sedang, masyarakat ikut serta
partisipasi akan tetapi pelaksanaanya masih belum maksimal.

Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, dalam pengelolaan sampah.

ABSTRAC

Production of waste every day is increasing as the number of products and patterns of
consumption. The thing to do to overcome is that the increase in the volume of waste by means
of: reducing the volume of waste from the source through community empowerment. Problems in
public participation regarding waste management is any form of regulation related to waste
management in the Environment Margaluyu, what form of community participation in waste
management and tngkat community participation in waste management. Research on community-
based waste management in the Environment Village Margaluyu Cicurug, Goals for: (1) describe
the form of community participation in the Environment Margaluyu. (2) describe the level of
participation of the community in Margaluyu Environmental Engineering Data collection includes
interviews, observation and documentation, while the analysis of data using qualitative descriptive
technique. Based on this research, one of the forms of community participation in environmental
improvement efforts is by donating labor in the form of voluntary work and participate in waste
management. In addition, they also held a community meeting is held once in a month, which was
attended by some residents to level entire neighborhoods and residents to the neighborhood level.
In this case the neighborhood level tend to be shaped while the direct participation of the local
level in the form of indirect participation. Residents perform these activities without feeling forced

71
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

at all. The level of community participation that occurred in the village of Environmental Margaluyu
Cicurug according to the category of being, society will participate participation but its
implementation is still not maximal.

Key Words : Community participation, in waste management.

PENDAHULUAN kesehatan manusia. Sampah yang selama ini


kita buang begitu saja, ternyata masih dapat
Untuk mencapai kondisi masyarakat diolah kembali antara lain dalam bentuk
yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa
akan datang, akan sangat diperlukan adanya seni dan unik. Secara umum pengelolaan
lingkungan permukiman yang sehat. Dari sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan,
aspek persampahan, maka kata sehat akan yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan
berarti sebagai kondisi yang akan dapat pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap
dicapai bila sampah dapat dikelola secara pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan
baik sehingga bersih dari lingkungan mengalami proses-proses tertentu, baik
permukiman dimana manusia beraktifitas di secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
dalamnya. Persoalan lingkungan yang selalu Partisipasi masyarakat dalam
menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah pengelolaan sampah dapat meningkatkan
perkotaan adalah masalah sampah (Febrianie kesadaran masyarakat akan pentingnya
dalam Kompas 10 Januari 2004). Arif kebersihan lingkungan yang hijau, bersih dan
Rahmanullah dalam Kompas, 13 Agustus sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat
2003 mengatakan bahwa laju pertumbuhan dalam menjaga, memelihara dan
ekonomi di kota dimungkinkan menjadi daya meningkatkan fungsi lingkungan. Disamping
tarik luar biasa bagi penduduk untuk hijrah itu, kemampuan masyarakat berkontribusi
ke kota (urbanisasi). Akibatnya jumlah dalam pengelolaan sampah juga akan sangat
penduduk semakin membengkak, konsumsi tergantung kepada pendapatan masyarakat,
masyarakat perkotaan melonjak, yang pada khususnya di lingkungan Margaluyu,
akhirnya akan mengakibatkan jumlah sampah Kabupaten Majalengka. Kondisi keadaan
juga meningkat. Kelurahan Cicurug adalah merupakan bagian
Pertambahan jumlah sampah yang dari Kabupaten Majalengka yang posisi
tidak diimbangi dengan pengelolaan yang lokasinya terletak di kecamatan
ramah lingkungan akan menyebabkan Majalengkayaitu perbatasan sebelah barat
terjadinya perusakan dan pencemaran dengan kelurahan Babakan jawa, sebelah
lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Lebih jauh utara dengan Kelurahan Majalengka Wetan,
lagi, penanganan sampah yang tidak sebelah selatan dengan kelurahan
komprehensif akan memicu terjadinya Sindangkasih dan sebelah timur dengan
masalah sosial, seperti amuk massa, bentrok kecamatan Cigasong kondisi alam yang
antar warga, pemblokiran fasilitas TPA. sejuk diapit dengan pegunungan yang asri.
Pertumbuhan jumlah sampah di kota-kota di Luas wilayah + 129,725 HA m2, adapun
Indonesia setiap tahun meningkat secara jarak tempuh ke kota kecamatan adalah 1,5
tajam. Sebagai contoh di Kota Bandung. Di KM dan jarak tempuh ke ibukota kabupaten
kota ini, pada tahun 2005 volume sampahnya + 2,5 km berpenduduk 2381 KK ( 8187 Jiwa
sebanyak 7.400 m3 per hari; dan pada tahun ). Pria sebanyak 4206 Jiwa dan wanita
2006 telah mencapai 7.900 m3 per hari. sebanyak 3981 jiwaterbagi menjadi 9 ( RW )
Selain itu, di Jakarta, pada tahun 2005 dan 27 RT. (Sumber : Profil Kantor
volume sampah yang dihasilkan sebanyak Kelurahan Cicurug Kabupaten Majalengka,
25.659 m3/hari; dan pada tahun 2006 telah 2015).
mencapai 26,880 m3/hari. (Suganda dalam
Kompas, 30 Nopember 2006). Partisipasi masyarakat di Lingkungan
Sampah sangat berbahaya bagi Margaluyu dalam pengelolaan sampah di
kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Lingkungan ini yang awalnya masyarakat
Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau sangat acuh dengan keberadaan sampah
di daur ulang dengan baik agar tidak dengan adanya program pengelolaan sampah
mencemari lingkungan dan mengganggu masyarakat mulai sadar dengan sampah dan

72
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

memulai untuk mengelolanya. Saat ini di Untuk mengetahui tingkat partisipasi


Lingkungan Magaluyu Kelurahan Cicurug masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kecamatan/ Kabupaten Majalengka wilayah tersebut, maka perlu di lakukan
pengelolaan sampah sudah dilakukan secara penelitian secara mendalam, dengan alasan
tepadu yang dilakukan oleh Kelompok bahwa masalah sampah yang saat ini
Swadaya Masyarakat (KSM) Hanjuang-Saung semakin santer di masyarakat yang
Eurih.KSM Hanjuang-Saung Eurih (Sumber : merupakan salah satu masalah sosial.
Informan Masyarakat, tahun 2015). Masalah partisipasi masyarakat merupakan
Partisipasi dari berbagai pihak merupakan bidang kajian praktek pekerjaan sosial atau
salah satu kunci keberhasilan suatu kegiatan sangat relevan dengan fungsi dan tugas
ataupun program. Menurut Sumardi dan pekerjaan soial dalam memberikan intervensi
Evers (1982, 3) partisipasi adalah ikut pada pertolongan individu, kelompok, dan
sertanya suatu kesatuan untuk mengambil masyarakat yang mengalami masalah sosial.
bagian dalam aktivitas yang dilaksanakan
oleh susunan kesatuan yang lebih besar dari Metode Penulisan
masyarakat dapat diartikan sebagai
keikutsertaan masyarakat dalam suatu Metode yang digunakan dalam
kegiatan bersama sesuai dengan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode
kemampuannya masing-masing untuk penelitian deskriptif.Metode yang digunakan
menunjang pencapaian tujuan tertentu tanpa untuk mengumpulkan data adalah metode
mengorbankan kepentingan diri sendiri. Lebih studi pustaka yang terdiri atas pencarian data
dari itu, partisipasi berkaitan dengan tiga hal dan informasi melalui dokumen-dokumen
yakni mental and emotional involvement pendukung berupa data dari buku, jurnal
(keterlibatan mental dan emosi), motivation ilmiah, dan dokumen elektronik dari internet.
to contribute (dorongan untuk memberikan Adapun tahapan dalam penulisan diantaranya
sumbangan), dan acceptance of responsibility perumusan masalah untuk kemudian menjadi
(penerimaan tanggung jawab) sebagaimana gagasan, pengumpulan data dan fakta
diungkapkan (Davis Hurairah, Jurnal Sosial, terkait, verifikasi data dan fakta, analisa
2012). konseptual dengan argumentasi yang
rasional, perumusan hasil gagasan dan
Kelurahan Cicurug Kecamatan kesimpulan serta rekomendasi terkait
Majalengka merupakan daerah yang memiliki penanganan masalah.
jumlah penduduk 6.508 Jiwa yang mana
memiliki kontribusi terhadap penambahan
jumlah sampah di Kabupaten Majalengka, Telaah Pustaka
terlebih tidak adanya tempat pembuangan Partisipasi Masyarakat
sampah sementara sehingga tanpa adanya Partisipasi dapat diartikan dengan
pengarahan dari Pihak manapun masyarakat keikutsertaan atau keterlibatan baik secara
melakukan pembuangan sampah dengan fisik maupun non fisik dari seorang individu
pola Open Dumping serta membuang atau masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai
sampah ke sungai. Kebiasaan buruk dengan pendapat Santosa (1998:13) bahwa :
masyarakat tersebut memiliki dampak
“Partisipasi didefinisikan sebagai
negative terhadap lingkungan dan sungai,
karakteristik mental/pikiran dan
yang membuat terjadinya longsoran tanah di
emosi/perasaan seseorang dalam
sisi sungai dikarenakan dijadikan lahan Open
situasi kelompok yang mendorongnya
Dumping oleh masyarakat, dan dikhawatirkan
untuk memberikan sumbangan
jika masalah ini akan semakin buruk dari
kepada kelompok dalam usaha
tahun ke-tahun. Untuk menjaga kelestarian
mencapai tujuan serta turut
lingkungan di sekitar kita maka masyarakat
bertanggung jawab terhadap usaha
yang ada di kelurahan Cicurug harus terlibat
yang bersangkutan.”
dalam pengelolaan sampah mulai dari rumah
tangga. Definisi tersebut menekankan bahwa
partisipasi merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta

73
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

lebih menekankan pada aspek psikologis pelaksanaan. Wujud nyata partisipasi


yang mendorong seseorang atau individu pada tahap ini dapat digolongkan
untuk melakukan tindakan tertentu dalam menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam
rangka mencapai tujuan. Berdasarkan bentuk sumbangan pemikirn, bentuk
pengertian tersebut, maka terdapat tiga sumbangan materi, dan bentu
unsur partisipasi, yaitu : keterlibatan sebagai anggota.
3. Tahap menikmati hasil, yang dapat
1. Adanya tanggung jawab dijadikan indicator keberhasilan
2. Kesediaan memberikan sumbangan partisipasi masyarakat pada tahap
untuk mencapai tujuan kelompok perencanaan dan pelaksanaan program.
3. Kesediaan mereka terlibat di dalam 4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab
kelompok partisipasi masyarakat pada tahap ini
dianggap sebagai umpan balik yang
Dari definisi-definisi tentang partisipasi
dapat memberi masukan demi perbaikan
yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
pelaksanaan program.
dapat disimpulkan bahwa partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah pada Menurut Sastropoetro (1986: 16-18)
dasarnya merupakan keterlibatan aktif jenis partisipasi meliputi (1) Pemikiran; (2)
masyarakat dalam proses pembuangan, Tenaga; (3) Pemikiran dan Tenaga; (4)
pengangkutan, dan pengelolaan sampah, Keahlian; (5) Barang; (6) Uang. Kemudian
atas dasar rasa kesadaran dan tanggung Hamijoyo (2007: 21) menjabarkan jenis
jawab untuk mencapai tujuan bersama partisipasi sebagai berikut:
mewujudkan lingkungan yang bersih dan
sehat. Sesuai dengan pernyataan 1. Partisipasi pemikiran adalah partisipasi
Sastropoetro (1988:37), bahwa “Keterlibatan berupa sumbangan ide, pendapat atau
Spontan dengan kesadaran disertai tanggung buah pikiran konstruktif, baik untuk
jawab terhadap kepentingan kelompok untuk menyusun program, maupun untuk
mencapai tujuan”. memperlancar pelaksanaan program dan
juga untuk mewujudkannya dengan
Berdasarkan pendapat tersebut, maka memberikan pengalaman dan
partisipasi seseorang sebaiknya didasarkan pengetahuan guna mengembangkan
atas kesadaran sendiri, keyakinan serta kegiatan yang diikutinya.
kemauan, sebab hal itu akan bermanfaat 2. Partispasi tenaga adalah partisipasi yang
bagi dirinya. Karena dirinya merasa tidak diberikan dalam bentuk tenaga untuk
dipaksakan sehingga dalam mengikuti pelaksanaan usaha-usaha yang dapat
kegiatan dapat dilaksanakan dengan menunjang keberhasilan suatu program.
sukarela. 3. Partisipasi ketrampilan adalah
memberikan dorongan melalui
ketrampilan yang dimilikinya kepada
Jenis-Jenis Partisipasi Masyarakat
anggota masyarakat lain yang
Tidak semua partisipasi ada atas membutuhkannya. Dengan maksud agar
kesadaran dan inisiatif warga masyarakat orang tersebut dapat melakukan
tetapi juga bisa merupakan mobilisasi dari kegiatan yang dapat meingkatkan
atas untuk mencapai tujuan. Menurut Uphoff, kesejahteraan sosialnya.
Cohen, dan Goldsmith (1979: 51) membagi 4. Partisipasi barang adalah partisipasi
partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu: dalam bentuk menyumbang barang atau
harta benda, biasanya berupa alat-alat
1. Tahap perencanaan, ditandai dengan kerja.
keterlibatan masyarakat dalam kegiatan- 5. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi
kegiatan yang merencanakan program untuk memperlancar usaha-usaha bagi
pembangunan yang akan dilaksanakan, pencapaian kebutuhan masyarakat yang
serta menyusun rencana kerjanya. memerlukan bantuan,
2. Tahap pelaksanaan, yang merupakan
tahap terpenting dalam program, inti dari
keberhasilan suatu program adalah
74
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

Tingkat Partisipasi Masyarakat Tinjauan tentang Sampah

Partisipasi itu berproses dan untuk Menurut Davis dan Cornwell (2008:
membedakan prosesnya dibuatlah 737) menjelaskan bahwa kata sampah padat
tangga/tingkatan partisipasi. Teori tingkat merupakan suatu kata yang umum
partisipasi ini digunakan sebagai dasar untuk digunakan untuk menggambarkan sesuatu
melakukan pembobotan terhadap tolok ukur yang kita buang. Sampah padat, dimana
tingkat partisipasi masyarakat. Konsep terdiri dari bermacam benda-benda yang
tingkat partisipasi dari berbagai teori dan sudah dibuang, mengandung berbagai
pengalaman dalam bidang perencanaan macam zar baik yang dapat berbahaya
partisipatif. Tingkatan Partisipasi menurut maupun tidak bebahaya. Akan tetapi secara
Hetifah Sj. Sumarto. Pendapat yang umum, sampah padat yang menumpuk
diutarakan oleh salah seorang praktisi mampu menimbulkan dampak yang cukup
lapangan dalam bidang perencanaan serius bagi populasi manusia yang padat.
partisipatif di Indonesia yaitu Sumarto Dari penjelasan tersebut, masalah sampah
(2003:113). Melihat dari pengalaman praktis sebagai salah satu permasalahan lingkungan
dari perencanaan partisipatif di beberapa dapat dikatakan juga sebagai masalah sosial
kawasan Indonesia, Sumarto yang perlu diatur karena mempengaruhi
mengelompokkan tingkat partisipasi kehidupan masyarakatl luas sebagaimana
masyarakar menjadi 3 bagian yaitu: dikatakan bahwa lingkungan merupakan
factor pendukung kehidupan manusia.
1. Tinggi
• Inisiatif datang dari masyarakat dan Salah satu upaya untuk dapat
dilakukan secara mandiri mulai dari menyelesaikan permasalahan sampah adalah
tahapan perencanaan, pelaksanaan dengan melakukan pengelolaan sampah yang
hingga pemeliharaan hasil bisa dilakukan dengan prinsip 3R (reduce,
pembangunan. reuse, dan recycle). 3R adalah prinsip utama
• Masyarakat tidak hanya ikut mengelola sampah mulai dari sumbernya,
merumuskan program, akan tetapi melalui berbagai langkah yang mampu
juga menentukan program-program mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke
yang akan dilaksanakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Langkah
2. Sedang utama adalah penilihan sejak dari sumber.
• Masyarakat sudah ikut berpartisipasi, Menurut Enviromental Services Program
akan tetapi dalam pelaksanaannya (2011: 19) kunci keberhasilan program
masih didominasi golongan tertentu kebersihan dan pengelolaan sampah terletak
• Masyarakat dapat menyuarakan pada pemilihan. Tanpa pemilihan pengolahan
aspirasinya, akan tetapi masih sampah menjadi sulit, mahal dan beresiko
terbatas pada masalah keseharian tinggi mencemari lingkungan dan
3. Rendah membahayakan kesehatan. Pemilihan adalah
• Masyarakat hanya menyaksikan memisahkan antara jenis sampah yang satu
kegiatan proyek yang dilakukan oleh dengan jenis yang lainnya. Minimal pemilihan
pemerintah. menjadi dua jenis:
• Masyarakat dapat memberikan
masukan baik secara langsung atau a. Sampah organik, yaitu sampah yang
melalui media massa, akan tetapi tidak dapat di daur ulangyang dapat
hanya sebagai bahan pertimbangan dirubah menjadi kompos yang bernilai
saja. seperti sayur, buah-buahan, dan
• Masyarakat masih sangat bergantung sebagainya.
kepada dana dari pihak lain sehingga b. Sampah non-organik, yaitu sampah
apabila dana berhenti maka kegiatan yang dapat di daur ulang menjadi
secara stimulan akan terhenti juga. benda/barang lain yang dapat
bermanfaat kembali seperti plastik,
kaca, logam, dan sebagainya.

75
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

Tinjauan Tentang Pengelolaan Sampah organik daun-daunan, sisa makanan,


dan sampah lain yang dapat
Sampah harus dikelola secara baik membusuk. Di daerah pedesaan hal
sampai sekecil mungkin agar tidak ini sudah biasa, sedangkan di daerah
menganggu dan mengancam kesehatan perkotaan hal ini perlu dibudayakan.
masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, Apabila setiap rumah tangga
bukan untuk kepentingan kesehatan saja, dibiasakan untuk memisahkan
tetapi juga untuk keindahan lingkungan. sampah organik dengan an-organik,
Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, kemudian sampah organik diolah
pengangkutan, sampai dengan pemusnahan menjadi pupuk tanaman dapat dijual
atau pengelolaan sampah sedemikian rupa atau dipakai sendiri. Sedangkan
sehingga sampah tidak menganggu sampah an-organik dibuang dan akan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. segera dipungut oleh pemulung.
Cara pengelolaan sampah antara lain: Dengan demikian maka masalah
a. Pengumpulan dan pengangkutan sampah sampah akan berkurang.
Pengumpulan sampah adalah menjadi • Penghancuran (pulverization)
tanggung jawab dari masing-masing Beberapa kota besar di Indonesia
rumah tangga atau industri yang telah memiliki mobil pengumpul
menghasilkan sampah. Oleh karena itu, sampah yang dilengkapi alat pelumat
mereka harus membangun atau sampah. Sampah yang berasal dari
mengadakan tempat khusus kemudian bak-bak penampungan langsung
dari masing-masing tempat dihancurkan menjadi potongan-
pengumpulan sampah tersebut harus potongan kecil sehingga lebih ringkas.
diangkut ke tempat penampungan Sampah yang telah dilumatkan dapat
sampah (TPS) dan selanjutnya ke tempat dimanfaatkan untuk menimpun
penampungan akhir (TPA). Mekanisme permukaan tanah yang rendah. Selain
sistem atau cara pengangkutan untuk di itu juga bisa dibuang ke laut tanpa
derah perkotaan adalah tanggung jawab menimbulkan pencemaran.
pemerintah daerah setempat yang • Makanan ternak (hogfeeding)
didukung oleh partisipasi masyarakat Sampah organik seperti sayuran,
produksi sampah, khususnya dalam hal ampas tapioka, dan ampas tahu dapat
pendanaan. Sedangkan untuk daerah dimanfaatkan sebagai makanan
pedesaan pada umumnya dapat dikelola ternak.
oleh masing-masing keluarga, tanpa • Pemanfaatan ulang (recycling)
memerluka TPS maupun TPA. Sampah Sampah-sampah yang sekiranya
rumah tangga daerah pedesaan masih bisa diolah, dipungut, dan
umumnya didaur ulang menjadi pupuk. dikumpulkan. Contohnya adalah
kertas, pecahan kasa, botol bekas,
b. Pemusnahan dan pengelolaan sampah logam, dan plastik. Sampah-sampah
semacam ini dapat dibuat kembali
Pemusnahan dan atau pengelolaan
menjadi karton, kardus pembungkus,
sampah padat ini dapat dilakukan melalui
alat-alat perangkat rumah tangga dari
berbagai cara, antara lain:
plastik dan kaca. Tetapi perlu diingat
• Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan jangan sampai sampah demikian
sampah dengan membuat ladang di dimanfaatkan atau termanfaatkan
tanah kemudian sampah dimasukkan lagi. Misalnya, kertas-kertas dari
dan ditimbun dengan tanah. tempat sampah dimanfaatkan begitu
• Dibakar (inceneration), yaitu saja untuk membungkus kudapan
memusnahkan sampah dengan jalan atau makanan. Hal ini membahayakan
membakar di dalam tungku bagi kesehatan.
pembakaran (incenerator).
Pengelolaan sampah yang baik dan
• Dijadikan pupuk (composting), yaitu
layak bukan saja dapat meninggalkan
pengolahan sampah menjadi pupuk
kebersihan maupun estetika lingkungan, akan
(kompos) khususnya untuk sampah

76
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

tetapi juga dapat meniadakan atau keswadayaan (self reliance).


menghambat berkembang biaknya vektor Pengembangan masyarakat harus
berbagai penyakit menular yang dapat selalu mencaru cara untuk
merugikan kesehatan masyarakat. Hal menumbuhkan dan memaksimalkan
tersebut dikarenakan sampah dapat sebagai partisipasi, dengan maksud agar
sumber makanan, sarang/tempat tinggal setiap warga masyarakat terlibat
serta media yang baik untuk perkembangan secara aktif dalam proses dan
kehidupan makhluk hidup. aktivitas kemasyarakatan untuk
mencapai tujuan bersama”
Community Development
Dalam pekerja sosial pengembangan
Konsep pengembangan masyarakat masyarakat adalah metode yang bertujuan
(Community Development) sebenarnya untuk memperbaiki kualitas hidup
adalah pengorganisasian Masyarakat masyarakat melalui penggunaan sumber-
(Community Organization), yang bermakna sumber yang ada pada mereka serta
mengorganisasikan masyarakat sebagai menekankan pada partisipasi sosial (Suharto,
sebuah sistem untuk melayani warganya 2009: 37). Pengembangan masyarakat
dalam setting kondisi yang berubah. Dengan diselenggarakan dengan tujuan untuk
demikian inti pengertiannya adalah mencapai kondisi masyarakat dimana
mendorong warga masyarakat untuk transformasi sosial-budaya, politik, ekonomi,
mengorganisasikan diri untuk melaksanakan teknologi, dapat dilaksanakan oleh
kegiatan guna mencapai kesejahteraannya masyarakat secara berkelanjutan. Ada tiga
sendiri. (Budhi Wibhawa dkk, Dasar-dasar karakter umum program pengembangan
Pekerjaan Sosial, 2010:109) mayarakat, yaitu:
PBB (1995) mendefinisikan
pengembangan masyarakat sebagai berikut: 1. Berbasis masyarakat (community-
“Pengembangan masyarakat base) atau masyarakat sebagai pelaku
didefinisikan sebagai suatu proses yang utama atau subyek dalam
dirancang untuk menciptakan kemajuan perencanaan dan pelaksanaan
kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh program
warga masyarakat dengan partisipasi 2. Berbasis sumberdaya setempat (local
aktif dan sejauh mungkin resources-base), yaitu penciptaan
menumbuhkan prakarsa masyarakat itu kegiatan dengan melihat potensi
sendiri”. sumberdaya (alam, manusia) yang
Dari pengertian tersebut dapat ada.
dikatakan bahwa pengembangan masyarakat 3. Berkelanjutan (sustainable) yaitu
sejatinya merupakan bentuk intervensi program berfungsi sebagai penggerak
pekerjaan sosial yang bertujuan untuk awal pembangunan yang
memberikan perubahan terhadap masyarakat berkelanjutan.
dari segala aspek kehidupan, baik itu sosial,
ekonomi, dan aspek kehidupan yang lainnya. Pengembangan masyarakat memiliki
Pengembangan masyarakat fokus terhadap upaya menolong anggota
(Community Development) menurut Jim Ife masyarakat yang memiliki kesamaan minat
dan Longman (1995) merupakan konsep untuk bekerja sama, mengidentifikasi
yang berkembang sebagai tandingan kebutuhan bersama dan kemudian
terhadap konsep Negara kesejahteraan. Jim melakukan kegiatan bersama untuk
Ife dan Logman menyebutkan bahwa: memenuhi kebutuhan tersebut.
“Konsep pengembangan masyarakat Pengembangan masyarakat seringkali
lebih menekankanpada upaya diimplementasikan dalam bentuk:
pemenuhan kebutuhan yang a. Proyek-proyek pembangunan yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri memungkinkan anggota masyarakat
(community based services) dengan memperoleh dukungan dalam
ide utama keberlanjutan dalam memenuhi kebutuhannya atau melalui
penyelenggaraan kebutuhan hidup b. Kampanye dan aksi sosial yang
manusia karena dikembangkannya memungkinkan kebutuhan-kebutuhan
77
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

tersebut dapat dipenuhi oleh pihak- menjadi community worker. Dengan


pihak lain yang bertanggung jawab menjalankan tugas dan peran sebagai
(Payne, 1995:165). community worker. Dalam pengelolaan
Menurut Jim Ife (1995: 178-198), sampah diperlukan partisipasi masyarakat itu
prinsip dasar dalam Community Development sendiri untuk mengatasi kekurangan dari
yang harus diperhatikan adalah keterbatasan pemerintah tersebut dalam
pengembangan terintegrasi, hak asasi pengelolaan sampah. Mengacu pada
manusia, berkelanjutan, pemberdayaan, pendapat Jim Ife 1995, terjemahan Aribowo
kemandirian, pengembangan organisasi, (2003: 118-129), pekerja sosial berperan
integritas proses, kooperatif, partisipasi, dalam kesehatan lingkungan sebagai :
melawan penindasan struktural, konsensus fasilitatif, educational, dan representational.
personal dan politik, hak milik masyarakat,
tidak bergantung pada Negara, tujuan jangka
pendek dan visi akhir, langkah-langkah
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan, keahlian eksternal
membangun masyarakat, tanpa kekerasan, Bentuk Partisipasi
keikutsertaan dan mendefinisikan kebutuhan.
Relevansi pekerjaan sosial dalam Dalam partisipasi pemikiran ini,
pengelolaan sampah, didasarkan pada masyarakat Margaluyu menyalurkan ide-
kompetensi pekerjaan sosial yaitu pada idenya setiap mengikuti kegiatan dalam
bidang kesejahteraan sosial, dimana profesi pengelolaan sampah tidak hanya dalam
pekerjaan sosial memiliki peranan dominan tahap perencanaan saja melainkan juga
dalam pembangunan kesejahteraan sosial. tahap pelaksanaan dan evaluasi program.
Pekerjaan sosial merupakan profesi Partisipasi tenaga dilihat dari masyarakat
pertolongan yang ditujukkan untuk yang ikut serta dilapangan untuk membantu
mendorong pemecahan masalah, baik mulai dari mengumpulkan, mengambil
individu, keluarga, dan masyarakat dengan sampah hingga mengelola sampah.
berusaha membantu menggunakan Selanjutnya partisipasi keahlian atau
kemampuan untuk menghadapi masalah- ketrampilan dilihat dari bentuk usaha guna
masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari untuk mendorong aneka ragam usaha yang
secara aktif dan bertanggung jawab. Aktif dilakukan oleh masyarakat Margaluyu.
dan tanggung jawab disini merupakan Kemudian partisipasi masyarakat dalam
pendekatan pelayanan dengan pengakuan bentuk uang yaitu dari masyarakat
terhadap kemampuan yang dimiliki oleh Margaluyunya sampai saat ini tidak ada
individu, kelompok ataupun masyarakat sumbangan uang untuk mengelolanya,
dalam kata lain selain dibantu juga ikut sehingga KSM Hanjuang yang sudah berjalan
berpartisipasi dalam pemecahan masalahnya. selama 3 tahun mendapatkan sumbangan
Partisipasi sejalan dengan prinsip pekerjan uang dari pemerintah dan mendapatkan
sosial yaitu “self determination” (memiliki hak pemasukan dari hasil penjualan pupuk dari
untuk menentukkan dirinya sendiri). Artinya sampah yang dikelolanya.
bahwa seorang pekerja sosial berupaya
melibatkan individu, kelompok, ataupun Menurut Sastropoetro, keenam jenis
masyarakat dengan mendayagunakan partisipasi seperti yang telah disebutkan
kemampuan yang dimiliki. diatas merupakan bentuk partisipasi yang
Dengan demikian dapat dikatakan bisa diberikan oleh tiap individu. Sebagai
bahwa fokus intervensi pekerjaan sosial contoh adalah saat mengumpulkan sampah,
dalam pengelolaan sampah adalah mengelola, memilih sampah, memungkinkan
menggunakan locality development, Locality bagi warga untuk peran mereka sebagai
development adalah proses yang ditujukan keterlibatan dalam kegiatan.
untuk menciptakan kemajuan sosial dan
Dengan berbagai jenis partisipasi
ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi
yang telah disebutkan diatas, maka peneliti
aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu
menyimpulkan bahwa partisipasi dapat
sendiri (United Nations, 1955). Dalam
dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu jenis
pengelolaan sampah ini pekerja sosial masuk
partisipasi yang diberikan dalam bentuk
78
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

nyata (memiliki wujud) dan juga jenis apabila dana berhenti maka kegiatan
partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak secara stimulan akan terhenti juga.
nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang
nyata misalnya tenaga, uang, ketrampilan. SIMPULAN
Sedangkan partisipasi tidak nyata adalah
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
hasil pemikiran, partisipasi sosial.
sampah program KSM Hanjuang di
Tingkat Partisipasi Masyarakat Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug
berjalan sesuai rencana dari tahap
Tinggi perencanaan kegiatan pengelolaan sampah
• Inisiatif datang dari masyarakat dan dan tahap pelaksanaan kegiatan pengelolaan
dilakukan secara mandiri mulai dari sampah dengan diberdayakannya masyarakat
tahapan perencanaan, pelaksanaan dalam pengelolaan sampah program KSM
hingga pemeliharaan hasil Hanjuang.
pembangunan. Masyarakat di
Lingkungan Margaluyu awalnya tidak 2. Partisipasi masyarakat pada tahap
memiliki inisiatif sama sekali untuk perencanaan kegiatan pengelolaan sampah
memulai program pengelolaan program KSM Hanjuang di Lingkungan
sampah, tetapi ada tokoh pemuda di Margaluyu Kelurahan Cicurug adalah cukup
lingkungan itu yang memiliki baik, hal ini ditandai dengan adanya berbagai
semangat tinggi untuk peduli gagasan atau ide dari warga dalam
lingkungan. Maka dari awal tokoh penentuan keputusan kebijakan yang akan
pemuda ini mulai mengajak akan diambil demi kepentingan mewujudkan
kebersihan lingkungan, dari situlah kesejahteraan hidup dilingkungannya.
KSM Hanjuang dibentuk untuk mulai
3. Partisipasi masyarakat pada tahap
dari perencanaan hingga program
pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah
berjalan hingga sekarang.
program KSM Hanjuang di Lingkungan
• Masyarakat tidak hanya ikut
Margaluyu Kelurahan Cicurug adalah baik.
merumuskan program, akan tetapi
Hal ini dapat dilihat dari kesadaran warga
juga menentukan program-program
untuk melaksanakan usaha pemilahan
yang akan dilaksanakan.
sampah, dan dalam pembuatan produk daur
Sedang
ulang dari sampah. Disamping itu
• Masyarakat sudah ikut berpartisipasi,
berkembangnya swadaya masyarakat yang
akan tetapi dalam pelaksanaannya
cukup berhasil, termasuk usaha untuk
masih didominasi golongan tertentu.
mengelola sampah dan kebersihan di
Masyarakat Margaluyu dalam
lingkungannya.
pelaksanannya masih belum semua
ikut berpartisipasi, hanya sebagian SARAN
masyarakat yang ikut partisipasi dan
hanya golongan tertentu saja belum 1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
menyeluruh. sampah program KSM Hanjuang di
• Masyarakat dapat menyuarakan Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug
aspirasinya, akan tetapi masih pada umumnya perlu dibina dan ditingkatkan
terbatas pada masalah keseharian. dalam rangka mewujudkan lingkungan
Rendah tempat tinggal yang hijau, bersih dan sehat.
• Masyarakat hanya menyaksikan
kegiatan proyek yang dilakukan oleh 2. Petugas atau aparatur perencana,
pemerintah. pelaksana dan pengawasan pengelolaan
• Masyarakat dapat memberikan sampah program KSM Hanjuang di
masukan baik secara langsung atau Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug
melalui media massa, akan tetapi diharapkan dapat mengembangkan gagasan
hanya sebagai bahan pertimbangan atau ide dari warga serta membina tingkat
saja. kesadaran partisipasi masyarakat dalam
• Masyarakat masih sangat bergantung pengelolaan sampah untuk lebih
kepada dana dari pihak lain sehingga dimantapkan lagi.

79
SHARE SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 - ISSN:2339 -0042

3. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan strategi Pembangunan Berbasis


kegiatan pengelolaan sampah program KSM Kerakyatan. Bandung: Buku Pendidikan –
Hanjuang di Lingkungan Margaluyu Anggota IKAPI.
Kelurahan Cicurug khususnya dalam kegiatan Ife Jim & Tesoriero. 2008. Alternatif
keterampilan pembuatan produk dari limbah Pengembangan Masyarakat di Era
atau sampah terus diusahakan sehingga Globalisasi : Community
mampu untuk mengikuti kemajuan Development.Terjemahan Manullang,
tekhnologi pengelolaan sampah dalam Yakin Nurul, & Nursyahid. M.
rangka mewujudkan kesejahteraan warga Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
masyarakat. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan
Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta:
4. Sumber biaya yang selama ini dari Rineka Cipta.
swadaya masyarakat, supaya kedepannya
dipertimbangkan kembali oleh pemerintah Sastropoetro, Santoso R.A. 1986. Partsipasi,
berhubung keterampilan dan kreatifitas dari Komunitas, Persuasi, dan Disiplin Dalam
warga masyarakat dalam berbagai kegiatan Pembangunan Nasional. Bandung:
pengelolaan sampah mengalami penurunan, Alumni.
sehingga dana dari Pemerintah diharapkan
dapat mendukung kegiatan pengelolaan Wibhawa Budhi, Raharjo. T. Santoso, &
sampah dan kebersihan lingkungan. Budiari Meilany. 2010. Dasar-Dasar
Pekerjaan Sosial. Bandung:Widya
DAFTAR PUSTAKA Padjadjaran

Adi, Isbandi Rukminto, 2003. Pemberdayaan, Damanhuri Enri & Tri Padmi. 2010. Diklat
pengembangan masyarakat dan Kuliah Pengelolaan Sampah. Progam
intervensi komunitas (pengantar pada Studi Teknik Lingkungan.Institut
pemikiran dan pendekatan praktis), Teknologi Bandung.
Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Handayani Swi Dewi, Budisulistiorini, Nuraeni
Fahrudin, Adi. Ph.D. 2011. Pemberdayaan, Rosie Mya. 2009. Jurnal Presipitasi, UUD
Partisipasi, Dan Penguatan Kapasitas Pengelolaan Sampah. Volume 4.Nomor
Masyarakat. Bandung: Buku Pendidikan 2.
– Anggota IKAPI.
Holil Soelaiman, 1980. Partisipasi Sosial Profil Kantor Kelurahan Cicurug Kabupaten
dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Majalengka, 2015.
Bandung.
Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian dan Masyarakat KSM Hanjuang, tahun 2015.
Pengembangan Masyarakat, Model dan

80

Anda mungkin juga menyukai