Anda di halaman 1dari 21

Makalah Proses Pengolahan Kelapa Sawit

BAB I
PENDAHULUAN
A. PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak
CPO, ada proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik
sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi
pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kami dari kelompok 4, akan membahas tentang proses / pengolahan kelapa sawit
pada perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Daun.,
Berikut akan kami bahas tentang dasar-dasar pengolahan TBS kelapa sawit
secara umum,serta kami juga akan melampirkan spesifikasi instrument/alat (mesin) yang
digunakan di PTPN III Kebun Sei Daun.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit ?
 Instrument mesin apa saja yang dipergunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit ?
 Bagaimana cara kerja dari mesin-mesin tersebut?

C. TUJUAN
Tujuan dari terbuatnya makalah ini adalah sebagai penunjang pengetahuan kita untuk
mengetahui tentang “Proses Pengolahan Kelapa Sawit & mengenal alat-alat / instrument
mesin yang digunakan dalam proses tersebut”. Sebagai orang teknik,khususnya (Teknik
Industri), kita harus mengetahui dasar-dasar proses suatu produksi,Misalnya proses
produksi minyak kelapa sawit yang akan kami bahas disini.
Pada intinya proses pengolahan untuk semua pabrik kelapa sawit sama. Namun
seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-
masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.oleh karena itu, disini
kami sebagai penyusun makalah ini berharap semoga dengan terselesaikannya
makalah ini,kita dapat menambah sedikit wawasan kita tentang “Proses Pengolahan
Kelapa Sawit & mengenal alat-alat / instrument mesin yang digunakan dalam proses
tersebut”.dan semoga makalah ini mempunyai manfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENERIMAAN TBS & STERILISASI


1.1.Pemeriksaan kualitas
Buah yang masuk ke pabrik pada umumnya berasal dari kebun seinduk dan dari
pihak ketiga.Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya.Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya adalah Jenis Tenera dan
Jenis Dura dengan spesifikasi berbeda.Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Weighbridge/ Jembatan Timbang

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Loading Ramp Area

1.2.Stasiun Rebusan (Sterilizer)


LORI BUAH ( FFB CAGE)
Lori buah adalah komponen Pabrik Kelapa sawit ( PKS) yang berfungsi
sebagai wadah tandan buah seger ( TBS) yang nantinya dimasukkan
kedalam Sterilizer untuk dilakukan proses perebusan ( masak) .

Lori buah ini memiliki daya tampung/ kapasitas TBS yang bermacam
macam sesuai dengan design PKS. Mulai kapasitas 2, 5 Ton, 3, 75 Ton, 5
Ton, 7, 5 Ton dan 10 Ton.
Keterangan: Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Besi
Siku, UNP dan untuk roda dibuat dari Cast Steel.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Fruit Cages/Lorry

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Horizontal Sterilizer


2. STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)
          2.1. Hoist crane
Hoist crane adalah pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan lori yang
berisi cook fruit bunch ke hopper thresher. Kapasitas/berat angkat alat ini ± 5 ton untuk
setiap hoist crane. Biasanya jumlah hoist crane yang tersedia untuk Pabrik Kelapa Sawit
30 ton/jam ada 2 unit (1 unit beroperasi) dan untuk Pabrik Kelapa Sawit 60 ton/jam dipasang
3 unit (2 unit beroperasi).
Hoisting Crane
2.2.THRESSER DRUM ( Bantingan)
Thresher berfungsi   untuk   memisahkan   buah   dari   janjangannya   dengan   cara   membanting
tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa drum silinder panjang yang
berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang
berfungsi untuk meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun   Threshing   terdiri   dari   beberapa   bagian   alat   atau   mesin   dan   dalam   proses
pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari pada stasiun ini
adalah sebagai berikut :
 Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan tandannya dengan
sistem bantingan.
 Untuk   menjaga   kestabilan/pemerataan   secara   kontinu   agar   kapasitas   pengolahan   Tandan
Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder
maupun supervisi yang benar.
 Menjaga   oil   loss   maupun   kernel   loss   seoptimal   mungkin   agar   berada   dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.\
 Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas tanpa kesatuan
sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun dukungan dari stasiun­stasiun lainnya.
Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari tandannya dengan
cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan (cook fruitless) dibawa ke stasiun press
dengan fruit   elevator maupun conveyor untuk   diekstraksi,   kemudian   tandan   kosongnya   (janjangan
kosong/jjk) dibawa ke lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit
dan   dimanfaatkan   menjadi   pupuk. Stasiun   Threshing merupakan   satu   desain   dengan   sistem   yang
sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan keberhasilan proses
pengolahan tandan buah segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit.
Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini, yakni proses pembrondolan
cook fruit bunch. secara bantingan, dimana cook fruitless dibawa ke stasiun press dan
janjangan kosongnya dibawa keluar Pabrik Kelapa Sawit (empty bunch area).
Keterangan:
Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Plate Strip,
dan Shaft Carbon Steel.
Thrsser ini dapat di pesan complete maupun terpisah antara drum dengan sha

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Rotary Thresser Drum

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Empty bunch area

2.3. SCREW CONVEYOR

Screw Conveyor adalah satu diantara alat transportasi/ material handling bahan
bahan untuk diproses atau sisa proses.screw conveyor berfungsi sebagai penampung dan
sekaligus pembawa cook fruitlets hasil pemipilan dari drum thresher. Pada umumnya alat ini
selalu tepat simetris di bawah drum dan bersatu dengan body thresher.
Keterangan:
Ukuran conveyor ini bermacam macam sesuai dengan fungsinya.
Mulai dari uk. Dia. 250 mm sampai Dia. 800 mm.
Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Pipa
Steam dan Assensteel.
Pembersihan serat-serat ataupun sampah harus selalu terjaga agar penumpukan cook fruitlets pada
hanger-hanger bushing tidak terjadi. Jarak kisi-kisi harus selalu dimonitor untuk mengurangi
kerusakan pada alat ini. Bila terjadi peregangan kisi-kisi maka janjangan-janjangan kecil akan terikut
jatuh ke conveyor bersama cook fruitlets sehingga kemacetan dan kerusakan pada conveyor dapat
terjadi akibat overload.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Inclined Fruit Bar Conveyor

3. STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)


Stasiun pengempaan adalah stasiun dimana pengambilan minyak dari pericarp dilakukan
dengan jalan melumat dan mengempa. Pelumatan dilakukan dalam Digester sedangkan pengempaan
dilakukan didalam Screw Press.

3.1 Pelumatan
Tujuan pelumatan adalah supaya pericarp terlepas dari biji dan menghancurkan sel sel yang
mengandung minyak sehingga minyak dapat diperas sebanyak banyaknya pada proses ini.
Pelumatan dilakukan dalam digester yang berbentuk silinder tegak dengan kapasitas 10
ton/jam dan dilengkapi dengan steam jackted. Didalam digester dipasang impeller pengaduk yang
terdiri dari pisau pemotong dan pisau pelempar untuk proses pelumatan. Pisau pisau ini dibuat
bersilang antara satu dengan yang lainnya, agar daya aduk dari pisau ini cukup besar maka letak pisau
pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik dan dengan demikian pelumatan
dapat lebih sempurna.
Dalam digester brondolan diaduk dengan pisau pisau pengaduk yang berputar pada as
sehingga pericarp pecah dan terlepas dari bijinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengadukan ini adalah :
· Minyak yang terbentuk dalam proses pengadukan harus dikeluarkan karena jika minyak dan air
tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan
berkurang.
· Digester harus selalu penuh, atua sedikitnya ¾ dari kapasitas digester jika diisi penuh agar tekanan
yang ditimbulakn dapat mempertinggi daya gesekan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang
sempurna.

3.2 Pengempaan (Pressing)


Massa yang merupakan hasil proses pelumatan dari digester masuk ke dalam alat pengempa
yang berbentuk double screrw press. Pengemn[paan ini bertujuan untuk memeras minyak kasar (crude
oil) sebanyak mungkin dari pericarp sehingga kehilangan minyak sekecil kecilnya. Alat ini terdiri dari
sebuah silinder horizontal yang berlubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir (horizontal double
screw press worm). Tekanan kempa diatur oleh dua buah konis yang berada pada bagian
ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolis. Kapasitas screw press ini 10
ton/jam dengan tekanan kempa 50-60 kg/cm2.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Digester & Screw Press

2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan
Malaysia atau bisa juga buatan local Medan yang akan digunakan. Berikut dengan 2
(dua) unit mesin pelumat (Digester) dengan kapasitas 3500 L.

4. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)


Proses yang ada pada stasiun Klarifikasi adalah sebagai berikut :

4.1. Pengendapan (Sedimentation) :


a. Definisi :
Pengambilan minyak berdasarkan viskositas (density) antara minyak dan partikel-partikel
lainnya.
b. Hal yang ingin dicapai :
• Mendapatkan minyak semaksimal mungkin diatas target.
• Pencapaian kualitas minyak, Moisture = ≤ 1 % dan Dirt = ≤ 0.05 %.
• Meminimalkan kandungan minyak pada sludge under-flow 7 – 8 %.
c. Pencapaian pengendapan yang baik :
• Sebelum proses dimulai, lakukan drain lumpur-lumpur halus pada vericalcontinuous tank
• Periksa kondisi accessoies (valve, pipa-pipa steam dan lain-lain) baik atau rusak
• Pada operasional proses, control volume tanki tetap konstan, agar tidak terjadi
fluktuasi. laju aliran oil dan sludge (kontrol ketebalan oil 40 – 60 cm).
• Control Agitator 1 – 2 rpm.
• Control temperatur ± 90 oC pada masing-masing tanki.
4.2. Proses Centrifugal
a. Definisi :
Proses pemisahan minyak pada tahap akhir dengan metode centrifugal.
b. hal yang ingin dicapai :
• Me-recover minyak dari kandungan sludge under-flow.
• Meminimalkan losses pada kandungan sludge (heavy phase).

c. Pencapaian sentrifugal yang baik :


• Sebelum proses, lakukan pembersihan pada nozzle dan holder nozzle.
• Periksa valve-valve dan kondisi pipa bocor atau tidak.
• Control volume buffer tank tetap konstan.
• Control temperatur sludge ± 95 oC.
• Control kapasitas umpan sludge centrifuge.

4.3. Pemanasan
a. Definisi
Proses pemanasan minyak dan sludge untuk menjaga berat jenis agar mempermudah
prose pengendapan dan pemisahan minyak dari sludge
b. hal yang ingin dicapai :
Mendapatkan hasil minyak (OER) yang tinggi dan memperkecil losses minyak pada
sludge
c. Pencapaian pemurnian yang baik :
• Control temperatur oil dan sludge ± 90 oC.
• Control tempratur air delusion ± 90 oC.
• Temperatur semua tanki ± 90 oC.
• Sebelum proses periksa semua valve steam telah terbuka T

4.4. Penyaringan (Filtration)


a. Definisi :
Pemisahan crude oil dari fibre-fibre, cangkang-cangkang halus dan partikel-partikel lainnya
dengan menggunakan filtrasi ukuran 30 – 40 mesh.
b. Fungsi dan Tujuan :
Menurunkan viskositas agar proses selanjutnya efisien.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Clarification Station & Oil Storage Tank

5. STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)

5.1.Silo Biji
Biji dari Drum Pemoles dibawa secara Pneumatis ke Silo Biji. Sebagai alternatif, sebaiknya
menambah Drum pembagi (Grading) di atas Silo Biji untuk membagi biji atas 2 ukuran. Ukuran dari
Silo Biji adalah 70 M3 dan dibutuhkan 4 buah. Silo dilengkapi pelat Baffle, Deflector, Kipas,
Pemanas Udara, Pipa dan Pengukur Suhu. Di bagian bawah ada ada alat kisi bergetar untuk mengatur
keluar biji. Biji telah diperam yang keluar dari Silo Biji dipindahkan ke Elevator Biji dengan bantuan
Conveyor. Elevator Biji membagi biji pada Drum pembagi yang dipasang di atas alat Pemecah Biji.
5.2.Drum Pembagi Biji
Biji yang diterima dari Elevator Biji terlebih dahulu dibagi-bagi atas ukurannya sebelum masuk
ke pemecah biji. Bahan asing (batu, janjang kosong) dikeluarkan dari ujung yang lain.
5.3.Alat Pemecah Biji
Kapsitas alat Pemecah Biji adalah 5 Ton/Jam. Campuran pecah dimasukkan pada sebuah alat saringan
getar yang ditempatkan pada setiap alat pemecah. Biji yang tidak pecah didaur ulang melalui Elevator
Biji. Campuran pecah yang lolos dari saringan getar dikumpulkan pada sebuah Conveyor Ulir dan
selanjutnya dipisah secara kering.
5.4.Sistem Pemisah Pneumatis untuk Campuran Pecah
Abu dan Cangkang halus akan di pisah secara Pneumatis dari campuran Inti, sedangkan batu berat
dipisah pada kolom. Peralatan pemisah ini terdiri dari Kolom Pemisah, Kipas dan Siklon Cangkang.
Sebagai alternatif dapat pula dipasang pemisah Pneumatis kedua. Akan tetapi yang paling dianjurkan
adalah menambah sistem Hidrosiklon.
5.5.Sistem Pemisah Hidrosiklon
Pemisah dengan Hidrosiklon mempergunakan dua tahap. Campuran pecah dipompa kepada
Siklon pertama dimana Inti berada pada lapisan atas. Keluaran sisa campuran (Cangkang, Biji dan
ada juga Inti) dibawa kesiklon kedua. Siklon kedua diatur untuk mengambil/memisahkan Cangkang
saja dan sisanya adalah Biji. Inti yang keluar dari bagian atas dikembalikan ke Siklon pertama.
Transpor Inti ke Silo Inti, dan Cangkang ke Silo Cangkang mempergunakan cara Pneumatis.
5.6.Silo Inti
Ada 2 silo inti dengan kapasitas 1 Ton Inti/Jam/Buah. Sebuah Conveyor dipasang pada bagian
atas Silo. Silo dilengkapi dengan pelat Baffle, Deflector, Kipas, Pemanas Udara dan alat pengawas
yang diberi kisi-kisi.
5.7.Sistem Winnowing
Inti setelah keluar dari Silo, dibawa dengan Celt Conveyor ke sistem Winnowing untuk
dibersihkan dari sisa ampas/serat dan cangkang halus. Secara Pneumatis Inti bersih dibawa ke Silo
pengarungan atau penimbunan.
5.8.Mesin Pengarung dan Penimbun Barang
Di atas Mesin Penimbun ditempatkan sebuah Silo Inti bersih, dan setelah itu dimasukkan ke
karung goni lalu goni dijahit.
5.9.Timbunan Biji
Inti dapat juga ditimbun dalam bentuk Bulk. Timbunan Biji disimpan dalam 4 buah Bin
berkapasitas 120 Ton/Buah (4 hari produksi). Silo ini dilengkapi dengan alat Pengembus Udara,
Ventilasi, Conveyor dan Tangga.
5.10. Timbunan Cangkang
Cangkang dikeluarkan dari Conveyor Cangkang lalu disimpan pada bin berkapasitas 50 M 3 per
buah. Bin terpasang di atas rangka besi dan dilengkapi 2 pintu pengeluaran, 1 pintu ke Conveyor
Ampas/Cangkang dan 1 pintu lagi ke Truck pengumpul di bawah Bin.
SILO ( Kernel Silo, Nut Silo)
Alat in imirip seperti tangki sebagai wadah pemampungan sementara kernel
maupun Nut sebelum dilakukan proses selanjutnya.Terkadang dalam Silo
ini di alirkan hawapanas untuk menjaga mutu dari bahan tersebut.
Keterangan: Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Kernel Station

6. WATER SUPPLY (SUMBER AIR)

6.1.Stasiun Pompa Air


Kamar pompa mempunyai 4 buah pompa listrik (2 buah untuk cadangan) kapasitas 150
M3/Jam/Buah dilengkapi dengan pipa pengeluaran air ke Tangki Air.
6.2.Pembersihan Air
Kotoran air diendapkan pada Clarifier 30 M 3 dan diendapkan pada Bak Dekantasi volume 100
M3 dengan bantuan bahan kimia Aluminium Sulfat. Peralatannya dilengkapi dengan alat-alat
pembersih seperti Pompa Dosis, Pipa, Katup dan lain sebagainya.

6.3.Tangki Air Bersih Kapasitas 2 x 30 M3


6.4.Pembagian Air
Pipa-pipa untuk menyalurkan air ke pabrik

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Thermal deaerator Platform


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Anion Cation

7. STEAM BOILER
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa sawit.
Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk
mengolah kelapa sawit. disini kita akan membahas sedikit tentang ketel uap yang digunakan dalam
pabrik kelapa sawit
Sebelum kita membahas ketel uap yang digunakan dipabrik kelapa sawit. ada baiknya kalau kita
mengetahui dahulu apa itu ketel uap dan berfungsi sebagai apa.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi Uap dengan cara
pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran bahan bakar
pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang
membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini adalah turbin uap dimana
sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di
pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan
distasiun pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus sesuai
dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena jika tidak akan mengganggu proses
pengolahan dipabrik kelapa sawit.

Gambar sirkulasi air pada pipa ketel uap


7.1.Bahan Bakar Ketel Uap
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan/dibutuhkan maka
dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari
pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna
didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api
Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, Adapaun alasan mengapa
digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :
1. Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.
2. Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak digunakan.
3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk menghasilkan panas
yang dibutuhkan.
4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit.
5. Harga lebih ekonomis.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk seperti batok
kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang diselubungi oleh
serabut.
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon (C),
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang terkandung pada
cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya., bahan bakar cangkang ini setelah
mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya
udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar.
Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses
pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang digunakan
sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah.karena cangkang apabila dibakar akan mengeluarkan panas
yan besar.
Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila telah mengalami
proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua dari buah kelapa sawit
setelah kulit buah kelapa sawit.didalam serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO terkandung.
Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh cangkang, oleh
karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.disamping serabut lebih cepat habis
menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses
pembakaran karena dapat menghambat proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu
hasil pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,disamping
mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu keluar untuk abu dan arang) akibat
terjadinya penumpukan yang berlebihan.
Tabel dibawah ini menunjukkan komposisi unsur yang ada pada serabut dan cangkang.

Tabel.1. Komposisi Bahan Bakar


Nama Unsur Serabut Cangkang
Carbon (C) 40,15 61,34
Hidrogen (H2) 4,25 3,25
Oksigen (O2) 30,12 31,16
Nitrogen (N2) 22,29 2,45
Abu (A) 3,19 1,8

Gambar Serabut kelapa sawit

Gambar cangkang sawit


Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap dengan kapasitas uap
20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik
kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS/jam.

Gambar Boiler yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit


Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang
menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai
pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan
TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagia yaitu : ketel pipa air dan ketel pipa api. ketel yang
digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air. maksudnya adalah air berada didalam pipa
dipanaskan oleh api yang berada diluar pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah dengan :
- kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS
- Jadi untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam
Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada masing-masing
ketel uap.
Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Kapasitas Uap : 20 Ton/jam
2. Temperatur Uap : 280 C
3. Tekanan Uap : 20 kg/cm2
4. Temperatur air umpan : 90 C
5. Effisiensi Ketel Uap : 75 %
6. Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25% cangkang.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Boiler

1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler) diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan
kapasitas 20.000 kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan
“Superheated Steam” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kg/cm².
Pada waktu mulai mengadakan “Pengeringan (Drying Out)” ketel waktu pertama kali bahan bakar
(kayu).

8. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PKS


8.1.TURBIN UAP
Sebagai pembangkit listrik utama untuk menggerakkan seluruh peralatan
pengolahan kelapa sawit, penerangan PKS, dan untuk penerangan domestik.
Tujuan utama pemakaian turbin adalah untuk menekan biaya operasional, karena
turbin digerakkan oleh boiler dan tidak memakai bahan bakar solar ataupun bensin.
8.2.GENSET DIESEL
Fungsi genset diesel di PKS adalah
1. Sebagai engine cadangan untuk melakukan start awal pengolahan dalam pengoperasian boiler
sebelum turbin beroperasi.
2. Membantu meringankan beban pada saat tekanan boiler turun.
3. Menampung beban pengolahan pada akhir proses dimana turbin akan stop.

8.3.BOILER
Suatu pesawat uap yang dibuat untuk dapat menghasilkan uap
Fungsi boiler di PKS adalah penghasil uap yang digunakan sebagai
o Penggerak utama turbin uap
o Perebusan TBS dalam strelizer
o Pemanas minyak dan pengeringan nut atau kernel

1. JENIS BOILER
Berdasarkan tekanan boiler
1. Boiler tekanan rendah ( < 5 kg/ cm2 )
2. Boiler tekanan sedang ( 5 – 32 kg/ cm2 )
3. Boiler tekanan tinggi ( > 32 kg/ cm2 )
Berdasarkan typenya
1. Boiler pipa air
Air yang dijadikan uap didalam pipa, dan api yang memanasi dibagian luar pipa.
2. Boiler pipa api
Api berada dalam pipa akan memanaskan air dibagian luarnya menjadi steam.
1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW dan 2 (dua) unit diesel generator set 350 KW (400
KVA) dan 200 KW merupakan design yang di berikan untuk start up/shut down boiler gensetnya
buatan Inggris. Turbin memakai buatan USA. Namun selama pembangunan proyek Genset yang 200
KW akan kami pakai dahulu untuk bekerja dan setelah proyek selesai akan dipakai untuk maintenance
pabrik.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Steam Turbin Generator

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Back Pressure Vessel


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Generator Set

9. PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)


Yang perlu diperhatikan adalah memasang dan menyediakan cooling tower, pompa
recirculation, surface aerator dan pipa-pipa dari PVC (Leaflet terlampir).
Pembuatan kolam-kolam di Effluent Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan
parit-parit menjadi tanggung jawab Pemilik. Akan ada limbah 8 (delapan) kolamyaitumasing-masing
untuk :

9.1. Kolam Pendingin ( Cooling Pond )


2 ( dua ) unit Kolam Pendingin yang akan berfungsi juga untuk dapat melakukan pengutipan
minyak apabila terjadi kandungan minyak pada limbah tampak terlihat .
Kolam pendingin dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan
kedalaman 4.000 mm (finish level), dinding kolam dibuat miring 1:1 ( 45 derajat ) dan dilapisi
pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat
dengan landasan pasangan batu.
Pekerjaan penggalian tanah untuk kolam pendingin ini akan ditunjukkan lay out di site pada posisi
yang kontour tanah yang tinggi supaya dapat memungkinkan proses selanjutnya dari kolam pendingin
ke kolam berikutnya dengan cara aliran gravitasi.
Pengeluaran limbah cair yang sudah turun temperaturnya dengan pipa HDPE diameter 300 mm
dialirkan ke kolam pembiakan bakteri/mixing pond, valve yang digunakan adalah stainless steel ball
valve.

9.2. Kolam Pembiakan Bakteri ( Mixing Pond )


3 ( tiga ) unit Kolam Pembiakan Bakteri ( mixing pond ) dibuat dengan ukuran 22.000 mm X
22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm ( finish level ), dinding kolam
dibuat miring 1: 1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal
200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu. Pada kolam ini pH
akan terkoreksi dari 4,2 akan menjadi 5,5 s/d 6.
Hal ini dilakukan pada waktu pertama kali effluent treatment dijalankan selanjutnya menaikkan pH
dapat dilakukan dengan daur ulang ( sirkulasi ) cairan yang sudah matang dimana pH-nya sudah diatas
kurang lebih 6.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam
pendingin sekurangnya 3.000 mm ( perbedaan kontour ) sehingga dapat memungkinkan aliran
gravitasi . Untuk tahap pertama pabrik kapasitas 30 ton TBS per jam hanya dibuat kolam 2 unit saja,
tetapi area level tanah disini dibuat untuk memungkinkan menjadi 4 kolam pada saat pengembangan
kapasitas pabrik menjadi 60 ton TBS per jam.

9.3. Kolam Anaerobic ( Anaerobic Pond )


2 ( dua ) unit Kolam Anaerobic primer dengan bentuk bulat lingkaran, ukuran bibir atas
kolam adalah 44.000 mm diameter dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 5.000 mm.
Dinding kolam dilapisi dengan pasangan batu ukuran minmal 200 mm, kemiringan dinding adalah 1:
1 ( 45 derajat ), lantai dasar kolam dilapisi dengan pasangan batu.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam mixing
sekurangnya adalah 3.500 mm, karena untuk dapat memungkinkan aliran proses effluent treatment
dengan aliran gravitasi.
Aliran gravitasi dari kolam mixing ke kolam anaerobic ini dengan menggunakan pipa HDPE diameter
300 mm dan valve jenis sounder yang digunakan.
Untuk proses sirkulasi umpan bakeri aktif ke kolam mixing ( back mixing ) dengan menggunakan
pompa type centrifugal pump ( 2 unit ) dengan kapasitas minimal 40 m 3 per jam, pipa yang digunakan
adalah pipa HDPE diameter 152 mm.

9.4. Kolam Pengendapan ( contact pond )


2 ( dua ) unit Kolam pengendapan ( contact pond ) yang berfungsi untuk mengendapan solid
terbawa cairan dari kolam anaerobic. Kolam ini dibuat dengan ukuran 18.000 mm X 18.000 mm
dengan kedalaman 3.000 mm, dimana dinding kolam dibuat miring dan dilapisi pasangan batu (rip–
rap) ukuran batu 200 mm, perbandingan kemiringan adalah 1 : 1 ( 45 derajat ).
Elevasi tanah area ini dibuat lebih rendah dari elevasi tanah area kolam anaerobic tidak kurang dari
1.500 mm, hal ini untuk pengeluaran aliran limbah yang diproses di kolam anaerobic dapat dialirkan
secara overflow.
Dua unit kolam pengendap ini bekerja secara seri yaitu aliran overflow dari kolam anaerobic akan
masuk dulu ke kolam pengendapan no 1 dan dari kolam pengendapan no 1 akan overflow ke kolam
pengendapan no 2 . Diantara dua unit kolam ini disediakan 2 unit pompa jenis slury pump untuk
digunakan mengembalikan endapan solid kembali ke kolam anaerobic.
Jenis pompa dengan kapasitas tidak kurang dari 40 m 3 dan pipa yang digunakan untuk mengembalikan
solid dengan pipa HDPE diameter 152 mm dan sounder valve yang digunakan.
Sedangkan pengeluaran aliran cairan dari kolam pengendapan no 2 ke kolam selanjutnya dengan
aliran overflow.

9.5. Kolam Aerasi ( areasi pond )


1 ( satu ) unit Kolam Aerasi dipakai untuk memperkaya cairan limbah dengan oksigen dan
membunuh bakteri anaerob.
Kolam tanah ini dibuat dengan kedalaman tidak kurang dari 3.000 mm dan panjang 150.000 X lebar
tidak kurang dari 50.000 mm, dinding kolam dibuat dengan kemiringan 1: 1 ( 45 derajat ).
Untuk memperkaya pemasukan oksigen terhadap cairan limbah ini, maka di kolam ini
dilengkapidengan 3 unit Arerator system 3Kw.
Elevasi tanah area kolam ini dibuat lebih rendah dari area kolam pengendapan ( contact pond ), karena
aliran yang diharapkan adalah dengan overflow.

9.6. Kolam Pelepasan


Satu ( 1 ) unit Kolam pelepasan dipakai untuk memberikan kesempatan perbaikan pH
sebelum limbah dilepaskan keluar.
Kolam tanah ini dibuat dangkal dengan isi 3.000 m3 dan kedalaman 2 m.
Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air limbah, selanjutnya cairan dibuang ke sungai
dengan cara over flow, dan dilengkapi dengan basculator untuk perhitungan debit pembuangan
limbah.

10. WATER RESERVOIR (WADUK)


Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung
air + 30.000 M3, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan air. Untuk pabrik kapasitas 30
– 60 Ton TBS per jam diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari
kerja, berarti cukup menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Waduk


BAB III
KESIMPULAN
 Pada intinya proses pengolahan untuk semua pabrik kelapa sawit sama. Namun seiring
dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing
stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.
 .Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di
stasiun penerimaan TBS.
 Lori buah adalah komponen Pabrik Kelapa sawit ( PKS) yang berfungsi sebagai wadah
tandan buah seger ( TBS) yang nantinya dimasukkan kedalam Sterilizer untuk dilakukan
proses perebusan ( masak) .
 Setiap Pabrik Kelapa Sawit harus mempunyai bebarapa stasiun sebagai berikut :
1. PENERIMAAN TBS & STERILISASI
2. STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)
3. STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)
4. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)
5. STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)
6. WATER SUPPLY
7. STEAM BOILER
8. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK (POWER PLANT STATION)
9. PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
10. PEKERJAAN LISTRIK
11. WATER RESERVOIR (WADUK)
 JENIS BOILER
Berdasarkan tekanan boiler Berdasarkan typenya
1. Boiler tekanan rendah ( < 5 kg/ cm2 ) 1. Boiler pipa air
2. Boiler tekanan sedang ( 5 – 32 kg/ cm2 ) 2. Boiler pipa api
3. Boiler tekanan tinggi ( > 32 kg/ cm2 )

Anda mungkin juga menyukai